Share

Benang Biru

"Bu Meli, sudah pulang?" tanya Burhan celingukan ke arah kamar dan dapur tiada siapa-siapa.

"Iya, tadi malam pas kamu kerja, mama pulang, rencana mama, mau semingguan di sini. Katanya dua hari lagi, Ilham datang. Makanya, pulang lebih awal. Seingat aku, bukannya Mama Meli bilang enam bulan, ya."

"Mungkin ada sesuatu yang tertinggal, atau urusan lain. Semua bisa saja terjadi, kan."

"Iya, juga sih. Cuma--aneh aja."

"Kamu gak senang Ilham datang?"

"Apa kamu pengen aku senang Ilham datang?" tanya Arini balik, tanpa melihat Burhan.

Burhan diam. Selarik senyum tipis mengembang, raut berlesung yang baru saja menerobos jalan menuju dapur, membuat irama jantungnya bertalu bagai bedug magrib saat Ramadhan tiba.

"Masak apa? tumben! biasanya nunggu dimasakin."

"Menik katanya mau bawa Bu Dena kemari, aku mau sekalian bawa Bu Dena jalan-jalan. Kami mau makan-makan di taman."

"Kok, Menik gak ngasih tau, aku juga gak diajak."

"Eh, kan, diundang spesial sama Nyonya Arini, kok kamu yang protes," jawab
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status