Share

03. Hukuman Mati

Penulis: Bebby
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-19 18:03:03

Wu Long akhirnya bersedia untuk membela dirinya di hadapan Kaisar karena menurutnya, ucapan pemimpin pasukan istana ada benarnya ... dia tidak akan bisa lari dari kejaran Kaisar Nirvana Surgawi apabila tidak menjelaskan persoalan yang sebenarnya untuk menghindari kesalah pahaman antara dirinya dengan Kaisar.

Rasa percaya dirinya yang besar dan keangkuhannya membuat Wu long merasa di atas segala-galanya,  bahkan merasa di atas kaisar Nirvana surgawi yang tidak berhak menghukum dirinya. Untuk itulah dia tidak takut sama sekali terhadap Kaisar yang menurutnya bukanlah pmimpin tertinggi yang harus ditakuti.

Tapi, menemui Kaisar ternyata merupakan suatu kesalahan besar yang telah dibuatnya.

"Tunggu dulu! Apa kesalahanku?" tanya Wu Long yang tidak terima dengan perlakuan Kaisar saat dia sudah berada di Aula Istana untuk menghadap Kaisar Nirvana Surgawi.

Sikap Wu Long sangat jauh dari harapan pemimpin pasukan istana yang mengira Wu Long telah menyerah dengan sikap membangkangnya dan minta maaf kepada Kaisar atas perbuatannya.

"Kamu berani merebut kesucian putriku satu-satunya, dan kamu tidak ingin bertanggung jawab sedikit pun!" seru Kaisar Nirvana Surgawi dengaan wajah dingin.

Wajah Kaisar penuh amarah dan dendam terhadap Wu Long yang menurutnya telah menghancurkan masa depan putrinya. tidak ada rasa belas kasihan ataupun pengampunan yang akan diberikan oleh Kaisar melihat raut wajahnya yang tampak tidak senang terhadap Wu Long. Tidak sesuai dengan ucapan pemimpin pasukan istana sebelumnya.

"Tanggung jawab? Apa yang Baginda harapkan dariku? Putri Baginda juga suka denganku! Kami melakukannya karena suka sama suka tanpa beban sama sekali ... kenapa sekarang aku dihukum berat?" tanya Wu Long. Dia tidak terima dengan ketidak adilan yang dia terima. 

"Seharusnya kamu tidak melakukannya! Kamu di istana ini hanyalah sebagai pelindung istana karena kemampuanmu sebagai Immortal, tapi kamu menyalah-gunakan kekuasaanmu dengan mendekati putriku, dan sudah beberapa kali melakukan hubungan yang terlarang! Sudah bagus aku hanya menghukummu dengan diasingkan dari Nirvana Surgawi!" seru Kaisar Nirvana Surgawi.

"Aku tidak terima hukuman ini! Aku tetap tidak bersalah! seharusnya Tuan Putri juga ikut dihukum karena dia juga melakukannya dengan secara sadar!" tantang Wu Long. Wajahnya tampak keras dan tidak gentar sedikitpun dengan hukuman yang dijatuhkan oleh Kaisar Nirvana Surgawi.

Pemimpin pasukan istana tampak cemas dan menggelengkan kepalanya, menyayangkan sikap Wu Long yang melawan hukuman yang dijatuhkan oleh Kaisar. Tidak ada yang boleh melawan Kaisar karena Kaisar sudah dianggap sebagai Anak Naga dan merupakan pemegang tahta tertinggi di seluruh Alam Semesta.

"Kamu berani melawan perintah Kaisar? Kamu tahu hukuman mati akan menantimu apabila kamu terus menentang perintahku!" ujar Kaisar Nirvana Surgawi dengan nada suara yang mulai mengancam dirinya.

Bukannya takut dengan ancaman Kaisar, Wu Long semakin kesal dan marah terhadap Kaisar yang sama sekali tidak mengubris pembelaannya. "Aku tidak bersalah! Kenapa harus takut? Aku tidak takut mati!" tantang Wu Long. "Baginda juga sewenang-wenang terhadap kekuasaan Baginda dengan menjatuhkan hukuman mati terhadapku!"

"Wu Long ... jangan menentang perintah Kaisar! Ayo minta maaf pada Kaisar untuk kekurang ajaranmu ini!" seru pemimpin pasukan istana. Tujuannya hendak hendak menolong Wu Long agar tidak terjerumus ke dalam masalah yang lebih besar, yang tidak akan tertolong lagi apabila kaisar sampai marah besar.

Tapi, sikap Wu Long tetap membangkang dan tidak menerima hukuman yang akan diberikan padanya. Baginya, tidak adil kalau hanya dia yang dihukum untuk melindungi putri Kaisar yang justru merayunya terlebih dahulu. Tatapan matanya yang tajam seakan menantang Kaisar untuk menghukum dirinya.

Menghadapi Wu Long yang tidak gentar sedikitpun dan tetap melawan perintahnya, membuat Kaisar Nirvana Surgawi marah besar terhadap pemuda ini.

