Home / Fantasi / Legenda Pendekar Naga Putih / 02. Menyerah Atau Tidak?

Share

02. Menyerah Atau Tidak?

Author: Bebby
last update Last Updated: 2024-03-19 18:02:54

Wu Long mulai terjebak oleh kepungan pasukan istana yang semakin lama semakin banyak mengepungnya. Tidak ada ruang lagi baginya untuk melarikan diri dari kepungan pasukan pengawal istana.

"Mau kemana lagi kamu, Wu Long! Sudah beberapa kali kamu diperingatkan untuk tidak bertemu Tuan Putri lagi, tapi kamu tetap membandel!" tegur pemimpin pasukan istana.

"Aku tidak bisa menolak rayuan Tuan Putri, paman!" sahut Wu Long dengan nada yang agak kurang ajar. "Tuan Putri terlalu cantik untuk ditolak keinginannya! Apalagi Tuan Putri yang menginginkannya, bukan diriku!"

"Jangan memutar balikan fakta! Kamu yang memaksa Tuan Putri melakukannya!" seru pemimpin pasukan istana dengan penuh amarah.

"Terserah saja, paman!" sahut Wu Long. "Tidak ada yang percaya kalau aku katakan Tuan Putri yang meminta semua ini! Tentunya aku tidak bisa menolak!"

"Kenapa tidak bisa menolak?" tanya pemimpin pasukan istana.

"Kan sudah kubilang kalau Tuan Putri terlalu cantik, serta tubuhnya terlalu indah untuk dilewatkan!" sahut Wu Long seenaknya.

Wuuusssh!

Wu Long bergerak gesit meluncur di antara sela kaki pasukan istana yang menghadangnya ini dengan mudahnya.

Gerakan Wu Long bagaikan bayangan putih yang melesat kencang melewati sela-sela kaki pasukan istana yang terbuka tanpa mereka menyadarinya sudah menunjukkan perbedaan level kemampuan Wu Long dengan pengejarnya ini.

"Kurang ajar! Menyerahlah Wu Long!" seru pemimpin pasukan istana. yang merasa terhina karena tidak mampu mencegah dan menahan kecepatan lari Wu Long ini.

"Tidak akan, paman! aku tidak bersalah, jadi aku tidak akan menyerah!" sahut Wu Long.

"Hukumanmu akan lebih berat lagi kalau kamu terus melarikan diri, Wu Long! Baginda sudah marah besar terhadapmu! Aku khawatir Baginda akan menjatuhkan hukuman mati padamu!" seru pemimpin pasukan lagi.

"Hukuman mati?" tanya Wu Long. "Mana ada hukuman mati untuk kasus seperti ini?"

"Kaisar bisa saja mengubah peraturan negeri ini, Wu Long! Menyerahlah ... paman akan bantu membelamu di hadapan Kaisar!" ujar pemimpin pasukan istana yang tetap berusaha membujuk pemuda ini.

Namun Wu Long yang kukuh dengan pendiriannya yang tidak bersalah, tidak mengubris bujukan pemimpin pasukan istana ini.

"Aku tahu paman pasti membelaku, tapi aku khawatir Kaisar tidak akan mendengarkan pembelaan paman! Aku akan pergi saja dari istana Nirvana Surgawi ini!" seru Wu Long. "Paman tidak akan melihatku lagi di istana ... biarkan aku pergi, paman!"

Pemimpin pasukan istana menyayangkan Wu Long yang memilih melarikan diri daripada mempertanggung jawabkan perbuatannya di hadapan Kaisar.

"Kaisar pasti mendengarkan paman, tapi kamu harus menahan diri agar Kaisar tidak marah lagi padamu!" sahut pemimpin pasukan istana ini.

"Mana mungkin Kaisar akan memaafkanku! Aku telah menyalah gunakan kepercayaannya padaku untuk menjadi pengawal Tuan Putri!" sahut Wu Long. Matanya menatap tidak percaya dengan kening yang agak berkerut.

