Duke Samuel cukup terkejut melihat Stefen yang tersenyum padanya."Anda benar-benar menyukainya? Wanita dari pelelangan dengan tubuh penuh dengan bekas luka, apa dia seleramu?" tanya Duke Samuel dengan tatapan menghinanya."Meskipun tubuhnya penuh dengan bekas luka, dia benar-benar seleraku," lirih Stefen."Kalau begitu aku senang mendengarnya.""Senang kau bilang? Di sini hanya ada kita berdua Duke Samuel, bisakah kau lebih jujur sedikit?" ejek Stefen. Ia sangat mengenal sifat Duke tua Nest ini, setiap dia mengirimkan wanita, selalu ada bayaran yang dia minta."Memang benar kata orang, kita bisa menyingkirkan seseorang dari tempat kumuh, tapi tidak akan bisa menyingkirkan kekumuhan dari orang itu," jelas Duke.Stefen menahan emosi dan menunjukkan tatapan tidak suka atas penghinaan Duke Samuel.Dia sama sekali tidak ragu menyuarakan apa yang dia pikirkan. Dia pikir aku ini masih bocah atau apa? Batin Stefen."Apa kau lupa kau sedang bicara dengan siapa?" tegas Stefen."Apa Anda juga s
Pandangan Laura dan pangeran Maxwell saling bertemu, sampai akhirnya Laura tersenyum pada pangeran, membuat pangeran tersipu malu dan salah tingkah."Ehem, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya karena tidak mengenali Anda, izinkan saya memperkenalkan diri sekali lagi, saya Maxwell, ahli waris tetap dari Duke Samuel Val Kilmer," ungkap pangeran Maxwell.Setelah berkenalan, pangeran Max bersama pengawal mengantarkan Laura masuk ke istana Nest."Staf kekaisaran akan mengikuti protokol dan mengambil sertifikat budak Anda. Status Anda sekarang adalah orang biasa. Namun, Anda akan dapat menikmati gaya hidup yang sama dengan para bangsawan di kota Nest begitu pula kekaisaran Ziarkia. Kalau ada sesuatu yang ingin Anda pelajari atau hobi yang ingin Anda lakukan, mohon jangan ragu untuk memberi tahu kami."Laura berfikir keras dengan segala pemberian yang besar pada dirinya.Kenapa mereka memperlakukan aku seperti seorang putri? Apa karena aku sudah dianggap wanitanya kaisar? Oh ayolah. Berhenti
"Baron, beberapa wanita yang dikirim Duke Samuel memang menemaniku bermalam di kamarku, tapi aku tidak pernah menyentuh mereka selama mereka berada di hadapanku, aku sengaja membuat semuanya berjalan seperti rumor yang beredar untuk membuktikan niat Duke Samuel terhadapku. Duke Samuel terus mengirimkan wanita datang kepadaku agar dia bisa bernegosiasi dengan mudah. Entahlah, kali ini wanita yang dia kirimkan berbeda dengan sebelumnya. Apa kau percaya?" tanya Stefen."Hah? Apa maksudmu?" bingung Baron. Kenapa aura yang dikeluarkan Stefen kali ini tidak terbaca sama sekali?"Aku sudah melakukan hubungan intim dengan seseorang," lirih Stefen. Baron yang mendengar pengakuan itu sangat terkejut, pria berdarah dingin yang terus memikirkan perluasan kekuasaan dan tak pernah tidur dengan wanita mana pun, kali ini, dia mengakui telah berhubungan intim dengan seseorang."Kau bercanda, kan?" tanya Baron memastikan."Aku pun tidak tau kenapa aku bisa melakukannya hari itu? Bahkan aku menyembuhkan
Seorang pelayan yang diperintahkan untuk melayani Laura mendapatkan ejekan dari sekitar teman-temannya."Hei, Red. Gimana rasanya menjadi pelayan putri rendah seperti dia? Pasti kau merasa kesulitan, putri rendahan yang bisu, hahaha," Semua tertawa mendengar ejekan pelayan itu. Tapi Red, pelayan yang dikhususkan untuk Laura mengingat kembali perlakuan nona itu terhadapnya. Semenjak aku bertemu dan melihat perlakuan dia, sama sekali jauh dikatakan seperti wanita rendahan. Wajahnya tegas, gerak geriknya pun tidak memalukan, dia anggun. Aku merasa dia bukan dari seorang budak. Dia juga tidak banyak permintaan meskipun telah bebas dari status budak. Dia tidak menjadi sombong."Aku merasa sudah sadar setelah menjadi pelayan pribadinya," ucap Red di hadapan para pelayan."Kalian harus ingat, dia adalah wanita kaisar sekarang, meskipun statusnya berubah menjadi orang biasa, rumah ini menjadikan dia orang terhormat seperti putri, jadi jangan membicarakan tuanku lagi," bela Red dengan tegas.
