Ratu Indigo VS Bad Boy

Ratu Indigo VS Bad Boy

last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-28
Oleh:  DewilunaTamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
24 Peringkat. 24 Ulasan-ulasan
264Bab
9.8KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

“Jangan lewat sana!” Amira menarik tangan Raga keras. Dia melotot saat melihat Raga menepis tangannya. “Kalau mau narik perhatian cowok, tidak harus begini.” Raga sinis menatap. “Aku akan melaporkan kamu sebagai penguntit.” Amira menendang kaki Raga karena terlampau kesal. “Ya sudah, pergi sana kalau kamu mau mati!” ketus Amira tidak peduli. Raga tidak tahu saja kalau Amira bisa melihat masa depan. Lima belas menit lagi, akan ada penjahat yang menangkap cowok itu. Biar saja. Menolong Raga pun tidak ada untungnya buat Amira.

Lihat lebih banyak

Bab 1

Bab 1. Si Murid Baru

“Nama gue, Raga Kendrick Wijaya. Panggil aja Raga!"

Kelas XI-A kedatangan murid baru. Namanya Raga. Dia pindahan dari Bellva School. 

Suasana di dalam kelas mendadak ricuh. Sepertinya, Raga berhasil mencuri perhatian seluruh penghuni kelas, terkecuali seorang siswi yang duduk di samping jendela baris pertama, tepat di depan meja guru. 

Siswi itu bernama Amira Putri. Dia adalah murid beasiswa yang menjabat sebagai ketua kelas. 

“OMG! Dia ganteng banget!”

"Mukanya cute kayak oppa-oppa Korea!

"Astaga! Bibirnya tebal dan sangat seksi!”

"Dia tinggi. Raga pantes jadi kapten basket sekolah!"

Amira mendengar celoteh kekaguman dari beberapa siswi. Mungkin saja, Raga akan menjadi siswa terganteng di sekolahnya, Laveire.

Sebenarnya, Amira pun mengakui. Semua orang bersemangat menyambut Raga, kecuali dia sendiri. 

“Raga, kamu duduk di samping Amira, ya!"

Sayangnya, takdir suka bercanda. Amira tidak tertarik pada Raga, tapi cowok itu justru duduk di sampingnya. 

“Ibu harap, kamu bisa bantu Raga ya, Amira!"

Wajah Amira berubah berhiaskan senyum. Dia mengangguk patuh. “Iya, Bu.”

Saat bel berbunyi nyaring, Sonya segera mengakhiri pelajaran. “Kalian bisa terus kenalan dengan Raga. Kita lanjutkan pelajaran di minggu depan." Dia merapikan buku-buku di atas meja. 

Amira beranjak saat melihat Sonya kesusahan membawa buku tugas para murid. 

“Biar saya bantu, Bu!” Amira mengajukan diri. Dia dengan cepat mengangkat semua buku lalu mengikuti Sonya ke ruang guru.

“Makasih, Amira.” Sonya duduk di kursinya. "Kamu selalu bisa diandalkan.”

Amira mengangguk puas. “Sama-sama, Bu.” 

“Sebentar!” Sonya meminta Amira mendekat. “Ibu titip ini untuk Raga.”

Amira mengangguk. Ia berjalan keluar. “Kasih sekarang? Apa nanti aja?”

Amira tersenyum simpul. “Kalau bisa nanti, kenapa harus sekarang?” 

Lagipula, Raga bukan termasuk orang yang menjadi prioritas utama Amira. Jadi, dia tidak begitu peduli. 

Amira tersenyum lebar. “Lebih baik aku makan," katanya, penuh semangat.

Amira memilih membelokkan kaki ke kantin. Ia menghabiskan waktu selama setengah jam untuk mengisi perutnya di sana.

Saat kembali ke kelas, Amira terkejut dengan tempat duduknya yang ramai luar biasa. 

“Ada apa?” Amira mendekat. “Apa yang terjadi?” 

Sebagai ketua kelas, Amira sudah memikirkan tentang tanggung jawab. Dia tidak boleh lalai. 

“Kenapa?” Amira mendapati Rachel tersungkur dari kursinya. “Siapa yang ngelakuin ini?” 

Suasana kelas menjadi hening. Tidak ada seorangpun yang menjawab Amira. 

Karena tidak ada yang mau membuka mulut, Amira memilih langsung bertanya pada Rachel. 

Rachel menatap Amira. “Aku nggak apa-apa. Cuma jatuh aja, kok.” Gadis itu kabur setelah menyeka air matanya.

Amira masih menatap tidak percaya saat Rachel pergi begitu saja. “Kok bisa jatuh?” 

Tangan Amira memeriksa kursi yang sebelumnya diduduki Rachel, kursi miliknya. 

“Enggak ada yang rusak, tuh.” 

Amira masih mencoba mencari akar masalah, tapi kursinya baik-baik saja. Kondisinya masih sama seperti saat ia pergi tadi. Namun yang berbeda, hanya kaki Raga yang memanjang sampai ke kaki kursi Amira. 

“Lo dorong Rachel?” tanya Amira, curiga.

Raga bersandar di kursi. Dia menjawab dengan malas, “Enggak. Dia jatuh sendiri.” 

Amira menatap Raga lekat. “Masa, sih?” 

Tanpa disadari, Amira dan Raga mulai beradu argumen. Amira mencurigai Raga. Sedangkan Raga merasa tertuduh dan dia tidak terima.

Raga emosi. “Lo nuduh gue?!"

