Richard’s
Tidak ada hal mencurigakan di sekitar rumah. Aku kembali masuk untuk mandi dan bersiap untuk melapor ke istana. Prosedur untuk mengabarkan bahwa aku sudah kembali ke kota dan siap bertugas sepenuhnya.
Cedric sudah sampai di istana. Dia bilang situasinya masih sama seperti semalam. Belum ada update apapun. CCTV di lorong kamar Putra Mahkota mati secara misterius sehingga kami tidak mendapatkan bukti apapun.
Penurut pelayan khusus Pangeran, beliau masih ada di istana untuk makan malam bersama Ratu sore itu. Makan malam yang singkat karena ratu ada undangan untuk peresmian cruise di Ghent, dan Putra Mahkota diantarkan kembali ke kamar. Sampai di sini, semua terekam jelas dan akurat. Beberapa saat kemudian, semua CCTV di sayap tersebut mengalami kerusakan.
Putr
Richard’s “Richard, periksa CCTV di pos Laurent dan kirim ke tempatku segera.” Titah Pak Tua. Aku bergegas mengerjakannya. Tetap sibuk adalah pengalih perhatian terbaik dari semua hal mengerikan yang terjadi belakangan ini. Terlebih, karena mereka mendapatkan Mira saat gadis itu berada dalam pengawasanku. Aku segera keluar, menuju Pos Laurent. Si Tua itu sudah dibawa ke rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut. CCTV di pagar dimatikan. Ya, benda itu sudah tidak merekam lagi sejak kemarin malam. Bahkan tidak ada footage saat aku dan Mira sampai sore tadi. Selain itu, semuanya berjalan dengan baik. Hanya saja, dengan posisi CCTV yang tidak se detail CCTV pagar, sangat susah mengidentifikasi pelaku. Selain mobil yang kami pakai, hanya terekam satu mobil lagi masuk ke dalam rumah. Yaitu Mobil yang mengantarkan Milg
Seseorang melepas penutup mataku. Cahaya dari jendela besar di sebelah kananku membuat mataku mengernyit karena terbuka tiba - tiba. Aku sangat tidak sabar melihat mereka, walaupun aku yakin itu percuma. Aku tidak kenal siapapun di sini. Tapi aku ingin menatap mata mereka. Apa yang membuat mereka melakukan ini?Mataku bertemu dengan mata paling biru yang pernah kulihat. Tatapan dinginnya seketika membuat dadaku sesak. Siapa dia?“Halo Mira.”Dia bahkan tau namaku?!***Orang itu sudah pergi. Dia tidak mengatakan apa - apa lagi selain ‘Halo Mira’. Aku sudah tidak dalam keadaan terikat lagi. Mereka meninggalkanku dalam sebuah kamar, yang walaupun terlihat sudah amat lama tidak ditempati dan kosong, masih
Richard’s Cedric kembali malam itu membawa hasil pemeriksaan ponsel Corrine. Aku dan beberapa pengawal istana yang bertugas di sini ikut dipanggil ke ruangan Pak Tua. Sejak dua hari yang lalu penjagaan di maison diperketat. Pak Tua juga syok karena mereka bisa menembus penjagaan Laurent di depan dengan sangat mulus. Laurent belum siuman. Kata dokter, kadar obat bius dalam darahnya terlalu banyak hingga membuatnya koma. Kami masih beruntung karena dia masih bisa diselamatkan mengingat usianya yang tak muda lagi, walau belum siuman. Telat sedikit, kami bisa kehilangan dia untuk selamanya. Dan saksi kasus ini akan semakin sedikit. Sore tadi petugas gambar forensik menemui Corrine dan Milgueta untuk membuat sketsa supir yang menyamar menjadi Gerlain. Mereka masih disana, meminta agar tidak diganggu agar konsentrasi M
Richard’sFootage CCTV yang dikirimkan Abe Villich pada kami sungguh tak terduga. Kami semua diam, berusaha mencerna plot twist yang terjadi di sini.Walaupun agak gelap, dan hanya menampilkan sedikit sudut balkon kamar Putra Mahkota, kesimpulan awal sudah bisa ditarik dari sini. Putra Mahkota tidak diculik. Dia pergi dengan sukarela dengan mobil yang menjemputnya.“Ratu sudah melihatnya?” Pak Tua bertanya. Rahangnya kaku dan suaranya amat tenang. Menandakan tensi yang berusaha dia tahan.“Belum. Saya menunjukkannya terlebih dulu pada anda.” Abe Villich menjawab sama datarnya. Raut wajahnya sama sekali tidak berubah. Tetap menyebalkan, seolah habis menginjak tahi ayam.Dia memang bukan oran
