"dahh, aku duluan ya" pamit dewi kepada teman-teman nya selepas jam pulang sekolah "hati-hati dijalan dew.." ujar sri "siiip dah" balas dewi sambil melambaikan tangan bergegas dewi keluar gerbang sekolah, sesampai didepan langsung menyetop angkot untuk menuju ke toko tempat dia bekerja. selang 10 menit dewi sampai di toko, langsung masuk ke dalam untuk bergegas mengganti seragam sekolahnya dengan pakaian kerja. tak berapa lama. dewi langsung berbaur dengan karyawan yang lain untuk melayani calon pembeli yang datang ke toko. saat sedang membantu seorang pembeli, terdengar suara yang terasa tak asing memanggil nama nya. "ehh dewi.. kok kamu disini? gak sekolah?" tanya seorang ibu yang datang mendekat ke arah dewi "ohh bu Mirna. kirain siapa" jawab dewi bu Mirna merupakan seorang janda dengan tiga orang anak, dekat rumah dewi, kira-kira berkelang empat rumah dari tempat tinggalnya. "hmm aku udah pulang sekolah bu, lanjut kerja disini" sambung dewi lagi "ada yang bisa aku bantu
Dari dalam ruangan kerjanya, pak Ardi dan Fitri memperhatikan dewi saat melayani pembeli. "gimana menurut kamu kinerja dewi? tanya pak Ardi kepada Fitri "bagus pak, dia ramah kepada pembeli dan cepat tanggap juga" jawab fitri "karyawan lain juga salut sama semangat kerja dia" lanjut fitri lagi "iya, saya perhatikan juga begitu. padahal baru pertama kerja, tetapi seolah-olah sudah banyak pengalaman, gak canggung dan juga supel dengan sesama karyawan lain" ujar pak Ardi melanjutkan komentar positif dari Fitri sebelumnya. "Dia masih sekolah, dengan pelajaran dan tugas yang menumpuk, dan sudah mendekati ujian akhir, tapi dia tampak enjoy aja. Namun dibalik itu sebenarnya dia lumayan menanggung beban yang cukup berat." lanjut Pak Ardi "maksudnya pak?" tanya Fitri sambil mengernyitkan dahi tampak penasaran "ya, dia memiliki cita-cita yang tinggi. selepas tamat sekolah dia berencana untuk melanjutkan kuliah. namun dia sadar bahwa kemampuan ekonomi dari keluarga nya tidak mencukupi, ma
Di hari minggu pagi yang cerah, tampak dewi sedang sibuk mencuci pakaian yang sudah menumpuk karena sudah tiga hari tidak dicuci. Biasanya pada hari-hari sebelumnya, dewi mencuci pakaian pada malam hari, dan dijemur esok paginya menjelang berangkat sekolah. tetapi kemarin memang karena jadwal yang padat, sehingga dewi merasa kelelahan untuk menyelesaikan kegiatan mencuci, hingga akhirnya menumpuk. "dewi.." terdengar suara pak Broto memanggil mencari dewi "ya ayah.. ada apa?" jawab dewi sembari bertanya "kamu lagi ngapain? tanya pak broto "ini yah, lagi nyelesaikan cucian yang numpuk kemarin. kan sudah tiga hari gak dicuci" ujar dewi "owh gitu" kata pak Broto "ayah rencana mau ngajakin kamu sarapan diluar hari ini" lanjut pak Broto "wah tumben nih Yah sarapan diluar, biasanya kan ayah lebih suka sarapan dirumah" jawab dewi sedikit heran "ya gak apa-apa. sesekali ini kok. mumpung libur juga kan" jawab pak Broto "masih banyak cucian nya?" tanya pak Broto lagi "owh ini tinggal b
Tak berapa lama, tibalah dewi dan pak Broto di "Toko Aneka", dan mereka berdua langsung masuk ke dalam toko. seorang karyawan toko mendekat dan bertanya dengan ramah "selamat pagi pak, selamat pagi mbak, ada yang bisa dibantu? "saya mau lihat-lihat dulu, rencana mau cari sesuatu buat kado" jawab dewi "owh yang mau dikasi kado laki-laki atau perempuan mbak? tanya karyawan tersebut "laki-laki" jawab dewi singkat "anak-anak atau dewasa?" tanya karyawan itu lagi "dewasa, seumuran saya" jawab dewi lagi "owh mungkin di etalase sebelah kiri ada yang cocok mbak, silahkan dilihat-lihat dulu siapa tau ada yang cocok. mari saya antarkan" ujar karyawan tersebut "mas, coba tolong lihat yang itu" ujar dewi sambil menunjuk ke arah topi yang tergantung di dekat lemari kaca "oke sebentar mbak saya ambil dulu" ujar karyawan tersebut "gimana yah, bagus gak ini buat kado?" tanya dewi kepada pak Broto "bagus ini" ujar pak broto sambil memberi kode "sip" dengan jari tangan nya setelah melihat
