Share

Bab 6

Author: NataJungie
last update Last Updated: 2023-01-28 18:57:34

Pada saat itu, Juan hanya mampu duduk seorang diri di sudut restoran yang ramai, tempat di mana Aleena bekerja sebagai pelayan. Aleena mengikat rambutnya yang indah, hingga leher jenjang nan putih itu nampak begitu jelas. Beberapa kali gadis itu tersenyum pada setiap pelanggan yang datang hanya untuk sekedar menyapa. Juan masih memperhatikan Aleena dari jauh, seperti orang dungu yang hanya mampu terdiam tanpa berkeinginan untuk menunjukkan eksistensinya.

Juan takut Aleena menjauh dari pandangan matanya.

"Aleena, tolong antarkan pesanan ini ke meja nomor 17!" Suara nyaring milik rekan kerjanya menyadarkan keterpanahan Juan akan keindahan Aleena. dan untuk kesekian kali Juan harus rela kehilangan sosok Aleena yang hilang ditelan kerumunan.

"Apa tidak masalah aku memainkan karakter seperti itu?" tanya Aleena pada Juan. Pria itu membuka kedua kelopak matanya, dia baru saja mengingat kilasan masa lalu antara dirinya dan Aleena. Juan menoleh pada Aleena, ia kemudian mengangguk tipis. "Semua tidak ada urusannya denganku." balasnya pelan.

Aleena terdiam mendengarnya.

"Seperti yang aku jelaskan padamu di awal, bukan? Hubungan kita hanya sebatas saling menguntungkan." lanjutnya lagi. Aleena masih bungkam, saat mendengar kalimat tersebut keluar dari mulut Juan, jujur saja hatinya bagai tercubit.

Aleena menundukkan wajahnya sebentar, lalu kembali mendongak untuk menatap Juan. "Aku mengerti," jawabnya pelan.

Pria itu tersenyum tipis, ia kembali menyandarkan kepalanya pada sandaran sofa di kamar Aleena. Ia menoleh menatap wajah Aleena yang nampak murung.

"Aleena." panggil Juan. Wanita itu segera menoleh. "Kau bisa memijat?" tanya Juan datar, sementara sebelah tangannya hinggap di sisi kepala Aleena dan mempermainkan helaian rambut milik wanita itu.

Aleena cukup terkesima mendengarnya, dan tanpa sadar kepalanya mengangguk singkat.

.

Juan duduk bersila dengan membelakangi Aleena, sementara itu di samping Aleena telah tersedia massage oil dengan aroma terapi yang menenangkan.

Secara perlahan tangan Aleena membuka tiap kancing pada kemeja Juan. dan dengan hati-hati dirinya pun melepaskan kemeja yang menutupi tubuh atletis sang pria.

Aleena menelan saliva nya secara paksa, kini di depannya terpampang jelas punggung berotot milik Juan. Kulit tannya yang eksotik, atau susunan bicep dan triceps yang memperjelas betapa kekarnya sepasang lengan itu.

Aleena menyentuhnya, lalu menekan tiap bagian otot di punggung itu dengan penuh kehati-hatian. Darahnya berdesir hebat tatkala penciumannya dihadiahi aroma tubuh pria itu yang mulai akrab di hidungnya.

Elusannya merambat pada bahu Juan yang lebar dan tegap, lalu turun menyusuri lengan pria itu. Semua terasa sempurna di telapak tangannya, dan hal itu bisa mengguncang kewarasannya yang kian menipis.

"Kamu sering berolah raga?" tanya Aleena memecah keheningan, sebelum itu dirinya telah menyuruh Juan untuk tengkurap. Wanita itu mengoleskan minyak pijit pada bahu dan punggung Juan sedikit demi sedikit. "Tidak sering, tapi cukup rutin." jawabnya pelan dan datar seolah-olah tubuhnya tidak mendapat reaksi apapun saat disentuh oleh Aleena.

