Shui Yang benar benar murka, setelah menyimpan tubuh Shui Dong kedalam cincin penyimpanannya. Hutan dibawahnya hancur tanpa sebab. Matanya terus menyelidik kesegala sisi hutan itu. Hingga, senyuman kecil terpampang disudut bibirnya melihat adanya formasi ilusi di depan mata sejauh satu kilometer.
"Tikus kecil yang berani menyinggungku...," Ucapan itu terdengar sangat dingin menusuk telinga Xiao Yan.Disisi lain, roh pedang terkejut mendengar pernyataan dari Shui Yang. Karena formasi ilusi yang dibentuknya terlihat dimata Shui Yang."Gawat! Tuan segera pergi!" Teriak Roh Pedang didalam pikiran Xiao Yan.Xiao Yan mengangguk, sepasang sayap Qi muncul dibelakang punggungnya. Dengan segera, Xiao Yan melesat terbang sejauh yang ia bisa menggunakan kecepatan maksimalnya. Namun usahanya sia-sia karena hanya dengan beberapa helaan nafas. Sosok bayangan hitam muncul menghentikan terbangnya. Bayangan itu tak lain adalah sosok Shui Yang yang dengan cepat mencekik leher Xiao Yan dengan erat."Ingin kemana kau pergi?" Tanya Shui Yang kini mulai memperkuat genggaman tangannya."Ka-kau..." Xiao Yan mencoba memberontak.Tapi sayangnya, Shui Yang melemparkan tubuh Xiao Yan kearah selatan sejauh dua kilometer dengan kecepatan yang diluar nalar. Kejadian ini membuat Xiao Yan benar benar tidak bisa berbuat apapun, dan harus membiarkan tubuhnya kini menabrak sebuah perut bukit kecil dibelakangnya.Dhuuaaar!Nafas Xiao Yan terengah engah. Disisi lain, roh pedang itu sedang berpikir keras untuk membantu tuannya. Namun, Shui Yang hanya sekedipan mata telah kembali muncul dan meraih tubuh Xiao Yan dengan tangannya."Mati!" Shui Yang kembali melempar tubuh Xiao Yan dengan sangat keras kearah selatan.Dhuuuuar!Beberapa detik kemudian, Xiao Yan memuntahkan banyak darah dari sudut bibirnya. Disela sela menahan rasa sakit yang tak tertahankan dari siksaan Shui Yang. Nyatanya, Xiao Yan memiliki rencana gila untuk melarikan diri.Shui Yang yang belum puas, dan belum mengetahui rencana Xiao Yan, kini melakukan hal berulang ulang, sebelum Xiao Yan benar benar mati dihadapannya."Tuan! Pikirkan rencana! Jangan cuma diam saja!" Bentak roh pedang dipikiran Xiao Yan.Dhuuuaar! Dhuuuaar!Xiao Yan hanya tersenyum mendengar amarah roh pedang dipikirannya. Namun, rencananya sedikit lagi akan berhasil. Karena kebenarannya, Xiao Yan membiarkan tubuhnya terlempar, dan terus bergerak kearah jurang Keputus asaan yang selalu dia dan gurunya datangi. Xiao Yan tahu, di jurang itu memiliki misteri besar yang tidak bisa diketahui oleh semua Kultivator. Konon, jurang ini tidak memiliki dasar. Dan terdapat energi Qi yang menolak semua Kultivator memasuki jurang ini. Parahnya lagi, mereka yang memaksa akan meledak menjadi kabut darah. Karena ini hanya satu satunya jalan hidup. Xiao Yan yang melihat Shui Yang yang hanya diam melihat tubuhnya terbaring, kini mulai memprovokasi."Kau adalah pembunuh! Pembantai yang membunuh sekte Naga Surgawi! Apa kau dan anakmu pantas hidup?" Xiao Yan mulai memaki.Shui Yang yang telah marah itu berdecak kesal. Hanya sekedipan mata, tubuhnya menghilang, lalu muncul dihadapan Xiao Yan."Jika begitu kenapa kau membunuh anakku? Tapi bukan aku yang menjadi targetmu...," Suara Shui Yang berubah menjadi sangat dingin."Hahaha! Jika begitu kenapa kau tidak membunuhku saja? Bukankah dendam ini sama sama terbalas?"Shui Yang mengeratkan rahangnya. Dengan kultivasi nya yang mencapai Dou Zhong itu, dengan mudahnya mengendalikan energi Qi di sekitarnya. Hal ini menyebabkan tubuh Xiao Yan melayang di udara. Melihat bocah didepannya memang harus dibunuh karena membunuh anaknya. Jendral Shui Yang mulai mengeluarkan