SETYO KENCANA malam itu tampak berjalan seperti biasanya, Bintang dan yang lain sudah kembali. Sementara itu Bintang baru saja selesai mengadakan pertemuan dengan para pejabat istana Setyo Kencana, karena besok Bintang akan kembali ke Bukit Bayangan.Saat Bintang akan meninggalkan aula pertemuan, tiba-tiba saja seorang prajurit datang menghadap dan segera menjura hormat dihadapan Bintang dan Mahapatih Suryo Barata yang masih ada disitu.“Ada apa prajurit?”“Ada seorang wanita yang ingin bertemu dengan gusti prabu” ucap prajurit itu lagi.“Baik, persilahkan dia masuk” ucap Bintang lagi.Prajurit tersebut segera menjura hormat dan segera keluar dari ruangan tersebut. Tapi tak lama kemudian prajurit itu sudah kembali lagi bersama seorang wanita yang sudah berusia cukup mapan, wanita berusia sekitar 40-an. Tapi dengan umur kepala empat seperti itu, sosok wanita ini masih terlihat begitu menarik dan menggoda, apalagi terlihat kalau dirinya sangat pandai berhias hingga cukup menarik perhati
PAGI ITU, kerajaan Antapura dikejutkan oleh kedatangan Bintang yang secara tiba-tiba tanpa ada pemberitahuan, apalagi Bintang tidak datang sendiri, dua orang wanita ikut bersamanya, dua-duanya cantik, tapi yang paling cantik dan memukau tentunya adalah Pudjasari, sedangkan yang satunya adalah nyai Purbasari. Kedatangan Bintang langsung disambut oleh Datuk Rajo Bijayo.“Selamat datang gusti prabu. Selamat datang di Antapura” ucap Datuk Rajo Bijayo menyambut kedatangan Bintang dan rombongan dan segera mengajak Bintang untuk masuk kedalam istana Antapura.Di sepanjang perjalanan menuju aula utama istana Antapura, ada sebuah lukisan besar didinding istana, lukisan sebuah rumah yang yang menyerupai bentuk kapal. Kecil di bawah dan besar di atas. Bentuk atapnya mempunyai lengkung ke atas, kurang lebih setengah lingkaran, dan berasal dari daun Rumbio (nipah). Bentuknya menyerupai tanduk kerbau dengan jumlah lengkung enam, dengan satu lengkungan ke arah depan rumah, persis dengan benda yang d
Lalu semuanya segera duduk dikursi-kursi yang ada diruangan itu.“Kedatangan hamba kemari, membawa nyai Purbasari dan putrinya, nona Pudja, karena memang ada kepentingan gusti prabu” ucap Bintang lagi. Hingga membuat Gusti prabu Antapura dan permaisuri terlihat langsung menatap kearah nyai Purbasari dan Pudja. Keduanya tampak langsung menjura hormat kearah Gusti prabu Antapura dan permaisuri.“Nyai.. silahkan ceritakan kepada gusti prabu dan permaisuri” ucap Bintang mempersilahkan nyai Purbasari hingga menarik perhatian orang-orang yang ada ditempat itu.Nyai Purbasari terlihat menarik nafas panjang, dan ;“Pudja adalah putri angkat hamba yang hamba temukan dulu” cerita nyai Purbasari semakin menarik perhatian Gusti prabu Antapura dan permaisuri yang kembali menatap kearah Pudja berulang kali.“Mana.. Mana benda yang ada bersama Pudja waktu itu, nyai?” tanya permaisuri dengan cepat.Nyai Purbasari tampak mengeluarkan sebuah benda dari balik pakaiannya, Datuk Rajo Bijayo tampak mendeka
Putri Aurellya dan Bintang kembali kekamar setelah menyelesaikan pesta syukuran di istana. Begitu di dalam kamar Bintang langsung rebahan di tempat tidur, karena perjalanan sedikit melelahkan membuat pegal-pegal di persendian. “Kanda.. dinda mau mandi dulu yah,” kata Putri Aurellya lagi. “Nanti keburu kedinginan, sekarang aja mulai terasa nih udaranya,” sahut Putri Aurellya lagi. “Kalau begitu kita sekalian aja mandi berdua dinda,” goda Bintang tersenyum, Putri Aurellya hanya tersenyum lalu kemudian mengulurkan tangannya kearah Bintang, Bintang segera bangkit dari peraduannya dan berjalan kearah Putri Aurellya yang tersenyum kearahnya. Sesampainya di dalam kamar mandi, keduanya langsung saling berpelukan, baik Bintang maupun Putri Aurellya sama-sama melepas pakaian yang melekat ditubuh mereka masing-masing. “Ohh.. Kanda,” desahnya lembut. Setelah puas bercinta didalam kamar mandi, Bintang dan Putri Aurellya sama-sama terkapar diperaduan dengan tubuh lelah. Nafas keduanya terlihat
