Huft!โMakanya dia ngeliatin aku kayak kemarin,โ batin Irene lagi, kala teringat cerita Adam semalam. Hari ini hari ketiga mereka berlibur dan Adam berencana mengajak Irene mengunjungi pesisir pantai yang dekat dengan Louvre.โTapi seharusnya dia nyerah karena Adam kan sudah menikah denganku,โ keluh Irene kesal.Wanita itu semakin menenggelamkan tubuhnya ke dalam kubangan air hangat yang cukup mengobati bagian tubuhnya yang sedikit perih karena kegiatan semalam dengan sang suami.โDan lagi aku tak pernah menggubrisnya, Irene.โUcapan Adam yang tiba-tiba bergabung dalam monolognya tadi membuat Irene menyundulkan kepalanya dari dalam air dan melihat keberadaan pria itu di ambang pintu kamar mandi.โKau sudah bangun?โ sapa Irene dengan wajah cemberutnya. Senang karena Irene sepertinya cemburu dengan keberadaan Gabrielle, Adam hanya bisa memamerkan cengiran lebarnya. โKenapa kau nggak tegas sama dia dan bilang kalau kau sudah bahagia denganku?!โ sentak Irene, melipat kedua tangannya. M
โTuan Alfred sepertinya mengetahui rencana Anda, Tuan Adolf.โUcapan itu tidak memberi efek panik pada pria paruh baya yang terbaring lemah di ranjangnya. Malahan ia terlihat bersemangat, ingin mendengarkan lanjutan dari informasi yang diberikan oleh pria yang menjadi kaki tangan sementaranya itu.Lagi, sang anak buah berkata, โBeliau menempatkan banyak penjaga di bandara dan kediaman Tuan Bright. Akan sulit untuk melakukan hal yang menarik perhatian.โโMana yang dipilih ayahku?โ tanya Adolf dengan nafas sedikit terputus-putus. โBandara? Atau rumah putraku?โโBeliau ada di bandara menunggu kedatangan Tuan Adam.โSeperti orang gila, Adolf tertawa hingga terbatuk-batuk karenanya. โOld man itu, sangat tahu jalan pikiranku ya. Tapi dia tidak tahu siapa yang akan merebut salah satu harta berharganya itu. Tenang saja.โKaki tangannya memang tidak tahu menahu mengenai rencana utama Adolf. Ia hanya ditugaskan untuk mengecek keadaan di sekitar bandara dan memantau pergerakan Alfred. Hanya Adol
Ponsel Alfred terjatuh dari genggaman tangannya. Ia terlihat lesu dengan pandangan kosong dan mulut menganga, seolah jiwanya meninggalkan tubuhnya.โGrand, ada apa?!โ tanya Adam panik, melihat wajah Alfred memucat setelah mendapat telpon dari Terry.Pria tua itu berlutut di lantai bandara sambil menenggelamkan wajahnya di dalam telapak tangan. Ia bergumam pelan, โKenapa aku bisa punya putra seperti Adolf? Salahku yang terlalu memanjakannya.โโGrand!โAlfred melepaskan tangan yang menutupi wajahnya dan menatap Adam dengan pandangan penuh permintaan maaf. โDia membakar rumah peninggalan Allaster itu. Yang kubangun dengan cucuran air mata dan keringat.โKengerian terlihat di wajah Adam maupun Irene. Irene yang merasa sudah kuat berjalan pun meminta Adam untuk menurunkannya. Ia memeluk sang kakek dan berkata, โRelakanlah, Grand.โโKau benar.โ Alfred segera menyeka wajahnya yang basah karena mengenang semua kehidupan yang ia lewati di rumah utama keluarga Allaster itu. Dia. Istrinya. Oran
