Renee and Jason meet by accident. The relationship between the two began to be established with a relationship status called LIMITED TO BEDMATES. The two began to have a relationship without a romantic bond. The dark romantic past between the two makes them afraid of a relationship based on love. The two also agreed to establish a relationship without status full of freedom and only adrift with a touch that needs each other alone. So how will the relationship between the two of them continue when the love begins to grow without both of them realizing it? Will the relationship just end, or will it eventually become a clear relationship status? "There should be no love in our relationship. When the word love exists, then this relationship must also end."
View More“Mau sampai kapan kita nampung Kak Alina? Aku tuh nggak bebas. Mau apa-apa ngerasa nggak enak, mau beli ini takut diceramahi, mau jalan-jalan takut dinasihati. Lama-lama aku tuh nggak nyaman ada dia di sini. Kakak kamu itu sudah berumur kenapa nggak nikah? Jadi beban saja! Pantas saja Tuhan belum kasih kita momongan, soalnya kita masih ada beban Kak Alina!”
“Kenapa kamu ngomong seperti itu? Bukankah dulu sebelum kita nikah, kamu setuju serumah dengan Kak Alina?” Alina berhenti mengulurkan tangan menyentuh gagang pintu saat mendengar suara adik iparnya. Dia mendengar iparnya mempermasalahkan dirinya tinggal di sana lagi. Ini bukanlah yang pertama kali Alina mendengar iparnya berdebat dengan sang adik. “Mau bagaimanapun, Kak Alina itu kakakku, Karin. Dia yang membesarkan dan bertanggung jawab kepadaku sampai aku besar. Aku tidak bisa mengabaikannya begitu saja, apalagi membiarkannya hidup sendirian di luaran sana.” Alina masih berdiri termangu di depan pintu, mendengarkan sang adik yang selalu membela dirinya. “Tapi kamu itu sudah punya istri, Dan. Harusnya kamu mengutamakanku, bukan Kak Alina. Kalau kamu nggak mau Kak Alina pindah, ya sudah aku saja yang pindah!” Alina sangat terkejut mendengar ancaman Karin. Dia harus bertindak dan bertanggung jawab atas pertengkaran Dani dan Karin karena keduanya selalu bertengkar hanya karena meributkan keberadaannya di sana. Alina menarik napas panjang lalu mengetuk pintu tepat saat Dani sedang membujuk Karin agar tak melakukan yang dikatakan istrinya. “Kak.” Alina melihat raut wajah Dani yang terkejut dengan kedatangannya, lalu dia melihat Karin langsung memalingkan muka tampak kesal. “Ada yang mau aku bicarakan,” kata Alina sambil memulas senyum tipis di wajah. Alina melihat Dani mengangguk, lalu dia mengajak duduk Dani dan Karin di ruang tamu. Alina hanya ingin menyelesaikan pertengkaran yang terus terjadi. “Begini, aku mau izin pindah,” ucap Alina. Alina melihat sang adik kembali terkejut, sedangkan iparnya tampak langsung tersenyum. Alina tersenyum tipis. Wajar mereka bereaksi seperti itu setelah ucapannya tadi. Ini keputusan mendadak, Alina juga tidak tahu akan bagaimana setelah ini, tetapi dia harus melakukannya demi pernikahan sang adik. “Nggak, Kak. Aku tidak mengizinkan.” Sudah bisa ditebak sang adik akan menolak. Alina menatap Dani yang tak setuju, lalu menoleh pada iparnya yang kembali kesal. “Aku nggak mengizinkan Kak Alina tinggal di luar sendirian. Selama aku masih ada, untuk apa Kak Alina tinggal sendiri?” “Aku tidak akan sendirian, sebenarnya aku sudah punya kekasih dan kami berencana menikah. Karena itu aku izin dulu, sekalian menyiapkan semuanya,” ujar Alina sambil memulas senyum. Akan tetapi, dalam hati dia merutuki kebodohannya sendiri. Hanya saja, itu satu-satunya ide yang terlintas di benaknya tadi. Alina terpaksa berbohong agar Dani mengizinkan serta agar bisa menyelamatkan rumah tangga adiknya. Dia tak bisa mendengar Dani terus menerus terlibat percekcokan dengan Karin. Alina tahu adiknya pasti tidak