Home / Romansa / Kutukan Sang Alpha / Bab 2: Sebuah Janji Tanpa Rencana

Share

Bab 2: Sebuah Janji Tanpa Rencana

Author: Kianna Walpole
last update Last Updated: 2025-05-31 15:30:59
Ketika Waverly, Reina, dan Finn sampai di bukit timur, seluruh anggota kawanan telah berkumpul di depan bangku kayu yang terletak di luar rumah pertanian milik Waverly.

Matahari telah berganti dengan rembulan yang kini menerangi wajah ayahnya selagi ia berdiri menghadap kawanan. Rambutnya tampak sedikit kusut dan ia menyisirnya ke belakang sehingga menunjukkan petak-petak kelabu kecil yang mulai terlihat. Waverly, Finn, dan Reina bergabung dalam kerumunan itu dan menyaksikan sang ayah memulai pidatonya.

"Sebagian besar dari kalian sudah tahu alasan aku mengumpulkan kalian di sini malam ini."

Waverly mengamati ibunya, Aviana, yang berdiri di sebelah sang suami. Kedua tangan Aviana saling menggenggam di depannya, sebuah sikap yang hanya dia tunjukkan ketika ia harus terlihat kuat di hadapan anggota kawanannya dalam masa sulit. Meski demikian, Waverly dapat melihat kedua tangan itu samar-samar bergetar.

"Sebagaimana yang telah kalian ketahui, malam ini adalah saatnya Pengorbanan tahunan, dan menurut tradisi, tidaklah lazim bagi kawanan yang terpilih untuk mengetahui posisinya sebelum bulan terbit di langit malam."

Waverly mencuri pandang ke orang-orang lain di sekitarnya dalam pertemuan tersebut, berusaha mencari tahu reaksi mereka. Ayahnya tetap menatap hadirin di hadapannya, suaranya dalam dan tegas ketika ia berbicara.

"Setiap tahun, sebuah kawanan dipilih untuk mempersembahkan seorang wanita sebagai hadiah bagi sang Serigala Merah. Jika wanita itu adalah pasangannya, dia akan menjadi Luna-nya, dan kawanan tempatnya berasal akan terikan dengan kawanan Bayangan Merah serta akan dilindungi dari segala bahaya."

Ayahnya menarik napas, kemudian menatap sang istri serta tiap anaknya yang berdiri dalam kerumunan satu persatu . "Tahun ini, kawan-kawanku sekalian, adalah giliran Lycan."

Gumaman pecah di tengah perkumpulan tersebut. Kehebohan juga menghantam setiap wanita muda yang belum berpasangan dalam kelompok itu. Waverly yang berdiri di sebelah saudarinya, Isadore, berusaha mencontoh ketenangan ibunya. Namun, dalam dirinya ia merasa perutnya seolah diremas berkali-kali. Isadore melihat sikap tenangnya dan dengan iseng mendorongnya, yang membuat Waverly tersenyum.

"Apa maksudmu tahun ini adalah giliran Lycan?" Gideon Tress menginterupsi, seorang pria berakal cepat dengan gertakan yang bahkan lebih cepat lagi bagi orang-orang yang tidak disukainya. "Aku pikir kita masih punya waktu 4 tahun setelah terpilih? Ini baru 3 tahun semenjak Gabbi Fisher dikirim. Kenapa dia memilih kita lagi?"

Waverly menoleh ke arah suami-istri Fisher yang berdiri bersisian tepat di belakangnya. Gabbi baru berumur 16 tahun ketika dia dipilih sebagai persembahan, hanya setahun lebih muda daripada umur Isadore saat ini. Seluruh kawanan, termasuk ayahnya, benar-benar yakin Gabbi akan menjadi Luna bagi sang Serigala Merah. Namun, ketika perempuan itu tidak kembali, mereka sadar bahwa perkiraan mereka salah.

"Kau dan aku sama-sama tahu, Gideon, bahwa Gabbi Fisher adalah kandidat yang tepat," ayah Waverly menjawab sambil menganggukkan kepalanya, sebelum melanjutkan. "Sebagai kawanan yang dikenal paling mematikan bagi seluruh manusia serigala di wilayah ini, kita harus menganggap ini sebagai suatu kehormatan. Sang Serigala Merah telah menganugerahkan kita kesempatan untuk mempersembahkannya seorang pasangan, lebih cepat dari yang kita harapkan."

