Yang berbicara adalah Kultivator Awan Surga, yang berbicara di alam pikirannya Xi Feng. Saat itulah baru Xi Feng sadar akan apa yang terjadi. Semua orang di bawah panggung masih terheran-heran dengan apa yang terjadi. Zhong Li, salah satu murid terkuat di antara murid sekte luar, berhasil ditumbangkan hanya dalam satu gebrakan. Hal ini masih sukar dipercayai. Terjadi banyak konspirasi teori di antara kerumunan. "Mungkinkah Xi Feng dibantu seseorang? "Apa maksudmu?""Tidak mungkin kan seorang pecundang lemah seperti Xi Feng bisa mengalahkan Zhong Li. Iya kan? Jadi, bisa saja kan ada yang menyerang Zhong Li secara diam-diam dari belakang.""Itu tidak masuk akal. Kalau ada yang membokong, dengan adanya tetua di sini, hal itu tidak akan mungkin bisa dilakukan.""Ya. Kau benar.""Lalu, apa penjelasannya?"Bagaimana kalau Zhong Li cuma pura-pura?""Ya. Itu mungkin."Pada saat itu, seorang tetua sekte luar, naik ke atas panggung untuk memeriksa keadaan Zhong Li. Kerumunan terdiam. Semu
Keduanya saling kulum untuk beberapa saat. Keduanya saling sentuh, pakaian keduanya, mulai berjatuhan. Tiba-tiba, Wong Shichien tinggalkan sejenak bibir Xi Feng untuk melangkah keluar dari kamar dan menuju ke pintu rumah. Sebagai perempuan, dia ingin memastikan pintu itu sudah terkunci dengan aman. Setelah memastikan mengunci pintu keluar, Wong Shichien mulai melangkah pasti kembali menuju ke arah kamar sambil membuka bajunya satu-persatu.Hasrat Wong Shichien belum pernah turun sejak dia mengambil keputusan. Dia ingin menyerahkan mahkotanya pada Xi Feng.Itulah rencana yang ada di benak Wong Shichien. Sekarang ini, dia akan mulai melaksanakan rencananya dengan cara menggoda Xi Feng.Sementara di kamar, Xi Feng masih dalam keadaan bingung. Dia bingung dengan permintaan gadis ini. Saat gadis ini meninggalkan kamarnya, dia pikir, gadis ini sudah membatalkan keinginannya, dan hendak beranjak pergi. Dia pun mulai memakai pakaiannya. Dia masih memikirkan akan kehadiran gadis yang ing
Sebelum dia merelakan mahkotanya, Wong Shichien ingin melakukan servis terbaiknya kepada Xi Feng agar supaya Xi Feng mengingatnya dan agar supaya Xi Feng mau menolong dirinya dan keluarganya.Wong Shichien terus mengulum benda besar ini dengan penuh minat. Lidahnya bermain membasahi benda besar di dalam mulutnya ini.Wong Shichien menggerak-gerakan kepalanya maju mundur. Mendorong dan menarik kepalanya sehingga kejantanan milik Xi Feng ini terus masuk keluar menemukan kenikmatan di dalam mulutnya.Ini membuat Xi Feng semakin keenakan. Karena itu dia putuskan untuk merebahkan kepalanya di atas ranjang. Dia biarkan Wong Shichien terus membelai keperkasaannya dengan berposisi di pinggir ranjang.Wong Shichien terus melakukan kreasinya. Lidahnya memutari bagian kepala dari senjata perkasa milik Leon sambil terkadang menenggelamkan senjata perkasa itu di dalam mulutnya.Wong Shichien kembali menarik mulutnya hingga ke ujung senjata perkasa milik Xi Feng itu. Setelah itu, dia kembali meneng
