Share

Bab 26B

"Masa?"

"Iya. Aku di belakang kamu tadi, masa nggak lihat?"

Aku mencoba mengingat penumpang yang memenuhi bus. Kepalaku menggeleng pelan, karena memang tak memperhatikan sekitar.

Jadi itu sebabnya ia bisa ada di ruang tunggu yang sama denganku, lalu sigap mengulurkan tangan saat ada tangan jahil hendak meraihku tadi.

"Nad?"

"Hem? Kenapa?" Aku bertanya sambil kembali menoleh ke arahnya. Di bawah cahaya lampu, aku dapat melihat raut khawatir di wajah Fajar.

"Kamu betah di sini?"

"Di terminal ini? Enggak lah. Aku–."

"Nadiraaa … ."

Fajar menggeram. Aku menahan tawa melihat reaksi Fajar atas jawabanku. Baru tersadar, belum satu jam duduk bersamanya, aku sudah tertawa berkali-kali.

Untuk beberapa saat lamanya, aku terlupa kalau pergi dari rumah dengan rasa kecewa yang teramat besar pada Mas Rudy. Lalu wajah itu kembali membayang, bersamaan dengan momen sebelum aku berangkat ke kota ini.

"Ap
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status