pedangnya.Sekian detiknya, Shui Yang telah memiliki rencana kejamnya. Dia akan menggores seluruh kulit Xiao Yan dengan pedangnya. Setelah itu, ia akan membiarkannya merasa siksaan jurang Keputus asaan yang ia ketahui.Swuuuuuush! Slaaash! Slaaash!Bergerak seperti kilatan cahaya, Shui Yang melesat dan terus menggores seluruh tubuh Xiao Yan menggunakan pedangnya. Setiap goresan itu terus mengeluarkan darah merahnya. Xiao Yan yang terus menahan siksaan itu sudah tidak kuasa menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya. Hingga, perlahan kesadarannya menghilang. Namun yang hanya ia rasakan adalah tubuhnya terlempar kedalam jurang keputusasaan."Dikehidupan selanjutnya, jadilah kuat sebelum berani menargetkan musuhmu." Ungkap Shui Yang kemudian pergi dari tempat itu.Disisi lain.Xiao Yan terus meluncur deras kedalaman jurang keputusasaan. Kesadarannya memang masih ada, namun saat tubuhnya merasa tertekan. Kesadarannya telah hilang sepenuhnya.Disisi lain, roh pedang juga tidak bisa melihat sekitarnya. Pikirannya berkecamuk karena dengan kematian tuannya disini. Dia berpikir bahwa akan terkurung selamanya didalam jurang bersama tuannya.***Disisi lain, di dasar jurang. Sosok kakek tua yang tengah bermeditasi membuka matanya. Kedua alisnya yang telah memutih terangkat, yang diartikan keheranan jelas terlihat di wajahnya."Siapa yang dapat memasuki jurang ini? Bahkan sekelas ranah Dou Qi akan mati jika terkena tekanan formasi yang telah aku ciptakan." Ungkapnya heran, namun wajahnya terus menunggu sosok yang tengah meluncur deras kearahnya.Beberapa menit kemudian."Sial ternyata hanya mayat!" Ungkapnya kesal, karena kejadian ini sering terjadi dahulu kala.Blaaaaar!Hanya dengan satu tarikan tangan, tubuh Xiao Yan meluncur lebih deras kearah dasar. Hingga tiba tiba, dasar jurang yang tadinya gelap. Kini menjadi sangat terang. Wajah kakek tua itu berkedut melihat api Surgawinya bereaksi sebesar ini.Karena kejadian ini, ia segera menuju ke dasar jurang. Saat melihat sosok yang ia kira mayat. Wajahnya berkedut melihat pemuda itu seperti ada kaitannya dengan dirinya. Bahkan, Fallen Heart Flame miliknya seperti sangat senang melihat kehadiran pemuda itu.Dengan cepat, kakek tua itu segera memeriksa kondisi Xiao Yan dengan seksama. Saat energi Qi nya memasuki tubuhnnya kakek tua itu termenung, lalu wajahnya berubah menjadi rasa keterkejutan yang sangat besar."Da-darah klanku!" Ungkapnya haru kemudian segera memeluk tubuh Xiao Yan dengan air mata yang menetes dikedua mata kakek tua itu.Melihat kondisi generasi klan Xiao Yang menyedihkan ini. Kakek tua itu mulai menggunakan api Fallen Heart Flame untuk menyembuhkan Xiao Yan.Seminggu kemudian.Xiao Yan telah sadar. Dan hal yang pertama ia dapati adalah melihat sosok kakek tua dengan wajah didepan wajahnya memberikan senyum mengerikannya."Aaaaaaa!" Xiao Yan yang kaget langsung memberikan tamparan kearah wajah kakek tua itu.Kakek tua yang sudah beribu ribu tahun bersembunyi didalam jurang itu terlihat kesal. Meskipun kesal, namun karena Xiao Yan memiliki darah murni klannya kini menyembunyikan kekesalannya. "Nak, kau sudah bangun. Sekarang ceritakan kenapa kau berada disini."Xiao Yan yang merasa bersalah karena menampar wajah kakek tua itu kemudian menceritakan dari awal tentang sekte nya hancur. Dan bertemu Shui Yang, yang merupakan jendral Kerajaan Bei. Mendengar cerita yang disampaikan oleh Xiao Yan. Kakek tua itu sedikit terharu, karena ia tahu Xiao Yan benar benar telah kehilangan segalanya. Namun, ditengah keharuannya kakek tua. Ternyata sang kakek tua juga mengingat bagaimana klan Xiao dahulu dihancurkan oleh teman temannya sendiri. Melihat reaksi kakek tua yang tiba tiba bersedih, Xiao Yan yang tidak mengetahui identitasnya. Ingin memperkenalkan dirinya. Namun sang kakek tua menggelengkan kepalanya. "Aku sudah tidak memiliki nama semenjak bersembunyi disini. Aku sangat malu jika masih mengguna