Batin Adam bergejolak. โApa?!โAdam cukup terkejut mendengar jawaban sang kakek. Ia jelas tahu apa yang menunggu sang ayah jika namanya tak lagi mengemban marga itu. Namun, untuk saat ini ia berpikir bahwa mungkin itulah yang terbaik, jika ingin membiarkan Sarah bebas berkeliaran di dunia ini.โMungkin Grand punya pemikiran lain. Aku akan tanya nanti saja setelah Noah bisa kudapatkan,โ pikir Adam sambil melirik ke arah Alfred yang sejak tadi hanya menundukkan kepalanya. โBerapa lama lagi aku harus menunggu?!โ raung Adolf yang mulai terlihat tak sabar. Ia sudah menggerakkan kakinya naik turun seperti orang menjahit pakaian sepanjang menunggu sang istri dibebaskan dari sel tahanan.Adam terlihat jijik mengamati kelakuan sang ayah, begitu juga dengan Aldrich. Namun, Alfred terlihat sangat menyesal dan penuh dengan kekecewaan. Entah pada siapa ia tujukan raut wajah itu, karena kepalanya hanya tertunduk dalam-dalam di bawah bayangan. Setelah menunggu hampir 2 jam, terdengar suara mobil
Keesokan harinya. Irene terbangun dengan senyuman di wajahnya. Ia bisa melihat Adam tertidur di sampingnya dengan nyenyak setelah kejadian semalam.โNoah juga masih bobo,โ batinnya sambil mengusap pelan pipi Noah yang tertidur di sebelahnya. Merasakan ada gerakan di dekatnya, Adam pun membuka mata dan melihat punggung sang istri di hadapannya. Ia melingkarkan tangannya di tubuh Irene dan mengecup tengkuk leher sang istri. โMorning. Kau sudah bangun atau nggak bisa tidur semalam?โIrene langsung berbalik dan membalas kecupan di tengkuknya itu dengan ciuman selamat pagi di bibir sang suami. โAku tidur nyenyak, Adam.โMereka berbagi kecupan sebelum akhirnya harus berhenti karena Noah terbangun. โOh! Aku akan masak sop buntut untuk Grandpa dan Aldrich. Gimana?โ tanya Irene setelah mereka selesai mandi.Adam mengangguk. โAku akan pakaikan baju Noah. Kau duluan saja.โโOke!โIrene segera keluar dari kamarnya menuju lantai 1, dapur dan ruang makan. Ia tidak melihat siapapun selain ART yan
โGiana?!โ pekik Irene saat ia menghampiri ruang tamu dan mendapati sahabatnya datang dengan tas besar di bahunya. โAda apa?โGiana terlihat kesal tetapi ia tetap menjawab pertanyaan Irene. Katanya, โAku kabur.โDan jawaban singkat itu membuat Irene tercengang. Seburuk-buruknya hidup, Giana bukan tipe perempuan yang kabur begitu saja. Irene segera membawa Giana ke kamar lamanya karena ia sudah tahu kalau sahabatnya itu jelas butuh tempat menginap.โApa yang terjadi sampai kau kabur, Gi?โ tanya Irene setelah menuangkan air untuk Giana minum. โGrandpa mulai mengadakan perjodohan untukku, padahal dia tahu aku nggak suka. Dia bilang aku harus segera menikah sebelum dia mati. Apa-apaan sih dia itu!โ keluh Giana dengan nada penuh amarah. Irene pun juga tak habis pikir. Biasanya kakek Giana tak pernah sampai memaksa cucunya melakukan hal yang tak ia sukai. โTapi kalau sampai Giana kabur, berarti maksanya sudah di luar batas kesabaran.โ Irene membatin. Ia merasa ucapan kakek Giana mempunyai
Kembali ke satu menit yang lalu. Irene dan Adam mendengar Allan berbicara dengan seseorang, sepertinya melalui sambungan telepon. Walau hanya sekilas, mereka bisa mendengar nama asing yang diucapkan Allan. Franz.โApa kau pernah dengar?โ tanya Irene lagi pada Adam. โSepertinya Grand marah sekali sama orang yang bernama Franz itu.โSang suami menggeleng. Mereka memutuskan untuk tak lagi membahasnya dan masuk menuju ruang keluarga. Tak mereka sadari, ternyata Allan juga mengikuti mereka masuk ke dalam rumah. Irene sendiri pergi ke kamar untuk menidurkan Noah, sementara Adam berniat untuk menikmati waktu sendirinya di sofa ruang keluarga itu.Allan kemudian duduk di sampingnya dan menikmati teh yang masih ia bawa dari pesta kebun tadi. Dan setelah menyesap tehnya, ia kemudian bertanya, โApa aku bisa pakai salah satu ruangan yang tak terpakai di rumahmu? Aku kedatangan tamu yang juga ingin kukenalkan pada kalian.โ Tanpa bertanya lebih jauh, Adam mengangguk. โSure, Grand. Aku akan min
