Petualangan Detektif Tampan dan Si Gadis Kucing

Petualangan Detektif Tampan dan Si Gadis Kucing

last updateLast Updated : 2024-05-27
By:  Nana ErOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Not enough ratings
14Chapters
940views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Synopsis

Erwin adalah seorang detektif tampan dan juga handal. Banyak kasus besar telah dia selesaikan. Namun, ada sebuah kasus yang membuatnya kesulitan sampai hampir membuatnya meninggal. Sedangkan Renata adalah seorang gadis yang mendapat hukuman dari malaikat karena sebuah kesalahan. Dia harus menjalani hidupnya sebagai seekor kucing malang. Takdir mempertemukan keduanya. Erwin membutuhkan bantuan Renata untuk memecahkan kasusnya. Begitu pula dengan Renata, dia membutuhkan Erwin agar bisa kembali menjadi manusia. Mampukah mereka bekerja sama untuk menyelesaikan sebuah kasus yang teramat sulit? Cerita ini penuh dengan aksi, drama, dan juga romansa yang akan membuat kita terpancing untuk ikut dalam petualangan detektif dan si gadis kucing.

View More

Chapter 1

Melarikan Diri

“Lepaskan aku! Siapa kalian? Dasar bedebah!” teriak Erwin yang sedang dalam kondisi terikat dengan mata tertutup kain.

“Kamu tidak perlu tahu siapa kita. Dasar detektif sialan!” ucap seseorang sambil mendaratkan pukulan keras ke wajah Erwin. Seketika itu, darah mulai bercucuran dari mulut Erwin.

“Pukul lebih keras lagi. Biarkan detektif bodoh ini lebih menderita. ha ha ha!” kata seseorang yang lain.

Pukulan demi pukulan tanpa henti didaratkan ke wajah dan tubuh Erwin. Tidak ada sedikit pun jeda yang diberikan untuk Erwin menghela nafas. Sampai akhirnya mereka berheti ketika Erwin sudah terlihat tidak sadarkan diri.

“Berhenti! Jangan sampai orang ini mati dulu,” perintah seseorang yang sepertinya pimpinan dari penjahat yang menyekap Erwin.

“Apa tidak langsung kita habisi saja, Bos? Orang ini pandai melarikan diri,” ucap salah seorang bawahan yang baru saja berhenti memukuli Erwin.

“Dia tidak akan mungkin bisa kabur dengan kondisi seperti itu. Kita tinggalkan dulu. Tunggu nanti dia sadar, baru kita hajar lagi,” kata si Bos yang meremehkan kondisi Erwin.

“Oke, Bos.”

“Dasar orang-orang bodoh,” bisik Erwin.

Sebenarnya Erwin hanya berpura-pura pingsan, meski kondisinya sudah babak belur dia tetap bisa mempertahankan kesadaran dirinya. Perlahan dia mencoba menggerak-gerakkan tangannya yang diikat untuk memencet sebuah tombol yang ada di jam tangannya. Jam tangan yang dia pakai memiliki pisau kecil yang tajam di dalamnya.

“Tunggu saja pembalasanku,” ucap Erwin.

Setelah beberapa saat, dia berhasil memotong tali yang mengikat tangannya. Dia pun segera melepaskan kain yang menutup matanya dan tali yang mengikat kakinya. Tanpa menunggu lama, Erwin segera mencari jalan keluar untuk kabur. Namun, tiba-tiba seseorang memukul kepalanya dengan tongkat kayu dari belakang. Erwin yang tidak siap langsung tersungkur ke lantai.

“Ternyata memang tidak bisa diremehkan. Jangan pikir bisa kabur dari tempat ini!” ucap seseorang sambil memukulkan tongkat kayu ke tubuh Erwin sekali lagi.

Erwin yang masih bisa bangkit mencoba melawan orang itu. Dia berhasil mendaratkan beberapa pukulan sampai membuat orang itu kalah. Namun, keributan itu membuat penjahat yang lainnya berdatangan, ada empat orang. Terpaksa Erwin harus melawan mereka meski sudah terluka parah.

“Maju kalian semua!” teriak Erwin dengan kencangnya meski tubuhnya berlumuran darah.

Perkelahian sengit tidak bisa terhindarkan. Erwin yang memang tangguh dan terlatih dengan berbagai seni bela diri mampu mengimbangi ke empat orang itu. Meski begitu, kondisinya yang sudah terluka tidak bisa dengan mudah untuk menang. Berkali-kali Erwin harus menerima pukulan keras dari orang-orang itu.

“Kalian tidak akan menang melawanku,” ucap Erwin yang melihat lawan-lawannya yang sudah tumbang.

Dengan tubuhnya yang sudah lemas dan terluka, Ewin mencoba mencari jalan keluar. Dia menelusuri tempat itu sampai menemukan sebuah pintu besar yang gagangnya diikat denga rantai yang digembok.

“Cuma gembok seperti ini tidak akan menghentikanku. Tidak ada gembok yang tidak bisa ku bobol,” ucap Erwin.

Dia mencoba membobol gembok itu dengan sebuah besi kecil mirip kunci yang di ambil dari sakunya. Tidak butuh waktu lama, gembok itu terbuka dan Erwin bisa keluar dari sarang penjahat.

“Aku harus segera mengobati lukaku sebelum kehabisan darah,” batin Erwin sambil berjalan perlahan menahan rasa sakitnya untuk mencari tempat yang aman.

Sayangnya, tenaga, pandangan, dan kesadaran Erwin mulai pudar karena darah terus mengalir dari kepalanya. Dia berjalan pelan-pelan tanpa arah. Sampai akhirnya tubuhnya tidak sanggup lagi berdiri dan terjatuh.

“Tolong aku.”

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
14 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status