AKIBAT PELIT PADA ANAK ISTRI

AKIBAT PELIT PADA ANAK ISTRI

last updateLast Updated : 2023-04-15
By:  NawankWulanCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel12goodnovel
9.7
29 ratings. 29 reviews
105Chapters
328.5Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Rumah tangga Wita dan Aris tak pernah bahagia karena Aris lebih mementingkan kakak kandung dan keponakannya dibandingkan istri dan anaknya sendiri. Aris memberikan uang bulanan seadanya untuk Wita. Namun selalu mencukupi kebutuhan kakaknya dengan alasan Yulilah yang telah menyekolahkannya hingga sarjana. Padahal uang itu hanya digunakan Yuli untuk foya-foya dengan geng sosialitanya. Bagaimana kisah rumah tangga Aris dan Wita selanjutnya? Apakah Wita tetap bertahan dengan rumah tangganya atau lebih memilih berpisah apalagi setelah dia bertemu kembali dengan Hanan? Cinta pertama Wita yang kini menjadi pemilik perusahaan dimana Aris bekerja. Laki-laki yang ternyata masih menunggu Wita hingga detik ini.

View More

Chapter 1

Bab 1

"Ris, kamu ada uang lima ratus ribu nggak, ya? Mbak butuh banget buat bayar sekolah keponakanmu," ucap Mbak Yuli detik ini. 

Dia sedikit malu-malu sembari menatapku, saat terang-terangan minta uang pada Mas Aris yang tak lain adik semata wayangnya.

 

"Ada kok, Mbak. Kebetulan tadi dapat bonus bulanan dari atasan karena bulan lalu mencapai target penjualan," ucap Mas Aris dengan senyum lebar. Dia memberikan lima lembar uang seratus ribuan itu pada Mbak Yuli tepat di hadapanku.

 

Rasanya sesak itu kembali menyesaki dadaku. Betapa tidak? Beberapa jam lalu aku minta uang pada Mas Aris untuk membelikan Zahra sepatu sekolah namun Mas Aris menolak mentah-mentah. 

 

Dia bilang pemborosan karena sepatu Zahra masih bagus, padahal sepatunya sudah sempit di kaki Zahra. Dari TK A hingga kini kelas satu sekolah dasar belum ganti. Tapi Mas Aris seolah tak peduli, meski kuperlihatkan tumit Zahra lecet-lecet karena sepatu kesempitan. 

 

"Yasudah kalau begitu, Ris. Mbak pulang dulu, langsung mau ke sekolahnya Denis. Terima kasih banyak ya, Ris. Kamu selalu menolong mbak saat kesusahan," pamit Mbak Yuli dengan senyum manisnya. Mas Aris pun mengangguk pelan diakhiri sebuah senyuman. 

 

"Mas! Tega kamu sama anak dan istri sendiri," ucapku begitu kesal saat Mbak Yuli sudah menghilang di tikungan jalan. 

 

"Maksud kamu apa, Wit? Memangnya selama ini kamu aku telantarkan? Makanmu kurang atau apa?" Mas Aris mulai membentak. 

 

"Tadi pagi kamu bilang nggak ada duit karena belum gajian. Tiap kali aku minta duit buat beliin sepatu Zahra kamu selalu bilang pemborosan tapi apa? Tiap kali Mbak Yuli atau Denis minta duit selalu kamu kasih tanpa banyak alasan!" ucapku lagi. Air mataku tak bisa kubendung lagi, mengalir sesukanya ke pipi.

 

"Kamu nggak dengar kalau Mbak Yuli minta duit buat bayar SPP Denis?" Bentak Mas Aris lagi sembari melotot tajam ke arahku. 

 

"Iya sekarang minta uang SPP, tapi minggu lalu Mbak Yuli juga sudah minta uang dua ratus ribu buat beli sepatu dan tas baru. Apa kamu lupa, Mas? Kenapa sangat royal pada ponakan tapi sama anak sendiri terlalu perhitungan? Jelas-jelas sepatu Zahra sudah nggak muat dan bikin kaki lecet tapi tiap mau beli selalu dibilang pemborosan!" Aku bersungut kesal.

 

Mas Aris menghela napas lalu menatapku lekat. 

