Tidak. Shen Ning terlalu takut untuk mati."Tu--Tuan, tolong jangan sakiti saya!" Shen berbisik lirih penuh permohonan dengan badan gemetar dan wajah pucat pasi.Pria penyandera menyeringai sinis di balik topeng, dan dia tidak mengatakan apa pun.Xiao Si Tian merasa geram. Dia melecutkan selendangnya hingga segelombang angin kembali berderu ke arah para penyerang."Licik! Lepaskan dia!" Xiao Si Tian berseru marah sambil menunjuk ke arah Shen Ning.Dia tidak mengenal gadis yang disandera, tapi Xiao Si Tian dapat mengetahui kalau gadis itu adalah salah seorang pelayan dari Keluarga Shen, karena itu bisa dilihat dari seragam yang dikenakannya."Lepaskan kataku!" Xiao Si Tian membentak sambil bergerak maju.Si penyandera tidak ingin mati konyol di tempat ini dan dia memukul tengkuk Shen Ning hingga pingsan.Lelaki bertopeng itu pun menempelkan pedangnya di leher Shen Ning. "Berani maju selangkah lagi, maka leher gadis ini akan kupotong di depanmu sekarang juga!"Benda dingin berlumpur dar
Semua wanita saling berbisikan di belakang Nyonya Shi dan suaminya, sedangkan keduanya hanya berdiri tak berdaya. Meskipun secara samar, tentu saja mereka mendengar apa yang sedang dibicarakan oleh banyak orang.Mereka semua bertanya-tanya, ada masalah apakah yang menjadikan Yu Ling bersikap kasar dan sangat tidak sopan hingga membuat Shi Gao dan istrinya tak seberdaya itu?Nyonya Shi hampir saja maju untuk membela anak gadisnya, tapi Shi Gao segera mencegahnya. Pria itu menangkap tangan sang istri dan menariknya hingga wanita itu pun kembali mundur."Bersabarlah, Istriku!" bisik Shi Gao di sisi telinga ibu dari kelima Nona Shi."Tapi, aku benar-benar tidak tahan lagi dengan tingkah laku anak itu, Suamiku!" Shi Gao berbisik lagi. "Aku tahu bagaimana perasaanmu. Tapi masalahnya akan menjadi sangat rumit kalau kita juga ikut memperkeruh suasana. Apalagi sekarang di luar masih belum aman. Kita tunggu saat yang tepat untuk membicarakan masalah putri kita dengan Kakak Yu."Perasaan tersing
Gadis itu sampai terbungkuk saat berhenti di depan Yu Zhen. Dia berusaha untuk mengatur napasnya yang kacau dan sedikit sesak akibat berlari dan merasa panik."Nona Xiao, ada apa?" Yu Zhen terkejut.Xiao Si Tian menunjuk ke suatu arah. "I--itu ....""Di--di di sana ....""Tenangkan dirimu terlebih dahulu, Nona. Setelah itu baru ceritakan ada kejadian apa di sana." Yu Zhen berkata menegangkan, tapi dia menjadi lebih khawatir.Xiao Si Tian sudah mulai merasa lebih baik setelah beberapa lamanya menenangkan diri. Dia pun berkata, "Mereka berhasil kabur dengan membawa salah seorang pelayan dari Keluarga Shen." "Membawa salah seorang pelayan Keluarga Shen?" Yu Zhen sedikit terkejut."Benar sekali. Dan gadis itu kulihat baru saja datang dari wisma selatan ...." "Wisma selatan?" Yu Zhen memenggal perkataan Xiao Si Tian."Tuan Muda Yu, tunggu!" Xiao Si Tian dibuat sangat terkejut atas menghilangnya Yu Zhen dari hadapannya. "Secepat itu dia pergi dengan ilmu peringan tubuh yang luar biasa cep
"Ilmu Pancaran Mata Dewa Api, bukankah konon ilmu itu milik Pendekar Yu Wulin?" Pria berbadan besar terkejut."Benar sekali. Aku pernah mendengar para petinggi sekte membicarakan tentang ilmu ini. Dan dengan kemampuan kita yang sekarang, kita masih bukan tandingannya!" Pria bertopeng lainnya berkata sambil berjalan mundur. "Lalu, kita harus bagaimana sekarang?" tanya orang lain. "Haruskah kita nekat menghadapinya, atau sebaiknya kita melarikan diri secepatnya?" "Jika kita tidak ingin mati konyol, kita memang harus melarikan diri," sahut pria berbadan besar, kemudian ia menoleh ke arah kawannya yang sedang menahan tubuh Shen Ning. "Cepat lemparkan gadis itu ke arahnya dan kita segera pergi secepat mungkin!" Dikarenakan tidak ada pilihan lain selain hanya melarikan diri, pria penyandera segera melakukan apa yang diperintahkan oleh kawannya. Dia segera mendorong keras dan kasar tubuh Shen Ning ke arah Yu Zhen. Bersamaan dengan itu, salah seorang dari komplotan pengacau melemparkan bol