Aleena tersenyum tipis, pantas saja tubuh Juan bagus meski usianya hampir menginjak kepala empat.

"Maaf, sejujurnya aku tidak terlalu ahli dalam hal ini." ucap Jiwoo merasa tidak enak hati karena melakukan pijatan tanpa pengetahuan. "Aku cukup nyaman." balas Juan singkat. Aleena kembali tersenyum, dan kali ini dirinya benar-benar memusatkan perhatian pada pekerjaannya saat ini. Ia menekan dan memijat dengan tenaga seadanya, namun berhasil membuat otot-otot pria itu rileks seketika.

Juan memejamkan matanya untuk meresapi setiap sentuhan lembut yang diberikan telapak tangan milik Aleena. Membuatnya nyaman sekaligus mendebarkan jantungnya. Dirinya tidak pernah bermimpi akan berada dalam situasi seperti ini. Namun nyatanya apa yang tengah ia rasakan adalah kenyataan dan bukan hanya sekedar ilussi.

Aleena Natasha begitu nyata berada di dekatnya, wanita itu menyentuhnya dan berhasil memercikan api kegilaan dalam jiwanya. Juan kembali terbakar dalam gairah dan emosi asing yang selalu ia tolak keberadaannya.

Pria itu menghentikan pergerakan Aleena dan kemudian bangkit dari tempatnya. Ia menatap wajah cantik sang jelita dengan kabut gairah yang berkobar layaknya api. Aleena melihatnya dan wanita itu cukup peka, dengan keberanian yang entah datang dari mana ia pun mendekat.

Senyum cantik nan sensual terpatri di wajah jelitanya, telapak tangan itu kembali menyentuh kulit sang pria. Aleena mengusap dada Juan yang berkeringat, ia mendekatinya dan mengecup leher kokoh sang pria.

Juan mendongak seolah-olah memberi akses pada Aleena untuk berbuat lebih. Aleena menerima kode itu dengan senang hati. Pada awalnya hanya sebuah kecupan, kini berubah menjadi jilatan-jilatan kecil yang sukses menghantarkan sensasi bagai tersengat listrik pada seluruh sel-sel tubuhnya.

Aleena bergumam pelan, lidahnya turun pada dada bidang pria itu dan berakhir di puncak dadanya. Perlahan dirinya membasahi puncak dada milik Juan dengan air liurnya, lalu berakhir dengan mengulumnya.

Pria itu berdesis pelan, rasa hangat dan basah yang berasal dari lidah Aleena dapat dirasakan olehnya. Aleena yang mendengar suara desisan Juan semakin bersemangat dalam memberikan sentuhan-sentuhan amatir miliknya.

Kini tangan Aleena kembali menggerayangi bagian perut pria itu, hingga kemudian berhenti di bagian atas selangkangan milik Juan. Aleena menatapnya ragu, namun ia memberanikan diri untuk membuka ritsleting celana pria itu.

Dan,

Plakk!

Tiba-tiba saja Juan menampar pipi Aleena hingga sudut bibir wanita itu robek dan mengeluarkan darah. Mulut Aleena menganga lebar, sedangkan kedua matanya terbelalak sempurna menatap Juan.

Juan Scherbakov, pria itu menatap Aleena marah, rahangnya mengeras dengan dada yang terlihat naik turun.

"Kurang ajar!" desis Juan tajam. Aleena benar-benar sakit mendengarnya, dan tanpa sadar dirinya meneteskan air mata. "Siapa yang menyuruhmu membukanya?!" bentak pria itu.

Juan kemudian berdiri, ia menjambak rambutnya dengan frustasi. Tangannya bergetar hebat, dan dirinya menatap benci pada telapak tangan itu.

Tangan yang telah berani menampar Aleena.

Kepalanya berdenyut nyeri, Juan hampir kehilangan keseimbangan pada tubuhnya. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun lagi, ia meraih kemeja miliknya dan memakainya sambil berlalu meninggalkan Aleena.