"Lalu bagaimana cara kita memilih kali ini?" tanya seorang anggota yang lain.

Waverly mencari sumber suara dan mendapati ayah dari salah satu ketiga anak laki-laki tadi menjulurkan lehernya dari balik orang-orang di depannya untuk melihat sang Alpha, yang tatapannya melembut ketika mendengar pria itu berbicara. Drake, sang Beta dari kawanan Lycan, meninggalkan posisinya lalu mengumpulkan pulpen dan kertas.

"Dengan cara yang telah kita lakukan selama 10 tahun. Kalian punya 20 menit untuk membuat pilihan. Drake akan berkeliling menghampiri tiap kepala keluarga untuk mengumpulkan pilihan kalian, setelah itu kita akan segera melanjutkan ke tahap berikutnya."

Waverly menyaksikan ayahnya mengibaskan tangan, mengisyaratkan bahwa ritual telah dimulai. Isadore pindah dari tempatnya berdiri untuk duduk bersama kedua orangtuanya dan Finn di bangku kayu. Waverly tidak dapat mendengar mereka, namun dia dapat melihat Finn memutar mata saat menatap pakaian Isadore.

Waverly dapat merasakan tubuhnya menegang saat memperhatikan Drake bergerak menghampiri setiap orang sebelum menuju ke arah orangtuanya. Dia merasakan denyutan di kepalanya yang terasa seperti hantaman sebuah palu pada tengkoraknya. Bagaimana jika dia yang terpilih?

Sebagian diri Waverly meromantisasi konsep pasangan; takdir bagi tiap manusia serigala untuk menemukan belahan jiwa mereka. Meski demikian, bagian lain dalam dirinya merasa senang dia belum menemukan pasangannya. Usianya sudah 23 tahun dan dia belum melihat dunia di luar desa mereka. Sebagai seorang manusia serigala, mengembara jauh dari kawanan memang tidak lazim, namun sebagai putri seorang Alpha, hal itu nyaris mustahil.

Kewajiban harus selalu diutamakan. Kawanan adalah keluargamu dan kau harus melindungi mereka. Meskipun hanya sebagai anak kedua, darah Alpha masih mengalir padamu dan sudah menjadi tugasmu untuk merepresentasikan kawanan Lycan dan keluarga kita, demikian yang sering ayahnya peringatkan pada Waverly.

Namun, hanya itukah yang ia inginkan? Menjadi seorang istri berbakti dan disumpah untuk hidup dikelilingi citra dan kehormatan?

Sebuah lolongan berkumandang melintasi area kota yang sangat luas dan membuat kerumunan terdiam. Ayah Waverly kembali ke tempatnya di kursi kayu bersama istrinya, disertai Drake yang berada di sisinya. Di tangan Drake terdapat secarik kertas yang terlipat, yang ia berikan kepada sang Alpha.

"Sebagaimana yang kalian ketahui, di kertas ini terdapat nama-nama yang dipilih untuk dikorbankan, dan sesuai tradisi, aku akan menyerahkan catatan ini kepada istriku, yang akan membacakan nama yang dilingkari dari daftar tersebut."

Mata Waverly terpaku pada catatan yang dioperkan dari tangan Drake, ke ayahnya, dan kemudian ke tangan ibunya. Dia berkonsentrasi ketika sang ibu menyobek segel menggunakan jarinya, kemudian memindai halaman tersebut.

Kemudian, mata Aviana terhenti. Cengkeraman jemarinya pada kertas itu bertambah erat, sementara tatapannya perlahan-lahan mencapai kerumunan. Suaranya seteguh tangannya, namun keluar nyaris serupa bisikan, "Isadore Scott."

Kawanan kembali berbisik-bisik; setidaknya, begitulah yang terlihat, selagi denyutan di kepala Waverly bertambah hebat dan menenggelamkan suara apapun di sekitarnya. Ini benar-benar terjadi. Adik kecilnya terpilih sebagai korban.

Dia menatap Isadore yang saat ini berdiri di hadapan kerumunan. Isadore adalah gadis yang tangguh dan kerap kali mengajarkan yang lainnya untuk tetap tenang, fokus pada apa yang dihadapi, dan lakukan apa yang disukai tanpa peduli omongan orang. Namun ketika dia menghadap Waverly, tatapannya yang biasanya lembut berubah menjadi penuh ketakutan.

