Gadis itu kemudian berjalan mendekati Yu Zhen, lalu dengan cepat mengangkat kakinya dan mendaratkan tendangan keras di perut pemuda itu. Dalam benak Shen Ji, hanya ada rasa sakit hati atas perbuatan Yu Zhen di masa lalu yang menyebabkan dirinya dicemooh oleh Shen Xu, kakaknya sendiri.
Yu Zhen merasakan sakit yang luar biasa menyerang perutnya, pandanganya berkunang-kunang disertai keringat dingin, tetapi ia bahkan tak mampu mengeluarkan suara jeritan lirih sekalipun.Apakah tendangan ini akan merusak dantiannya?Yu Zhen mengeluarkan dengusan lirih. Tatapan sepasang mata elangnya seakan ingin menelan Shen Ji hidup-hidup. Namun ia tak berdaya, dan hanya mampu mendesis kecil di sela ringisan bibirnya. meski sekujur tubuh mulai lemah, dingin dan tidak bertenaga sama sekali."Kamu!" Yu Zhen menunjukkan tatap mata tajam mendendam dan pemuda itu pun seketika ambruk di atas tanah dalam keadaan tidak sadarkan diri."Bagus!" Ji Mei Hua bertepuk tanShen Xu tak bisa mengelak lagi, ia segera menjatuhkan dahi di lantai dan membenturkannya keras-keras sambil menangis. "Ayah! Ayah, maafkan aku!" Shen Xu sungguh takut menghadapi kemarahan ayahnya saat ini. Sebelumnya, dia benar-benar tak memikirkan ada hal semacam ini terjadi. Gadis itu hanya mengira, jika sang ayah akan memercayai bahwa hilangnya Shen Ji adalah murni karena kekacauan dan tak ada penyebab lainnya."Xu'er, sekarang tegakkan badanmu dan lihat ayah!" Shen Ming membentak dengan suara dingin.Shen Xu mengangkat wajahnya dengan lesu dan perasan takut. Dia merasa seperti sedang menghadapi seorang hakim pengadilan kerajaan yang siap menimpakan hukuman mati untuknya. Memikirkan hal ini, tubuh gadis itu seperti sudah kehilangan daya kekuatan pada seluruh jalur ototnya.Adakah jalan dan kesempatan untuk melarikan diri secepatnya?Itu sungguh tidak ada dan Shen Xu hanya bisa pasrah pada keputusan hakim nomor satu sekaligus raja di k
Gadis itu beberapa kali bertepuk tangan guna membersihkan telapak tangannya yang kotor. Ia merasa puas setelah menyimpan semua hewan hasil buruannya di dalam sangkar bambu. Shen Ji lalu berdiri sambil berkacak pinggang, menatap sangkar bambu dan membayangkan esok hari akan menjadi sangat menyenangkan. "Paman Shui pasti senang dengan ayam-ayam ini." Gadis itu tersenyum senang. Wajahnya berseri-seri ketika ia menatap binatang buruannya hari ini. "Besok aku akan meminjam dapur di rumah paman untuk membuat sup kacang merah dan meminta Paman Shui untuk memasak ayam panggang pengemis yang nikmat.""Shifu pasti akan merasa terkejut dengan keahlian memasakku." Gadis cantik di bawah bayangan cahaya bulan terlalu sibuk membayangkan makanan lezat yang sudah lama dia impikan. "Untung saja aku bisa membuat sup kacang merah kesukaan ayah." Setelah menyebut kata 'ayah' tiba-tiba saja wajah cantik itu menjadi kelam. Matanya mulai terasa panas, lalu mendatangka
"Mengapa sikap paman menjadi sedikit berubah saat menyebutkan Qiangyang. Ada hubungan apakah dia dengan wilayah itu?" Shen Ji membatin dan kian merasa penasaran dengan perubahan sikap Yang Shui."Jadi kamu menangkap orang-orang Qiangyang?" Yang Shui kembali bertanya dengan nada sedikit lirih. "Bukan. Mereka mengatakan dari Jiu Zhuan, namun mereka sering berkunjung ke Qiangyang untuk kepentingan bisnis." Shen Ji menjawab apa adanya, karena pada awal ditunangkannya dia dengan Yu Zhen memang untuk membangun suatu aliansi dua keluarga sama-sama bergerak di bidang perdagangan."Oohh." Yang Shui menganggukkan kepalanya, meskipun dia tak begitu mengerti apa maksud Shen Ji."Baiklah. Karena malam sudah semakin larut, aku hendak masuk dan membuat minuman yang tadi Paman Shui sarankan." Ji Mei Hua alias Shen Ji merasa harus melarikan diri secepat mungkin, karena ia tidak ingin Yang Shui mengorek lebih jauh tentang tawanannya. Gadis itu berbalik dan melamba
