LOGINKeisha Elara Daphne merasa sangat gembira saat menyambut ulang tahun kedelapan hubungannya dengan pacar sekaligus kekasih masa kecilnya, Daffa Satya Wicaksana. Namun, hati Keisha tiba-tiba hancur berkeping-keping saat Daffa memutuskan hubungan tanpa alasan. Keisha juga menyadari bahwa Daffa meninggalkannya hanya demi wanita lain—seseorang dari keluarga kaya. Karena tak tahan dikhianati, Keisha menghilang tanpa jejak. Enam tahun kemudian, Keisha kembali sebagai pengacara ternama dan berusaha membalas dendam terhadap mereka yang telah menyakitinya. Dalam upayanya untuk membalas dendam, rahasia terungkap dan perasaan lama kembali bersemi. Akankah Keisha melanjutkan jalan balas dendamnya atau akankah ia memberi Daffa kesempatan kedua?
View More[Jika kamu mau bertemu dengan pacarmu, pergilah ke Hotel Wicaksana Horizon malam ini juga!!]
Keisha Elara Daphne menyipitkan matanya saat ia melirik layar ponselnya yang menyala, lalu membaca pesan yang baru saja diterimanya dari nomor tak dikenal. Ia mengerutkan alisnya, bertanya-tanya ada apa. Sedang pacarnya, Daffa Satya Wicaksana, tidak menghubunginya hari itu meskipun itu adalah ulang tahun jadian mereka yang ke-delapan tahun. Setelah mencoba menelepon Daffa beberapa kali, Keisha akhirnya menyerah ketika teleponnya mengarahkan panggilan ke pesan suara untuk kesekian kalinya. Saat melihat kembali pesan yang baru saja diterimanya, jantung Keisha berdebar kencang. ‘Mungkinkah Daffa telah merencanakan kejutan untukku? Makanya dia mengirim pesan padaku dari nomor yang tidak dikenal?’ Batinnya menerka. Keisha tidak dapat menahan dirinya untuk tidak membayangkan dengan penuh harap. Dengan perasaan senang, Keisha bergegas bersiap-siap untuk janji pertemuan dengan Daffa. Dengan jantung yang berdebar-debar penuh kegembiraan, Keisha mengambil waktu untuk berdandan agar terlihat cantik dan memukau untuk malam ini. Karena ia dan Daffa sudah menjalin hubungan selama delapan tahun, Keisha mengira Daffa akan melamarnya hari ini. Keisha mengenakan gaun pendek berkilau yang pas di tubuhnya. Ia ingin tampil cantik untuk kamera tersembunyi yang akan memotret mereka saat Daffa berlutut dan meminta Keisha untuk menikah dengannya. Sebuah senyuman kecil muncul dari bibir Keisha saat ia membayangkan momen indah itu, dan hatinya semakin berdetak cepat seperti kuda yang berlari kencang. ‘Aku akan bertunangan dengan cinta sejatiku malam ini,’ bisiknya dalam hati sambil memoles lipstik warna nude pada bibirnya yang montok. Keisha dan Daffa adalah generasi yang sama. Keduanya berusia dua puluh enam tahun dan Daffa sebentar lagi akan menjadi CEO Wicaksana Corp, perusahaan milik keluarganya. Meskipun Keisha belum mencapai banyak hal, tapi ia sudah bekerja di sebuah perusahaan tertentu sebagai asisten administrasi. Keisha tidak ingin bekerja di perusahaan yang sama dengan Daffa. Meskipun mereka berasal dari kelas sosial yang berbeda dan memiliki kesenjangan yang besar, Daffa selalu bersikap baik pada Keisha dan tidak pernah mempermasalahkan kesenjangan sosial di antara mereka seperti orang kaya lainnya. Beberapa menit kemudian, suara hak sepatu Keisha berdenting di lantai marmer Hotel Wicaksana Horizon. Hatinya berdebar kencang dan perutnya