Share

22. Luka dan Hadiah Bagian Pertama

"Jika saja bisa, aku hanya ingin mengingat hal bahagia, karena sungguh aku tak sanggup mengingat semua ingatan buruk yang menikam dada."

🌼🌼🌼🌼

Aku menatap langit-langit kamar, pikiranku menerawang jauh. Malam ini aku baru saja membuka memori masa lalu walau tak banyak. Membuka memori saat itu. Awal mula aku merangkai pertemuan dan terjadinya kata kita.

Memori kelam masih terkunci di sudut ruangan gelap. Tak terjamah. Belum mampu aku tampilkan atau akui keberadaannya.

Mataku sudah bengkak, bahkan berkali-kali aku sesak napas ketika menceritakannya. Padahal, jika dipikir ulang. Ini adalah ingatan bahagia? Mengapa jadi sendu sedan begini?

Mengapa menyakitkan saat mengingatnya?

Bukankah seharusnya aku mengenangnya dengan senyum mengembang?

Bukankah seharusnya sekarang aku tertawa riang?

Mengapa aku menyesali ingatan ini?

Bukankah aku seharusnya bersyukur karena ada kenangan bahagia yang terpatri?

Celakanya, me

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status