Mendengar cerita Franz, bahkan Adam mulai panik kalau tebakan Allan benar. Namun, mereka langsung menghela nafas lega ketika mendengar jawaban franz. โSandra Billie. Kau kenal, Dad? Katanya dia sedang liburan ke sini dan aku diminta mengejarnya. Ugh! Memalukan sekali pekerjaan ini.โAllan tergelak mendengarnya. โPernikahan bukan pekerjaan, Franz. Kurasa ayahmu sedang mencarikan asuransi untukmu. Kau tahu kan, kau nggak akan bisa menggantikannya walau ia turun dari posisinya sekarang.โโCih! Pria tua itu memang selalu kurang kerjaan,โ keluh Franz sambil menggaruk bahunya yang tiba-tiba gatal. Ia menatap orang-orang yang baru beberapa menit dikenalnya dan sadar bahwa dunia mereka jelas berbeda.Ketidaknyamanan itu membuatnya ingin segera pergi dari sana. Namun, baru saja ia akan membuka mulut untuk pamit, Irene turun dari lantai 2 bersama Noah.โOh! Ada tamu?โ sapa Irene sambil menggosok matanya yang mengantuk. โApa aku mengganggu? Noah bangun cari kamu, Adam.โAdam tersenyum sambil me
10 tahun sejak kelahiran Bella Jackson Allaster. Noah sudah berusia 12 tahun dan berhasil melompati kelas sehingga tahun ini ia sudah masuk SMP.โApa kau yakin, kau bisa mengikuti pelajaran di SMP?โ tanya Irene khawatir. โKau bisa belajar dulu di rumah sampai usia 13 tahun, Noah.โNoah memutar bola matanya kemudian menoleh ke arah Adam yang sibuk mengisi piring Bella dengan berbagai menu sarapan. โDad, please jelasin ke Momma. Dia terlalu khawatir.โ โMomma hanya takut kau dibully, Noah,โ ujar Adam menengahi. โPertanyaannya hanya kamuflase. Tidak mungkin Momma meragukan kejeniusan Noah. Benar kan, Sayang?โMendengar ucapan itu, Irene merasa tertegur. Ia baru sadar kalau ucapannya mengecilkan sang putra. Tak mau Noah sakit hati, Irene segera mengiyakan ucapan Adam.โKau paling muda sendiri di SMP, Noah.โDengan senyum penuh kebanggaan Noah menjawab, โAku sudah dapat blue belt-ku, Mom. Jangan khawatir.โAdam menatap Irene kemudian tersenyum penuh arti. Meminta sang istri untuk berhenti
โTidak, tidak! Maโmaksudku, iya. Ah! Bukan! Tunggu sebentar!โ pekik Giana panik. Ia mengangkat kedua tangannya, berusaha menenangkan diri. Irene yang tak bisa percaya bahwa sang sahabat menyembunyikan berita baik itu, mengiriminya tatapan penuh protes, tanpa sepatah kata keluar dari mulutnya.โOke, oke. Kujelaskan. Aku tunangan, yes. Tapi bukan berarti aku sedang hamil.โโTunangan!โ pekik Irene dengan nada kesal. โKenapa aku nggak diundang?!โ Giana terkekeh, walau ia tahu Irene sedang kesal betulan. Dengan sabar ia menjelaskan, โKau tahu kondisimu 3 bulan lalu masih nggak memungkinkan untuk turun dari tempat tidur, Irene. Ini aja aku ke sini karena Adam sudah membuka gembok rumah kalian.โBibir Irene maju 5 centi. Cemberut. Merajuk kesal, tapi tidak bisa membalas penjelasan Giana. Pasti Adam yang sudah memblokir semua kegiatan luar, supaya dirinya tidak berpikir untuk memaksakan diri hadir. โSiapa tunanganmu?โ tanya Irene yang akhirnya menyerah. Dengan penuh semangat Giana mengel
