Home / Thriller / Langkah Dewi : Warisan Rahasia / Bab 11 – Bayangan dengan Bom

Share

Bab 11 – Bayangan dengan Bom

Author: T.Y.LOVIRA
last update Huling Na-update: 2025-09-11 06:19:21

"Kadang, penyelamat dan algojo memakai wajah yang sama."

Dewi membeku. Sosok bermasker itu berdiri hanya beberapa meter dari mereka, rompi penuh bahan peledak melekat di tubuhnya. Lampu jalan yang redup memantulkan kilatan logam di kabel-kabel detonator.

Ji-hoon mengangkat pistol, mata menyipit. “Siapa kau?”

Pria itu tidak langsung menjawab. Suaranya serak, teredam masker kain hitam. “Turunkan senjata kalian… atau aku ledakkan seluruh blok ini.”

Pria berjas hitam, yang sejak tadi memimpin pengejaran, mendengus. “Kau pikir aku percaya ancaman konyol itu?” Ia memberi isyarat pada anak buahnya.

“Jangan coba-coba!” Suara pria bermasker menggelegar. Ia mengangkat tangan kanannya, memperlihatkan remote kecil dengan tombol merah. “Satu sentuhan… dan semua orang di sini jadi abu. Termasuk Dewi Rahman yang kalian kejar.”

Dewi menahan napas. Jantungnya berdegup kencang, busur di tangannya bergetar. Siapa orang ini? Kenapa tahu namaku?

Ji-hoon mundur setapak, berdiri lebih dekat ke Dewi.
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Langkah Dewi : Warisan Rahasia   Bab 11 – Bayangan dengan Bom

    "Kadang, penyelamat dan algojo memakai wajah yang sama." Dewi membeku. Sosok bermasker itu berdiri hanya beberapa meter dari mereka, rompi penuh bahan peledak melekat di tubuhnya. Lampu jalan yang redup memantulkan kilatan logam di kabel-kabel detonator. Ji-hoon mengangkat pistol, mata menyipit. “Siapa kau?” Pria itu tidak langsung menjawab. Suaranya serak, teredam masker kain hitam. “Turunkan senjata kalian… atau aku ledakkan seluruh blok ini.” Pria berjas hitam, yang sejak tadi memimpin pengejaran, mendengus. “Kau pikir aku percaya ancaman konyol itu?” Ia memberi isyarat pada anak buahnya. “Jangan coba-coba!” Suara pria bermasker menggelegar. Ia mengangkat tangan kanannya, memperlihatkan remote kecil dengan tombol merah. “Satu sentuhan… dan semua orang di sini jadi abu. Termasuk Dewi Rahman yang kalian kejar.” Dewi menahan napas. Jantungnya berdegup kencang, busur di tangannya bergetar. Siapa orang ini? Kenapa tahu namaku? Ji-hoon mundur setapak, berdiri lebih dekat ke Dewi.

  • Langkah Dewi : Warisan Rahasia   Bab 10 – Pilihan yang Membakar

    "Setiap pilihan akan meninggalkan luka. Pertanyaannya: luka siapa yang harus kau pilih?" Dewi terpaku. Kata-kata pria asing itu bergema di kepalanya: Ayahmu masih hidup. Nafasnya tercekat. Tangan yang menggenggam busur bergetar hebat. Antara ingin percaya… dan takut itu hanya racun yang sengaja diteteskan ke telinganya. Ji-hoon menatapnya tajam. “Jangan dengarkan dia, Dewi. Itu cuma trik!” Pria berjas hitam itu tetap tenang. Senyum tipis terukir di wajahnya. “Aku bisa buktikan. Satu pesan dari Ayahmu… dengan tanda bintang di pojok kertas. Bukankah itu kode yang hanya kalian berdua tahu?” Mata Dewi melebar. “Bagaimana kau tahu itu?” Ji-hoon langsung menarik Dewi mundur. “Itu informasi yang bisa dicuri dari mana saja! Jangan termakan!” Pria itu mengangkat tangannya, memberi isyarat. Dari atas gedung, tiga titik laser bergerak di dada Ji-hoon. Satu langkah salah, tembakan bisa mengakhiri semuanya. Park berdiri terpaku di sudut lorong, wajahnya pucat pasi. “Kita… kita harus menyer