Aleena menatap pilu kepergian Juan, ia berteriak histeris dan melemparkan seluruh benda yang ada di atas ranjangnya. Wanita itu meringkuk di atas ranjang sambil memeluk kedua lututnya sendiri. Ia menangis terisak pilu, "Apa kesalahanku?" tanyanya pilu. "Kenapa dia begitu membenciku?"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kontrak Eksklusif Dari Pewaris Posesif   Bab 45 [End]

    Film The Cursed yang dibintangi Aleena bersama Jake menerima sambutan hangat dari publik. Film tersebut merupakan comeback perdana bagi Aleena setelah dirinya hiatus lebih dari satu tahun, dan itu juga merupakan film pertama bagi Aleena mencoba peran sebagai wanita tangguh.Setelah satu tahun terlewati dari waktu syuting, film tersebut akhirnya rilis dan ditayangkan di beberapa negara.Aleena sendiri tidak lagi mengambil proyek setelah film itu. Entah apa yang membuat wanita itu banyak menolak tawaran bermain dalam sebuah series maupun film. Namun banyak media yang memberitakan jika semua itu ada sangkut pautnya dengan suami Aleena yang terkenal cemburuan dan posesif itu.Tidak sedikit yang menuduh Juan sebagai dalang dari tidak berkembangnya potensi yang dimiliki Aleena.“Lama-lama aku muak dengan semua pemberitaan tentangku di media.” Juan menggerutu kesal ketika kembali menemukan artikel yang menyudutkan dirinya gara-gara Aleena

  • Kontrak Eksklusif Dari Pewaris Posesif   Bab 44

    Seorang wanita paruh baya dengan penampilan lusuh berdiri di depan gerbang besar mansion milik Juan. Wanita itu menatap sedih pada bangun besar nan megah tersebut. Membayangkan jika putrinya tinggal dengan nyaman di dalam sana membuat dirinya ikut senang.Hubungannya dengan putrinya memang tidak baik. Atau lebih tepatnya perlakuan dirinya di masa lalu lah yang membuat hubungan keduanya tidak pernah harmonis.Lidya merasakan apa itu penyesalan saat dirinya tidak lagi memiliki apa-apa. Harta tidak ada, anak pun pergi dan enggan menjalin hubungan dengannya lagi. Sikap buruknya pada Aleena membuat Lidya merasa pantas dibenci oleh putrinya sendiri.“Aleena, Ibu hanya ingin meminta maaf.” gumam Lidya.Ia tidak berani meminta pada penjaga gerbang untuk mempertemukannya dengan Aleena. Dirinya merasa malu dan tidak punya muka untuk kembali menemui Aleena.Sementara itu Juan yang baru pulang dari kantor terkejut melihat keberadaan Ib

  • Kontrak Eksklusif Dari Pewaris Posesif   Bab 43

    Juan berjalan dengan angkuh di sepanjang koridor lift. Ia hendak pergi untuk menemui Diana setelah wanita itu mengirimnya beberapa foto Aleena bersama Jake.Pria itu merasakan gemuruh di dadanya karena marah dan cemburu. Ia cemburu sebab Aleena yang berciuman dengan Jake, dan Marah pada Diana karena wanita itu bertindak seperti seorang provokator. Juan menunggu pintu lift terbuka, dan ketika hal itu terjadi dirinya dikejutkan dengan kemunculan Aleena bersama Leo.Wanita itu tersenyum cerah pada Juan, namun Juan yang tidak membalasnya membuat Aleena kebingungan.Juan mengurungkan niatnya untuk pergi menemui Diana. Karena Aleena sudah berada di depan matanya, maka Juan harus menyelesaikan masalahnya dengan sang istri terlebih dahulu. “Kenapa? Apa kau ada masalah?” tanya Aleena.Juan menarik napasnya untuk beberapa detik, ia butuh meredamkan rasa cemburunya agar dirinya tidak bertindak kasar pada Aleena terutama saa