Wajah-wajah dari setiap anggota keluarganya bercampur aduk di benak Waverly, seolah-olah Finn, ayahnya, ibunya, Isadore ... mereka semua sedang menatapnya.

Denyutan di kepalanya masih berlanjut.

Ini adalah kewajibanmu untuk menjaga kawananmu. Kewajiban adalah yang paling penting. Sebagai putri seorang Alpha, ini adalah tanggung jawabmu untuk melindungi keluargamu dan berjuang. Berjuanglah. Berjuanglah. Lakukan yang terbaik dan berjuanglah untuk kawananmu!

Kemudian ... denyutan itu berhenti cukup lama bagi Waverly untuk mendengar suaranya sendiri memecah keheningan.

"Aku akan menggantikannya! Aku yang akan menjadi korban!"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kutukan Sang Alpha   Bab 100: Penutup

    Waverly menatap tubuh Christopher yang sudah tak bergerak. Ini sudah berakhir - semuanya. Dia menoleh ke arah Sawyer, yang kini sudah kembali ke bentuk manusia, dan berdiri di dekat Christopher. Dia bernapas terengah-engah sambil memegangi luka di dadanya dengan tangan, sementara tangannya yang lain menutup mata Christopher, kemudian berbisik: "Sampai jumpa lagi."Kemudian, pria itu beranjak mundur dari tubuh tersebut dan menoleh ke arah kawanannya yang menyaksikan adegan itu terjadi. "Baiklah. Semua yang masih sanggup, mari bantu yang terluka untuk masuk ke rumah dan diobati. Kemudian, kita bisa memulainya dari sana."Seluruh kawanan mengangguk di saat bersamaan dan mulai membantu satu sama lain, satu persatu, membawa para individu yang terluka ke dalam ruangan. Waverly menyelipkan lengan di bawah lengan Sawyer dan menggunakan tubuhnya untuk menopang beban tubuh Sawyer, membantu pria itu berjalan kembali ke dalam rumah. Begitu ada di dalam, dia mendudukkan Sawyer ke atas kursi dan

  • Kutukan Sang Alpha   Bab 99: Akhir dari Segala Akhir

    Waverly menyaksikan saat kawanan tersebut beranjak keluar menuju jalan berkerikil. Mengatakan suasananya menegangkan tidaklah cukup; suasana ini dipenuhi aura permusuhan. Waverly mengamati selagi satu per satu dari mereka bertransformasi dan melompat maju, memulai pertarungan untuk menyelamatkan hidup Sawyer.Samar-samar di latar belakang, Waverly bisa mendengar Christopher berseru kepada kawanannya untuk bersiap dan tak lama kemudian, suara geraman dan tubuh-tubuh dilontarkan ke bangunan rumah terdengar. Waverly menoleh ke kanan dan melihat Katia berada di sampingnya, menyeringai kepadanya dan kemudian menerjang keluar dari pintu, berubah bentuk seketika.Waverly mundur ke dalam rumah. Apa yang akan dia lakukan? Dia tidak bisa bertarung sebagai seorang manusia - dia akan mati. Tetapi, dia juga tidak bisa tinggal diam di sini. Sawyer membutuhkannya; Luna macam apa dia jika tidak melindung Alpha dan kawanannya saat mereka paling membutuhkannya? Dia menarik napas dalam dan memusatkan

  • Kutukan Sang Alpha   Bab 98: Pertarungan Terakhir

    Waverly merasa seakan-akan bumi terkoyak di bawah kakinya. Pria itu ada di sana, dalam sosok nyata; celah pada giginya terlihat ketika dia menyeringai. "Waverly?" tanya Sawyer bingung. "Apa yang kau lakukan di sini?" Tatapannya mengarah pada luka di pipi dan jejak darah mengering di wajah Waverly, yang membuatnya segera menghampirinya untuk mengecek kondisinya. "Apa yang terjadi? Kau baik-baik saja?"Secara insting, pria itu segera meraba perut Waverly, tetapi Waverly menghentikan pria itu. "Aku baik-baik saja," jawab Waverly. Kemudian mengoreksi diri sendiri. "Kami baik-baik saja."Mata Sawyer membelalak, kemudian dia menatapnya seksama. "Kau - " Waverly mengangguk dan Sawyer memeluknya erat dengan wajah berbinar-binar. "Maaf aku melewatkan momen itu - tetapi, luka-lukamu ... ada apa?"Waverly melirik Christopher yang masih duduk tenang dengan seringai mencemooh. Ekspresi wajah Waverly menjadi kaku. "Aku bertemu dengan temannya.""Teman apa?" Christopher terkekeh, membuat S