  • Langkah Dewi : Warisan Rahasia   BAB 9 – Tidak Ada Jalan Pulang

    “Kunci itu bukan sekadar benda. Itu tiket ke neraka, Dewi.” Suara Ji-hoon terngiang di kepala Dewi, bahkan ketika napasnya kini tersengal di balik tembok beton sebuah gedung tak berlampu. Bau asap mesiu masih melekat di udara. Di kejauhan, sirine polisi menggema, bercampur dengan dengung baling-baling helikopter yang perlahan menjauh—untuk sementara. Dewi meremas busurnya erat-erat. Jemarinya gemetar, tapi matanya menatap lurus ke Ji-hoon yang sedang menutup luka di lengannya dengan kain sobekan. Darah merembes, warnanya gelap di bawah cahaya kota yang temaram. “Berapa lama kita aman di sini?” bisik Dewi. Ji-hoon menoleh, pandangannya dingin. “Sepuluh menit, paling lama. Mereka pasti sudah tahu kita bergerak ke utara.” Park berdiri tak jauh dari mereka, matanya liar menatap sekitar. “Gedung ini punya akses ke jalur bawah tanah. Kalau kita bisa—” “Tidak ada bawah tanah yang aman kalau ada pengkhianat di antara kita,” potong Ji-hoon tajam. Park terdiam. Rahangnya mengeras. “Kau p

  • Langkah Dewi : Warisan Rahasia   Bab 8 – Buruan di Negeri Asing

    “Tidak ada tempat aman di negeri asing. Bahkan jalan tol pun bisa berubah jadi medan eksekusi.” Sirine mobil polisi terdengar samar dari kejauhan, bercampur dengan deru mesin mobil hitam yang terus menempel di belakang van putih Ji-hoon. Jalan tol Seoul yang basah membuat ban berdecit setiap kali Ji-hoon memutar setir. “Pegangan erat!” teriak Ji-hoon. Van berbelok tajam ke jalur kiri, hampir menabrak pembatas jalan. Dewi menjerit kecil, tubuhnya terhempas ke pintu. Dari kaca spion, ia melihat mobil hitam itu tidak goyah—bahkan semakin dekat. “Siapa mereka?!” desis Dewi panik. “Unit eksekutor. Mereka tidak akan berhenti sebelum kau ditangkap hidup-hidup,” balas Ji-hoon cepat. Dewi menggenggam logam bundar di saku jaketnya. Rasanya panas, seperti benda itu sedang memanggil bahaya. Peluru tiba-tiba menghantam kaca belakang. Pecahannya beterbangan. Dewi menunduk, menahan teriak. Ji-hoon menekan pedal gas, wajahnya tegang. “Kita harus menghilang dari radar. Kalau tidak, Seou

  • Langkah Dewi : Warisan Rahasia   Bab 7 – Orang Asing di Terminal 3

    “Jangan menoleh. Ikut aku sekarang.” Suara asing itu terdengar tepat di telinga Dewi saat pria berjaket hitam hampir menyentuh bahunya. Sebuah tangan kuat menarik pergelangan tangannya ke arah pintu darurat kecil di sisi lorong bandara. Dewi hampir berteriak, tapi tatapan pemuda itu begitu serius hingga ia menahan suara. Wajahnya muda, rambut hitamnya sedikit berantakan, sorot matanya tajam. “Apa—siapa kau?!” desis Dewi terengah. “Diam, kalau tidak mereka dengar,” jawabnya singkat sambil berlari menuruni tangga darurat. Tangga berbau besi dan cat tua bergema oleh langkah kaki mereka. Dari atas, suara sepatu keras terdengar semakin dekat. Dewi menoleh panik. “Mereka ikut masuk!” “Aku tahu. Karena itu kau harus cepat.” Pemuda itu mendorong sebuah pintu besi di bawah. Mereka keluar ke area servis bandara. Lampu temaram memantulkan bayangan kargo besar. Udara malam lembab, membuat Dewi makin gelisah. Ia melepaskan tangannya dari genggaman sang pemuda. “Aku tidak mengenalmu. Kenapa

  • Langkah Dewi : Warisan Rahasia   Bab 6 – Bandara Incheon

    “Langkah pertama di tanah asing selalu terasa seperti masuk ke sarang musuh.” Pesawat mendarat di Incheon dengan hentakan yang membuat dada Dewi bergetar. Ia meraih ranselnya, tangan sedikit gemetar. Dari balik jendela, lampu Seoul berkilau menusuk malam—indah, tapi menakutkan. Saat keluar dari pesawat, hawa dingin langsung menyergap. Bandara megah itu terasa asing. Layar digital penuh huruf Korea berkelip, suara pengumuman bersahut-sahutan, ribuan wajah tak dikenal lalu-lalang. Dewi merasa dirinya kerdil. “Jadi ini dunia Ayah?” bisiknya. Ia menyerahkan paspor ke petugas imigrasi. Lelaki berseragam hanya menatapnya singkat lalu mengembalikan dokumen tanpa senyum. Dewi tersenyum kaku. “Terima kasih,” gumamnya, meski tak yakin didengar. Setelah melewati pemeriksaan, ia berjalan pelan. Suara koper bergerak, langkah kaki berisik, aroma kopi internasional menusuk hidungnya. Dewi memegang erat tiketnya: inisial “R.R.” tertera samar di pojok. “Permisi, apakah kau butuh bantuan?” suara

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status