percaya, tetapi dia berusaha untuk terlihat santai. “Baiklah, kalau memang benar seperti itu, tapi aku harus tahu dulu, siapa pria yang akan menikah dengan Kak Alina,” ujar Dani. Alina mengangguk lalu membalas, “Tentu saja, aku akan segera mengenalkannya dengan kalian.” Alina terus memulas senyum untuk menyembunyikan kebohongannya. Dia melihat adik iparnya yang tersenyum semringah, membuat Alina lega meski sedih karena harus berbohong. ** Esok harinya. Alina pergi ke butik seperti biasa. Dia duduk termangu memikirkan ucapannya pada Dani semalam. “Mau cari calon suami di mana?” Alina menghela napas, wajahnya memelas bingung. Dani pasti menagih untuk dikenalkan dengan pria yang akan menikahinya, padahal yang sesungguhnya dia tidak memiliki kekasih! Alina terlalu sibuk mengurus butiknya, meskipun butik yang dikelolanya masih kecil, tetapi seluruh waktunya hampir dia habiskan di butik ini. Alina tidak punya waktu untuk bertemu pria. Alina mengembuskan napas kasar, di saat yang tepat pintu butiknya terbuka. Melihat siapa yang datang, wajah Alina langsung tersenyum sumringah. Lagi pula dia tidak mungkin menceritakan masalah pribadinya pada pelanggannya. Nenek tua langganan butik Alina masuk dan tersenyum menyapa, “Sepertinya ini hari keberuntunganku karena butiknya sepi, jadi aku bisa menyita semua waktumu untuk melayaniku,” ucap Nenek Agni. Alina membalas senyum ramah Nenek Agni. Dia langsung menghampiri Nenek Agni. “Nenek mau cari apa? Duduklah dan biar aku yang mengambilkan,” ucap Alina sopan. Alis Alina terangkat sedikit saat melihat Nenek Agni tidak melepas senyum untuknya. Kendati demikian, Alina meminta Nenek Agni duduk agar tidak lelah mencari barang yang diinginkan karena dia yang akan melayani. “Aku memang mencari sesuatu, tapi sepertinya agak sulit,” kata Nenek Agni sambil terus menatap Alina. “Sulit? Memangnya apa?” tanya Alina agak membungkuk pada Nenek Agni. Alina semakin salah tingkah dan bingung melihat Nenek Agni yang menatapnya begitu dalam. “Aku punya desain terbaru yang cocok dengan Nenek, apa Nenek mau melihatnya?” tawar Alina, sekaligus ingin mengalihkan pembicaraan karena merasa canggung melihat tatapan Nenek Agni. “Duduklah dulu,” kata Nenek Agni. Alina bingung, tetapi menuruti perkataan Nenek Agni. “Sebenarnya hari ini aku ingin minta tolong.” Alina diam mendengarkan. “Maukah kamu menikah dengan cucuku?” Bagaimana? Alina mengerjap, menatap Nenek Agni. Sedang Nenek Agni tersenyum melihat respon Alina. “Dia cucuku satu-satunya. Aku sangat mencemaskan cucuku kalau dia tidak bisa mendapat istri yang baik. Lagi pula bukankah kamu belum menikah? Aku merasa kamu adalah pasangan yang tepat untuk cucuku, aku juga ingin memiliki cucu menantu yang cantik dan sabar sepertimu,” ucap Nenek Agni lalu menepuk punggung tangan Alina. Alina diam berpikir sejenak. Mungkinkah ini jawaban atas kegelisahannya? Akan tetapi, ini terlalu mendadak. Alina memang butuh seorang pria saat ini, tetapi ditawari pilihan untuk langsung menikah … Alina bingung juga. Atau, dia terima saja, ya, permintaan Nenek Agni? Setidaknya Alina tidak perlu mencari pria asing lain dan dia mengenal Nenek Agni. Demi Dani, Alina berhenti berpikir hingga kepalanya mengangguk begitu saja. “Iya, kalau cucu Nenek juga bersedia,” balas Alina mengambil kesempatan itu. “Bagus.” Nenek Agni terlihat senang. “Sekarang tutup butiknya. Kalian akan menikah hari ini juga.” “Apa?” Alina kembali terkejut mendengar ucapan Nenek Agni. Lagi-lagi ini terlalu mendadak, apalagi dirinya harus menikah hari itu juga. Namun, Alina tetapi menuruti ucapan Nenek Agni hingga bertemu dengan cucu sang Nenek. Alina memandang pria yang berdiri di samping Nenek Agni. Pria itu berpenampilan sederhana, Alina tahu pakaian yang digunakan pria itu juga tidak bermerk sama sekali. Hanya jas rapi