"Sa-sangat kuat!" Kakek tua itu hanya tersenyum. Namun sesaat setelah aura dari tubuhnya menghilang. Kakek tua itu menjelaskan sedikit tentang keberadaan Chen Huang. "Jangan jangan kau berasal dari generasi kelahiranku?" Tanya roh pedang membuat tubuhnya gemetar. "Benar, dan Chen Huang adalah rekanku. Mungkin waktu itu aku tidak tahu pedang ini memiliki roh pedang yang sangat cantik sepertimu. Jika aku tahu, mungkin aku ingin merebutnya dari Chen Huang." Kakek tua itu tersenyum menggoda dengan kumis tebalnya. Sontak roh pedang hanya bisa terdiam mendengar ungkapan kakek tua di depannya. Namun, setelah mengetahui bahwa kakek itu adalah teman dari tuannya dahulu kala. Roh Pedang kini sedikit menundukan kepalanya. "Jika boleh tau siapa nama anda?" Tanya Roh Pedang berharap mengetahui nama Kakek tua dihadapannya. "Sudahlah, tidak perlu mengetahui namaku lebih lanjut. Karena aku hanya ingin kau melindungi cucuku saja disaat aku bermeditasi.""Cucu..." Ungkap roh pedang terkejut setel
Tekanan rasa sakit yang diterima tubuh Xiao Yan bukan main main. Rasa panas, dan fluktuasi energi Fallen Heart Flame terus mengamuk didalam tubuhnya. Terutama api Fallen Heart Flame yang merupakan api pengendali hati ini kini menyerang jiwa Xiao Yan. Bahkan rasa kematian yang sebelumnya ia alami bukan lawan dari rasa sakit yang kini ia derita. Tapi semua ini adalah harapan besar untuk bisa membalaskan dendamnya. Tekadnya yang kuat mampu membuat kesadarannya terus bertahan. Bahkan Xiao Jun sendiri tidak dapat mempertahankan kesadarannya ketika menyerap Api ini. Tujuh hari berlalu, didasar jurang yang gelap itu hanya terdengar suara teriakan parau yang lemah milik Xiao Yan. Namun saat kesadaran akan menghilang. Suasana yang tegang itu berubah menjadi kegembiraan disudut bibir Xiao Yan. Karena Kultivasinya naik ke tingkat Dou She bintang satu. Bamsss! Ledakan kecil didalam tubuhnya menandakan bahwa Xiao Yan benar benar telah naik tingkat Dou She bintang satu. Tapi sayangnya, kegembir
Sosok itu terkejut setengah mati melihat pemuda bertopeng itu diam, dan malah menggertak dirinya. Jelas wajahnya yang kesal, langsung melesat dan menyerang Xiao Yan dengan menggunakan serulingnya. Bergerak dengan serulingnya, pria itu mulai melancarkan serangannya kearah leher Xiao Yan. Namun serangan itu bisa dibaca dengan baik oleh Xiao Yan. Bahkan beberapa gerakan telah terlewati, dan Xiao Yan terus menghindar yang membuat pria tersebut sangat kesal. "Cihhh! Apa kau hanya bisa..."Kekesalannya berhenti disaat sebuah tinju mampir telak mengenai perutnya. Terpental sejauh dia meter kebelakang, pria itu merutuki Xiao Yan dengan kata kata kasar. "Dasar brengsek! Menyerang secara diam diam! Apa kau masih bisa dianggap lelaki!" Maki pria itu. Xiao Yan hanya menyunggingkan senyum kecil disudut bibirnya. Setelah itu, Xiao Yan bergerak dan mulai menyerang menggunakan tangan kosongnya. Hingga keduanya kembali bertempur, Long She hanya bisa diam melihat sosok tak ia kenali membantunya hin