Xi Feng merasa seperti sempat menembus sesuatu. Sesuatu yang harusnya tidak ada di dalam sana.Xi Feng sempat mengerutkan keningnya tapi dia kembali melakukan usahanya untuk menusuk-nusuk bagian kewanitaan Wong Shichien lebih dalam lagiTeriakan kesakitan Wong Shichien semakin kencang hingga membuat Xi Feng mulai menghentikan genjotannya.Karena teriakan kesakitan dan bahasa tubuh Wong Shichien saat ini, bukanlah bahasa tubuh yang biasa terjadi pada wanita yang merasa sakit karena kewanitaannya diterobos oleh benda jumbo milik Xi Feng.Ini bahasa tubuh yang lain. Ini beda dan sekalipun Xi Feng belum pernah melihat ekspresi wajah wanita sesakit ini sebelumnya, tapi, Xi Feng yakin kalau ekspresi di wajah Wong Shichien saat ini adalah ekspresi dari seorang wanita yang perawannya baru direnggut.Xi Feng menatap wajah Wong Shichien lekat-lekat. Dia melihat ekspresi wajah kesakitan yang tidak biasa.Karena itu Xi Feng segera berbisik, "apa kamu masih perawan?"Wong Shichien tidak menjawab p
Wong Shichien kembali menutup matanya dan meringis kesakitan tapi sesaat kemudian, dia kembali membuka matanya dan mendesah. "Kalau nanti kita berhasil menyelamatkan orang tuaku, aku ingin kembali seperti ini. Bisa kan?"Xi Feng mengangguk. "Tentu saja bisa.'"Aku sangat senang mendengarnya. Dalemin lagi, sayang. Oh... Aku siap."Xi Feng mengangguk dan mulai memasukkan batang perkasanya lebih dalam lagi."Ahhhhh." Wong Shichien mulai menemukan enaknya lagi. Walaupun masih ada rasa perih, tapi, dia mulai merasa enak.Xi Feng merasakan dia menerobos sesuatu yang sangat sempit. Paling sempit dari semua yang pernah dia terobos dengan barang pusakanya ini.Semakin lama Xi Feng memainkan rudalnya di dalam bagian sensitif milik Wong Shichien ini, Xi Feng mulai ketagihan.Karena Xi Feng merasakan barang yang sangat sempit. Karena itu, dia mulai mempercepat gerakannya dia mulai menutup matanya meresapi yang sedang terjadi.Wong Shichien sendiri terus menahan sakit karena diterobos oleh benda
Dengan ini, Xi Feng bisa sangat leluasa untuk menghujamkan miliknya di dalam sana. Menerobos liang sempit yang setiap incinya baru pertama kali diterobos oleh kejantanan seorang lelaki itu. Milik Xi Feng yang jumbo itu terus menerobos. Mundur dengan cepat untuk maju dengan lebih cepat lagi, menusuk hingga ke batas terdalam membuat Wong Shichien menjerit dalam nikmat.Wong Shichien tidak lagi merasakan perih di bagian kewanitaannya karena yang dia rasakan saat ini hanya sensasi dari gesekan benda besar yang menerobos di kedalaman miliknya yang menghadirkan sensasi luar biasa nikmat.Wong Shichien melenguh dan terus melenguh setiap kali benda perkasa itu masuk keluar di tubuhnya. Tidak ada momen yang dirasanya tanpa kenikmatan."AWHHH ... TERUS, AHHHHH ... XI FENG. OWH."Terdengar teriakan panjang dari Wong Shichien tanda dia sudah mencapai sesuatu yang tidak dia mengerti tapi sangat enak. Membuat candu, membuat tubuhnya mengejang.Wong Shichien juga merasa ada cairan hangat yang kelua
Besoknya, Xi Feng dan Wong Shichien sudah berjalan menuju ke tempat yang dibilang oleh Wong Shichien, yaitu tempat perbudakan yang banyak menelan korban yang belakangan menelan korban orang terdekatnya, yaitu orang tuanya. Hingga akhirnya mereka berdua berada di atas sebuah bukit dan dari tempat inilah Wong Shichien menuju ke arah bawah"Lihat. Itulah tempat kedua orang tuaku disandera dan harus bekerja untuk para penjahat itu."Sejenak, Xi Feng melihat ke arah bawah. Dia melihat ada banyak orang yang bekerja di sungai, sementara juga ada para pengawas mereka yang nampak duduk-duduk tertawa-tawa dan terus mengawasi orang-orang yang sedang bekerja itu di pinggir sungai. Setelah mengamati kondisi lapangan, Xi Feng berkata, "oke. Rencananya adalah seperti ini, aku akan berusaha menarik perhatian para penjaga itu. Aku akan biarkan mereka mengejarku sementara kamu harus mencari orang tuamu dan juga menyelamatkan budak-budak senasib dengan mereka sebanyak-banyaknya dan bawa mereka menjauh