Mungkinkah mereka akan dijadikan tumbal berikutnya, dan mayat-mayat keduanya kemudian digantung pada cabang pohon seperti para korban yang selama ini menggemparkan wilayah tersebut.Huan Li merasa tertekan oleh ketakutan saat memikirkan ini, sedangkan Yu Zhen terlihat pasrah hingga matanya sesekali terpejam. "Tuan Muda Kedua, bagaimana dengan keadaanmu? Apa Tuan Muda terluka?" Huan Li bertanya dengan bisikan kepada orang yang ditempatkan di balik dinding penjara yang disandarinya.Ada kekhawatiran dalam nada suara Huan Li.Yu Zhen duduk memeluk lutut dan menjawab dengan suara bisikan pula. "Aku sudah tidak apa-apa, Kak Li. Hanya saja tubuhku masih terasa sangat lemah dan juga ... aku sedikit haus.""Haus?" Mata Huan Li menatap ke arah Qing Sha yang diam seperti patung pada luar penjara. "Aku akan meminta air kepada orang itu." "Mmhh." Yu Zhen bergumam lemah sambil melihat sepasang pedang kembar miliknya yang tergantung di dindi
Tak terasa, ada beberapa titik air bening nan hangat yang turun dari sudut mata Yu Zhen dan dia cepat mengeringkannya dengan beberapa kali usapan. Kisah perjanjian musim dingin yang diceritakan oleh Jia Mi, ibunya, sungguh terasa sangat menyakitkan. Dia merasa menjadi korban tunggal atas kesepakatan dua keluarga besar yang lebih mementingkan urusan bisnis daripada kebahagiaannya.Malam ini terasa sangat lambat bagi Yu Zhen dan Huan Li yang meringkuk dalam pengapnya ruang berjeruji besi di penjara gua milik Kelompok Topeng Iblis. Entah sampai kapan semua ini akan berlangsung, mereka pun tidak mengetahuinya.Hanya ada bayangan Qing Sha yang tampak sering mondar-mandir memeriksa penjara demi penjara. Sosoknya begitu menakutkan hingga tidak ada satu tawanan pun berani menatapnya lebih dari lima detik.Waktu terus berlalu hingga hari berganti dari gelap menjadi terang dan semua aktifitas di hutan tersebut masih tetap sama.*****Pada
Bagaimana bisa gadis ini menganggapnya kewalahan?"Tentu saja tidak." "Tapi Shifu kelihatannya kerepotan menghadapiku." Shen Ji sengaja mengatakan ini dengan tujuan agar sang guru tidak hanya menghindar."Shifu hanya tidak ingin melukaimu. Jadi, aku tidak perlu membalasmu, karena yang terpenting, kamulah yang harus mengenaiku." Tentu saja, Qing Yuan sengaja mengatakan ini supaya muridnya lebih serius dalam menyerangnya."Oh, jadi dia mencoba memancingku agar balas menyerang? Sepertinya, dia sedang merasa sangat bahagia atas kemajuan ilmu yang dia pelajari. Tidak ada salahnya juga, kalau aku sedikit menghiburnya." Qing Yuan berkata dalam hati. Di bibirnya ada sesungging senyum tipis yang teramat samar. Sangat tipis hingga seseorang bahkan tidak menyadarinya sama sekali.Qing Yuan melambaikan tangan, menantang. "Tunggu apa lagi?""Baiklah!" Pedang Shen Ji terangkat naik hingga di depan wajah cantiknya dengan posisi horizontal. Ia lalu berteriak sambil berlari dan mengarahkan senjatany
Dikarenakan adanya kesalahan pada penjadwalan update bab, saya selaku author mohon maaf. Bab yang salah akan dihapus pada hari Senin.Jangan lupa untuk terus membaca, mendukung author agar semangat dan rajin update. Caranya mudah, Anda cukup memberi gem dan aktif buka kunci (bukan dengan poin atau bonus) Sekian, terima kasih atas kerjasamanya. I love you all!'Serpihan Salju' *****Dikarenakan adanya kesalahan pada penjadwalan update bab, saya selaku author mohon maaf. Bab yang salah akan dihapus pada hari Senin.Jangan lupa untuk terus membaca, mendukung author agar semangat dan rajin update. Caranya mudah, Anda cukup memberi gem dan aktif buka kunci (bukan dengan poin atau bonus) Sekian, terima kasih atas kerjasamanya. I love you all!'Serpihan Salju'
Qing Yuan segera menarik tangan Shen Ji, menempatkan gadis itu di belakangnya. "Hati-hati, Hua'er. Jaga dirimu baik-baik!" Shen Ji tak habis pikir dengan peringatan sang guru. "Jaga diri? Apa maksudnya ini?" Shen Ji merasa bingung dengan datangnya hawa dingin ekstrim yang menyerang secara tiba-tiba. Aura pembunuh begitu kuat terpancar, menekan mental dan menjadikan ketakutan teramat sangat dalam perasaan mereka.Darah seakan membeku, lidah pun kelu dan bulu kuduk berdiri dengan sendirinya."Shifu, ada apa ini?" Shen Ji merapatkan diri ke dekat gurunya. Tangan gadis itu begitu gesit menyiapkan senjata."Sarungkan pedangmu, Hua'er. Ini bukan orang lain." Qing Yuan berbisik sembari mengedarkan pandangannya, mencari sesuatu.Ada kekhawatiran yang dalam tergurat di raut wajahnya. "Tapi, Shifu ...." "Lakukan saja." Qing Yuan berbisik sambil menekan kuat tangan Shen Ji agar senjata tersebut masuk kembali ke dalam sarungnya. "Ingatlah! Apa pun yang terjadi nanti, jangan melawannya.""Melaw