Tatapan Red, nama yang pasaran sekaligus nama yang sama dari salah satu pelayan putri Astra juga merupakan satu-satunya teman yang peduli pada Laura, ia menatap Laura dengan dingin."Red? Kau masih hidup?" tanya Laura."Stefen pasti akan menjemputku.""Cukup, Estel! Kakakmu itu tidak akan pernah datang! Dia sudah membuangmu begini, bagaimana mungkin dia akan menjemputmu balik?!" geram Red dengan tatapan yang menakutkan. "Kamu salah! Stefen pasti akan datang!" teriak Laura. Tiba-tiba saja tubuhnya terdorong jauh dan berdiri di arena pertarungan.Hosh hosh hoshNafas lelah setelah pertarungan yang hebat."Bunuh dia!""Bunuh bocah itu!""Potong tangannya!""Tebas lehernya!" teriak penonton yang antusias mendukung Laura.Laura memegang pedang dengan tangan gemetar, tiba-tiba ia memperhatikan bayangan tubuhnya yang berubah menjadi beberapa tangan dan berjalan dari kaki hingga lehernya."Lepaskan! Ughh! Sesak!""Keluarkan amarahmu!" ucap sebuah suara. Bayangan tangan itu masih melilit leh
"Pergilah kau!" teriak Stefen pada Laura, dengan lehernya yang masih terasa sakit, Laura buru-buru keluar dari kamar sang kaisar, hingga ia sampai di pintu dan menyadari jika kepala pelayan menguping semuanya. Tapi dia tidak peduli, yang ia pedulikan adalah untuk pergi dari kekaisaran dan menjauh dari Stefen.Sementara kepala pelayan bingung dengan hal yang ia dengar dari wanita itu."Kurasa yang ingin didengar Yang Mulia adalah rasa terima kasih darinya, tapi ... ia malah mengucapkan bahwa ia membencinya, aku khawatir akan terjadi sesuatu," cemas Kepala pelayan istana.Laura kini sudah berada di dalam kamar khusus di istana, ia melihat cermin dan memperhatikan wajahnya, bayangan ketika ia menyamar menjadi laki-laki itu muncul di sampingnya sambil tersenyum."Apa aku ini berbeda dari sebelumnya? Wajahku sampai tak bisa dia kenali sama sekali," lirih Laura. Sontak dua pelayan pribadinya yang berada di dalam kamar terkejut bahwa nonanya sudah bisa bicara."Nona, Anda ... bisa bicara?" t
"Anda ....""Duke Samuel Val Kilmer. Orang yang telah membelimu di pelelangan. Aku dipanggil secara langsung oleh kaisar, kalau kau sudah berkelakuan sangat buruk terhadapnya!" ucapnya dengan nada dingin.Ini pertama kalinya Laura berbicara dengan orang yang telah membelinya, pria tua itu bertemu dengannya hanya karena Stefen. Hati Laura semakin cemas. Apakah tindakannya ini salah? Berterus teranglah agar ia tidak diperintahkan untuk mendekati Stefen lagi."Ikuti aku!" ucap Duke Samuel.Ia mengajaknya ke sebuah ruangan. Memberikan pengawal sekantong koin emas, agar dirinya dibebaskan untuk memakai ruangan itu, hanya untuk membicarakan sesuatu yang sangat penting. Sebenarnya apa yang ia inginkan? batin Laura."Kedua pelayanmu tetap diam di luar! Kita hanya bicara di dalam berdua saja dengan suara pelan!" pinta Duke Samuel.Ketika memasuki ruangan, Duke Samuel memperhatikan Laura dengan teliti. Terakhir kali dia melihatnya di pelelangan, wanita di hadapannya ini penuh dengan bekas luka
Dalam rapat kali ini di ruang pribadi kaisar mengenai pemilihan calon permaisuri.Baron dengan pemikirannya masih teringat dengan gadis berambut biru, sementara Kirim melihat beberapa dokumen yang pantas untuk memilih calon permaisuri dalam waktu dekat. Sampai akhirnya Duke Harvis datang ke ruangan."Sepertinya, kali ini yang mulia tidak akan hadir lagi," ucapnya. Baru saja pernyataan itu dilontarkan dan kaisar muncul di hadapan mereka.Duke Harvis, Kirim dan Baron langsung berdiri dan memberi penghormatan dengan kedatangan kaisar Stefen Angelo Collin."Hormat kami pada Surya negeri ini!" "Mari kita mulai rapatnya," ucap Stefen."Kami sudah mempertimbangkan siapa saja yang pantas menjadi calon untuk Anda nikahi," terang Kirim sembari memberikan dokumen."Menurutku, kandidat terbaiknya adalah putri tertua dari duke darius yang tinggal di barat. Astra Caroline."Mata Stefen melotot tak percaya."Kirim. Bukankah kau sudah tau rumorku tentang dia? Kau lupa dia telah menyembunyikan Estelku