Share

Bukan Bocah Biasa

Lin Feng menatap Huang Li dan Huang Mo. Dia melihat kultivasi Huang Li berada ditahap pemula kelima sementara Huang Mo berada ditahap pemula ketiga. “Putramu pantas mendapatkannya.”

“Kurang ajar … Serangggg!” perintah Huang Li kepada Huang Mo tanpa banyak basa-basi.

Huang Mo langsung mengambil pedang dari punggungnya, melesat ke arah Lin Feng, berniat menebas kedua lengan Lin Feng.

Duarrr

Lin Feng menendang meja di hadapannya sampai terbang ke arah Huang Mo. Namun, Huang Mo dapat dengan mudah menghancurkannya dan meneruskan serangan pedangnya ke arah Lin Feng.

Bammm

Lin Feng dengan sigap menghindar dan langsung menendang dada Huang Mo. Huang Mo terpental menghancurkan beberapa meja dan kursi restoran dan dia tersungkur di lantai.

Huang Mo bangkit, menyeka darah yang keluar dari mulutnya. “Patriark, bocah ini bukan bocah biasa, dia mungkin berasal dari sebuah sekte,” ujarnya kepada Huang Li.

Huang Li menatap tajam ke arah Lin Feng . ‘Apa bocah ini menekan kultivasinya? Bocah berusia belasan tahun dengan kekuatan seperti itu pastilah memang berasal dari sebuah sekte’ pikirnya membenarkan perkataan Huang Mo.

Sementara itu, Lin Feng mulai menyadari jika kemampuannya dapat mengalahkan kultivator yang berada beberapa tingkatan diatasnya. “Kultivator tahap pemula ketiga bukan apa-apa bagiku, apa aku masih bisa mengalahkan kultivator tahap pemula kelima?” gumamnya sambil membalas tatapan tajam Huang Li.

“Rasakan ini! Tinju Beruang Hitam” Huang Li melesat ke arah Lin Feng dengan mengepalkan tinjunya sangat keras.

Lin Feng tidak tinggal diam, dia mengeluarkan teknik tinjunya untuk menghalau serangan Huang Li. “Tinju Menembus Langit.”

Bammm

Tinju Lin Feng dengan Huang Li beradu. Lin Feng terpental beberapa meter ke belakang begitupun dengan Huang Li.

Huang Li kembali melesat ke arah Lin Feng bersiap dengan tinjunya. Lin Fengpun telah bersiap menyambut serangan tinju Huang Li. Seketika, mereka saling beradu jurus tinju.

Serangan demi serangan teknik tinju Lin Feng dan Huang Li saling beradu. Sesekali, Lin Feng mencoba meninju bagian kepala maupun dada dari Huang Li namun Huang Li dapat menepisnya. Huang Lipun sama seperti Lin Feng, terus mencoba melumpuhkan Lin Feng dengan teknik tinjunya. Namun, mereka berdua terlihat imbang.

‘Apa batas kemampuanku hanya sampai berada ditahap pemula kelima?’ batin Lin Feng yang merasa kekuatannya imbang dengan Huang Li yang berada ditahap pemula kelima.

“Bocah, dari sekte mana kamu berasal?” tanya Huang Li sambil mengeluarkan pedangnya.

“Itu tidak ada urusannya denganmu,” Lin Fengpun turut mengambil pedangnya untuk menyambut Huang Li.

Tuan muda Huang yang menyaksikan pertarungan Lin Feng dan ayahnya, sudah tidak sabar untuk menyiksa Lin Feng. Dia menatap ke arah pamannya, “Paman, bantulah ayah melumpuhkan bocah bajingan itu!”

Lin Feng yang mulai merasa kemampuannya setara dengan kultivator tahap pemula kelima, merasa bahwa dirinya tidak mampu jika harus menghadapi Huang Li dan Huang Mo sekaligus. ‘Aku harus mencari kesempatan untuk melarikan diri.’

Huang Li melesat untuk menyerang Lin Feng begitupun dengan Huang Mo. Mereka berdua akan mengeroyok Lin Feng.