"Kalau kamu tahu itu salah, kenapa kamu lakukan juga?" tanya pemimpin pasukan istana yang tetap berusaha membujuk Wu Long untuk menyerah.

"Aku tidak bisa mengendalikannya, paman! Siapa yang tidak ingin bersama Putri Kerajaan yang kecantikannya sudah terkenal ke seluruh Negeri Nirvana Surgawi!" sahut Wu Long dengan santainya tanpa merasa telah melakukan kesalahan besar.

Wajah pemimpin pasukan istana ini tampak lelah dan penuh harap agar Wu Long segera menyerah sebelum semuanya terlambat. "Aku tahu, Wu Long! tapi kamu mesti ingat kalau Putri Kaisar yang sedang kamu bicarakan! Tidak ada satupun yang akan mempercayai ceritamu kalau Tuan Putri yang memaksamu melakukannya, walaupun kenyataannya demikian!" 

"Jadi, aku harus bagaimana, paman? Aku bisa saja berubah jadi Naga Putih untuk pergi dari sini, tapi aku tidak melakukannya karena aku tidak ingin dituduh bersalah oleh perbuatan yang menurutku tidak salah!"

Wu Long yang tetap dengan pendiriannya dan sifat keras kepalanya membuat pemimpin pasukan istana ini mulai kewalahan untuk membujuknya.

"Kamu tetap salah, Wu Long! Melakukan hubungan terlarang dengan Tuan Putri adalah perbuatan yang tercela yang tidak akan dimaafkan oleh Kaisar, apapun alasan yang kamu katakan! Lebih baik kamu menyerah sekarang saja dan mengakui kesalahanmu, mungkin Kaisar akan berbaik hati mengampunimu!" bujuk kepala pasukan istana.

Ucapan pemimpin pasukan istana ini bagaikan angin lalu saja di telinga Wu Long. Tidak ada apapun yang bisa membujuk pemuda ini.

"Aku tidak bersalah jadi aku tidak akan mengakuinya bahkan di hadapan Kaisar! Biarkan aku pergi, paman! Aku mohon ...!"

Permohonan Wu Long tetap saja ditolak oleh pemimpin pasukan istana. Dia tahu kalau Kaisar tidak akan begitu saja melepaskan Wu Long yang telah melakukan perbuatan terlarang bersama Tuan Putri. Apabila Wu Long tidak dihukum berat maka akan banyak pemuda-pemuda lain yang meremehkan putri Kaisar. Wu Long akan dijadikan contoh oleh Kaisar terhadap siapapun yang berani melecehkan putri Kaisar agar kejadian ini tidak terulang kembali, walaupun sebenarnya putri Kaisar juga turut bersalah dalam kejadian ini.

"Kamu tidak boleh lari dari kenyataan, Wu Long! Setiap perbuatan yang kamu lakukan, harus kamu pertanggung jawabkan agar hidupmu bisa bebas! Apabila kamu lari sekarang, maka kamu akan menjadi buronan istana! Kamu tahu Kaisar seperti apa sayangnya terhadap Tuan Putri ... Kaisar akan mengejarmu sampai manapun, jadi lebih baik kamu selesaikan permasalahanmu ini!' sahut pemimpin pasukan istana.

Hufh!

Wu Long berpikir sejenak sambil tetap waspada terhadap pasukan istana. Tidak ada gunanya dia melarikan diri lagi. Dia juga ingin tahu apa sebenarnya yang diinginkan oleh kaisar Nirvana Surgawi ini.

"Baiklah! Aku akan menemui Kaisar karena memandang jasa paman yang telah banyak menolongku!"

