Di hentikannya arena pertarungan selama 7 hari memberikan kesempatan bagi Bintang untuk memulihkan keadaan dirinya. Dari hari kehari luka dalam yang diderita oleh Bintang perlahan-lahan mulai sembuh. Berkat bantuan dan perawatan dari pendeta Thio, Bintang dapat sembuh lebih cepat. Dan hari ke-6, kesehatan Bintang sudah benar-benar pulih.
Dimalam ketujuh, malam terakhir sebelum besok pertarungan sayembara akan kembali dimulai. Malam itu Bintang kembali tenggelam dialam tapa bratanya. Beberapa waktu sebelum Bintang tenggelam dialam tapa bratanya, pendeta Thio sempat membahas tentang Xiang Wu He, pendekar yang telah mengalahkan Tio buki dan besok akan menjadi lawan Bintang di arena pertarungan. Bintang juga tahu kalau Xiang Wu He juga memiliki julukan si Halilintar Ungu. Memiliki jurus-jurus halilintar yang dahsyat, hal ini Bintang sendiri menyaksikan bagaimana Xiang Wu He mampu mengalahkan Pendekar Tio dalam pertarungan kemarin. Untuk itulah pendeta Thio berpesan
Angin berhembus kencang pagi itu, debu-debu pasir terlihat berterbangan dimana-mana. Di cakrawala langit, terlihat matahari bersinar redup karena awan tebal bergulung-gulung mulai menutupi kaki langit. Sesekali terlihat kilatan cahaya melintasi langit, membuang keadaan menjadi terang sesaat. Bila melihat keadaan, sepertinya badai hujan akan segera turun kepermukaan bumi.Keadaan alam yang tidak begitu bersahabat ini terlihat tidak begitu mempengaruhi keadaan di Perguruan Kecapi Sakti yang kini sudah dipenuhi oleh ribuan orang yang memenuhi halaman luar perguruan. Semua perhatian sudah tertuju kearah arena pertarungan, dimana seperti yang direncanakan hari ini akan kembali dilangsungkan pertarungan yang sangat ditunggu-tunggu oleh semua orang, dimana dari ratusan orang peserta yang mengikuti sayembara, hanya tersisa 4 orang, dan ke-4 sudah dapat dipastikan adalah yang terbaik dari semua peserta. Makanya semua rela berdiri berdesak-desakan untuk berada paling depan dibarisan, a
“Itu benar, hamba memang berjodoh hingga bisa mempelajari hingga tahap ke-9, Para Buddha Menghadap yang Maha Suci”. Ucap Pendekar Long lagi tenang.“Bagus, kalau begitu kedatanganku jauh-jauh kemari tidak sia-sia, aku ingin menantang jurus Tapak Budha tingkat ke-9, Para Buddha Menghadap yang Maha Suci... kita lihat apakah Tapak Budha bisa menandingi jurus Cakrawala Semesta milikku”. Ucap Pangeran Kegelapan lagi dengan penuh keyakinan.“Amitaba... hamba kira menggunakan jurus ke-9, Para Buddha Menghadap yang Maha Suci terlalu berbahaya, hamba akan mencoba kemampuan tuan dengan Tapak Budha yang lain”. Ucap Pendekar Long lagi dengan tenang.“Kau akan menyesal pendekar”. ucap Pangeran Kegelapan lagi seraya mengembangkan kedua tanganya, bersiap melancarkan jurus Cakrawala Semesta miliknya.“Kau akan merasakan jurus keempat dari Cakr
Samar-samar dua sosok tubuh mulai terlihat berdiri saling berhadapan dalam jarak belasan tombak,dan ; “Ahhh”. kini barulah terkejut semua orang yang ada ditempat itu saat melihat dibibir Pendekar Long terlihat darah kental merembes keluar, hal ini menandakan kalau dalam adu pukulan tingkat tinggi tadi, Pangeran Kegelapan lebih unggul dari Pendekar Long.Di tempatnya Pangeran Kegelapan tampak masih berdiri dengan tegar, walau sebenarnya keadaan Pangeran Kegelapan tidak jauh beda dari Pendekar Long, Pangeran Kegelapanpun mengalami luka dalam, hanya saja berkat jirah emas yang dikenakannya yang telah membuat luka dalamnya dengan cepat sembuh.“Ternyata jurus Tapak Budha memang bukanlah nama kosong. Haha... Aku senang. Aku senang sekali”. Terdengar Pangeran Kegelapan tertawa keras. Sikap Pangeran Kegelapan tentu saja mengejutkan Pendekar Long yang ada dihadapannya.“Kali ini aku tidak akan setengah-setengah lagi. Bersiaplah men
