Han Shen berpikir sejenak dan berbicara dengan Asura, "Bagaimana menurutmu ?"
"Aku hanya Pedang rusak yang punya pengetahuan dan tahu cara membunuh. Putuskan saja sendiri apa yang kau inginkan, mau jadi orang baik atau jahat bukankah kau ingin hidup sesuai dengan keinginanmu sendiri. Lagi pula aku yakin orang itu bukan tandinganmu sama sekali." Asura mengatakan pendapatnya. Han Shen mengetuk meja dan bertanya, "Aku bisa melakukannya namun kau tahu benar jika tidak ada alasan bagiku untuk menolong sekumpulan Bandit bukan ? Mari anggap saja seperti ini keuntungan apa yang dapat kalian berikan kepadaku ?" "Kami hanya bisa menawarkan tenaga terlebih tidak ada yang berharga yang kami punya sekarang." Mang Wu berkata dengan jujur. "Itulah yang aku inginkan mulai sekarang kalian adalah Bawahanku dan kau akan menjadi tangan kananku. Besok kau dan aku akan pergi menemui Pria itu paham ?" Han Shen berkata dengan tegas. "Mengerti Ketua." Mang Wu tidak punya alasan untuk menolak Han Shen. Alkohol yang mereka punya terasa sangat buruk dan Han Shen sedikit menahan, dia keluar sebentar dan melihat pemandangan Gunung dari atas tebing dengan santai. Mang Wu tentu saja sudah mengumumkan jika Han Shen akan mengambil alih dan mereka harus mematuhi perintahnya seperti seorang Pemimpin. Asura melayang disamping Han Shen dan duduk diatas kepalanya, "Kau tahu jika Bandit itu adalah kasta yang sangat rendah bahkan sebagai Ahli Beladiri itu adalah penghinaan. Kau akan menjadi Pemimpin mereka sekarang apakah ada alasan khusus melakukannya ?" "Sorot matanya mengingatkanku kepada kehidupan masa lalu. Mata yang tidak berdaya namun memiliki daya juang untuk hidup hingga siap melalukan pekerjaan apapun, kau mungkin sedikit kecewa karena aku tidak seperti pemilik lamamu." Han Shen berkata dengan santai. "Tidak juga justru aku lebih senang karena bisa berbicara denganmu seperti ini, hal yang tidak bisa aku lakukan dengan pemilik sebelumnya. Kemampuan milikmu mungkin akan sangat berguna dimasa depan." Asura perlahan menyala dan Han Shen merasakan bayangan seseorang muncul di kepalanya. Sword Heaven Han Jun yang sedang memegang Pedang Asura, gaya Pedang saat dia berlatih diperlihatkan dan semua momentumnya mempengaruhi keadaan sekitarnya. Ritme yang halus namun mendominasi membuatnya seperti gaya Pedang yang tak berujung. Qi sejatinya menciptakan energi yang dahsyat hingga membelah kabut yang menutupi seluruh Gunung, Han Shen merasakan sengatan dan kepalanya dipenuhi informasi. Hal yang tidak Asura lakukan sejak awal sekarang diberikan olehnya yaitu ingatan dari gaya Pedang Sword Heaven. "Semua pengalaman tentang ingatan itu sudah aku kirim tapi ingat ini Han Shen walaupun kau bisa menggunakannya barang tiruan tidak akan bisa mencapai level penggunanya. Tanpa latihan yang sebenarnya kau tidak akan bisa mencapai level Han Jun pada waktu itu sekalipun kau berusaha menggunakannya." Han Shen mengangguk dan menjawab, "Aku mengerti." Qi senilai 70 tahun tidak akan berarti apa-apa dihadapan serangan seperti itu, Han Shen berpikir dirinya sudah cukup kuat namun faktanya masih terlalu jauh baginya dalam segi keterampilan ataupun pengalaman. Dunia yang dipenuhi Seniman Beladiri bukanlah