โTuan Adam, ini kainnya,โ ucap Nannia yang akhirnya bisa masuk ke ruang makan.Sebenarnya sejak tadi ia sudah tiba di sana, tetapi karena melihat majikannya sedang saling mengutarakan rasa cintanya dengan bahasa tubuh, ia memutuskan untuk menunggu sampai ada celah baginya untuk masuk.Adam segera mengambil kain itu dan melingkarkannya di tubuh Irene yang memeluk Noah. โBilang kalau terlalu kencang ya.โโMm. Sudah pas,โ ujar Irene sambil menganggukkan kepala. โThanks, Adam.โSementara Irene menaruh perhatian penuh pada Noah, Adam memanggil Leon untuk membahas kebutuhan makan malam yang ia janjikan pada Irene. โPesan kotatsu*. Juga meja makan pendek. Kursi yang lembut dan empuk untuk Irene bisa duduk di lantai. Siapkan untuk malam ini.โ Adam memberi perintah pada Leon. Pria tua yang mendengarkan sang majikan, melirik jam yang melingkar di tangannya. Jelas waktunya tidak akan cukup jika harus memesan kotatsu asli dari Jepang.Namun, Leon tetap menjawab, โBaik, Tuan Adam. Akan segera sa
3 bulan setelah pemeriksaan.โIni obatnya, Nyonya.โ Nannia menyerahkan piring kecil berisi 5 butir pil yang harus diminum Irene. Semenjak hasil pengecekan rahim berjalan tak terlalu bagus, Darren sibuk mencarikan obat-obatan yang bisa memperkuat kondisi rahim dan juga janin di dalamnya.Rahim Irene sedikit melemah, sejak keguguran. Saat kehamilan Noah pun, Darren berusaha memberi semua yang terbaik, demi kehidupan sang putra mahkota itu. Saat itu, ia tidak memberitahu kondisi ini karena melahirkan Noah adalah sebuah keadaan yang harus terjadi bagaimanapun caranya. Setelah kehilangan bayi mereka karena kecelakaan yang ditimbulkan oleh Sarah, Darren tak punya hati untuk memberitahu mereka bahwa ada kondisi di mana 50% kehamilan Irene akan gagal. Karena itu, ia berjuang sendiri untuk menjaga kehamilan Irene. Namun, kali ini berbeda. Anak kedua bukan hal yang wajib terjadi. Adam sudah memenuhi syarat untuk menjadi pewaris Allaster. Itulah kenapa, akhirnya Darren memutuskan untuk memb
โAku aman.โUcapan yang terdengar mantap dari Giana tadi justru membuat Irene merasa was-was. Ia berharap bisa menempatkan orang yang ia percaya untuk menjaga Giana. Namun ia tahu, meminta Regan yang menjadi bodyguard Giana tidak akan disetujui Adam.Dan saat ini Irene sudah bersama Adam untuk kembali pulang. Tengah panik dengan semua bayangan negatif di kepalanya, Adam tiba-tiba berkata, โIr, jangan khawatir. Masalah ini sudah kuceritakan pada Grandpa Allan. Kau tenang saja. Oke?โIrene menatap sang suami dengan tatapan terpana, seolah sang suami sudah melakukan hal terhebat baginya. Ia memeluk Adam erat sambil berkata, โThanks, Adam. Aku nggak tahu lagi kalau sampai Giana terbawa-bawa dengan urusan Franz.โAdam mengusap punggung Irene dengan sayang. Walau Irene tidak meminta, tapi ia sudah menempatkan Regan di restoran Giana. Ia tidak suka melihat istrinya menghamburkan air mata kalau-kalau terjadi sesuatu pada sahabatnya itu.โSampai Grandpa Allan memberi tanda kalau kondisi sudah
Beberapa hari setelah perkenalan Franz pada keluarga besar Allaster, Irene mendapat undangan dari Giana untuk datang berkunjung. Sahabatnya itu membuka area bar di lantai 2 restorannya. Tak pernah menebak bahwa Giana akan punya hubungan dengan Franz, Irene pun datang ke acara sang sahabat bersama dengan Noah. Tentu saja, seperti perintah Adam, ia juga membawa Regan bersamanya. โKenapa ada orang itu di sini? Apa Giana sudah langsung membuka bar-nya untuk publik?โ batin Irene bertanya-tanya, ketika ia mendapati sosok Franz tengah berbincang ramah dengan Giana di meja bar.โOh! Irene! Noah! Sudah datang!โ seru Giana sambil berjalan keluar dari belakang meja bar. Berusaha bersikap tenang, Irene pun membalas sapaan sang sahabat dengan ucapan selamat. โCongratz, Gi! Bar-nya keren banget!โHa! Ha! Ha!Giana tergelak menerima pujian tulus Irene itu. Ia kemudian mendorong pundak Irene untuk duduk di salah satu sofa yang nyaman untuknya dan Noah.โDan ibu menyusui nggak boleh minum di sini,