"Sudah berbuat salah, masih saja tidak menyesali perbuatanmu! Kamu sudah tidak pantas hidup di Nirvana Surgawi ini! Aku, Kaisar Nirvana Surgawi, dengan ini menjatuhkan hukuman mati kepada Wu Long atas pembangkangan terhadap perintah Kaisar!" seru Kaisar Nirvana Surgawi.

Kaisar Nirvana Surgawi sangat tidak terima dengan pembangkangan yang ditunjukkan oleh Wu Long. Sikap Wu Long yang tetap mempertahankan kebenaran dirinya membuat Kaisar marah besar.

"Baginda ... tolong dipertimbangkan kembali. Wu Long masih muda, jadi masih belum mengetahui mana yang benar dan mana yang salah, aku harap Baginda mau mengampuni dirinya," mohon pemimpin pasukan istana ini.

Baru saja hati Raja tergugah untuk membatalkan hukumannya karena merasa kalau keputusannya hanya berdasarkan emosinya saja, Wu Long mulai berulah lagi.

Bukannya berterima kasih terhadap pemimpin pasukan istana yang melindunginya dan memohon ampun untuknya, Wu Long yang tidak sudi minta maaf terhadap Kaisar Nirvana Surgawi ini malahan semakin gencar mendesak Kaisar untuk membatalkan hukuman mati terhadap dirinya dan menyatakan dirinya tidak bersalah sama sekali.

"Aku tahu mana yang benar dan mana yang salah, paman! Kaisar saja yang tidak tahu!" seru Wu Long yang semakin menambah kemarahan Kaisar Nirvana Surgawi ini.

"Kamu telah membuat aib bagi putriku, tapi bagimu itu hanya sekedar permainan saja. Walaupun putriku yang membujukmu seperti perkataanmu, tetap saja perbuatanmu ini salah! Kamu boleh memilih hukuman mati yang kamu inginkan sebagai rasa hormatku terhadap pamanmu yang telah mengabdi pada kerajaan selama puluhan tahun! Kalau saja kamu mau meminta maaf atas perbuatanmu dan menikahi putriku, maka aku akan mengampunimu!" kata Kaisar Nirvana Surgawi yang membuka kesempatan kepada Wu Long untuk mengakui kesalahannya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
mantap bah
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Legenda Pendekar Naga Putih   Bab 9. Akhir Bahagia

    Desa Rembulan, yang dulunya muram akibat kehancuran oleh Phoenix Iblis, kini bersinar kembali berkat bantuan dari Perguruan Matahari dan Rembulan. Hari ini, desa yang biasanya sepi itu dipenuhi keceriaan dan tawa penduduknya.Di sudut-sudut desa, aroma masakan menggoda tercium dari dapur-dapur rumah. Para ibu sibuk menyiapkan berbagai hidangan lezat, wajah mereka berseri-seri saat mencicipi masakan. Anak-anak berlarian riang, tertawa lepas, sementara para pria menghias jalanan dengan lentera warna-warni, menciptakan suasana meriah yang belum pernah dirasakan sebelumnya.Keramaian ini bukan tanpa alasan. Para pendekar dari Benua Andalas dan Benua Empat Elemen berdatangan, memenuhi desa untuk menghadiri pernikahan Pendekar Naga Putih, yang juga dikenal sebagai Pendekar Seruling Bambu Putih, serta Pendekar Pedang Matahari dan Rembulan. Wu Long, yang kini menjadi sosok ternama di Benua Andalas, menarik perhatian banyak praktisi bela diri yang ingin menyaksikan hari bahagianya.Di tengah ke

  • Legenda Pendekar Naga Putih   Bab 8. Naga Putih vs Phoenix Iblis

    Dalam sekejap, transformasi Wu Long pun terjadi. Tubuhnya bergetar hebat, seolah tersambar energi purba yang mengalir deras dalam nadinya. Kulitnya mulai berubah, berkilauan putih keperakan yang memantulkan cahaya bulan, dan sisik-sisik halus muncul di lengannya. Dengan raungan yang menggelegar, Wu Long berubah menjadi Naga Putih, makhluk legendaris yang pernah hanya ada dalam dongeng. Di udara, bayang-bayang tubuh raksasa itu menyapu langit, menantang nasib dengan aura keagungan yang mempesona.Tak jauh dari sana, Phoenix Iblis—makhluk dengan tubuh berselimut api hitam dan mata menyala merah—menyaksikan perubahan itu dengan tatapan penuh amarah. Suara sayapnya mengibas keras, mengirimkan gelombang panas yang menyambar, seolah menolak kehadiran Naga Putih yang kini menaklukkan kegelapan malam. Tanpa ragu, kedua kekuatan kuno itu pun bertabrakan di angkasa.Pertempuran di antara awan mulai bergemuruh. Naga Putih menghembuskan semburan embun beku yang membeku segala yang disentuhnya, me

