Lima gadis itu menanti tanggapan dari Yue Fei mengenai keinginan mereka untuk melepas Kutukan Es. Sebuah permintaan yang bagi Yue Fei bisa dengan mudah dia kabulkan namun dia juga masih memiliki perasaan."Kalian yakin akan hal itu? Apakah kalian sudah memikirkan ini baik-baik? Jika Ratu Song tahu akan hal ini, bukankah itu akan menjadi bencana untuk kalian semua?" tanya Yue Fei memastikan.Selama beberapa saat tidak ada satupun dari para gadis itu yang bersuara. Mereka sama-sama saling berpikir mengenai Ratu Song yang bisa saja kalap dan mencabut semua kekuatan mereka. Jika itu terjadi, mereka akan hidup dalam keadaan cacat. Karena pencabutan kekuatan itu akan merusak tubuh bagian dalam."Aku yakin. Aku tak peduli apa pun yang akan Ratu lakukan...!" Yue Mey adalah gadis pertama yang berani berkata.Empat gadis lainnya masih terlihat bimbang. Namun setelah beberapa saat, mereka menyatakan bahwa mereka yakin dengan keputusan tersebut. Termasuk Yue Zu, dia menjadi gadis terakhir yang m
Dari dalam mulut Bara Sena muncul cahaya berbentuk sebutir mutiara yang perlahan keluar dan masuk kedalam mulut Shi Yun. Cahaya emas berbentuk mutiara itu masih bercahaya mski sudah masuk kedalam tubuh si gadis seperti menembus tubuh gadis tersebut.Mutiara tersebut adalah salah satu dari 7 Inti Jiwa yang berhasil Bara dapatkan berkat bantuan Hu Shi Yun. Melihat gadis itu sangat lemah membuat sang pemuda merasa tak tega dan dengan sukarela memberikan inti jiwanya kepada Shi Yun.Di dalam inti Jiwa itu terkandung kekuatan yang sangat besar. Begitu inti Jiwa tersebut menyatu dan terserap oleh tubuh Shi Yun, sontak saja tubuh gadis itu melayang di udara dengan cahaya emas yang keluar dari tubuhnya. Wu Gui terkesan melihat hal itu. "Memberikan Inti Jiwa pada gadis ini...Langsung membuat dia menerobos ke Ranah selanjutnya...Anak muda ini, apakah dia memang seorang dewa...? Satu inti Jiwa miliknya yang sudah terbagi menjadi tujuh saja bisa langsung membuat gadis harimau itu menembus Ranah
Shi Yun termangu melihat benda yang menggelantung di bagian bawah tubuh Bara Sena. Ada perasaan aneh yang membuatnya merasa penasaran ingin menyentuhnya."Apakah ini sebuah senjata, Tuan Bara...?" tanya Hu Shi Yun sambil menyentuh benda tersebut.Alangkah terkejut nya dia saat benda yang baru saja dia sentuh tiba-tiba saja bergerak dan mengacung kearahnya seolah menantang nya untuk bertarung. Melihat Shi Yun yang kaget bukan main, Bara Sena pun tertawa terkekeh."Kenapa Shi Yun? Ini memang senjata. Tapi bukan senjata untuk membunuh orang, melainkan senjata untuk memberi kenikmatan kepada siapa pun, termasuk dirimu..." kata Bara membuat Shi Yun terdiam dan berusaha mencerna apa yang pemuda itu katakan. Tapi tetap saja, dia tidak mengerti apa maksud dari ucapan itu.Melihat gadis itu diam saja, Bara pun langsung bergerak dan kembali mencumbu si gadis. Shi Yun kembali dibuat mendesah dan mengerang saat sang pemuda mulai bermain lagi dibagian tubuhnya yang paling intim.Gadis itu benar-be
Wu Gui benar-benar penasaran dengan syarat yang Bara Sena katakan jika dia ingin mendapatkan wadah untuk rohnya tersebut. Bagi dirinya yang sudah menjadi sosok tak terlihat itu jelas sebuah tawaran yang menggiurkan. "Apa syaratnya...?" tanya Wu Gui dengan rasa penasaran yang menjadi-jadi. "Kau begitu ingin tahu syaratnya?" tanya Bara. "Tentu saja...! Apapun akan aku lakukan jika itu memang bisa menghidupkan diriku lagi!" kata Wu Gui penuh semangat. "Hmmm... Baiklah, aku katakan padamu syarat untuk mendapatkan wadah untuk dirimu. Syaratnya adalah, kau harus menjadi anjingku." kata Bara membuat Wu Gui tersentak. Dia tak menyangka sama sekali, bahwa syarat untuk mendapatkan wadah jiwanya adalah menjadi anjing atau budak pemuda tersebut. "Aku adalah seorang pangeran iblis...""Apa hubungannya kah seorang pangeran iblis atau bukan? Di mataku, kau hanyalah jiwa yang hampa dan lemah. Tanpaku, kau akan terus berada di dalam batu. Atau mungkin malah kau sudah menjadi makananku?" ucap Ba