Swuuuuung! Dengan aktifnya dua formasi besar, kini langit bergetar, awan yang cerah itu berubah menjadi gelap. Beberapa helaan nafas, muncul dua array formasi yang mengepung pergerakan aliansi Teratai Suci. Xiao Yan yang akan mengaktifkan formasi, dan bersiap bertarung dengan menggunakan pedangnya kini mulai bergerak. Dibarengi dengan munculnya ratusan energi bintang yang menyerang, serta penutup array formasi Lautan Kematian. Hal ini menyebabkan pasukan Teratai Suci berhamburan mencari cara untuk pergi dari tempat itu. Namun sayangnya, sekelebat bayangan emas muncul menebas tubuh mereka satu persatu. Disisi lain, di tempat utama camp. Pria paruh baya berjubah hitam dengan panik keluar dari campnya. Setelah melihat sekitarnya, pasukannya yang mulai berguguran benar benar membuatnya naik pitam. Matanya yang tajam, kini menatap pemuda bertopeng tengah menebas kesana kemari membunuh pasukannya dengan brutal. "Menyerang aliansi Teratai Suci, apa kau sudah sanggup menanggung konsekuensi
Swuuuung! Sebuah array tipis berbentuk kubus terbentuk. Disisi lain, Bai Chan dan kedua rekannya saling pandang sejenak. Mereka kini tersadar, bahwa sosok bertopeng didepan mereka memiliki dendam pada aliansi mereka. Meski mereka tidak tahu apa yang Xiao Yan ingin melenyapkan mereka semua. "Meski kau menang duel dariku, tapi dengan bantuan kedua rekanku apa kau masih percaya diri dapat mengalahkan kami?" Tanya sombong Bai Chan yang tidak memiliki pilihan lain. "Belum juga dimulai, kau sudah menentukan siapa yang akan menang. Matiii!" Swuuuuush! Xiao Yan melesat dan mulai menyerang ketiganya secara bersamaan. Keempatnya kini saling bertukar teknik berpedang mereka. Meski Xiao Yan kalah dalam jumlah, nyatanya dengan keberadaan api Fallen Heart Flame. Serangan Xiao Yan cukup merepotkan bagi ketiganya. Bahkan tidak bisa dipungkiri, meski Kultivasi Xiao Yan berada dibawah mereka bertiga. Dengan teknik berpedang yang diajarkan Shi Hua Ling, ia dapat bertarung secara seimbang dengan la
Setelah melenyapkan pasukan aliansi, Xiao Yan segera memulihkan seluruh energi Qinya yang telah terkuras. Dua jam kemudian, kedua mata Xiao Yan terbuka. Ia menghela napas panjang melihat pembantaian pertama yang telah dilakukannya. "Tuan, setelah ini tuan akan pergi kemana?" Tanya Roh Pedang membuka topik. Xiao Yan menganggukan kepalanya, mengeluarkan peta yang digambar kakeknya. Xiao Yan kemudian menunjuk kearah Kerajaan Dao. "Sepertinya aku tertarik dengan kuburan pedang... Jadi aku akan kesana, berharap ada keberuntungan untuk menjadi kartu As ku..." "Baiklah tuan."Sepasang sayap Qi muncul dipunggung Xiao Yan. Setelah memasang kembali topengnya. Xiao Yan terbang kearah Kerajaan Dao. ***Disisi lain, mata mata milik pasukan Long She terkejut melihat banyaknya mayat pasukan aliansi Teratai Suci tergeletak. Melihat kejadian ini, mereka segera melaporkan pada Long She. ***Terbang dua jam perjalanan, Xiao Yan menatap kearah sekitarnya. Hingga, sebuah dentingan pedang terdengar d
"Maaf senior, aku tidak menculiknya..." Jawab Xiao Yan ramah. "Tidak menculiknya? Tapi kenapa Feier bersamamu?""Kebetulan aku hanya bertemu dengannya saja... Jadi karena melihatnya sendiri, aku menawarkan diriku untuk menjadi rekan perjalanannya.""Hmppp! Apa kau pantas!"Swuuuuuush! Blaaaar! Cang Shen mengibaskan tangannya. Seketika gulungan angin yang sangat kencang membuat Xiao Yan terpental dan kembali menabrak pohon dibelakangnya. "Sial, meski dapat membunuh Dou She bintang lima... Dihadapan Dou Zhong, aku hanyalah semut yang bisa dibunuh kapan saja..." Xiao Yan mengeratkan rahangnya. Tak ia sedari, darah merah telah menetes disudut bibirnya. Namun, Cang Shen tidak ingin melepaskan sosok yang telah menculik anaknya ini. "Sekarang kau sudah tau perbedaan Kultivasi diantara kita. Sebagai kompensasi, potong lengan kirimu... Atau kau mati ditanganku...," Ucapan dingin Cang Shen menusuk telinga Xiao Yan. "Bukankah ini sangat berlebihan? Lagi pula belum tentu siapa yang akan men