Share

MASIH ADA HARAPAN

Hati Atma lebih terluka ketimbang Bhaga sebetulnya, kalau saja dia mau jujur mengakui. Ingin sekali dia melihat reaksi cemburu Bhaga, seperti dalam kisah-kisah cinta di film romansa. Bagaimana Bhaga semestinya kesal lalu mengatakan bahwa Atma adalah miliknya, dan tak akan ada laki-laki lain yang bisa menikahi dia selain Bhaga, namun Bhaga bukan laki-laki seperti itu. Dia selalu tenang dan realistis. Atma juga tahu semestinya dia bersyukur, dia tak seperti Adam yang menjadi racun saat cemburu, atau lebih buruk seperti Salman, yang selalu mengklaim dirinya sebagai hak milik.

"Udah malam, Atma. Kamu mau tidur, kan? Selamat malam." Bhaga berucap lembut sebelum dia menaiki tangga ke lantai atas.

Atma masih diam mematung, dengan segala kalut yang dia rasa. Sampai Bu Sona datang dengan muka bingung. "Ada apa, Ma? Kok bengong?"

Nyaris saja keluar kata-kata buruk dari mulut Atma, saking terkejutnya dia. "Nggak ada, Bu. Aku cuma nunggu ibu pulang."

"Ya, kamu baca m

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status