Malam itu, seorang wanita berparas cantik dengan pakaian jubah emas yang menunjukkan kebesaran jabatannya melangkah dengan cepat menuju kesebuah bangunan yang ada di dalam wilayah istana Chang'shen.Dia berhenti di depan pintu kayu berwarna merah. Dari wujudnya yang mewah jelas itu bukan pintu kayu sembarangan."Zhou Lin, keluarlah. Ada yang ingin aku bicarakan!" seru wanita cantik tersebut.Tak berapa lama, terdengar langkah dari dalam bangunan tersebut. Lalu terdengar pintu yang dibuka dari dalam."Kakak, silahkan masuk," ucap pria yang tak lain adalah Zhou Li Geni, putra Jaka Geni dengan Putri Zhou.Wanita yang tidak lain adalah Zhou Yin Geni, langsung melangkah masuk kedalam bangunan yang menjadi tempat tinggal Perdana Menteri Zhou Lin.Mereka berdua duduk di sebuah taman yang ada di dalam bangunan tersebut. Beberapa pelayan menyedihkan teh dan camilan berupa gula-gula serta beberapa buah persik di atas meja."Aku tak perlu semua makanan ini. Rakyat kita banyak yang menderita kela
Keputusan Zhou Yin untuk memulai persiapan serangan terhadap gerbang-gerbang iblis di berbagai wilayah Kekaisaran mendapat dukungan dan penolakan dari Para tetua Dewan. Setiap dewan mengutarakan alasan mereka menolak maupun mendukung. Zhou Yin menyadari bahwa keputusannya memang tidak mudah. Satu-satunya harapan yang dia miliki agar tidak terjadi perang adalah Pedang Sepasang Naga Emas yang saat ini salah satunya sudah berada di tanganya."Yang Mulia...Bagaimana jika serangan itu malah justru memicu perang besar dengan ras iblis yang kita belum tahu kekuatan sebenarnya?" tanya salah satu tetua dari Dewan Pengawas Pertanian.Dia adalah dewan yang selalu menjadi bulan-bulanan cacian rakyat karena ketidak becusannya dalam mengayomi kemakmuran para petani di wilayah Kekaisaran. Hal itu bukan sepenuhnya salah tetua ini karena sebelumnya memang sudah ada bencana kekeringan yang melanda sejak lama.Zhou Yin tahu betul bentuk kekecewaan rakyat namun dia sendiri tak bisa berbuat banyak kecual
Bai Yue Zu berdiri mematung di depan sebuah ranjang kayu yang diatasnya terhampar satu kasur empuk dengan warna merah. Sesuai dengan gaun nya yang dia kenakan,warna merah sangat cocok dengan kulitnya."Ada apa?" tanya Bara Sena yang sudah muncul di belakangnya.Terkejut, gadis itu langsung berjalan menjauh dari Bara Sena."Ti-tidak ada apa-apa..." sahutnya terdengar gugup.Bara tersenyum melihat tingkah gadis itu."Jadi bagaimana? Apakah kau ingin melakukannya atau tidak?Jangan mengulur waktuku, karena aku masih ada kepentingan di luar sana," kata Bara Sena sambil melangkah mendekati kasur dan duduk dengan santainya.Bai Yue Zu menahan debaran di dalam dadanya. Dia sebenarnya tidak menginginkan hal itu jika bukan karena Kutukan Es yang melekat di tubuhnya."Kamar ini sudah aku berikan pelindung sehingga apa yang kita lakukan tidak ada satupun dari saudaramu yang bisa menguping atau mengintip. Jadi kau tenang saja," kata Bara.Dengan segenap keberanian yang dia miliki, Yue Zu pun dudu
Coi Ming terkejut melihat sosok iblis yang ada didepan sana tiba-tiba saja menghilang. Saat dia tengah terkejut dan sedikit lengah, tahu-tahu sosok iblis itu sudah berada di depan dirinya dan mengagetkan Coi Ming. "Mati!" teriak iblis tersebut lalu menghujam kan tinjunya kearah kepala pria pemimpin pendekar aliansi tersebut. Dengan cepat Coi Ming menghindari serangan tersebut. Akan tetapi, saat dia menghindar, dari arah lain muncul serangan tinju yang juga menghujam kearah kepalanya. Itu adalah tinju lain yang ternyata menyerang kepalanya dari empat arah sekaligus. "Ini gila! Jurus apa yang dia gunakan!?" seru Coi Ming dalam hati. Tak bisa menghindari empat serangan sekaligus, Coi Ming terpaksa mengerahkan tenaga dalamnya lalu meledakkan kekuatan tersebut membuat ledakan kejutan. Usahanya cukup berhasil untuk menyelamatkan nyawanya dari serangan iblis tersebut. Saat ledakan tenaga dalam itu memancar dari tubuhnya, dengan terpaksa iblis itu melompat mundur. Blaarr! Ledakan ten