tempat yang damai, jika Han Shen tidak ingin takdirnya dikendalikan oleh orang lain maka lebih baik dia berjuang untuk menjadi lebih kuat lagi dan melangkah ke menjadi seorang Master. Keesokan paginya Mang Wu membawa tiga orang anak buahnya dan pergi bersama dengan Han Shen menuju tempat Pria itu. Han Shen tidak tahu cara menunggang kuda jadi dia hanya numpang dibelakang salah satu Bawahan Mang Wu. Mang Wu sedikit meragukan Han Shen dan dia tidak tahu apakah keputusannya sudah benar atau tidak dengan membuat Han Shen melawannya. Setelah mereka naik keatas Gunung tiba-tiba saja Mang Wu berhenti. "Tepat disana atas sana ada sebuah Gua dan Ketua bisa menemukannya." Mang Wu terlihat takut jika harus pergi bersama. Han Shen turun dan merapikan pakaiannya, "Jika kau memutuskan untuk melakukan sesuatu maka setidaknya lakukan sampai akhir dengan berani. Kalian berempat tetap dibelakang dan jaga jarak aman agar tidak terlibat, ini tidak akan memakan waktu lama." Han Shen memegang Pedangnya dan naik dengan cepat diikuti mereka berempat, lolongan Serigala yang keras membuat tubuh mereka gemetar dan Han Shen juga sedikit takut sebenarnya. Tapi tidak ada alasan untuk mundur dan dia memegang Pedang berkarat Asura. Kedua Serigala berbulu merah dengan ukuran yang cukup besar berdiri didepan Gua, Han Shen juga baru saja tiba dan melihat keduanya membuat Han Shen ingin bergegas membunuh. "Hei Iblis sialan... mau keluar sendiri atau aku seret kau seperti anjing." Teriak Han Shen dengan nada yang sombong. Langkah kaki terdengar dan sosok Pria keluar dari dalam Gua, kepalanya yang botak sedikit menyilaukan dan melihat pakaiannya itu seperti seorang Biksu yang biasanya ada di Kuil. "Anak muda kesombonganmu sudah berada diluar batas. Baru kemarin mereka mengirim tiga Gadis dan sekarang ada Anak liar yang mengataiku." Biksu Jahat itu menyipitkan matanya dan terlihat tidak senang. "Oi Biksu apa maksudmu dengan meminta tiga Gadis untukmu. Kau itu Biksu dan seharusnya memberikan contoh yang baik dengan ceramahmu, tapi kau terlalu bernafsu bukan untuk mengurus tiga Gadis yang barus setiap bulannya." Han Shen mengacungkan Pedangnya dan melontarkan perkataan yang kurang ajar. "Biksu ini seorang kasim dan mereka bukan digunakan seperti apa yang Anda pikirkan, darah mereka sangat penting dan hidup mereka harus berarti jika ditumbalkan." Ucap Biksu itu dengan tenang. "Pftt... maaf-maaf." Han Shen menahan tawa dan berkata, "Sudah botak, jelek dan jujur saja aku merasa kasihan kepadamu karena tidak punya peni....." *Bang.* Biksu itu terlihat sangat marah dan secara tiba-tiba menyerang Han Shen dengan telapak tangannya, tenaga dalam yang kuat mendorong Han Shen kebelakang dan membuatnya muntah darah. "Mulutmu itu benar-benar rusak dan harus dirobek." Biksu itu melambaikan tangannya dan kedua Serigala Merah melompat kearah Han Shen dengan taring dan kuku yang tajam. "Kau sedang bermain dengan kematianmu." Han Shen tersenyum dan bilah Pedang dialiri Qi. Pergerakan Han Shen sangat cepat dan sebelum kedua Serigala itu mencapainya tubuh mereka sudah ditebas dengan mudahnya. Darah berceceran ke tanah dan Han Shen tidak menghentikan fokusnya. "Langkah awan yang mendominasi." Han