Mendengar cerita Franz, bahkan Adam mulai panik kalau tebakan Allan benar. Namun, mereka langsung menghela nafas lega ketika mendengar jawaban franz. โSandra Billie. Kau kenal, Dad? Katanya dia sedang liburan ke sini dan aku diminta mengejarnya. Ugh! Memalukan sekali pekerjaan ini.โAllan tergelak mendengarnya. โPernikahan bukan pekerjaan, Franz. Kurasa ayahmu sedang mencarikan asuransi untukmu. Kau tahu kan, kau nggak akan bisa menggantikannya walau ia turun dari posisinya sekarang.โโCih! Pria tua itu memang selalu kurang kerjaan,โ keluh Franz sambil menggaruk bahunya yang tiba-tiba gatal. Ia menatap orang-orang yang baru beberapa menit dikenalnya dan sadar bahwa dunia mereka jelas berbeda.Ketidaknyamanan itu membuatnya ingin segera pergi dari sana. Namun, baru saja ia akan membuka mulut untuk pamit, Irene turun dari lantai 2 bersama Noah.โOh! Ada tamu?โ sapa Irene sambil menggosok matanya yang mengantuk. โApa aku mengganggu? Noah bangun cari kamu, Adam.โAdam tersenyum sambil me
Kembali ke satu menit yang lalu. Irene dan Adam mendengar Allan berbicara dengan seseorang, sepertinya melalui sambungan telepon. Walau hanya sekilas, mereka bisa mendengar nama asing yang diucapkan Allan. Franz.โApa kau pernah dengar?โ tanya Irene lagi pada Adam. โSepertinya Grand marah sekali sama orang yang bernama Franz itu.โSang suami menggeleng. Mereka memutuskan untuk tak lagi membahasnya dan masuk menuju ruang keluarga. Tak mereka sadari, ternyata Allan juga mengikuti mereka masuk ke dalam rumah. Irene sendiri pergi ke kamar untuk menidurkan Noah, sementara Adam berniat untuk menikmati waktu sendirinya di sofa ruang keluarga itu.Allan kemudian duduk di sampingnya dan menikmati teh yang masih ia bawa dari pesta kebun tadi. Dan setelah menyesap tehnya, ia kemudian bertanya, โApa aku bisa pakai salah satu ruangan yang tak terpakai di rumahmu? Aku kedatangan tamu yang juga ingin kukenalkan pada kalian.โ Tanpa bertanya lebih jauh, Adam mengangguk. โSure, Grand. Aku akan min
โGiana?!โ pekik Irene saat ia menghampiri ruang tamu dan mendapati sahabatnya datang dengan tas besar di bahunya. โAda apa?โGiana terlihat kesal tetapi ia tetap menjawab pertanyaan Irene. Katanya, โAku kabur.โDan jawaban singkat itu membuat Irene tercengang. Seburuk-buruknya hidup, Giana bukan tipe perempuan yang kabur begitu saja. Irene segera membawa Giana ke kamar lamanya karena ia sudah tahu kalau sahabatnya itu jelas butuh tempat menginap.โApa yang terjadi sampai kau kabur, Gi?โ tanya Irene setelah menuangkan air untuk Giana minum. โGrandpa mulai mengadakan perjodohan untukku, padahal dia tahu aku nggak suka. Dia bilang aku harus segera menikah sebelum dia mati. Apa-apaan sih dia itu!โ keluh Giana dengan nada penuh amarah. Irene pun juga tak habis pikir. Biasanya kakek Giana tak pernah sampai memaksa cucunya melakukan hal yang tak ia sukai. โTapi kalau sampai Giana kabur, berarti maksanya sudah di luar batas kesabaran.โ Irene membatin. Ia merasa ucapan kakek Giana mempunyai