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
mantap bah
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Legenda Pendekar Naga Putih   Bab 9. Akhir Bahagia

    Desa Rembulan, yang dulunya muram akibat kehancuran oleh Phoenix Iblis, kini bersinar kembali berkat bantuan dari Perguruan Matahari dan Rembulan. Hari ini, desa yang biasanya sepi itu dipenuhi keceriaan dan tawa penduduknya.Di sudut-sudut desa, aroma masakan menggoda tercium dari dapur-dapur rumah. Para ibu sibuk menyiapkan berbagai hidangan lezat, wajah mereka berseri-seri saat mencicipi masakan. Anak-anak berlarian riang, tertawa lepas, sementara para pria menghias jalanan dengan lentera warna-warni, menciptakan suasana meriah yang belum pernah dirasakan sebelumnya.Keramaian ini bukan tanpa alasan. Para pendekar dari Benua Andalas dan Benua Empat Elemen berdatangan, memenuhi desa untuk menghadiri pernikahan Pendekar Naga Putih, yang juga dikenal sebagai Pendekar Seruling Bambu Putih, serta Pendekar Pedang Matahari dan Rembulan. Wu Long, yang kini menjadi sosok ternama di Benua Andalas, menarik perhatian banyak praktisi bela diri yang ingin menyaksikan hari bahagianya.Di tengah ke

  • Legenda Pendekar Naga Putih   Bab 8. Naga Putih vs Phoenix Iblis

    Dalam sekejap, transformasi Wu Long pun terjadi. Tubuhnya bergetar hebat, seolah tersambar energi purba yang mengalir deras dalam nadinya. Kulitnya mulai berubah, berkilauan putih keperakan yang memantulkan cahaya bulan, dan sisik-sisik halus muncul di lengannya. Dengan raungan yang menggelegar, Wu Long berubah menjadi Naga Putih, makhluk legendaris yang pernah hanya ada dalam dongeng. Di udara, bayang-bayang tubuh raksasa itu menyapu langit, menantang nasib dengan aura keagungan yang mempesona.Tak jauh dari sana, Phoenix Iblis—makhluk dengan tubuh berselimut api hitam dan mata menyala merah—menyaksikan perubahan itu dengan tatapan penuh amarah. Suara sayapnya mengibas keras, mengirimkan gelombang panas yang menyambar, seolah menolak kehadiran Naga Putih yang kini menaklukkan kegelapan malam. Tanpa ragu, kedua kekuatan kuno itu pun bertabrakan di angkasa.Pertempuran di antara awan mulai bergemuruh. Naga Putih menghembuskan semburan embun beku yang membeku segala yang disentuhnya, me

  • Legenda Pendekar Naga Putih   Bab 7. Menyerang Desa Phoenix Merah

    Malam itu, langit di atas Desa Phoenix Merah tampak pekat, seolah ditelan kegelapan. Angin menderu di antara pepohonan, menerbangkan debu dan dedaunan kering, membawa serta firasat buruk yang menggantung di udara. Para penjaga di menara dan gerbang utama menggenggam erat senjata mereka, merasakan sesuatu yang tak biasa. Namun, mereka tidak mengetahui bahwa di balik bayangan pepohonan yang menjulang, puluhan sosok bergerak dalam keheningan, mata mereka penuh tekad dan tangan menggenggam senjata tajam. Pasukan Aliansi Pendekar Putih telah bersiap.Wu Long mengangkat tangannya perlahan, memberi isyarat. Bayangan-bayangan di sekitarnya segera berpencar. Tim pertama, yang dipimpin oleh lima pendekar terbaik dari Perguruan Pedang Patah, bergerak seperti bayangan malam. Nafas mereka nyaris tak terdengar, langkah kaki mereka menyatu dengan kegelapan. Dalam sekejap, seorang penjaga di menara sinyal api tersentak, matanya membelalak sebelum pedang melintasi tenggorokannya. Darah hangat mengalir