“Aku ingin kau melakukan sesuatu untukku, Mira.”Orang yang mengaku Putra Mahkota tadi berkata begitu sebelum pergi meninggalkan kamar yang kutempati. Sudah. Dia hanya berkata seperti itu. Tanpa menjelaskan apa tepatnya yang harus kulakukan dan apakah aku mau melakukannya.Aku banyak berpikir sejak dia meninggalkan kamar yang kutempati ini. Kalau dia Putra Mahkotanya, berarti berita tentang penculikan Putra Mahkota adalah bohong?! Lalu? Apa dia sedang merencanakan skenario penculikan dirinya sendiri? Dia terlihat amat nyaman di sini. Seperti ini semua adalah daerah kekuasaannya. Baiklah, memang secara wilayah, daerah ini mungkin masih masuk dalam wilayak kerajaan. Maksudnku dia terlihat... Tidak cranky sepertiku, walaupun saat ada yg berkunjung aku selalu mencoba berpura - pura bahwa tidak ada yang aneh dengan situasiku di sini.
Richard’sWe found her!!Alive, tidak terluka, tapi tdak sadarkan diri.setelah beberapa hari merekonstruksi kegiatan putra mahkota dari sekretaris pribadinya, akhirnya kami menemukan beberapa ‘kejanggalan’ yang cocok yang bisa membawa titik terang.Dimulai dari properti baru Putra Mahkota yang berada di pinggiran kota. Lumayan mencurigakan karena pemerintah setempat beberapa kali mengajukan usulan untuk demolisasi dan selalu mendapat penolakan dari pihak istana. Tidak sulit mengetahui siapa yang menolak karena wilayah selatan ini memang diserahkan untuk menjadi wilayah otoritas Putra Mahkota.Setahun lalu, dia terang - terangan membeli beberapa properti di sana dan mulailah kompleks kumuh tersebut menjadi a
Aku terbangun di ruangan serba putih dengan tekstur empuk dan lembut. Seperti permen kapas. Bukan. Seperti kapas. Ruangan apa lagi ini? Apa ada orang yang repot-repot membuat ruangan seperti ini? Membersihkannya akan makan waktu, tenaga dan emosi. Tapi yang lebih mengherankanku, tubuhku. Tubuhku jauh terasa ringan dari sebelum-sebelumnya. Aku ingat aku merasakan sakit yang luar biasa sebelum pingsan tadi. Ah, maksudku kemarin. Bukan, sepertinya lusa. Argh! Persetan! Sejak Putra Mahkota menculikku, orientasi waktuku jadi benar-benar buruk!!! Okay, jadi, dimana ini? Dan kenapa tubuhku terasa sehat dan baik-baik saja? Tunggu! Aku…. Mati? Tapi kenapa tidak ada yang datang menemuiku? Seingatku sepasang malaikat akan menemuiku saat terbangun dari kubur dan…. “Karena kau be
Richard's Mira masih belum bangun juga. Pak tua sudah sempat berada di sini, dan sebelum dia bertemu dengan dokter dan mendengar langsung apa yang akan katakan tentang keadaan putrinya, Aku tidak punya pilihan lain selain berkata jujur pada Pak Tua. Kukira, setelah mendengar hal tersebut, dia akan histeris dan meradang marah hingga memakiku atau mungkin meraung sedih meratapi nasibnya yang seperti bermain - main dengan anak - anaknya, tapi yang kutakutkan sama sekali tidak terjadi. Dia menerima berita tersebut dengan amat tenang. Hal itu justru malah membuatku semakin tak enak karena sudah menyembunyikan fakta tersebut. Dia datang tak lama kemudian setelah aku sampai malam itu dengan menggendong Mira yang tak sadarkan diri. Dia datang bersama dengan Cedric. Berdiri diam di samping ranjang puterinya, menatao dengan pandangan mata yang tak mudah diartikan. He indeed loves her. Tidak peduli bagaimana Mira tumbuh, terlebih karena dia adalah anak dari perempuan yang amat