"Jangan khawatir, Nona. Mereka ada di tempat yang aman. Hanya saja kita tidak bisa ke sana, karena kita tak akan bisa menerobos para pengacau itu!" jawab Shen Ning yang juga dengan napas memburu. "Itu sebabnya Tuan Muda Yu meminta kita lari dan bersembunyi ke tempat lain yang mungkin tidak diketahui oleh para pengacau itu, Nona!" Tiba-tiba saja, beberapa orang bertopeng mengejar mereka dengan pedang terhunus di tangan masing-masing.Kedua gadis itu pun menjadi semakin panik. Shen Ning yang tak ingin sang nona celaka, tiba-tiba berpikiran lain. Ia memutuskan hal ini dalam hati.Saat jarak keduanya semakin dekat dengan pintu gerbang yang sudah sedikit terbuka, Shen Ning dengan sekuat tenaga mendorong tubuh Shen Ji agar melampaui pintu gerbang kokoh itu terlebih dahulu. "Nona, Nona pergilah sekarang! Aku akan menahan mereka dan akan segera menyusulmu nanti!" "Ah Ning! Tidaaak!" Shen Ji berteriak kaget saat tubuhnya terdorong keluar dari pintu gerbang."Nona, pergilah!" Shen Ning segera
Memikirkan hal ini, tubuh Shen Ji mulai terasa lemas.Jangankan harta untuk ditukar dengan keselamatan nyawa, sedangkan benda paling berharganya saat ini hanyalah baju dan jepit rambut kupu-kupu yang sedang dia kenakan pada rambutnya.Namun dia juga berpikir, memangnya siapa yang sudi meminta baju dari seseorang berpenyakit kulit seperti dirinya?Shen Ji memberanikan diri untuk menoleh ke arah datangnya sentuhan yang mendarat di tengkuk, lalu bergerak ke arah punggung kirinya.Pada saat lehernya bergerak ke arah samping, mata Shen Ji beradu tatap dengan sepasang mata yang membuat dia terkejut sekali lag, dan secara spontan dia berteriak, "Mo--mo ... monyeeeeeeet!""Monyeeet! Tolong, ada monyeeet!" Kerasnya suara teriakan Shen Ji membuat si monyet terkejut dan juga ketakutan. Binatang berbulu itu langsung meloncat ke ata dahan pohon, bersembunyi. Keduanya lalu sama-sama lari terbirit-birit berlawanan arah. Jika si monyet lari berloncatan melalui pepohonan, sedangkan Shen Ji berlari s
Tiba-tiba saja, di matanya terbayang wajah dua orang lelaki yang harus dia bunuh. Ada keanehan pada sikap Yu Shan yang terlihat seperti begitu memerhatikannya dan ada kehangatan dalam sikap Shen Ming yang tampaknya memiliki kepribadian tenang, sabar penuh kelembutan.Qing Yuan lalu duduk di atas bebatuan sembari menekuk lutut. Tatapannya jauh menerawang entah ke mana. Ada perasaan janggal yang tidak bisa ia ungkapkan dengan kata-kata.Qing Yuan merasa kesal sendiri. Ia lalu memungut tiga butir batu dan melemparkannya ke permukaan air dengan lemparan yang biasa ia lakukan. "Sial! Mengapa harus kupikirkan kebaikan orang-orang itu?" Lemparan pertama menciptakan gelombang kecil yang menjadikan air terjatuhi batu pun bergerak naik ke atas dan turun dengan cepat."Tidak seharusnya aku memikirkan musuh yang harus aku bunuh!" Qing Yuan berucap geram sambil kembali melemparkan batu kedua dengan lebih kuat.Gelombang yang ditimbulkannya pun menjadi lebih besar dari sebelumnya dan berhasil memb
Putri Chu Rong Xi adalah putri kedelapan dari Kaisar Chu Qi yang bertahta di Kekaisaran Chu saat ini.Sang tuan putri konon memiliki kecantikan yang sangat sempurna hingga ia dijuluki sebagai Rembulan Negeri Chu. Tak ada pria mana pun selain saudaranya yang diperkenankan melihat wajah tuan putri secara langsung tanpa seijin dari kaisar.Putri Chu Rong Xi pun harus mengenakan cadar saat tampil di khalayak ramai dan juga ketika berpergian. Pendek kata, tuan putri sangat diistimewakan oleh seluruh keluarga kekaisaran.Shen Ji tidak tahu, jika teriakannya itu berhasil mengejutkan seseorang."Shen?" Mata Qing Yuan tiba-tiba saja terbuka lebar saat mendengar nama marga yang tidak asing baginya. "Gadis itu mengatakan kalau dia bernama Shen Ji? Apakah aku tidak salah dengar? Apa hubungannya dia dengan Shen Ming?""Dan dia orang yang pernah ditindas oleh banyak orang?" Pemuda tampan itu berpikir hingga alisnya mengerut. "Biasanya, orang yang sudah pernah mengalami hal buruk dalam hidupnya, mak