  • Legenda Pendekar Naga Putih   Bab 6. Mengatur Strategi

    Malam itu, di Desa Rembulan, pusat pergerakan Aliansi Pendekar Putih, udara dipenuhi ketegangan yang membara. Angin malam berembus membawa aroma tanah basah dan asap dari obor-obor yang menyala di sepanjang jalan utama desa. Aula besar yang terbuat dari kayu jati tua bergetar oleh langkah-langkah tegas para pendekar dari keempat perguruan yang telah bersatu. Mereka duduk mengelilingi meja panjang yang penuh dengan peta, sketsa formasi, serta gulungan laporan dari mata-mata yang telah menyusup ke Desa Phoenix Merah. Wu Long berdiri tegap di tengah ruangan, sorot matanya tajam menelusuri wajah-wajah penuh tekad di sekelilingnya. Suaranya dalam dan tegas ketika ia berbicara, "Kita telah mengumpulkan kekuatan dari Perguruan Pedang Patah, Tapak Sakti, Cakar Tengkorak, dan Jari Sakti. Namun, menghadapi Phoenix Iblis Lie Wei bukanlah tugas mudah. Kita harus memiliki strategi yang matang." Shun Ming, seorang ahli taktik dari Perguruan Matahari dan Rembulan, menatap peta yang tergelar di meja

  • Legenda Pendekar Naga Putih   Bab 5. Merekrut Empat Perguruan Besar

    Wu Long, Shun Ming, dan Diao Chan duduk mengelilingi meja kayu di dalam pondok sederhana. Peta besar terbentang di atas meja, menampilkan lokasi perguruan-perguruan yang mereka rencanakan untuk direkrut dalam perlawanan melawan Phoenix Iblis Lie Wei.Langkah Pertama : Perguruan Pedang Patah di Kota Bintang"Perguruan Pedang Patah dikenal dengan teknik pedang mereka yang tak tertandingi," kata Shun Ming sambil menunjuk lokasi Kota Bintang di peta. "Namun, mereka terkenal menjaga netralitas dan jarang terlibat dalam konflik antar perguruan."Wu Long mengangguk. "Kita harus meyakinkan mereka bahwa ancaman Lie Wei tidak hanya terhadap beberapa perguruan, tetapi terhadap seluruh dunia persilatan."Diao Chan menambahkan, "Mungkin kita bisa menunjukkan bukti kekejaman Lie Wei di Desa Rembulan untuk menggugah hati mereka."Dengan rencana tersebut, ketiganya berangkat menuju Kota Bintang. Setibanya di sana, mereka disambut oleh suasana kota yang ramai, dengan para pedagang dan pendekar berlalu

  • Legenda Pendekar Naga Putih   Bab 4. Minta Bantuan

    Shun Ming menatap Wu Long dengan tatapan tajam, alisnya sedikit berkerut, seolah mencoba menebak siapa gadis cantik yang berdiri di samping kekasihnya. Udara di antara mereka terasa tegang, seakan waktu berhenti sejenak.Wu Long menarik napas dalam-dalam, lalu berkata dengan suara pelan namun tegas, "Shun Ming, aku baru saja dari Desa Rembulan sebelum datang ke sini untuk menemuimu."Sebelum Shun Ming sempat merespons, gadis di samping Wu Long melangkah maju. Dengan senyum lembut namun mata yang penuh keyakinan, dia berkata, "Kak Shun Ming, aku sudah mengetahui hubungan kalian sebagai kekasih. Perkenalkan, aku adalah Diao Chan, kekasih Wu Long dari kehidupan sebelumnya di Dunia Atas Nirvana Surgawi, sebelum ia terlahir kembali ke dunia fana ini."Glek!Wu Long menelan ludah, jantungnya berdegup kencang. Kejujuran Diao Chan yang tiba-tiba membuatnya cemas, terutama karena mereka sangat membutuhkan bantuan Shun Ming. Dia melirik ke arah Shun Ming, mencoba membaca ekspresi di wajahnya ya

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status