Sebuah pukulan keras masuk dari samping kiri Xi Feng, pukulan yang tidak sempat dia antisipasi di tengah cecaran ke arahnya.Xi Feng tidak jatuh, tapi, ini membuat kuda-kudanya goyah. Tak mau konyol, dia bergerak memutar dan melepas kultivasinya sambil bergerak sehingga musuh lainnya tidak mampu memanfaatkan kelemahannya untuk menyusulkan pukulan ke arahnya.Tapi, dia tahu, kalau terus seperti ini, dia akan segera menjadi pecundang. Sekali pun pukulan yang tadi sempat masuk ke bahunya tidak melukainya, tapi, kalau keadaan terus seperti ini, maka, dia akan jatuh juga.Saat dia tengah merasa tak berdaya, tiba-tiba, suara familiar muncul di benaknya. Suara dari Kultivator Awan Surga."Tenang. Terus edarkan kultivasimu ke segala arah. Kamu berada di ambang terobosan. Sedikit lagi, kamu akan melakukan terobosan, dan begitu kamu resmi melakukan terobosan, mereka bukan lawanmu."Mendengar kata-kata yang mendengung di telinganya itu, Xi Feng menjadi semangat. Dia pun terus melangkah, berputar
Pria dengan tahi lalat itu memiliki raut wajah yang tidak sedap dipandang.Seandainya dia tahu bahwa ingatan Xi Feng bahkan melebihi ingatan Tang Sanshan, dia tidak akan pernah menantangnya untuk mengikuti kontes ingatan. Dia akan memilih kompetisi yang berbeda.Itu adalah kesalahan perhitungan yang jelas di pihaknya.Tapi bagaimana dia bisa tahu bahwa kekuatan Xi Feng tidak terletak pada ingatannya, tetapi dalam memiliki perangkat curang seperti Awan Surga? Xi Feng telah memindai dan merekam seluruh isi buku. Yang harus dia lakukan hanyalah membacanya dari ingatan."Baiklah, Zhao Hai, Anda telah memenangkan ronde ini," pria berwajah tahi lalat itu mengakui dengan mengatupkan gigi. "Tapi menurut kebiasaan kami, yang terbaik adalah dua dari tiga. Jadi, sesuai aturan, Anda harus bertanding dengan kami dua kali lagi untuk menentukan pemenang terakhir."Xi Feng menjawab, "Saudara Gan, apakah Anda menyarankan Anda tidak bisa menerima kekalahan? Sebelum kita mulai, Anda tidak pernah menyebu
"Haha, tentu saja. Jika Kakak Zhao menarik perhatian nona muda kita, dia pasti memiliki sesuatu yang istimewa. Sedikit hafalan? Sangat mudah baginya.""Tang Sanshan salah tiga tempat, tapi Zhao menurut saya tidak seperti Joe pada umumnya. Saya yakin dia tidak akan membuat satu kesalahan pun.""Hahaha, tidak sabar untuk melihat penampilan luar biasa Zhao..."...Penonton ramai dengan obrolan.Dengan cibiran, Tang Sanshan berkata, "Jika Saudara Zhao Hai membuat nona muda itu terkesan, dia pasti jauh di depanku. Mari kita semua tenang, tidak ada lagi pertengkaran. Waktunya untuk mendengarkan bacaan Zhao Hai."Ruangan menjadi hening, semua mata tertuju pada Xi Feng, penuh harap seolah-olah menunggu klimaks dari sebuah drama.Tanpa menunggu lama, Xi Feng mulai melafalkan dengan jelas dan penuh semangat."... Bayangkan, di bawah loteng yang teduh itu, seorang wanita muncul, memukau seolah-olah bidadari surgawi telah turun ke bumi..."Saat Xi Feng melanjutkan, seringai di wajah-wajah di sekel