Shen menghentakkan kakinya ketanah dan bergerak dengan cepat kearah Biksu itu. Pergerakan Han Shen yang cepat dan langkah kaki yang akurat membuat satu bayangan lain tentang dirinya. Tebasan Pedang yang beruntun tidak dapat dilihat oleh mata Biksu itu dan bahkan bayangan yang Han Shen ciptakan seolah memang nyata. Tubuh Biksu itu tercerai berai dan dia mati tanpa bisa melakukan apapun, Han Shen terdiam sejenak dan keempat Bandit yang bersembunyi dibelakang hanya bisa membuka mulut mereka karena terkejut. Ini tidak layak disebut sebagai pertarungan melainkan adalah kemenangan sepihak, Ketua mereka sangat kuat dan bahkan tidak terlihat lelah sedikitpun.Setelah sampai Han Shen memberikan Buku catatan miliknya, Su Yan meminta waktu untuk mempelajarinya terlebih dahulu dan pergi ke kamarnya untuk belajar. Semua Selirnya juga datang dan memakai pakaian resmi Istana, walaupun mereka agak canggung dan tidak nyaman dengan semua pakaian mewah ini namun mereka harus segera terbiasa."Sepertinya sangat sulit untuk mengatur sebagai Kaisar ?" Qin Yue berkata dengan santai dan duduk disamping Han Shen."Ya begitulah tapi setelah melihat kalian lelahku hilang dengan cepat. Terlalu banyak Bangsawan korup yang harus disingkirkan dan juga menata sesuatu tidak semudah membalikkan tangan, keberadaan Pasukan Pemberontak yang hancur juga menjadi pertimbangan tidak mungkin Cheng Tian tidak akan membangun ulang." Han Shen berkata dengan santai dan merangkul Xie Yun yang memberikan teh untuknya."Lalu Tuanku sepertinya aku harus meminta ijin darimu, tidak lama lagi Kantor Pusat Kelompok Pedagang kita akan segera dibangun di Ibu
Keesokan paginya Xie Yun masuk kedalam kamar Qin Yue, sesuai dengan apa yang dikatakan para Pelayan Istana Ratu Han Shen berada disana dan kedatangannya membangunkan mereka berdua."Tuanku... Sword Saint Qin Hong dan salah satu Petinggi Tombak Badai Sheng Yan Aliansi Beladiri datang. Atas perintah Su Yan para Kasim saat ini sudah menyambut mereka dan perlukah Anda datang ke Aula." Ucap Xie Yun dengan ramah."Tidak perlu sampai tiba di Aula dan minta mereka datang langsung ke tempat tinggal Kaisar, setelah bersiap kami akan datang kesana." Ucap Han Shen sambil meminum segelas air."Baik." Xie Yun mengangguk dan bergegas pergi untuk menyampaikan perintah.Setelah mereka berdua bersiap-siapa Han Shen membawa Qin Yue pergi menemui mereka berdua di Istana Kaisar. Kedatangan Han Shen dapat diketahui langsung oleh mereka berdua, tenaga dalam dengan Aura yang menakutkan dapat mereka rasakan dari sosok Han Shen.Qin Hong tersenyum dan tidak berhar
Tengah malam mereka menyudahinya lebih awal dan Su Yan tertidur cukup pulas. Han Shen pergi ke tempat latihan dan mengolah Seni Beladirinya bersama dengan Asura dan White. Gerakan Pedangnya jauh lebih agresif dari biasanya dan Qin Yue juga datang."Jadi kau disini... kau jarang beristirahat apakah itu tidak masalah ?" Qin Yue melihat bekas ciuman didekat dada dan leher Han Shen.Han Shen tidak pernah lalai dalam tugasnya menjadi Kaisar dan dia tidak pernah mengabaikan semua Istrinya. Pria ini hampir jarang untuk bersantai dan selalu melakukan pekerjaan dengan sempurna."Jika semuanya sudah selesai maka aku bisa meluangkan waktu untuk istirahat. Jangan lupa jika aku seorang Raja Beladiri, bahkan jika aku tidak tidur selama satu bulan itu tidak akan jadi masalah besar karen terbiasa dalam pengasingan." Jawab Han Shen sambil menarik Pedangnya, "Bagaimana jika aku ingin melihat kemampuanmu ?" "Boleh saja." Qin Yue tersenyum dan juga sangat menantikan
