Home / Fantasi / Legenda Pendekar Biru / Bab 13 Pertikaian Di Sungai Desa

Share

Bab 13 Pertikaian Di Sungai Desa

Author: Pujangga
last update Last Updated: 2025-07-24 21:12:37

Sore hari, dua anak lelaki berjalan beriringan menuju sungai besar di pinggir desa.

Letak sungai tersebut tidak terlalu jauh dari tempat kediaman keluarga Warta. Sehingga Lintang dan Balada dapat tiba dalam waktu singkat.

Sebagai seorang pendekar, Balada tidak pernah melepaskan pedang dari pinggangnya. Sementara Lintang tidak membawa senjata apa-apa karena dia belum menjadi pendekar.

Tujuan Balada mengajak Lintang ke sungai desa adalah untuk berenang, dia ingin mengajarkan Lintang bagaimana cara berenang di dalam air.

Balada tidak tahu bahwa sejatinya Lintang adalah perenang ulung.

Bahkan dulu bocah itu pernah bertapa di dalam sungai selama beberapa hari saat berlatih dengan Ki Cokro. (Guru di kehidupan sebelumnya)

Meski kanuragannya hilang, tapi semua pengetahun Lintang tetap ada sehingga dia hanya perlu mengasahnya kembali jika ingin menguasainya.

Termasuk berenang dan menyelam, Lintang tidak perlu belajar karena keahlian itu sudah tertanam lama di dalam ingatannya.

Biyuuuur!

Balada
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Legenda Pendekar Biru   Bab 542

    “Aku sendiri tidak yakin, tapi aku percaya Kang Wala mengetahui sesuatu tentang jurus perenggut jiwa,” jawab Galuh berterus terang.“Di-dimana paman Wala sekarang?” tanya Lintang.“Dia sedang dipulihkan oleh Bawana,” ungkap Galuh.Mendengar itu, Lintang langsung melesat mengikuti hawa kehidupan Bawana yang tengah berada di salah satu ruangan kediamannya.Tidak membutuhkan waktu lama bagi Lintang tiba, dalam sekejap, Lintang sudah berada di ruangan yang Bawana tempati.Benar saja, di sana Bawana sedang berusaha memulihkan Batara Dewala. Tetapi kala itu kondisi sang Batara sudah berangsur membaik berkat ramuan ciptaannya.“Senior?” Bawana berbinar mendapati Lintang sudah pulih.“Aku baik Wana, terimakasih,” ungkap Lintang memeluk tubuh sahabatnya tersebut.“Syukurlah,” Bawana amat senang.“Tubuh pamanku sudah membaik ternyata, kau pasti bekerja sangat keras Wana,” ungkap Lintang sembari memeriksa keadaan Batara Dewala.“Untukmu, apa pun akan aku lakukan senior,” angguk Bawana.“Kau mema

  • Legenda Pendekar Biru   Bab 541

    “Me-mengapa?” Arga menatap lekat wajah putri Widuri.“Kakak Lintang pernah berkata, sesama keluarga tidak boleh berlutut,” putri Widuri menggeleng sembari menangis lirih.“Kakak,” kini Arga tidak bisa menahan air matanya.“Adik,” Putri Widuri memeluk tubuh Arga layaknya kepada adik sendiri.Arga sangat terharu karena ternyata, tidak hanya parasnya saja. Tetapi sikap putri Widuri juga sangat mirip dengan Kelenting Sari.Hal itu membuat Arga semakin yakin bahwa gadis muda di hadapannya tersebut memang merupakan reinkarnasi dari kakak iparnya.“Ma-maafkan aku kak, aku dulu tidak bisa menjagamu dengan baik. Aku terlalu egois,” ungkap Arga sembari menangis.“Ti-tidak adik prabu, dirimu tidak memiliki salah apa-apa. Semua yang terjadi padaku murni atas keputusanku sendiri,” tutur Putri Widuri mewakili Kelenting Sari.Deg!Jantung putri Arum yang tadi membeku pun langsung berdebar tidak karuan saat mendengar itu.“Ka-ka-kak Sa-sari?” gumam putri Arum membuat Arga dan Putri Widuri langsung me