"Baiklah, siapa pun di antara kalian yang ingin maju, saya siap," kata Xi Feng.Pria bertahi lalat itu tertawa kecil, "Hehe, kenapa terburu-buru untuk beradu fisik? Lagipula, kau adalah teman nona muda itu. Menyakitimu akan berdampak buruk padanya, bukan? Tidak perlu ada kekerasan. Kita bisa menguji keberanian kita dengan cara lain."Xi Feng bertanya, "Dan apakah itu?"Dengan seringai licik, pria bertahi lalat itu menyarankan, "Ada banyak hal yang bisa dibandingkan, bukan? Sebagai seorang penggantungan keluarga Yang, kekuatan hanyalah salah satu aspek; kita tidak boleh mengabaikan keterampilan lain. Misalnya, dengan kemungkinan konflik atau bahkan perang dengan keluarga Zhang yang membayangi, mengumpulkan informasi intelijen tentang musuh menjadi sangat penting. Hal ini membutuhkan ingatan yang luar biasa untuk menyimpan informasi dalam jumlah besar dan kemampuan untuk menyaringnya dengan cepat dan akurat menjadi intelijen yang dapat ditindaklanjuti. Hehe, Zhao Hai, apakah Anda siap m
"Sungguh, Anda tidak perlu melakukannya?" Chunxiang terkejut.Siapa yang tidak perlu ke kamar kecil? Menahannya sepanjang malam bisa jadi tak tertahankan."Ya, saya yakin. Tidak perlu," Xi Feng menegaskan dengan anggukan serius.Dia tertawa kecil pada dirinya sendiri. Apakah gadis ini benar-benar tidak memahami perbedaan antara pria dan wanita?Waktunya di dunia ini sudah lama, namun konsep-konsepnya yang terbentuk di bumi belum banyak berubah.Itu sebabnya dia berjuang untuk memahami pola pikir Chunxiang.Bagi Chunxiang, melayani tuannya sebagai pelayan adalah tugasnya yang sah. Dia bahkan akan mengikuti Yang Suyu sebagai pelayan mas kawin jika dia menjadi seorang biarawati.Xi Feng mengalihkan pembicaraan ke tempat lain, "Ngomong-ngomong, di mana Nona Sulung?"Chunxiang menjawab, "Nona muda? Dia sudah berangkat untuk pelajaran pagi.""Pelajaran pagi? Apakah dia berlatih seni bela diri?" tanya Xi Feng."Tidak sama sekali," jawab Chunxiang sambil menggelengkan kepalanya. "Itu bukan se
"Nona Yang memang memiliki... kepribadian yang baik," kata Xi Feng sambil menggelengkan kepalanya.Dia mondar-mandir di sekitar ruangan sebelum duduk di tempat tidur. Aroma wanita yang masih tersisa di tempat tidur mau tidak mau membawa pertemuan yang baru saja terjadi ke dalam pikirannya. Terlepas dari tekadnya, Xi Feng merasakan gejolak di dalam hatinya.Tanpa disadari, pikirannya melayang ke sosok lain yang menakjubkan, Lee Xue'er. Sudah lima tahun sejak mereka berpisah, namun suaranya, senyumnya, dan semua yang telah berlalu tampak segar seperti baru kemarin.Xi Feng menghela nafas dengan sedih. "Lima tahun berpisah... Apakah kamu baik-baik saja?"Dia kemudian tersenyum pahit, mempertimbangkan kemungkinan bahwa Lee Xue'er mungkin sudah lama melupakan masa lalu mereka. Dia tidak tahu tentang latar belakangnya, tapi dia yakin bahwa seseorang dengan perawakannya, yang tampaknya ilahi dan tak tersentuh, tidak akan mengampuni seorang anak laki-laki dari desa terpencil.Namun, pikirnya,
menyaksikan kasih sayang yang mendalam antara Yang Suyu dan ayahnya, Xi Feng merasakan gelombang emosi yang membanjiri dirinya.Meskipun sudah bertahun-tahun berlalu sejak kematian orang tuanya, tawa dan bayangan mereka tetap hidup, memenuhi dirinya dengan kerinduan.jika diberi kesempatan untuk berada di sisi mereka sekali lagi, dia akan rela membayar berapa pun harganya."Ayah, terima kasih telah mempercayaiku," kata Yang Suyu, air matanya berubah menjadi tawa saat dia memeluk lengan kepala keluarga Yang.sikap kepercayaannya mengembalikan martabatnya di mata Xi Feng.Kepala keluarga Yang dengan penuh kasih sayang menepuk-nepuk punggungnya, meskipun senyum kecut menyembunyikan gejolak hatinya.kemandirian seorang anak perempuan itu pahit; dia menyadari bahwa dia bahkan tidak bisa menyamai teman yang baru saja dikenalnya."Ngomong-ngomong, saya ada urusan penting," katanya. "Karena Zhao Hai adalah temanmu, kamu yang urus urusannya. Aku serahkan saja ke kamu.""Tentu saja, ayah," jawa