Amira mengelak. "Nggak, gue cumaー"

Amira belum selesai bicara, tetapi Raga menyelanya. Suasana di dalam kelas memanas.

"Lo tau, nggak? Nuduh tanpa bukti termasuk tindakan kriminal. Gue bisa nuntut lo, kasus pencemaran nama baik.”

Amira berjengit. Raga tiba-tiba saja mengancam padahal ia belum sampai menuduh. Jadi, daripada masuk ke dalam masalah, lebih baik Amira mengalah. 

“Ini badge lo,” ucap Amira, mengalihkan topik. “Titipan Bu Sonya.”

Raga mengambil badge dengan wajah datar. Amira yang gemas meledeknya dengan sebuah ucapan nyaring, “Sama-sama!” 

Bukannya sadar dan mengucap terima kasih, Raga sibuk memainkan handphone. Amira tidak ingin ambil pusing. Dia berbalik dan berjalan menuju papan tulis. 

Amira memilih untuk menulis tugas yang sebelum ini dititipkan guru padanya. Papan tulis mulai penuh dengan tulisan Amira. Dia meminta teman-temannya untuk mengerjakan tugas matematika. 

Selesai menuliskan soal di papan, Amira kembali ke kursinya sendiri. Ia pun mulai mengerjakan soal seperti teman-temannya yang lain. Tapi soal matematika yang sangat sulit membuat Amira frustasi. Penghapus yang sebelumnya ia pegang ikut melarikan diri ke sisi Raga, jauh di sudut. 

Raga memang duduk di pojok, bersebelahan langsung dengan tembok. Sementara Amira sendiri memilih duduk di pinggir, tentu saja agar ia bisa lebih mudah keluar. 

“Duh!” Amira mengeluh keras. Ia malas beranjak. “Tolong ambilin, dong!”

Raga berdecak, tapi tetap mengambilkan penghapusnya. Tangan Raga yang terulur, tak sengaja bersentuhan dengan tangan Amira.

“Hah?!” Amira melototi Raga. 

Amira tersentak sesaat. Ia tertegun selama beberapa detik. Sikapnya itu membuat Raga menepis tangan Amira dengan kesal.

“Nggak usah modus!” Raga mengibaskan tangannya, memalingkan wajah. 

Amira masih menatap Raga dengan seluruh perhatian yang ia punya. “Lo punya musuh?”

Raga yang sebelumnya cuek pun menoleh. “Bukan urusan lo.” 

Amira mengangguk membenarkan. Intuisinya selama ini tidak pernah salah. Dia bertanya lagi, “Lo punya musuh yang jahat banget, nggak? Yang ngincer nyawa lo?”

Raga mendengus. “Gue cuma dorong kursi doang. Kenapa lo bawa-bawa nyawa gue?”

Amira sudah menduga jika dugaannya benar. Raga yang membuat Rachel terjatuh. Sayangnya, bukan hal itu yang membuat Amira penasaran. 

“Ada orang yang ngincer lo. Coba inget-inget, dosa apa yang udah lo lakuin?!"

Amira yakin, Raga telah melakukan sebuah kesalahan besar. Kalau tidak, mana mungkin Amira melihat bayangan Raga yang bersimbah darah?

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

10
100%(24)
9
0%(0)
8
0%(0)
7
0%(0)
6
0%(0)
5
0%(0)
4
0%(0)
3
0%(0)
2
0%(0)
1
0%(0)
10 / 10.0
24 Peringkat · 24 Ulasan-ulasan
Tulis Ulasan
user avatar
Wi2tNganjuk(MACAN)
alhamdulillah akhirnya Q menemukan karya kk dewi setelah mncari ke dunia lain hehe
2025-03-02 13:09:18
1
user avatar
Wi2tNganjuk(MACAN)
Alhamdulillah akhirnya Q menemukan karya kk dewi... siap gas baca kk......
2025-03-02 09:18:41
1
user avatar
Peta Pita
keren, novel remaja yang ok punya. semangat ya thor.
2025-02-16 14:33:55
1
user avatar
Arthea Velsha
ceritanya bagus kak, semangat yaa
2025-02-16 12:43:59
1
user avatar
agneslovely2014
Seru ceritanya kocak bgt, bagus deh!
2025-01-23 22:07:24
1
user avatar
Romero Un
wah seru nih kalo indigo. .........
2025-01-18 15:44:13
1
user avatar
Aqila Tiffa
aku masukkan di daftar baca , kata teman aku bagus bukunya. jadi aku mampir thor
2025-01-17 19:30:49
1
user avatar
yusi wandhini
kak ini kapan raga tau kekuatan Amira?
2025-01-17 15:46:31
1
user avatar
Yu.Az.
Keren banget ih! Semangat updatenya Thor
2025-01-14 17:19:53
1
user avatar
Kikan Selviani Putri
crazy up thooooorrr!
2025-01-09 11:59:21
1
user avatar
prasidafai
aaaa jadi inget masa-masa sekolah, lanjut Thor ceritanya bagus
2024-12-30 17:36:09
1
user avatar
Aqila Tiffa
simpan di pustaka dulu ya kak
2024-12-29 20:46:29
1
default avatar
Sa Emi
ceritanya bagus selalu bikin penasaran
2024-12-25 09:34:30
1
user avatar
Inura Lubyanka
Bagus thor, lanjut terus
2024-12-23 19:41:14
1
user avatar
Kikan Selviani Putri
cerita buku ini sangat fresh sekali. Di Setiap bab membuat penasaran menjadi semakin tinggi.
2024-12-15 23:27:40
1
  • 1
  • 2
264 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status