Share

Episode 6

Sekarang Gu Lang mulai mengerti arti sesungguhnya dari hukum rimba. Siapa yang kuat maka dia bisa berbuat apapun yang dia inginkan, sekalipun itu membunuh orang lain. Asalkan dia cukup kuat, maka dia memiliki hak untuk bicara, memilih, dan juga hak untuk tetap hidup.

Jika dia tidak berusaha untuk menjadi lebih kuat, maka dia sama sekali tak memiliki kualifikasi untuk tetap bertahan hidup di dunia kultivator ini.

Saat ini Gu Lang baru menguasai tiga jurus saja, yang pertama adalah jurus Pedang Kematian. Tapi jurus ini hanya bisa di pakai satu kali, pada musuh yang sama. Karena saat tujuan dari jurus ini sudah diketahui, maka jurus ini sudah tidak lagi berguna.

Yang kedua, jurus Langkah Awan. Jurus yang tak memiliki daya serang, namun dapat di gunakan untuk meningkatkan kecepatan serangan dan untuk melarikan diri dari keadaan genting seperti tadi.

Lalu yang ketiga adalah jurus Pukulan Sembilan Matahari, satu-satunya jurus menyerang yang bisa dia pakai saat ini. Maka dari itu, dia harus segera mempelajari jurus lain yang bisa dia pakai dalam pertarungan.

Saat Gu Lang tengah fokus berkelana dengan pikirannya sendiri, tiba-tiba saja dia dikejutkan oleh beberapa orang yang datang menghampirinya.

"Ehm... maaf, apa kau berminat untuk bergabung dengan tim kami? Saat ini kami kekurangan satu orang anggota lagi," tanya salah seorang dari mereka, seorang gadis muda yang imut.

Gu Lang hanya diam dan tak menjawab pertanyaan gadis itu, karena dia belum mengerti maksudnya. Tim apa yang dia maksud dan kemana mereka akan pergi, itulah yang menjadi tanda tanya besar bagi Gu Lang. Terlebih dirinya yang sudah terkenal sebagai seorang sampah, jadi kenapa juga gadis ini justru ingin merekrutnya. Bukannya berprasangka buruk, tapi tidak ada salahnya juga untuk lebih berhati-hati, bukan?

"Begini saudara, rencananya kami akan pergi ke lembah awan angin untuk berburu monster. Makanya kami mengajakmu, bukankah lebih banyak orang lebih baik? Jadi kita bisa saling membantu dan melindungi," sahut pemuda yang berdiri di sebelah gadi tadi.

"Berburu? Kebetulan sekali aku sedang butuh objek untuk menjajal hasil latihanku, kalau begitu aku akan ikut."

Baru saja Gu Lang menyetujui ajakan pemuda itu, tapi tiba-tiba salah seorang di antara mereka menolaknya dengan sangat tegas. Bahkan tidak hanya menolak, dia juga menghina Gu Lang karena dia mengenalinya sebagai tuan muda sampah dari keluarga Gu.

"Aku tidak setuju! Dia itu Gu Lang, apa kalian tidak mengenalinya? Seorang sampah yang bahkan mati-matian berusaha di singkirkan oleh keluarganya sendiri! Dia hanya akan menjadi beban untuk kita!"

Gu Lang sangat marah mendengar ocehan orang di hadapannya itu. Pertama, dia dan timnya lah yang menghampiri dan mencoba mengajaknya bergabung. Tapi lihat? Kini dia dengan sombongnya menghina Gu Lang, tanpa dia tau kekuatan orang yang dia hina. Benar-benar sombong.

"Sudahlah Tang Yin, jangan memancing keributan. Dan Gu Lang, maafkan sikap Tang Yin yang sedikit arogan. Itu karena dialah yang terkuat di antara kami berempat, jadi jangan anggap serius perkataannya."

Pemuda bernama Tang Yin itu pun berdecak kesal. Sedangkan Gu Lang menganggukkam kepalanya, karena dia menghargai sikap baik pemuda yang mencoba memberikan pengertian padanya, dengan arogansi Tang Yin.