"Lancang kah ?" Han Shen menatap kearah Penjabat itu dan menunjukan Auranya yang menakutkan.Semua orang didalam ruangan gemetar dan Su Yan mengangkat kepalanya, Han Shen bukanlah orang seperti Kaisar dimasa lalu yang berpikir rasional. Jika apa yang dia sebut keadilan dipertanyakan maka tentu saja dia akan menunjukan hak sebenarnya dari pemegang kekuatan."Tolong redakan amarah Yang Mulia." Penjabat itu berlutut dan memohon ampun."Disini akulah Kaisarnya dan keputusanku adalah mutlak, kalian hanya bisa menambahkan sesuatu yang baik atau mengatakan akibat dari keputusan dariku karena itulah tugas kalian disini." Ucap Han Shen dengan tegas.Semua Penjabat Istana mengangguk dan menatap Meng Wuya, tentu saja dia tahu maksud dari mereka semua dan hanya bisa menghela nafas. Secara tidak langsung Meng Wuya adalah Ayah dari Selir Meng Die dan masih kerabat Kaisar."Lalu bolehkah saya tahu alasan apa Yang Mulia punya dengan semua rencana ini ?"
Han Shen tersenyum dan berkata, "Tenang saja itu tidak akan lama lagi dan juga aku harus mulai serius sekarang." "Senang mendengarnya." Mereka semua juga mengharapkan hal yang sama.Waktu berlalu dengan sangat cepat selama sebulan dan dibawah tangan dingin dari Kaisar yang baru masa depan yang cerah sudah terlihat. Semua Penjabat korup yang menggelapkan uang pajak secara diam-diam dieksekusi dihadapan publik.Tidak berhenti disitu saja bahkan semua aset kekayaan mereka disita dan status Keluarga Bangsawan dihapus. Semua Prajurit dan Komandan yang dulunya berperang juga sudah sepenuhnya menyerah, tugas yang Han Shen berikan kepada Meng Wuya sudah diselesaikan dan secara keseluruhan semuanya sudah teratur.Han Shen juga menggunakan kekayaan pribadinya untuk merekrut banyak Sarjana dan menyebar mereka ke berbagai Kota. Saat ini dia ingin mendirikan sekolah diberbagai kalangan, jika dulu hanya Bangsawan saja yang bisa mengemban pendidikan maka dia me
Satu minggu berlalu dengan sangat cepat dan penobatan Han Shen menjadi Kaisar sudah selesai, dia menyapa semua rakyatnya sekarang bersama dengan Su Yan. Semua Penjabat lama sudah disingkirkan dan semuanya diisi oleh bakat baru sesuai keinginan Han Shen.Yie Cheng, Xie Yun, Yu Ling, Meng Die dan Qin Yue juga akan tinggal di Istana Ratu mulai sekarang. Mereka sudah masuk kedalam Anggota Keluarga Kekaisaran dan dibawah naungan Han Shen yang merupakan Suami mereka.Diatas kertas posisi Su Yan adalah seorang Ratu namun dimata Han Shen mereka tetap sama, hanya saja penerus Kekaisaran berikutnya sudah ditentukan yaitu harus berasal dari garis keturunan Su Yan dan yang lainya juga tidak keberatan.Kelompok Dagang Valley juga akan membuka Kantor pusatnya di Ibukota, semua propertinya berada diatas nama Han Shen dan merupakan bisnis yang dijalankan oleh semua Selirnya. Keluarga Yu juga diberikan Wilayahnya sendiri dan menjadi Keluarga Bangsawan Kekaisaran.