"ehm" Terdengar suara dari bu Mirna memecahkan lamunan Edo"kok malah bengong? ayo ajak dewi ke ruang makan" ujar bu Mirna kepada Edo yang tampak sedikit kaget setelah beberapa saat terlihat melamun membayangkan hal-hal indah tentang dewi."ahh.. iya bu" ujar Edo singkat"mari pak, kita ke ruang makan" ajak bu Mirna kepada pak Broto yang sebelumnya duduk diruang tengah"wah bu Mirna repot-repot segala ini" ujar pak Broto"sekali-sekali gak apa-apa kok pak, hehehe" jawab bu Mirna"dewi, ayo ke ruang makan" ajak Edo kepada dewi yang disertai anggukan."banyak sekali makanan nya bu? ujar dewi saat melihat makanan yang sudah terhidang rapi di atas mejatampak sebakul besar nasi kuning lengkap dengan lauk pauk nya yang berupa ayam bakar, ikan goreng, lalapan, tahu dan tempe goreng, sayur asam dan tak lupa pula satu toples kerupuk kulit serta potongan buah semangka dan pepaya."ayo pak, dewi, silahkan, gak usah sungkan-sungkan. ambil saja sesuai selera" ujar bu Mirna mempersilahkan makan ke
Malam hari nya.. "ayah mau makan malam langsung, ini banyak sekali makanan yang dibungkus oleh bu Mirna tadi" ujar dewi sambil menata makanan diatas meja "wahh gimana ngabisinnya ini, kita kan cuma berdua" ujar pak Broto sambil melihat kearah meja yang dipenuhi dengan makanan "tapi gak apa lah yah, ini masih bisa tahan kok sampai besok" jawab dewi "masakan bu Mirna enak ya, kamu kapan-kapan coba belajar masak kesana" ujar pak Broto sambil menyuap nasi ke mulutnya "iya yah, dewi juga pengen bisa masak macam-macam menu makanan, biar kita gak makan yang itu-itu terus, hehehe" ucap dewi sambil tertawa "oiya, nanti selesai makan ini ayah mau keluar sebentar" ujar pak Broto "mau kemana yah?" tanya dewi "ke rumah pak Antok" jawab pak Broto lagi ekspresi dewi menjadi sedikit berubah setelah mendengar tujuan dari ayahnya "mau ngapain ayah kesana? tumben" tanya dewi sedikit menyelidik "gak ada apa-apa kok, cuma main kesana aja" jawab pak Broto "hati-hati yah, kan ayah tau sendiri pa
Keesokan harinya, disekolah..."eh dewi, kamu kemarin dari rumah Edo ya?" tanya Yuli yang baru datang langsung menghampiri tempat duduk dewi"kok kamu tau?" tanya dewi balik"ya aku kan pas sore kemarin sewaktu lewat sana, liat kamu sama ayah kamu di rumah Edo, kayak pamit mau pulang gitu" jawab Yuli"kok gak manggil?" tanya dewi lagi"ya gak enak lah, lagian juga aku kan dibonceng sama kakak aku, pulang dari pasar" ujar Yuli"emang habis ngapain dari sana?"lanjut Yuli sambil bertanya"gak ada apa-apa, cuma main aja" jawab dewi cuek"ahh masa sih.. tumben main kesana, biasa juga gak pernah keluar rumah kalo hari libur" jawab Yuli seakan masih kurang puas dengan jawaban sahabatnya itu"Edo ganteng lho.." lanjut Yuli lagi sambil mencolek lengan dewi"apaan sih kamu, biasa aja kok" ujar dewi lagi sambil mengalihkan perhatian agar tidak ditanya lebih lanjuttiba-tiba, Sri dan Intan yang datang berbarengan mendekat kearah mereka"ada apa nih? masih pagi sudah heboh.." tanya Intan penasaran
"kamu dah jadian sama Edo?" tanya Sri langsung secara tiba-tiba yang membuat dewi kaget "jadian apanya?" tanya dewi balik "lha itu kata Yuli" ujar Sri sambil nunjuk kearah yuli yang tampak pura-pura tidak mendengar "sembarangan aja, aku gak ada apa-apa kok sama Edo" jawab dewi "cuma teman aja, tetangga juga" lanjut dewi lagi "seriusan?" tanya Sri memastikan lagi dewi hanya mengangguk "yess.. ada peluang dong kami kalau begitu, kenalin dong, hehehe" ujar Sri dengan nada manja sambil terkekeh "main aja kerumah hari minggu besok, nanti aku ajak kenalin sama dia" ucap dewi lagi "kamu nih seleranya kayak gimana sih dew? semua pada ditolak" tanya Intan memotong obrolan mereka "iya, padahal yang mau banyak banget, ganteng-ganteng semua, kalau gak mau kan bisa di oper ke kita, hehehe" lanjut Sri masih dengan nada manja nya "ambil aja" jawab dewi cuek sambil minum es teh yang sudah dipesan sebelumnya "tapi sayangnya gak ada yang mau sama kamu, hahaha" ujar Yuli sambil meledek Sri