"Baiklah, lagi pula aku juga bukan seorang yang berhati sempit," ujar Gu Lang, yang membuat Tang Yin kembali berdecak kesal.

Akhirnya mereka pun memulai perkenalan singkat mereka, sebelum memulai perjalanan ke lembah awan angin.

"Namaku Bao Feng, yang ini Xia Luxia, yang ini adalah Xiao San, dan dia Tang Yin."

"Aku, Gu Lang. Mungkin aku memang tak sekuat kalian, tapi aku bisa pastikan jika aku tak kan menjadi beban untuk tim ini." Gu Lang melirik ke arah Tang Yin yang dengan sangat jelas, memperlihatkan rasa tidak suka pada dirinya.

"Baguslah, kita harus kompak dan saling membantu. Dengan begitu kita pasti akan mendapatkan lebih banyak inti monster dalam perjalanan kita kali ini!" seru Bao Feng.

Perjalanan menuju lembah Awan Angin pun di mulai. Untuk sampai ke tempat itu, mereka harus melewati gunung Pedang Leluhur lebih dulu.

Di sepanjang perjalanan, mereka menemui beberapa monster level rendah yang tentunya tak menjadi penghalang bagi mereka, seperti badak kulit baja level 5, piton sisik emas level 6, dan masih banyak lagi monster level rendah lainnya.

Tapi tentu saja Bao Feng, Xiao San dan juga Xia Luxia bisa mengalahkan monster-monster itu dengan mudah. Hanya Gu Lang dan Tang Yin lah yang belum ikut andil dalam melawan monster-monster itu.

Hingga kini, mereka sudah mengumpulkan beberapa buah inti monster level rendah. Mungkin memang tidak terlalu berharga, tapi jika hanya untuk ditukar dengan pil obat yang dapat membantu perkembangan kultivasi mereka, maka itu sudah cukup.

"Setidaknya ini sudah bisa kita tukar dengan pil obat. Lagipula jika monster level tinggi muncul, belum tentu juga kita mampu menghadapinya," ujar Xiao San.

Karena di dunia kultivator ini, tingkat kekuatan manusia dan monster itu berbeda. Meskipun berada di tingkatan yang sama, kekuatan para monster lebih besar. Jadi manusia harus mengandalkan otak mereka, untuk mengalahkan monster yang selevel dengan mereka.

Mereka pun melanjutkan perjalanan, hingga akhirnya sampai di lembah Awan Angin. Saat mereka baru saja sampai di lembah yang terkenal sebagai sarang monster itu, mereka sudah di sambut dengan kedatangan segerombolan serigala awan level 5. Namun lagi-lagi ketiga orang itu, mampu mengalahkan gerombolan serigala awan itu dengan mudahnya tanpa ada hambatan sama sekali.

Tapi mereka tak menemukan satu pun monster level tinggi, hingga saat ini. Jadi Tang Yin juga belum mau bertindak, apalagi jika bukan karena arogansinya itu. Dia merasa bahwa dirinya lah yang terkuat di tim itu sehingga dia hanya akan maju, jika mereka menemui kesulitan atau saat bertemu dengan monster level tinggi yang hanya bisa di lawan olehnya, yang sudah berada di tingkatan prajurit level delapan.

Hingga akhirnya sebuah suara lolongan yang mengerikan pun terdengar, bersamaan dengan monster-monster level rendah yang berlarian ke arah mereka. Dan kali ini bukan hanya satu gerombolan, melainkan satu kompi jika di ibaratkan sebagai pasukan perang.

Tapi saat mereka sudah bersiap melawan, monster-monster itu justru melewati mereka begitu saja. Seolah sedang melarikan diri, dari sesuatu yang membuat mereka takut.

"Apa-apaan itu? Kenapa mereka malah melewati kita begitu saja dan tidak menyerang?" tanya Luxia.

"Ada monster level tinggi yang mendekat, Serigala awan level 8. Dia ingin membalas kematian anak-anaknya, yang sudah kita bunuh."

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Made Fitra
bab 1 sampe 5, marga and nama sama, bab 6 nama dah beda ...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status