Share

Episode 6

Author: Pena_Digital
last update Last Updated: 2022-12-16 18:44:25

Sekarang Gu Lang mulai mengerti arti sesungguhnya dari hukum rimba. Siapa yang kuat maka dia bisa berbuat apapun yang dia inginkan, sekalipun itu membunuh orang lain. Asalkan dia cukup kuat, maka dia memiliki hak untuk bicara, memilih, dan juga hak untuk tetap hidup.

Jika dia tidak berusaha untuk menjadi lebih kuat, maka dia sama sekali tak memiliki kualifikasi untuk tetap bertahan hidup di dunia kultivator ini.

Saat ini Gu Lang baru menguasai tiga jurus saja, yang pertama adalah jurus Pedang Kematian. Tapi jurus ini hanya bisa di pakai satu kali, pada musuh yang sama. Karena saat tujuan dari jurus ini sudah diketahui, maka jurus ini sudah tidak lagi berguna.

Yang kedua, jurus Langkah Awan. Jurus yang tak memiliki daya serang, namun dapat di gunakan untuk meningkatkan kecepatan serangan dan untuk melarikan diri dari keadaan genting seperti tadi.

Lalu yang ketiga adalah jurus Pukulan Sembilan Matahari, satu-satunya jurus menyerang yang bisa dia pakai saat ini. Maka dari itu, dia harus segera mempelajari jurus lain yang bisa dia pakai dalam pertarungan.

Saat Gu Lang tengah fokus berkelana dengan pikirannya sendiri, tiba-tiba saja dia dikejutkan oleh beberapa orang yang datang menghampirinya.

"Ehm... maaf, apa kau berminat untuk bergabung dengan tim kami? Saat ini kami kekurangan satu orang anggota lagi," tanya salah seorang dari mereka, seorang gadis muda yang imut.

Gu Lang hanya diam dan tak menjawab pertanyaan gadis itu, karena dia belum mengerti maksudnya. Tim apa yang dia maksud dan kemana mereka akan pergi, itulah yang menjadi tanda tanya besar bagi Gu Lang. Terlebih dirinya yang sudah terkenal sebagai seorang sampah, jadi kenapa juga gadis ini justru ingin merekrutnya. Bukannya berprasangka buruk, tapi tidak ada salahnya juga untuk lebih berhati-hati, bukan?

"Begini saudara, rencananya kami akan pergi ke lembah awan angin untuk berburu monster. Makanya kami mengajakmu, bukankah lebih banyak orang lebih baik? Jadi kita bisa saling membantu dan melindungi," sahut pemuda yang berdiri di sebelah gadi tadi.

"Berburu? Kebetulan sekali aku sedang butuh objek untuk menjajal hasil latihanku, kalau begitu aku akan ikut."

Baru saja Gu Lang menyetujui ajakan pemuda itu, tapi tiba-tiba salah seorang di antara mereka menolaknya dengan sangat tegas. Bahkan tidak hanya menolak, dia juga menghina Gu Lang karena dia mengenalinya sebagai tuan muda sampah dari keluarga Gu.

"Aku tidak setuju! Dia itu Gu Lang, apa kalian tidak mengenalinya? Seorang sampah yang bahkan mati-matian berusaha di singkirkan oleh keluarganya sendiri! Dia hanya akan menjadi beban untuk kita!"

Gu Lang sangat marah mendengar ocehan orang di hadapannya itu. Pertama, dia dan timnya lah yang menghampiri dan mencoba mengajaknya bergabung. Tapi lihat? Kini dia dengan sombongnya menghina Gu Lang, tanpa dia tau kekuatan orang yang dia hina. Benar-benar sombong.

"Sudahlah Tang Yin, jangan memancing keributan. Dan Gu Lang, maafkan sikap Tang Yin yang sedikit arogan. Itu karena dialah yang terkuat di antara kami berempat, jadi jangan anggap serius perkataannya."