  • Legenda Pendekar Biru   Bab 540

    Selanjutnya Galuh juga pergi meninggalkan Bawana. Dia menghilang dari pandangan entah akan ke mana, yang jelas Galuh sepertinya ingin mencari tempat untuk menyendiri.Sementara di sisi Arga, dia ternyata menemui putri Widuri. Sejak awal Arga sangat penasaran terhadap gadis itu di mana paras sang putri sangat mirip sekali dengan Kelenting Sari.Namun Arga tahu putri Widuri bukan Kelenting Sari karena mampu mencium bau darah dan hawa kehidupannya.Begitu pula dengan Putri Arum, dia juga mampu menyadari Putri Widuri bukanlah kakak iparnya. Karena baik Arga mau pun Putri Arum, mereka memiliki hidung yang amat sensitif terhadap hawa kehidupan seseorang.Itu jugalah alasan mengapa Arga sempat tidak menyadari Lintang, di mana selain tubuh, bau darah serta hawa kehidupan kakaknya tersebut sudah bukan lagi Lintang yang dulu.“A-anda,” putri Widuri menundukan kepala memberi hormat.“Salam Ratu,” Arga membalas penghormatan tersebut. Sedangkan pandangan Putri Arum masih kosong seperti tadi.Menda

  • Legenda Pendekar Biru   Bab 539

    Perang besar semesta Rayapurba akhirnya selesai, semua musuh berhasil dikalahkan.Seluruh alam yang sebelumnya sempat terkekang oleh segel kesunyian Sang Taka telah kembali terbebas seperti sedia kala.Namun semua pasukan yang berjuang dalam perang tersebut belum dibubarkan. Lebih tepatnya mereka belum ingin membubarkan diri.Sudah dua hari, para pejuang itu berkumpul dikerajaan Suralaksa, baik para iblis, dewa, siluman, maupun kesatria alam Cukay berikut semua hewan hutan terlarang masih setia menunggu Lintang di depan kediaman saudagar Weda.Bahkan Ratu Betari Shaki, Dewi Sundari, para raja, termasuk Raja Laksa Sharma sekali pun bersama semua Kaisar Iblis juga ikut berdiri mematung menunggu Lintang di depan kediamannya.Sementara Galuh, Arga, Putri Arum, Madu Lanang, Zufu, Dewi Rembulan, Jinggo, Mayang, Asgar, Limo, Samhu, Si Bodas, dan Si Hawuk berada di dalam kediaman.Sedangkan Linguy, Yunla, Cantika Ayu bersama para sahabat Lintang menunggu di halaman rumah dengan wajah pilu dil

  • Legenda Pendekar Biru   Bab 538

    “Baiklah! Dasatirta! Matilah kau petaka!” seru Lintang melemparkan Cakra Sudarsana.Dia menggabungkan jurus Tirtamarta dengan kekuatan Cakra milik Maha Dewa Narayan, membuat esensi energi cahaya serangan tersebut menjadi jauh lebih mengerikan.“Celaka!” Arga segera membentuk segel pertahanan agar tidak terkena dampak serangannya. Begitu juga dengan putri Arum.Wush! Sieng!Cakra Sudarsana menderu menjadi badai cahaya melesat membawa energi kebinasaan.“Sial! lagi-lagi aku gagal!” umpat Sang Taka lemas. Sementara Santara Baka sudah berteriak sedari tadi meminta pengampunan.Namun sia-sia karena dia berada di dalam tubuh Sang Taka sehingga Lintang tidak mampu mendengarnya.Brak! Aaaaaaaaaaaa! BUMMMMM!Badai cahaya Cakra Sudarsana menghantam telak tubuh Sang Taka, membuat sosok mahluk itu seketika terkikis menjadi debu.Namun tepat sebelum kematiannya, mantera pembelah jiwa yang dia rapalkan ternyata sudah selesai dibacakan.Sehingga tanpa terduga, tombak sakti milik Sang Taka seketika b

  • Legenda Pendekar Biru   Bab 537

    “Hahahaha, rasakan itu mahluk sialan! Hah! Dia putraku, kau harus ingat itu!” teriak Galuh meracau seperti orang gila.“Keak!” Ciung berbinar karena kini dia menemukan guru baru yang harus dikejar.“Koooak!” sedangkan Nimu menggeleng menyaksikan Ciung.Dia tahu, burung mungkal api itu memang maniak kekuatan, siapa saja yang terlihat kuat akan dikejar sampai mereka mau mengajarinya.“A-ayah Jinggo memang hebat,” mata Jinggo berkaca-kaca kegirangan.“Dari dulu tuan Lintang memang sangat hebat,” tutur Mayang.“Kakak Mayang harus menceritakan kisah ayah nanti kepada Jinggo ya,” pinta Jinggo memohon.“Hihihi, tentu saja,” angguk Mayang.“Aku juga mau mendengarnya,” ungkap Putri Widuri.“Bibi juga boleh,” Mayang tersenyum.Sementara di kejauhan Lintang terus menghajar Sang Taka tanpa ampun.Darah sudah bercucuran dari bibir, hidung, dan matanya. Tetapi seberapa kuat pun Lintang menghajar mahluk itu, Sang Taka tetap tidak mau mati seakan memiliki segel keabadian yang tidak bisa dipatahkan.“

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status