SAYEMBARA yang diadakan Perguruan Kecapi Sakti sudah mendekati fase terakhir, dimana dari ratusan orang peserta kini hanya empat orang yang tersisa. Mereka adalah Bintang si Ksatria Pengembara, xiang wu hen penguasa jurus Halilintar Ungu yang dahsyat, Pendekar Long atau si Naga Kecil pewaris Tapak Budha sejati dan yang terakhir adalah Pangeran Kegelapan, penguasa Istana Dewa di negeri para dewa, Yunani.Dan saat ini yang tengah berhadapan adalah Pendekar Long atau si Naga Kecil pewaris Tapak Budha sejati berhadapan dengan Pangeran Kegelapan, penguasa Istana Dewa di negeri para dewa, Yunani.“Bagus, kita lihat apakah jurus Para Buddha Menghadap yang Maha Sucimu mampu menghadapi jurus Cakrawala Berpedar-ku”.ucap Pangeran Kegelapan lagi dengan penuh semangat.Kini kedua pendekar hebat itu sudah berdiri dengan jurus pamungkasnya masing-masing. Pangeran Kegelapan dengan jurus Cakrawala Berpedar yang me
“Aku sudah tahu seberapa hebat kekuatan jurus Para Buddha Menghadap yang Maha Suci, jurus yang sama takkan bisa mengalahkanku”. ucap Pangeran Kegelapan lagi dengan angkuhnya. Pendekar Long seakan tak memperdulikan hal itu. Baginya pertarungan bukan soal kalah dan menang.“Jagat Cakrawala, heaaa..wuush..wuusshh..”. segelombang awan hitam tebal disertai kilat menyambar mengiringi serangan Pangeran Kegelapan.“Para Buddha Menghadap yang Maha Suci... wusshh...”. kembali Pendekar Long melepaskan jurus terakhir dari Tapak Budha miliknya dan cahaya putihpun ikut menyambar kedepan, menyongsong gumpalan awan hitam yang dilepaskan oleh Pangeran Kegelapan.Hasilnya ; “Deebbb...debbb”. apa yang terjadi berikutnya sangat mengejutkan sekali, cahaya yang keluar dari jurus Para Buddha Menghadap yang Maha Suci lenyap tertelan gulungan awan hitam pekat tersebut. Hal ini tentu saja sangat
Suasana mendadak sepi saat kedua sosok itu sudah saling berhadapan, semua menatap dengan pandangan mata berdebar. Mereka semua tahu bagaimana kehabatan Xiang Wu Hen dengan kungfu Halilintar Ungunya, tapi mereka juga tidak menyangsikan kehabatan Ksatria Pengembara. Apalagi selama beberapa hari terakhir ini kabar tentang kehebatan Ksatria Pengembara di dataran tengah mulai tersebar dari mulut ke mulut penonton.Telah tersiar kabar kalau sebelum menghadiri sayembara di tibet, Ksatria Pengembara adalah orang yang menentukan kemenangan dalam menghakhiri rezim Khan didataran tengah, bahkan 4 Jenderal Mongol yang hebat, 3 diantaranya telah tewas ditangan Ksatria Pengembara. Berita inilah yang membuat nama Bintang sebagai Ksatria Pengembara kini menjadi buah bibir pembicaraan di negeri tibet. Apalagi semenjak Dewa Iblis Awan Api yang merupakan peserta yang paling diunggulkan untuk memenangkan sayembara ini juga berhasil dikalahkannya dengan amat mud
“Zzzgghh... zzzgghh...”. dan kini terlihatlah bagaimaan Bintang menahan serangan Halilintar Membelah Angin dengan Cakra Petir gandannya. Serangan Xiang Wu Hen tertahan dengan kedua tangannya. Melihat hal itu Xiang Wu Hen berusaha untuk menambah tenaga serangannya, dan “Zzzgghh...duarrrrr...”. sebuah ledakan besar terjadi, akibatnya tubuh Bintang terseret beberapa langkah kebelakang. “Huakkk...” Bintang langsung memuntahkan darah segar dari mulutnya. Sepertinya Bintang telah menderita luka dalam akibat menahan serangan Halilintar Membelah Angin yang dahsyat. Melihat hasil yang diharapkannya berhasil, Xiang Wu Hen tersenyum penuh kemenangan.Xiang Wu Hen tak ingin berlama-lama meneruskan pertarungan ini, maka dengan cepat jurus barunya dipersiapkannya, dan ;“Hyattt...”. sosok Xiang Wu Hen melompat tinggi keudara, dan ; “Halilintar Membelah Bumi heaa zzzgghh...”. di udara, Xia
“Tapi kau jangan senang dulu, aku masih punya jurus terakhir, Kutukan Halilintar Langit”. Ucap Xiang Wu Hen seraya mengangkat Golok Halilintar kearah langit. “Cleetarr...clleeetarrrr”. dua halilintar menggelegar dan menyambar Golok Halilintar. Seketika Golok Halilintar langsung dialiri oleh halilintar yang bergejolak hebat. Perlahan tapi pasti arus halilintar yang ada di Golok Halilintar mulai menjalar ke ujung Golok Halilintar dan membentuk satu cahaya hitam yang berbentuk bola. Semakin lama cahaya hitam berbentuk bola ini semakin besar dan terus membesar. Di tempatnya Bintang terkejut melihat hal itu, tapi tidak ada waktu bagi Bintang untuk terkesima. Seketika Bintang membuka kuda-kudanya dan langsung mengarahkan kedua telapak tangannya kearah langit. “Cleetarrr...zzzgghh...”. tiba-tiba saja sebuah petir menyambar turun dari langit, menyambar tempat ke telapak tangan Bintang yang mengadah keatas. Seketika ditelapak tangan Bintang terbentuk cahaya p