terasa kencang karena gugup saat ia mendekati ballroom. Meski harus menunggu lama, Keisha tetap gugup membayangkan Daffa akan melamarnya malam ini. Drrt!! Ponselnya berdering lagi dan Keisha menerima pesan dari nomor yang sama. [Langsung ke Ballroom!!] Kata-kata itu semakin memperkuat dugaan Keisha. Sepertinya Daffa memang akan mengejutkannya di depan banyak orang malam ini. Keisha bisa mendengar musik lembut yang mengalun dan bisikan-bisikan yang menandakan berbagai orang sedang terlibat dalam percakapan yang berbeda-beda. Sesampainya di pintu utama aula, Keisha menarik napas dalam-dalam, jantungnya berdebar tak menentu. Ia mendorong pintu dengan pelan hingga terbuka, jantungnya tak berhenti berdebar-debar. Ia berharap melihat Daffa menunggunya di balik pintu, sambil memegang bunga. Keisha tersenyum, berharap, begitu ia membuka pintu, ia akan melihat Daffa berlutut dengan satu kaki lalu melamarnya. Namun, senyum Keisha memudar setelah melihat pemandangan di depannya. Di tengah-tengah ballroom, Daffa merangkul seorang wanita sambil bergoyang mengikuti alunan musik cinta yang lembut. Sorot lampu menyoroti mereka, menyinari wajah mereka saat mereka saling menatap mata. Daffa Satya Wicaksana tampak begitu tampan dan menawan, tinggi badannya yang sekitar 180 cm semakin memikat di atas panggung. Rambut cokelat keemasannya tampak semakin menawan dalam cahaya yang menyinarinya. Rahangnya yang tajam bagaikan berlian, dan janggut tipisnya memberinya tampilan yang maskulin. Mata birunya menatap wanita yang sedang berdansa dengannya, seolah-olah Daffa sedang membisikkan sesuatu pada wanita itu. Keduanya tampak begitu memukau di lantai dansa dan menjadi pusat perhatian. Banyak wanita mengagumi Daffa saat ia berdansa dengan anggun, berharap merekalah yang berdansa dengannya. Adegan itu tampak seperti adegan dari film dongeng, di mana seorang Putri bertemu dengan Pangerannya. Dunia Keisha seolah-olah berhenti berputar. Nafasnya tercekat. Ia merasa seperti di tampar keras oleh kenyataan yang tidak pernah ia bayangkan. Lebih sakit lagi saat Keisha mengenali wanita yang berada dalam pelukan kekasihnya. Wanita itu adalah Adeeva Afsheen, putri salah satu pria terkaya di Kota, dan wanita itu juga termasuk pengagum Daffa. Keisha tidak tahu berapa lama ia akan berdiri di sana, menatap mereka dalam kebisuan yang menyakitkan. Perlahan, suasana yang tadinya ramai mulai meredup. Beberapa orang berbisik dengan takjub saat melihat kemesraan Daffa dan Adeeva yang sama-sama tampan dan cantik, benar-benar pasangan yang serasi. Beberapa lainnya hanya menatap Keisha dengan ekspresi penuh simpati. Keisha tak kuasa menahan diri untuk tidak mendengarkan bisikan-bisikan yang terdengar di ballroom. “Mereka terlihat sangat cocok, Tuan Wicaksana. Anda telah membuat pilihan yang tepat.” Ucap seseorang dengan wajah berseri-seri. Tuan Wicaksana mengangguk dan tersenyum, “Benar, Nona Adeeva setara dengan status sosial Daffa. Hanya dialah yang bisa berdiri berdampingan dengan Daffa.” Ujarnya. “Menurutmu, Daffa akan mengumumkan pertunangan mereka malam ini? Aku dengar Daffa akan mengambil alih posisi CEO dari Ayahnya.” Bisik seseorang yang tepat di dekat Keisha. Keisha semakin tak percaya. Ada apa