 

"Aku sudah bilang dari awal sama kamu, kan, Wit! Aku berhutang budi sama Mbak Yuli!" Mas Aris kembali menjawab dengan suara meninggi.

 

"Aku tahu, Mas. Sejak SMP kamu yatim piatu, Mbak Yuli lah yang merawatmu. Dia banting tulang menyekolahkan kamu sampai SMA dengan bekerja sebagai asisten rumah tangga, hingga akhirnya kamu bisa kerja dan kuliah dengan biaya sendiri sampai sarjana. Aku tahu, aku nggak pernah melarangmu balas budi asalkan kamu juga nggak perhitungan sama anak dan istri sendiri," ucapku dengan air mata yang membanjiri pipi. 

 

"Kamu harus hemat, Wit. Jangan boros dan mubadzir. Aku punya duit juga buat jaga-jaga kalau Mbak Yuli sewaktu-waktu membutuhkannya. Apalagi pekerjaan Mas Danu sekarang hanya seorang pelayan restoran dengan gaji pas-pas an. Aku nggak ingin lihat Mbak Yuli dan keponakanku kesusahan," balas Mas Aris lagi. 

 

Selalu begitu alasannya tiap kali berdebat masalah uang dan tabungan. Mas Aris tak pernah memprioritaskan aku dan Zahra, namun begitu mengistimewakan Mbak Yuli dan anaknya.  

Mbak Yuli juga sama saja menyebalkannya. Sengaja memanfaatkan kata balas budi untuk memeras adiknya sendiri. Aku nggak tahu mengapa kakak iparku itu semakin hari semakin berubah. 

Tepatnya sejak Mas Danu diangkat menjadi manager keuangan enam tahun lalu. Mbak Yuli seperti OKB alias orang kaya baru yang mendadak glamor. Tapi puncak kesuksesan Mas Danu sepertinya hanya dua tahun saja karena setelahnya dipecat. Mas Danu ketahuan menggelapkan uang perusahaan hingga di penjara selama tiga tahun dengan denda entah berapa juta. 

 

Sejak itu lah Mbak Yuli mulai mengusik rumah tanggaku dengan alasan balas budi. Balas budi yang terlalu kebablasan, menurutku. Karena setelah Mas Danu ke luar penjara setahun belakangan dan sudah mendapatkan pekerjaan tetap pun, Mbak Yuli tetap memeras keringat adiknya sendiri, hingga detik ini. 

 

"Kamu nggak tahu kan kalau uang dari kamu selama ini dipakai Mbak Yuli buat foya-foya?" ucapku lagi. Brakkk! Mas Aris menggebrak meja. 

 

"Jangan ngomong sembarangan kamu, Wit. Mbak Yuli nggak mungkin seperti itu. Dia selalu berpenampilan sederhana sedari dulu. Lihat saja kalau ke sini, selalu pakai daster biasa." 

 

"Kamu nggak percaya, Mas? Memangnya nggak pernah lihat media sosialnya?" 

 

"Sudah. Sudah. Aku nggak mau dengar kamu jelek-jelekkan Mbak Yuli, Wit. Baru delapan tahun kamu mengenal pribadi Mbak Yuli, sudah sok tahu tentangnya. Aku sudah bersamanya selama 32 tahun, Wita!" 

 

Kuhembuskan napas panjang seraya mengucap istighfar. 

 

"Kamu minta duit buat beli sepatu Zahra, kan? Nih aku kasih seratus ribu. Sampai kapan pun aku nggak akan pernah rela kamu menjelek-jelekkan Mbak Yuli. Aku yang jauh lebih paham karakter dia seperti apa dibandingkan kamu! Kalau kamu begini terus, Wit. Lama-lama aku bosan sama kamu!" Bentak Mas Aris lagi. 

 

Kuucap istighfar dalam hati. Apa maksud ucapan Mas Aris ini? Bisa-bisanya dia bilang bosan, padahal yang kukatakan memang benar! Kupejamkan mata beberapa detik lalu membukanya perlahan. Menatap wajah Mas Aris beberapa saat, berusaha untuk menyelami hatinya. 