Tranggg

Tranggg

Lin Feng sesaat beradu teknik pedang dengan Huang Li dan Huang Mo sebelum dia melihat kesempatan untuk melarikan diri. Dia merasa akan sia-sia jika melawan mereka berdua sekaligus.

Jika harus menghadapi Huang Li, Lin Feng mungkin bisa mengimbanginya, namun jika harus menghadapi Huang Li dan Huang Mo sekaligus, Lin Feng merasa kekuatannya belumlah cukup menghadapi mereka berdua sekaligus.

Saat melihat kesempatan, Lin Fengpun melarikan diri melewati jendela lantai atas restoran.

“Kejar dia!” teriak Huang Li.

Lin Feng melompat dari satu bangunan ke bangunan yang lain. Kecepatan Lin Feng tidak bisa diremehkan. Meskipun dia setara dengan Huang Li, tapi kecepatannya melampaui Huang Li. Lin Feng dapat dengan mudah melarikan diri dari Huang Li dan Huang Mo yang mengejarnya.

“Aku harus lebih berhati-hati mencari musuh, kekuatanku hanya sebatas kultivator tahap pemula kelima,” gumam Lin Feng sambil berlari keluar dari kota Kincir Angin.

Huang Li dan Huang Mo melesat mengejar Lin Feng, namun mereka berdua kehilangan Lin Feng.

Lin Feng keluar dari kota Kincir Angin, melesat tanpa arah meninggalkan Kota Kincir Angin.

***

Di markas klan huang,

Huang Li dan Huang Mo kembali ke markas klannya setelah kehilangan Lin Feng. Huang Li mengadakan pertemuan dengan beberapa tetua klannya.

“Aku tidak akan memaafkan bocah yang telah memotong lengan putraku,” ujar Huang Li ke beberapa tetua klannya.

“Patriark, bagaimana jika kita menggambar wajahnya dan menyebarkannya ke seluruh anggota klan huang?” saran salah satu tetua dari klan huang.

Huang Li berpikir sejenak sebelum dia kemudian menyetujui hal itu. Huang Li yang menyangka Lin Feng berasal dari sebuah sekte juga berpikir untuk menyebarkan sketsa wajah Lin Feng ke beberapa jenius muda klan huang yang sudah memasuki sekte. Huang Li menyatakan peperangan dan perburuan terhadap Lin Feng. Seluruh anggota klan huang akan dia kerahkan untuk memburu Lin Feng.

***

Lin Feng terus berlari tanpa arah di hutan belantara. Dia melihat sungai dengan air terjun yang tampak sangat indah. Dia berniat istirahat terlebih dahulu ditempat itu sebelum melanjutkan perjalanannya. “Aku akan beristirahat disini dan membuat beberapa pil,” ujarnya.

Lin Feng mandi di air terjun dan tanpa sengaja menemukan gua kecil di balik air terjun tersebut. Lin Feng menangkap beberapa ikan dan kemudian masuk ke dalam gua yang tertutup air terjun itu.

Di dalam gua, Lin Feng makan ikan yang dia tangkap, beristirahat dan meracik pil dengan herbal yang dia peroleh dari menara bulan sebelumnya.

Setelah merasa cukup beristirahat, Lin Feng melanjutkan perjalanannya. Dia sesekali akan beristirahat, makan binatang buruan, dan tidur di hutan. Lima hari berlalu, Lin Feng melihat sebuah kota bernama Kota Seribu Api dan dia berniat memasukinya untuk mencari tahu tentang sebuah sekte yang akan dia masuki.

“Tunjukkan lencana identitasmu!” pinta penjaga gerbang kota Seribu Api saat Lin Feng hendak memasuki kota.

Lin Feng mengambil beberapa koin emas dari cincin ruang dimensinya dan memberikannya kepada penjaga gerbang sambil berkata, “aku tidak memiliki lencana.”

Penjaga gerbang kota tersenyum senang menerima beberapa koin emas dari Lin Feng. “Silahkan masuk, Tuan Muda.”

Alie-Afie

Tahapan Kultivasi : - Pembentukan - Pemula - Raja - Kaisar - Bumi - Langit - Suci - Petapa - Legenda Masing-masing tahapan Kultivasi terdiri dari 1-9 tingkat atau bintang.

| Like

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status