ini? Namun, ditengah rasa bingungnya, ia berusaha tenang, hanya Daffa yang bisa menjawab semua pertanyaannya. Ia juga tak bisa berasumsi begitu saja. Bagaimana jika itu hanya hal bisnis? Tapi bagaimanapun juga, ia tak bisa menghilangkan firasat buruk yang terus mengganjal di hatinya. Tak lama kemudian, lagu itu berakhir dan Daffa serta Adeeva menghentikan tarian mereka. Para penonton bertepuk tangan dan sorak-sorai menggema di seluruh ruangan. Mata Daffa bertemu pandang dengan mata Keisha. Wajah pria itu tak menunjukkan rasa peduli apa pun saat dia mengalihkan pandangannya tanpa sekalipun tersenyum pada Keisha. Sikapnya terlihat acuh tak acuh. Keisha tertegun. Perutnya terasa melilit dan berputar-putar. ‘Apa dia baru saja mengabaikanku? Apa yang sebenarnya terjadi?’ Keisha berusaha menelan saliva yang perlahan menggumpal di tenggorokannya, Keisha berpikir mungkin Daffa tidak melihatnya. Lagi pula, ada banyak orang di sana. Sebelum Keisha sempat melangkah maju, seseorang tiba-tiba bertanya pada Daffa, “Apakah Anda dan Miss Adeeva sekarang menjadi pasangan, Tuan Daffa??” Keheningan yang menyelimuti ruangan itu membuat Keisha menahan napas. Daffa tidak menjawab pertanyaan, tetapi jawaban Adeeva membuat hati Keisha hancur lebur. “Ya, aku dan Daffa memang pasangan!!” jawab Adeeva Afsheen penuh percaya diri dengan senyuman yang merekah. Keisha membeku di tempatnya. Matanya terbelalak dan mulutnya menganga, membuat tenggorokannya terasa kering. Ia tidak menyangka akan mendengar kabar kekasihnya berkencan dengan wanita lain malam ini... Astaga, ia bahkan tidak tahu bahwa Daffa sudah punya orang lain! Dan bodohnya, ia mengira kekasihnya itu memanggilnya untuk memberi kejutan... Ini memang kejutan, tapi bukan kejutan yang Keisha harapkan. Jantung Keisha kembali berdebar kencang saat Adeeva melingkarkan lengannya di lengan Daffa dan berseru, “Daffa, lihat! Itu Keisha! Ayo kita sapa.” Ucap Adeeva tersenyum. Ketika mereka berjalan mendekati Keisha, Adeeva berkata, “Hai, Keisha. Senang bertemu denganmu di sini.” Adeeva melepaskan lengannya dari lengan Daffa dan kembali berkata, “Sayang, aku tau kamu dan Keisha punya sesuatu untuk dibicarakan... Aku akan mengurus para tamu. Sampai jumpa nanti.” Setelah mengucapkan kata-kata itu, Adeeva memunggungi Daffa dan melirik Keisha dengan tatapan menghina dan menantang. Keisha mengerutkan alisnya, bertanya-tanya ada apa ini semua?Tak mau membuang waktu, Keisha bergegas menuju salah satu lift dan kembali ke ruang konferensi. Debaran jantungnya yang hebat memekakkan telinga. Bagaimana jika keluarga Wicaksana berniat untuk mengambil putri kecil perempuannya?Saat Keisha mendorong pintu ruang konferensi, ia seketika panik saat melihat Mayra berada dalam gendongan pria itu. Keisha khawatir Daffa akan mengenali Mayra, Keisha segera turun tangan dan mengambil putrinya kembali.Wajah Keisha terlihat marah dan penuh emosi. Namun, jauh di lubuk hatinya, jantungnya berdebar kencang. Kebetulan macam apa ini? Bagaimana mungkin Daffa bertemu Mayra tepat setelah ia datang ke perusahaan?Ia tidak ingin Daffa tahu tentang Mayra. Sama sekali! Putrinya hanya miliknya!Pertanyaan Daffa awalnya tidak terpikirkan. Ia berusaha mencari cara untuk pergi tanpa membuat pria itu curiga.“Semuanya, keluar!!” perintah Daffa dengan gigi terkatup sambil melirik wanita yang telah ia dambakan selama bertahun-tahun. Kali ini, udara di sekitar