Pemuda bernama Tang Yin itu pun berdecak kesal. Sedangkan Gu Lang menganggukkam kepalanya, karena dia menghargai sikap baik pemuda yang mencoba memberikan pengertian padanya, dengan arogansi Tang Yin.

"Baiklah, lagi pula aku juga bukan seorang yang berhati sempit," ujar Gu Lang, yang membuat Tang Yin kembali berdecak kesal.

Akhirnya mereka pun memulai perkenalan singkat mereka, sebelum memulai perjalanan ke lembah awan angin.

"Namaku Bao Feng, yang ini Xia Luxia, yang ini adalah Xiao San, dan dia Tang Yin."

"Aku, Gu Lang. Mungkin aku memang tak sekuat kalian, tapi aku bisa pastikan jika aku tak kan menjadi beban untuk tim ini." Gu Lang melirik ke arah Tang Yin yang dengan sangat jelas, memperlihatkan rasa tidak suka pada dirinya.

"Baguslah, kita harus kompak dan saling membantu. Dengan begitu kita pasti akan mendapatkan lebih banyak inti monster dalam perjalanan kita kali ini!" seru Bao Feng.

Perjalanan menuju lembah Awan Angin pun di mulai. Untuk sampai ke tempat itu, mereka harus melewati gunung Pedang Leluhur lebih dulu.

Di sepanjang perjalanan, mereka menemui beberapa monster level rendah yang tentunya tak menjadi penghalang bagi mereka, seperti badak kulit baja level 5, piton sisik emas level 6, dan masih banyak lagi monster level rendah lainnya.

Tapi tentu saja Bao Feng, Xiao San dan juga Xia Luxia bisa mengalahkan monster-monster itu dengan mudah. Hanya Gu Lang dan Tang Yin lah yang belum ikut andil dalam melawan monster-monster itu.

Hingga kini, mereka sudah mengumpulkan beberapa buah inti monster level rendah. Mungkin memang tidak terlalu berharga, tapi jika hanya untuk ditukar dengan pil obat yang dapat membantu perkembangan kultivasi mereka, maka itu sudah cukup.

"Setidaknya ini sudah bisa kita tukar dengan pil obat. Lagipula jika monster level tinggi muncul, belum tentu juga kita mampu menghadapinya," ujar Xiao San.

Karena di dunia kultivator ini, tingkat kekuatan manusia dan monster itu berbeda. Meskipun berada di tingkatan yang sama, kekuatan para monster lebih besar. Jadi manusia harus mengandalkan otak mereka, untuk mengalahkan monster yang selevel dengan mereka.

Mereka pun melanjutkan perjalanan, hingga akhirnya sampai di lembah Awan Angin. Saat mereka baru saja sampai di lembah yang terkenal sebagai sarang monster itu, mereka sudah di sambut dengan kedatangan segerombolan serigala awan level 5. Namun lagi-lagi ketiga orang itu, mampu mengalahkan gerombolan serigala awan itu dengan mudahnya tanpa ada hambatan sama sekali.

Tapi mereka tak menemukan satu pun monster level tinggi, hingga saat ini. Jadi Tang Yin juga belum mau bertindak, apalagi jika bukan karena arogansinya itu. Dia merasa bahwa dirinya lah yang terkuat di tim itu sehingga dia hanya akan maju, jika mereka menemui kesulitan atau saat bertemu dengan monster level tinggi yang hanya bisa di lawan olehnya, yang sudah berada di tingkatan prajurit level delapan.

Hingga akhirnya sebuah suara lolongan yang mengerikan pun terdengar, bersamaan dengan monster-monster level rendah yang berlarian ke arah mereka. Dan kali ini bukan hanya satu gerombolan, melainkan satu kompi jika di ibaratkan sebagai pasukan perang.

Tapi saat mereka sudah bersiap melawan, monster-monster itu justru melewati mereka begitu saja. Seolah sedang melarikan diri, dari sesuatu yang membuat mereka takut.