  • Kutukan Sang Alpha   Bab 97: Pengungkapan

    Waverly menutup mata begitu melihat Felicity membuka rahangnya, tetapi berkat ketajaman indranya, dia mampu mendengar semua hal yang terjadi saat Felicity menyelesaikan tugas tersebut. Ketika dia membuka mata kembali, Felicity telah kembali berubah menjadi bentuk manusianya, dan berdiri di atas tubuh sang siren.Tidak lama kemudian, sosok Mia pun berubah kembali dan di depan mereka, alih-alih sesosok siren, yang terbaring hanyalah seorang wanita bermata biru yang sudah tidak bergerak sama sekali. Felicity terpaku dan tangannya gemetar saat dia menatap tubuh tersebut; matanya membelalak dan darah menetes dari mulutnya. "Aku - aku tidak tahu apa yang harus dilakukan ... aku hanya ... bertindak sesuai insting.""Instingmu sangatlah tepat. Bagaimana kau tahu?""Aku - aku tidak tahu. Aku hanya pikir ... dia membuatku sangat kesal."Waverly terkekeh. Dia tidak salah; siren tersebut terlalu banyak bicara.Felicity mengalihkan pandangan pada Waverly dan menatapnya, tercengang. "No

  • Kutukan Sang Alpha   Bab 96: Pertarungan yang Harus Diselesaikan

    Segalanya terjadi begitu cepat - semuanya tampak kabur ketika Waverly berlari maju, menyerang Mia dengan segala kemarahan dan agresi yang terpendam yang tidak hanya dia rasakan untuk dirinya saja, melainkan juga untuk Sawyer, Pietro, serta Darren. Mereka ada di balik semua ini: kebakaran Tillbury's, kematian Pietro ... Darren.Lengannya berayun di depannya selagi Waverly bergerak untuk memberikan pukulan. Dia tahu, ini tidak akan membunuh wanita itu, tetapi mungkin cukup untuk melukainya agar Waverly bisa mencuri sedikit waktu. Hanya saja, ketika dia berjarak beberapa inci dari targetnya, Mia bergerak ke samping, menyebabkan Waverly nyaris terjungkal."Ayolah, lebih realistis sedikit. Kau, 'kan, baru saja melahirkan. Kau benar-benar pikir kau bisa mengalahkanku sekarang?"Waverly menatapnya dengan tersengal-sengal. Waverly paham bahwa dia hanya punya kemungkinan kecil untuk berhasil, tetapi dia tetap harus mencoba. Bukan untuk dirinya sendiri, ini untuk Sawyer dan putranya. Dia m

  • Kutukan Sang Alpha   Bab 95: Tamu Tak Diundang

    Waverly memeluk bayinya erat di dadanya, sementara bayi tersebut masih tertidur menikmati malam."Kau," katanya penuh keterkejutan. "Kau adalah - "Mia tertawa. "Kau masih mengira bahwa kau sedang berhalusinasi, ya? Yah, biarkan aku membocorkannya untukmu. Kejutan, Cintaku. Aku ada di sini, secara fisik dan nyata.""B-bagaimana ...? Tempat ini terpencil ... Sawyer bilang ...""Sawyer bilang, Sawyer bilang. Dengar, ya," kata Mia sambil berjalan menuju Waverly; hak sepatunya beradu dengan lantai. "Kita perlu melakukan percakapan antar perempuan. Ketergantungan semacam ini pada Sawyer sangat melelahkan. Kau harus menjadi mandiri dan berjuang untuk dirimu sendiri.""Itukah alasannya kau membunuh para pria yang kau sihir?" tanya Waverly, berusaha menunjukkan ketegasan untuk tampak dominan."Tepat sekali," tegas Mia dengan antusias, kemudian menunjuk ke arah Waverly. "Aku senang akhirnya kau mendengar tentangku.""Aku sudah cukup banyak mendengarnya," timpal Waverly sambil meme

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status