 

Semakin hari kurasakan perbedaan dalam dirinya. Entah lah, aku dan dia terasa semakin jauh. Dia sibuk dengan dunianya sendiri, tanpa pernah peduli bagaimana keadaan istri dan anaknya. 

 

"Ambil uangmu, Mas. Aku sudah nggak membutuhkannya lagi," ucapku lirih, menahan sesak di dada. Kulirik wajah Mas Aris begitu kaget, seolah tak percaya apa yang didengarnya. 

 

"Ambil saja uangmu, jika memang kamu tak ikhlas memberikannya padaku," ucapku lagi sembari meninggalkannya sendiri. 

 

"Jangan belagu kamu, Wita! Dikasih uang suami sendiri ditolak tapi koar-koar nggak diurusi suami!" 

 

Aku tak peduli teriakan suami dari ruang keluarga. Gegas ke kamar dan menumpahkan segala rasa di sana. Pikiranku melayang pada Zahra-- anak semata wayang kami yang kadang iri pada Annisa karena dia sering gonta-ganti tas dan sepatu. Sementara Zahra baru sekali kubelikan tas dan sepatu sejak dia TK A dulu. 

Annisa adalah anak kedua Mbak Yuli yang satu kelas dengan Zahra, bahkan satu bangku di kelas satu ini. Zahra seringkali komplen, kenapa Annisa sering dibelikan peralatan sekolah sama bapaknya, sementara dia sendiri jarang ganti peralatan sekolah. Jika minta pun pasti dibilang mubadzir dan pemborosan. 

"Kalau kamu nggak mau menerima uang ini, jangan harap aku memberimu uang lagi!" Mas Aris menutup pintu dengan kasar. Aku tak peduli. Biar saja dia hidup sesukanya. Lebih baik tak dapat apa-apa jika dia tak ikhlas memberikannya. 

 

Aku harus bersabar hingga seminggu lagi, karena tanggal 22 nanti aku mendapat gaji dari youtube untuk pertama kali. Akan kubuktikan pada Mas Aris, aku bisa hidup mandiri tanpa uang darinya. 

 

💕💕💕

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

10
93%(27)
9
0%(0)
8
0%(0)
7
3%(1)
6
0%(0)
5
0%(0)
4
3%(1)
3
0%(0)
2
0%(0)
1
0%(0)
9.7 / 10.0
29 ratings · 29 reviews
Write a review
user avatar
Piemar
seru ceritanya
2024-06-15 16:48:26
0
user avatar
Jingga Amelia
semangat thor ...️...️
2023-04-12 14:57:09
0
user avatar
TrianaR
semangaaaat, lanjut thor
2023-04-12 13:34:36
0
user avatar
ananda zhia
bagus banget , sukaaa.. lanjut thor
2023-04-12 13:23:39
0
user avatar
ERIA YURIKA
keren banget
2023-04-12 12:25:26
0
user avatar
Ani Yatul Bahriyah
maaf sy kecewa cerita nya gantung ...
2023-04-09 02:10:43
1
user avatar
Yenita Siregar
gantung bgt cerita nya,.. lg sakit ya thor???
2022-12-11 07:36:17
1
user avatar
Jam Anah
jalan ceritanya seru
2022-09-17 10:01:55
1
user avatar
Nanik Zulaika
pada bab 63 dan strusnya kok hanan jadi hasan,gimana nih penulis .....
2022-08-23 18:43:45
1
user avatar
dtyas
author, mampir nih. ceritanya menarik, ditunggu kelanjutannya
2022-06-29 11:27:06
1
user avatar
Adibah Aluminium
cukup bagus ceritanya dan kita bisa ambil hikmah dari segi positifnya
2022-06-25 00:07:38
1
user avatar
Herly Rasyid
cerita yg sgt bagus suka sosok wita walau teraniaya tp bisa membela diri
2022-06-23 18:17:44
1
user avatar
Lia Octavia
lanjut dong...........
2022-06-23 17:54:25
2
user avatar
miss calla
Lanjut dong thor
2022-06-21 13:43:48
3
user avatar
Artri Novie
ceritanya realeta banget... seru bacanya..tapi harus pake koin......
2022-06-20 09:50:22
1
  • 1
  • 2
105 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status