"Apa-apaan itu? Kenapa mereka malah melewati kita begitu saja dan tidak menyerang?" tanya Luxia.

"Ada monster level tinggi yang mendekat, Serigala awan level 8. Dia ingin membalas kematian anak-anaknya, yang sudah kita bunuh."

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Made Fitra
bab 1 sampe 5, marga and nama sama, bab 6 nama dah beda ...
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Kultivasi abadi   Episode 18

    "Sifat buruk melawan sifat baik, tapi bagaimana jika sifat buruk bertemu dengan sifat yang sama buruknya. Benar, itu hanya jebakan! Karena aku melawan sifat buruk dengan sifat baik, semuanya jadi terkendali. Tapi yang harus kulakukan saat ini adalah membuat kekacauan!" Seringai tipis terbit di bibir Gu Lang, saat dia menemukan cara tercepat menangani situasi tidak menguntungkan itu.Gu Lang mulai menyerang monster-monster itu dengan jurus Pedang Neraka ciptaannya. Dan benar saja, para monster tidak punya otak dan akan saling menyerang satu sama lainnya.Sedangkan si penyebab kerusuhan itu, hanya perlu menghindar dari ledakan yang di sebabkan oleh benturan dua kekuatan yang sama kuatnya itu. Gu Lang tersenyum karena pengetahuannya di kehidupan lalu, kini kembali berguna.Dulu dia sering ditindas oleh teman-temannya, dan pada awalnya dia hanya bisa diam dan menyalahkan nasib kehidupannya yang memang seburuk itu. Tapi seorang gadis cantik pernah mengatakan sesuatu yang masi

  • Kultivasi abadi   Episode 17

    Benar, seragam. Dia mengenakan baju putih abu-abu itu, lengkap dengan tas dan sepatu. Entah harus seperti apa Gue Lang bereaksi saat ini, haruskah dia senang karena bisa kembali ke dunianya atau justru sedih karena harus kembali menjalani hidupnya yang menyedihkan seperti dulu lagi."Sadarlah! Kau harus sadar dan lepas dari dunia mimpi ini, atau kau benar-benar akan mati!" Sebuah suara yang begitu besar dan menggelegar pun terdengar oleh Gu Lang, dan membuatnya mengerti dimana dia berada saat ini.Dia masih ada di tangga percobaan, namun dia masuk ke dalam dunia mimpi yang sengaja menciptakan ilusi masa lalu orang-orang yang terjebak. Dan jika orang itu tidak segera sadar dan lepas dari ilusi itu, maka orang itu akan mati."Sial! Aku harus segera keluar, tapi bagaimana caranya keluar dari sini!?" Gu Lang berusaha mencari ingatan tentang array ilusi seperti ini, untuk menemukan kelemahnnya, "Benar, pusat array. Aku harus mencari dimana pusat arraynya berada!"Gu Lang

  • Kultivasi abadi   Episode 16

    Bukannya Tetua Agung tak bisa langsung memberikan pil penyambung nyawa level empat itu pada Gu Lang. Tapi sebagai tetua Agung, dia tetap harus menjunjung tinggi aturan sekte yang sudah ada sejak sekte Bulan Sabit didirikan, dan masih di pertahankan hingga saat ini."Asal kau tau saja anak muda, sudah seratus tahun lamanya tidak pernah ada orang yang berhasil menyelesaikan semua tantangan di menara sembilan tingkat. Dan orang yang gagal, jika tidak mati mereka pasti cacat. Jadi pikirkan baik-baik, apa kau tetap akan pergi ke sana atau tidak."Gu Lang langsung mengangguk dengan yakin, tanpa berpikir panjang lagi. Hal itu membuat Tetua Agung semakin menyukai sosok Gu Lang, dan berniat untuk menjadikannya murid pribadi, jika Gu Lang mampu menaklukkan semua tantangan di menara sembilan tingkat.Tanpa menunggu lama, Gu Lang segera berpamitan dengan tetua Agung, memintanya untuk menjaga Xiao San sampai dia kembali. Setelah berpamitan dengan tetua Agung, Gu Lang segera berangkat