Keisha melipat bibirnya menjadi garis tipis dan mengabaikan ucapan Daffa. Ia kembali memperhatikan berkas-berkas di tangannya dan terus memeriksanya.Sebuah pikiran tiba-tiba terlintas di benak Daffa. Ia melirik Felix Brooks dan mengusulkan, “Karena rapat sudah selesai, bagaimana kalau aku mentraktir timmu makan siang?”Hanya itu cara agar ia bisa berinteraksi dengan Keisha lebih lama karena Keisha tetap bersikeras mengabaikan keberadaannya.Felix yang dahinya berbintik-bintik keringat menghela napas lega ketika miliarder itu tidak tersinggung dengan kekasaran karyawannya. Felix tersenyum senang dan menjawab dengan antusias, “Suatu kehormatan untuk kami, Tuan Daffa.”Mereka mulai berdiri ketika Keisha tiba-tiba menerima telepon.“Apa?!!” Sikap tenang Keisha tiba-tiba berubah ketika ia menjawab telepon di ponselnya. Ia terlihat sangat panik saat ia bergegas keluar dari ruang konferensi.Melihat reaksi Keisha, alis Daffa berkerut. Karena penasaran, ia pun mengikuti Keisha, alisnya terus
Mata Daffa sedikit melebar, jantungnya berdebar kencang di tulang rusuknya saat ia melirik wanita cantik di hadapannya. Itu benar-benar dia... Keisha Elara Daphne. Gadis yang pergi dan membawa serta hatinya.Rambut hitam legamnya yang halus tergerai, jatuh di bahunya seperti air terjun dan ia mengenakan setelan jas feminin biru tua, terlihat sangat profesional. Keisha terlihat sedikit berbeda dari penampilannya di masa lalu, tetapi itu memang dia. Cinta pertama Daffa dan satu-satunya wanita yang ia inginkan.‘Keisha adalah wanita itu? Ternyata dia pengacara ternama yang dibicarakan semua orang?’ Daffa merenung dalam hati, berusaha pulih dari keterkejutannya.Setelah enam tahun, ia tidak menyangka mereka akan bertemu seperti ini. Daffa membayangkan reuni yang lebih sentimental di mana ia akan menarik Keisha kembali ke dalam pelukannya dan memeluk Keisha erat.“Semuanya, keluar. Saya ingin berbicara dengan Nona Keisha berdua saja!” Titah Daffa, suaranya serak karena emosi yang meluap-lu
ENAM TAHUN KEMUDIAN...“Mommy, apa kita akan tinggal di sini sekarang?”Di bandara Man City, seorang wanita berpakaian setelan profesional feminin berwarna biru tua turun dari pesawat.Tidak hanya memiliki wajah cantik yang memukau, tapi ia juga memancarkan aura kuat, yang memberi kesan bahwa ia bukan tipe orang yang bisa diremehkan.Wanita itu memancarkan keanggunan dan kelembutan, kepercayaan diri terpancar di setiap langkahnya saat sepatu hak tingginya yang runcing berdenting di lantai.Di satu tangan, ia memegang tas desainer dan tangan lainnya menggenggam tangan seorang anak.Seorang gadis kecil yang sangat mirip dengannya berjalan di sampingnya, memandang sekeliling dengan rasa ingin tahu dan kegembiraan yang bersinar di mata hazel hijaunya yang besar.Pipi merahnya dan senyum manisnya menerangi sekitarnya. Ibu dan anak yang cantik itu menarik perhatian orang-orang saat mereka berjalan di bandara, memikat pandangan para pejalan kaki. Wanita itu menatap putrinya dan tersenyum m






Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.