  • Legenda Pendekar Naga Putih   Bab 7. Menyerang Desa Phoenix Merah

    Malam itu, langit di atas Desa Phoenix Merah tampak pekat, seolah ditelan kegelapan. Angin menderu di antara pepohonan, menerbangkan debu dan dedaunan kering, membawa serta firasat buruk yang menggantung di udara. Para penjaga di menara dan gerbang utama menggenggam erat senjata mereka, merasakan sesuatu yang tak biasa. Namun, mereka tidak mengetahui bahwa di balik bayangan pepohonan yang menjulang, puluhan sosok bergerak dalam keheningan, mata mereka penuh tekad dan tangan menggenggam senjata tajam. Pasukan Aliansi Pendekar Putih telah bersiap.Wu Long mengangkat tangannya perlahan, memberi isyarat. Bayangan-bayangan di sekitarnya segera berpencar. Tim pertama, yang dipimpin oleh lima pendekar terbaik dari Perguruan Pedang Patah, bergerak seperti bayangan malam. Nafas mereka nyaris tak terdengar, langkah kaki mereka menyatu dengan kegelapan. Dalam sekejap, seorang penjaga di menara sinyal api tersentak, matanya membelalak sebelum pedang melintasi tenggorokannya. Darah hangat mengalir

  • Legenda Pendekar Naga Putih   Bab 6. Mengatur Strategi

    Malam itu, di Desa Rembulan, pusat pergerakan Aliansi Pendekar Putih, udara dipenuhi ketegangan yang membara. Angin malam berembus membawa aroma tanah basah dan asap dari obor-obor yang menyala di sepanjang jalan utama desa. Aula besar yang terbuat dari kayu jati tua bergetar oleh langkah-langkah tegas para pendekar dari keempat perguruan yang telah bersatu. Mereka duduk mengelilingi meja panjang yang penuh dengan peta, sketsa formasi, serta gulungan laporan dari mata-mata yang telah menyusup ke Desa Phoenix Merah. Wu Long berdiri tegap di tengah ruangan, sorot matanya tajam menelusuri wajah-wajah penuh tekad di sekelilingnya. Suaranya dalam dan tegas ketika ia berbicara, "Kita telah mengumpulkan kekuatan dari Perguruan Pedang Patah, Tapak Sakti, Cakar Tengkorak, dan Jari Sakti. Namun, menghadapi Phoenix Iblis Lie Wei bukanlah tugas mudah. Kita harus memiliki strategi yang matang." Shun Ming, seorang ahli taktik dari Perguruan Matahari dan Rembulan, menatap peta yang tergelar di meja

  • Legenda Pendekar Naga Putih   Bab 5. Merekrut Empat Perguruan Besar

    Wu Long, Shun Ming, dan Diao Chan duduk mengelilingi meja kayu di dalam pondok sederhana. Peta besar terbentang di atas meja, menampilkan lokasi perguruan-perguruan yang mereka rencanakan untuk direkrut dalam perlawanan melawan Phoenix Iblis Lie Wei.Langkah Pertama : Perguruan Pedang Patah di Kota Bintang"Perguruan Pedang Patah dikenal dengan teknik pedang mereka yang tak tertandingi," kata Shun Ming sambil menunjuk lokasi Kota Bintang di peta. "Namun, mereka terkenal menjaga netralitas dan jarang terlibat dalam konflik antar perguruan."Wu Long mengangguk. "Kita harus meyakinkan mereka bahwa ancaman Lie Wei tidak hanya terhadap beberapa perguruan, tetapi terhadap seluruh dunia persilatan."Diao Chan menambahkan, "Mungkin kita bisa menunjukkan bukti kekejaman Lie Wei di Desa Rembulan untuk menggugah hati mereka."Dengan rencana tersebut, ketiganya berangkat menuju Kota Bintang. Setibanya di sana, mereka disambut oleh suasana kota yang ramai, dengan para pedagang dan pendekar berlalu

  • Legenda Pendekar Naga Putih   Bab 4. Minta Bantuan

    Shun Ming menatap Wu Long dengan tatapan tajam, alisnya sedikit berkerut, seolah mencoba menebak siapa gadis cantik yang berdiri di samping kekasihnya. Udara di antara mereka terasa tegang, seakan waktu berhenti sejenak.Wu Long menarik napas dalam-dalam, lalu berkata dengan suara pelan namun tegas, "Shun Ming, aku baru saja dari Desa Rembulan sebelum datang ke sini untuk menemuimu."Sebelum Shun Ming sempat merespons, gadis di samping Wu Long melangkah maju. Dengan senyum lembut namun mata yang penuh keyakinan, dia berkata, "Kak Shun Ming, aku sudah mengetahui hubungan kalian sebagai kekasih. Perkenalkan, aku adalah Diao Chan, kekasih Wu Long dari kehidupan sebelumnya di Dunia Atas Nirvana Surgawi, sebelum ia terlahir kembali ke dunia fana ini."Glek!Wu Long menelan ludah, jantungnya berdegup kencang. Kejujuran Diao Chan yang tiba-tiba membuatnya cemas, terutama karena mereka sangat membutuhkan bantuan Shun Ming. Dia melirik ke arah Shun Ming, mencoba membaca ekspresi di wajahnya ya

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status