  • Kultivasi abadi   Episode 15

    "Kau hanya mengada-ada! Aku bahkan tidak melihat dia menggunakan jarum itu saat pertarungan, jangan-jangan kaulah yang sengaja melakukannya!? Sengaja mengganggu pertandingan di arena hidup mati adalah kejahatan besar!"Gu Lang mendecih mendengar pembelaan diri dari tetua itu, hanya untuk menyelamatkan harga dirinya sebagai tetua arena hidup mati. Namun dengan status tetua itu yang sudah pasti lebih tinggi darinya, membuat opini semua orang kembali berbalik mendukung sang tetua meskipun Gu Lang sudah menunjukkan bukti nyata.Hanya dengan satu kalimat sangkalan dan tuduhan, Gu Lang justru menjadi tersangka saat ini. Namun tak ada rasa cemas dan takut sedikitpun pada diri Gu Lang saat ini, dia bahkan terlihat sangat tenang dalam mengalami situasi yang tidak menguntungkan untuknya."Bukankah tetua mengatakan jika tetua tidak melihat dia menggunakan jarum ini, tetua Fang Teng yang terhormat?" tanya Gu Lang sambil mengangkat jarum itu, "Lalu bagaimana tetua bisa mengatakan jik

  • Kultivasi abadi   Episode 14

    "Kita pergi ke arena hidup mati!" tantang Xiao San dengan percaya diri. Dan pria yang dia tantang pun tersenyum mengejek pada Xiao San, sebelum akhirnya mengiyakan tantangan itu dengan senang hati.Sedangkan Gu Lang sangat terkejut mendengar ucapan Xiao San barusan. Dengan cedera seperti itu, dia justru ingin bertarung di arena hidup mati?Tapi pada dasarnya, Xiao San memiliki alasan tersendiri kenapa dia memilih untuk bertarung di arena hidup mati, daripada bertarung lepas seperti ini.Karena di arena hidup mati memiliki aturan, aturan yang tidak bisa di langgar oleh siapapun. Jadi setidaknya pertarungan akan berlangsung dengan adil, dan benar-benar hanya mengandalkan kekuatan semata jika mereka bertarung di atas arena hidup mati.**Arena hidup mati, jurang pelatihan...Seorang tetua dengan jenggot dan rambut putih itu berdiri di tengah arena hidup mati, dengan Xiao San berada di sisi kiri dan pria licik itu berada di sisi kanannya."Apa kalian sudah siap?" Kedua kubu pun menganggu

  • Kultivasi abadi   Episode 13

    Pria itu menggeram kesal, dan langsung menyerang Gu Lang.Dia menerjang maju dengan akar spiritualnya yang berbentuk sebuah tongkat, "Cih! Aku belum pernah melihat ada orang yang menggunakan alat kelaminnya, sebagai sebuah senjata." Ejek Gu Lang karena memang tongkat itu berbentuk tak ubahnya alat kelamin seorang pria."Bedebah! Akan kubuat kau mati di bawah kekuatan tongkat iblisku!" serunya dengan marah.Aura iblis tiba-tiba saja menyelimuti tongkat itu, membuat Gu Lang sedikit terkejut karenanya begitu juga dengan Luxia yang langsung memperingati Gu Lang untuk berhati-hati."Jangan sampai kau menyentuh tongkat itu, Gu Lang. Dia akan membuat tubuhmu dikuasai oleh iblis dan berubah menjadi abu!""Kekuatan iblis ya? Apakah akar spiritualku juga termasuk iblis? Kalau begitu mari kita coba," batin Gu Lang yang tidak berniat untuk menghindar sama sekali, dan dia justru mengeluarkan akar spiritual langkanya, black shadow.Pria itu pun tersenyum karena mengira Gu

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status