Yang Suyu berseru dengan marah, "Anda menyebutnya pertanyaan? Itu tidak lebih dari sebuah provokasi. Zhao Hai adalah teman yang saya bawa pulang. Apa yang memberimu hak untuk mengganggunya?"Cao Qing menjawab, "Hati manusia tidak dapat dipahami. Saya hanya khawatir Nona dan Chunxiang mungkin tertipu oleh karakter yang tidak baik.""Khawatir? Anda jelas hanya mengincar Tuan Muda Zhao karena cemburu..." Pipi Yang Suyu sedikit memerah.Dia tidak naif; dia bisa dengan mudah mengetahui motif Cao Qing, namun dia merasa terlalu malu untuk memanggilnya di depan umum.Kepala Keluarga Yang, dengan alis berkerut, memberi isyarat meremehkan, "Cukup. Tidak perlu diskusi lebih lanjut."Dia sangat menyadari kasih sayang Cao Qing pada putrinya dan menyadari kepicikan Cao Qing. Jelas baginya bahwa Cao Qing dengan sengaja memusuhi Zhao Hai, yang dapat dimengerti membuat Yang Suyu kesal.Terlepas dari pengertiannya, Cao Qing telah bersama keluarga Yang selama bertahun-tahun, mendapatkan garis-garisnya m
"Tentu saja, Anda bisa memegang kata-kataku," Yang Suyu setuju tanpa ragu-ragu. "Sebagai nona muda dari keluarga Yang, janjiku adalah ikatanku. Siapa pun yang menentang saya akan ditunjukkan pintunya."Dia kemudian menambahkan dengan sungguh-sungguh, "Saya mengerti. Anda tidak tertarik dengan pertengkaran antara keluarga Yang dan keluarga Zhang, dan Anda lebih suka tidak terlibat di dalamnya. Anda menyetujui hal ini untuk Chunxiang dan saya. Saya tidak mencoba merekrut Anda; saya benar-benar ingin berteman dengan Anda."Xi Feng tidak bisa menahan senyum. Dia telah menganggap Yang Suyu sebagai orang yang naif, namun kejujurannya secara tak terduga menyegarkan dan membuatnya melihatnya dengan cara yang baru."Baiklah, nak, haruskah kita pulang sekarang?" Yang Suyu menggoda sambil tersenyum. Berteman dengan Xi Feng membuatnya sangat senang, seolah-olah dia telah mencapai prestasi besar, memberinya rasa pencapaian yang mendalam."Nama saya Zhao Hai," Xi Feng mengoreksinya, "Tolong jangan
"Sebagai seorang pria terhormat, sudah sepantasnya menepati janji. Anda bilang Anda akan berubah menjadi kasim, jadi tidak ada kata mundur. Saya di sini hanya untuk memastikan janji itu ditepati..."Yang Suyu menyatakan dengan penuh keyakinan, meskipun pipinya memerah dan dia mendapati dirinya tidak dapat menatap Xi Feng.Namun, tekadnya tidak goyah saat dia tanpa henti mengarahkan tendangan demi tendangan ke bagian bawah Zhang Yiwu.Dia berhati-hati dalam mengukur kekuatannya, memastikan bahwa setiap pukulan yang menghukum menimbulkan rasa sakit yang parah tanpa mematikan.Xi Feng melihat, merasakan sedikit rasa kasihan. Dia menyadari bahwa seorang wanita yang dihina bisa menjadi sangat kejam dan membuat catatan mental untuk tidak pernah melangkahi seorang wanita.Penderitaan Zhang Yiwu sangat terasa; dia berteriak, lebih memilih kematian daripada siksaan yang dialaminya saat ini."Tolong, bunuh saja saya... Saya mohon, akhiri penyiksaan ini dan cabut nyawa saya..."Rasa sakitnya dip