dengan jahitan yang biasa. Akan tetapi, Alina tertegun ketika pria itu menatap balik Alina. Harus Alina akui, wajah cucu sang Nenek sangat tampan dengan alis tebal dan matanya yang hitam pekat, hidungnya yang mancung dan rahangnya yang tegas. Alina mencoba tersenyum pada pria itu, tetapi sayangnya pria itu hanya memasang wajah datar tanpa ekspresi. “Nenek sudah menyiapkan semuanya. Kamu sudah sepakat mau menikah dengan wanita pilihan nenek, jadi ini wanita pilihan nenek. Cantik, bukan?” Alina tersenyum canggung karena Nenek Agni memujinya. “Ini Aksa, cucu nenek,” ucap Nenek Agni mengenalkan. Alina memberanikan diri mengulurkan tangan untuk memperkenalkan diri, tetapi pria bernama Aksa itu hanya menatap uluran tangan Alina tanpa ekspresi. “Aksa, yang sopan pada calon istrimu!” Nenek Agni kesal dan mengambil tangan Aksa secara paksa untuk menjabat uluran tangan Agni. Alina tersenyum getir, akan tetapi sentuhan pertama yang diberikan Aksa membuat darahnya sedikit berdesir.Jason didn't realize that he was close to being someone who wanted to hurt a sick person. Jason looks like a wild animal that has no common sense at all."I'm sorry, Renee. For a moment I completely forgot that you are a patient at this time. and without realizing it I was about to kiss you like before, I'm sorry Renee. I was completely unaware of what I was going to do. It seems like I've acted a shameful thing right now," Jason wailed full of regret.Renee could see the sincerity exuding from Jason's face at this time. Renee can already guess that the guilt Jason is showing is indeed her deep regret. Renee could only squeeze her faint smile behind her hand that was still covering her lips at this time.It seems that there is absolutely nothing wrong if Jason just wants to kiss Renee's lips. However, what is more precisely happening is that at this time Renee herself is completely unable to control the turmoil of her feelings. It was clear that Renee felt that something was wrong wit
Hearing Jason Renee's answer also looked so very disappointed."Do you want to contact someone, Renee? If so, you can use my phone," Jason offered to give his cell phone to Renee."No need, Jason. Because I don't remember the phone number I want to call at all.""If it's really important to you, I can help you find the phone number of the person you want to call, Renee," Jason again offered to help Renee.For a moment, Renee was silent. The offer Jason gave was quite tempting. However, there are many things that Renee considers at this time to accepting the captive from Jason.First, if Renee agrees to it, Jason can automatically find out who Renee contacts and automatically Jason will also know who Renee is, while on the one hand, Renee still doesn't want to reveal who she is to Jason. That's because Renee is still very attached to the original agreement she made with Jason about their relationship.And secondly, it feels like Renee hasn't been able to contact Rose yet, it's because
It would be nice for Jason to express what he was feeling right now. However, for now, Jason prefers to hold back and keep it in his heart. Because in Jason's opinion, this time is still not the right time to express everything in his heart. Because on the one hand, Jason is afraid, Jason is afraid that Renee will run away from him when listening to Jason's true heart.I don't know when the interest in status just being limited to bedmates began to change for Jason. A sense of attraction, curiosity and also wanting to have slowly began to feel Jason. Slowly the presence of Renee who always warms Jason's beautiful nights at all times brings its meaning to Jason. A meaning that is difficult to describe with words alone.Renee was like a soothing wind, but Jason couldn't hold it. Want to have, but fear losing. Yes, that's the feeling Jason is currently feeling. A very, very complicated feeling. It's so complicated that Jason himself doesn't know what he wants from Renee.In the end, Jaso