  • Kontrak Eksklusif Dari Pewaris Posesif   Bab 42

    Hari ini adalah syuting terakhir Aleena bersama Jake. Dan mereka berdua harus melakukan reka adegan lebih dekat demi membangun feel untuk kedua karakter.Aleena mendengarkan dengan bingung saat sutradara menjelaskan dirinya harus berciuman dengan Jake sementara di naskahnya sendiri tidak ada hal tersebut.“Bukankah seharusnya hanya sekedar pelukan sebelum Yuè Liáng mengorbankan nyawanya demi Christ?” Aleena menanyakan kejelasan adegan tersebut pada David.Pria itu tersenyum tipis, “Di naskahnya memang seperti itu. Tapi kami memutuskan untuk merubahnya sedikit agar lebih berkesan.” jelas pria itu. “Love line antara Yuè Liáng dan Christ begitu sedikit, sehingga kami ingin memperlihatkan sesuatu yang bisa menggambarkan besarnya cinta mereka.” ungkap David lagi.Aleena terdiam merenung, ia merasa tidak yakin harus melakukan adegan tersebut. Adegan ciuman mungkin bukanlah hal yang sulit untuk dilakukan. Tapi masalahnya suaminya sudah memberi peringatan pada dirinya untuk tidak mengambil s

  • Kontrak Eksklusif Dari Pewaris Posesif   Bab 41

    Seperti yang dijanjikan Aleena semalam, hari ini dirinya akan berada di rumah seharian. Dan karena itu pula Juan juga memutuskan untuk tidak pergi ke kantor demi bisa menikmati waktu bersama dengan istri dan anaknya.Mereka bertiga berencana untuk piknik kecil-kecilan di taman belakang mansion. Aleena sudah menyiapkan bekal makanan yang akan ia dan suaminya santap.“Perlu bantuan sayang?” tanya Juan pada Aleena yang masih berdiri di depan meja counter.Aleena tersenyum tipis lalu mengecup pipi Juan, “Aku sudah selesai.” jawabnya.Juan mendesah kecewa, “Apa itu artinya aku datang terlambat?” tanya pria itu yang merasa tidak enak hati karena tidak sempat membantu istrinya.Aleena tersenyum tipis mendengar itu, ia lantas mengatakan pada suaminya bahwa tadi dirinya dibantu maid. Jadi semua pekerjaannya bisa cepat selesai.Dirinya tidak ingin Juan diliputi rasa bersalah karena tidak bisa membantu pekerjaannya.“Bagaimana Leo? Dia sudah mandi?” tanya Aleena mengalihkan topik pembicaraan.“S

  • Kontrak Eksklusif Dari Pewaris Posesif   Bab 40

    Juan memperhatikan putranya yang sedang diajak bermain oleh Diana, sahabat istrinya.Semenjak Aleena menandatangani kontrak untuk sebuah film barunya, wanita itu mulai disibukkan dengan kegiatan syuting. Aleena jarang berada di rumah dan bermain dengan Leo.Karena itulah Juan yang harus mengalah membawa pekerjaannya ke rumah guna bisa menemani Leo.Tapi akhir-akhir ini Diana sering berkunjung dengan alasan rindu pada Leo. Juan tidak bisa melarangnya karena wanita itu merupakan teman baik Aleena.“Leo sangat pintar, dia benar-benar cepat belajar.” ujar Diana setelah wanita itu menempatkan dirinya duduk bersebelahan dengan Juan.Juan tersenyum tipis menanggapinya, “Bagiku semua anak-anak pintar.” ujar Juan. “Mereka masih muda dan murni.” lanjutnya lagi. “Kau benar.” Diana merespon dengan cepat tanpa mengurai senyum manisnya.Juan terdiam sambil memperhatikan wanita itu. Ia cukup risih dengan keberadaan Diana, jika dirinya boleh jujur. Namun Juan tidak sampai hati kalau harus melarangny

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status