KAPAL LAYAR yang megah dan mewah terlihat membelah lautan, dengan bendera kerajaan Antapura diujung tiang layarnya, Bintang, Putri Aurellya, Pudja, nyai Purbasari dan beberapa prajurit mengiringi perjalanan Bintang menuju ke Nagari Batuah, negari seberang pulau.Saat ini Bintang tengah berada dianjungan, menatap lautan luas yang ada dihadapanya, disebelahnya tampak berdiri bersandar sosok Putri Aurellya yang terus memeluk erat dirinya sejak dari tadi.“Oh ya dinda, kemaren permaisuri bilang kalau perginya bersama kanda, tidak ada yang perlu dikhawatirkan, maksudnya apa?” tanya Bintang lagi, Putri Aurellya hanya tersenyum mendengar hal itu.“Ada banyak bajak laut disepanjang jalur laut yang akan kita lewati kanda.” ucap Putri Aurellya lagi hingga membuat Bintang mengerti.Kemesraan Bintang dan Putri Aurellya rupanya tampak diperhatikan oleh sepasang mata yang terus mengawasi keduanya sejak tadi.Perjalanan menuju Nagari Batuah memang memakan cukup waktu yang lama. Bisa memakan waktu 1-
Satu lagi adalah sosok yang begitu kharismatik, penampilan begitu menampakkan kalau dirinya seorang terpelajar, kumis dan janggut tipis menghiasi wajahnya yang kharismatik, mengenakan pakaian merah dengan ikat kepala putih yang menguncir rambutnya.Sosok yang terakhir adalah sosok seorang laki-laki bertubuh besar, dengan mengenakan pakaian yang terbuka dibagian kedua lengannya sehingga menampakkan lengannya yang besar dan sosoknya yang perkasa. Wajahnyapun memiliki kumis, jenggot dan jambang yang tebal, wajahnya terlihat sedikit agak sangar ketimbang kedua orang lainnya.“Siapa kalian ini?” tanya Bintang lagi dengan penuh wibawa.“Aku Pesilat Bangsawan”“Aku Pelajar Bangsawan”“Aku Perkasa Bangsawan”“Kami adalah bajak laut bangsawan” ucap ketiganya bersamaan.“Bajak laut bangsawan” ulang Bintang lagi“Siapa kau anak muda?” ucap Pelajar Bangsawan lagi.“Aku Bintang, seorang pengembara” ucap Bintang singkat dan jelas.“Maksudku siapa nama besarmu didunia persilatan?” sambung Pelajar Ba
“Hentikan tuan! hentikan!”Serrr..Sebuah suara disusul dengan sebuah bayangan dengan cepat menghentikan pertarungan yang terjadi. Bintang yang melihat sosok Pelajar Bangsawan sudah berdiri diantara kedua rekannya segera melepaskan kedua tangannya yang tadi mencengkram kedua tangan pesilat dan Perkasa Bangsawan.Pesilat dan Perkasa Bangsawan terlihat langsung lemas karena kehabisan tenaga.Tapp! Tapp!Pelajar Bangsawan terlihat langsung menempelkan kedua telapak tangannya ke punggung pesilat dan Perkasa Bangsawan. Sementara Bintang yang ada dihadapan mereka hanya tampak diam memperhatikan.Cukup lama juga Pelajar Bangsawan mengerahkan hawa murninya untuk mengembalikan tenaga kedua sahabatnya itu. Tapi karena pada dasarnya tenaga Pelajar Bangsawan yang paling lemah diantara mereka bertiga, makanya perlu waktu lama bagi Pelajar Bangsawan untuk memulihkan tenaga kedua sahabatnya itu. Bahkan Pelajar Bangsawan yang kini harus kehilangan tenaganya sendiri.Tappp!Tiba-tiba Pelajar Bangsawan
Dengan dikawal 3 kapal bajak laut bangsawan, kapal yang Bintang tumpangi melanjutkan perjalanannya. Kawalan ketiga kapal bajak laut bangsawan ternyata sangat membantu kapal Bintang, karena berikutnya, bila ada bajak laut yang menghadang, gerombolan bajak laut bangsawan yang menghadapinya, bahkan banyak bajak laut yang lain tidak berani untuk menghadang kapal yang Bintang tumpangi karena melihat kawalan bajak laut bangsawan. Rupanya gerombolan bajak laut bangsawan cukup memiliki nama yang disegani diantara bajak laut lainnya. Malam itu langit tak seperti biasanya, bulan dan Bintang-Bintang tak terlihat dilangit, tertutup oleh gerombolan awan hitam yang menutupi langit, angin lautpun tampak berhembus dengan kencang. Bila melihat keadaan cuaca, kemungkinan akan terjadi badai hujan dalam waktu dekat. Benar saja, badai hujanpun terjadi dengan derasnya, gelombang lautpun ikut bergejolak dengan hebat, tapi bagi seorang pelaut / nelayan, hujan badai yang terjadi di lautan itu adalah hal yang