'Eung'With her eyes still feeling heavy, Renee began to open both eyes. She saw the white ceiling that seemed foreign to her. She starts to shift the direction of her gaze around the room. She also began to explore the place where she was here. The smell of medicine that wafted clearly and the IV tube attached to her wrist at this time indicated that she was most likely in the hospital."Where am I at this time? Am I in the hospital?" murmured Renee in her low voice.She began to look back at the seemingly empty surroundings. Now in the spacious room, Renee is alone. Slowly Renee began to want to get up from her sleep and was about to sit up.Nyut!However, immediately Renee felt extreme dizziness until finally, she discouraged her intention to get up to sit. Renee finally lay down again while turning her gaze to the white ceiling."I thought I was dead because of the accident. Thank goodness I'm still alive. I can't just die until I avenge myself all this time," Renee muttered in a
Christine began to drive Renee to the living room she was referring to. Until finally the two of them are right at the door of the living room."You occupy this room first, Renee. And have a good rest, I'll go back first to persuade Reva," Christine said."Yes, all right, Aunt Christine. Oh, yes I forgot one thing I needed to say. Aunt Christine didn't have to worry because I didn't see any strangers in my aunt's room at all, moreover, it was a young man. So, Aunt Christine doesn't need to worry about that. Because Uncle Robin would not know this. Good evening Aunt Christine, have a good rest," Renee said with a smile with her grin.Renee then immediately entered the room and closed the door tightly. Christine, who was at the door, couldn't help but fall silent listening to what Renee had just said. What Renee said had another meaning. That is, if Renee is likening to saying that Christine's secret will be kept by Renee so that it does not reach Robin's ears, maybe that's what Renee m
"Come on Renee... we're just leaving here!" said Christian as he forcibly pulled Renee's hand.Renee couldn't help but finally resigned and obeyed Christine's will to leave Reva's room."You can't act casually like this, Renee! You have gone too far! You have made Reva lose the fetus in her stomach and instead of feeling guilty, you are making this situation worse, you are really bad, Renee! In the eyes of your true heart, Renee?" said Christine who was angry and cornered Renee. Of course, as a mother, Christine is obliged to help and defend her beloved child.'Hahaha'Renee couldn't help but continue to laugh out loud. Whether or not Christine knew about Reva's lies about her pregnancy at that time, what is clear is that Renee thought the woman in front of her was too stupid because she didn't know what was right and what was wrong. Reva's attitude that always acting as she pleases cannot change at all, it is because her parents always spoil her. Whether it is wrong or right, in the
Welcome to GoodNovel world of fiction. If you like this novel, or you are an idealist hoping to explore a perfect world, and also want to become an original novel author online to increase income, you can join our family to read or create various types of books, such as romance novel, epic reading, werewolf novel, fantasy novel, history novel and so on. If you are a reader, high quality novels can be selected here. If you are an author, you can obtain more inspiration from others to create more brilliant works, what's more, your works on our platform will catch more attention and win more admiration from readers.
Comments