Share

BAB 4. Cincin dan Kitab

Author: Hudi
last update Last Updated: 2022-12-15 06:29:20

Ho Xiuhuan yang walaupun sudah di beri teh herbal dan tanaman obat namun ia masih merasa kesakitan di sekujur tubuhnya karena di hajar habis-habisan oleh Guang Xian Xie. Ia juga masih kesusahan dalam berjalan karena apabila salah bergerak sedikit akan terasa sakit perut dan pinggangnya. Namun akhirnya dengan perlahan dan penuh kehati-hatian akhirnya ia sampai ke Paviliunnya.

Paviliun sederhana yang diperuntukkan bagi 'Murid Luar'.

Iya, di Sekte Funsan ini para muridnya dibagi dalam 3 hierarki yang menentukan strata sosial dari murid tersebut, yaitu Murid Inti, Murid Dalam, dan Murid Luar yang didasarkan pada tingkat bakat ataupun pertolongan dan jasa yang pernah mereka berikan pada Sekte. Para Murid yang berada di tingkat atas, hierarki statusnya akan jauh lebih besar akan masuk ke dalam 'Murid Inti' dan juga menerima lebih banyak lagi sumber daya dari Sekte Funsan, terutama mereka adalah yang berasal dari klan 'Guang'. Kategori 'Murid Dalam' adalah murid yang berasal dari kalangan dengan strata sosialnya yang tinggi di luar klan Guang dan 'Murid Luar' adalah murid yang biasanya tidak sengaja dimasukkan kedalam Sekte, seperti murid pungut ataupun karena ada keluarga dalam Kaisar yang menginginkan Murid itu untuk masuk Sekte Funsan.

Di depan Paviliun itu sudah menunggu anjing besar peliharaan Ho Xiuhuan. Anjing besar yang sebenarnya tidak ingin Ho Xiuhuan pelihara, namun semenjak Ho Xiuhuan berumur 3 tahun, anjing besar itu selalu mengikuti kemana pun Ho Xiuhuan berada, anjing itu juga yang selalu menemani Ho Xiuhuan berlatih tenaga dalamnya di hutan Desa Shijiang. ketika Ho Xiuhuan jadi bayi yang terbuang dalam keranjang dan tersangkut di sungai, anjing besar inilah yang sepertinya ingin menyantapnya.

Ho Xiuhuan masuk masuk ke Paviliun itu diikuti oleh anjing besar peliharaannya lalu dengan cepat menjatuhkan tubuhnya dalam posisi rebahan di tempat tidur kayu. Ia lalu kembali merenung tentang kekuatan tenaga dalamnya yang anehnya bisa tiba-tiba hilang begitu saja sehari setelah ia masuk Sekte Funsan ini.

"Kenapa kekuatanku bisa tiba-tiba hilang seperti ini yah? Daya tahan tubuhku juga sepertinya semakin menurun. Apakah kejadian ini sifatnya hanya sementara atau bakalan terjadi seterusnya? Ah aku menjadi sangat bingung sekali, bodohnya aku sampai-sampai tidak tahu kenapa hal ini bisa terjadi."

Ho Xiuhuan lalu duduk dan membuka bajunya, setelah itu ia mengambil cincin yang ada di rantai kainnya yang ia pakai seperti kalung di lehernya.

Cincin itu adalah Cincin Giok Naga yang merupakan cincin ajaib dengan matra tas kantong di dalamnya, hanya dengan menggunakan daya pikir dari pemiliknya. Cincin Giok Naga ini dapat menyimpan barang-barang dengan ukuran yang tidak terhingga sekalipun di dalamnya dan dapat mengambil barang-barang tersebut sesuka hatinya. Cincin ini memiliki batasan yaitu ruang penyimpanan hanya mampu menyimpan jenis barang dari pemberian dari pemilik sebelumnya, jadi untuk pemilik yang sekarang ia tidak bisa menyimpan sesuatu di Cincin Giok Naga itu, kecuali ketika ia mau memberikannya kepada orang selanjutnya untuk memliki cincin ini, baru ia bisa menyimpang benda ajaibnya di cincin ini.

Ho Xiuhuan berkonsentrasi pada Cincin Giok Naga itu dan 'blush' cincin itu berubah menjadi tas kantong kecil. "Untungnya aku masih mempunyai sedikit kekuatan untuk bisa membuka dimensi dari cincin ini. Terimakasih Bapak dan Ibu karena telah membekaliku benda ajaib seperti ini kepadaku, aku akan selalu menjaga Cincin Giok Naga ini walau harus mempertaruhkan nyawaku dan mengorbankan harga diriku demi mempertahankan Cincin Giok Naga ini."

Di dalam Cincin Giok Naga saat ini hanya terdapat pedang tumpul dan buku 'Kitab Pertapa Suci Dewa Naga' hasil pemberian dari pemilik sebelumnya yaitu orang tua asli dari Ho Xiuhuan.

.

Ho Xiuhuan masih belum mengetahui bahwa Bapak dan Ibunya serta kakaknya yang ia ketahui sebagai keluarga yang ia sayanginya itu ternyata sebenarnya bukan keluarga aslinya. Mereka hanya keluarga angkatnya saja.

Ho Xiuhuan masih berpikir kalau Cincin Giok Naga ini adalah pemberian dari orang tua angkatnya yang ia kira orang tua aslinya kepada dirinya untuk bisa menjaga diri dari kejahatan yang sewaktu-waktu bisa mengancamnya. Tetapi dalam kenyataan sebenarnya yang memberikan Cincin Giok Naga itu adalah orang tua asli sebenarnya dari Ho Xiuhuan yang menghanyutkan dirinya di sungai hingga bayi Ho Xiuhuan ini tersangkut di Sungai Ning Desa Shijiang.

Orang tua asli Ho Xiuhuan yang sebenarnyalah yang menyimpan Cincin Giok Naga itu di keranjang yang mereka hanyutkan bersamaan dengan bayi Ho Xiuhuan.

.

Ho Xiuhuan mengambil buku 'Kitab Pertapa Suci Dewa Naga' dari tas kantong kecil yang berubah dari Cincin Giok Naga tadi itu, ia lalu membuka selembar demi selembar buku Kitab itu untuk mengingat dan mengenang kembali kejadian dulu ketika ia mempelajari buku 'Kitab Pertapa Suci Dewa Naga', ada beberapa teknik dan metode yang sudah ia tidak hafal lagi.

Ia pun bergumam, "Dari umur 3 tahun aku mempelajari buku ini kemudian aku mendalaminya semua detail teknik dan metode latihan pernapasan yang khusus bernafas dengan mengeluarkan Qi yang keruh dari dalam tubuh dan menarik masuk Qi dari alam. Dan sekarang sampai umurku 15 tahun, setelah menyelesaikan dengan merampungkan semua pelajaran dan ilmu silat. Aku juga menyempurnakannya untuk diriku seperti yang di tulis di buku ini. Aku justru sekarang tiba-tiba kehilangan semua ilmu tentang tenaga dalam itu, dan kembali lagi hanya mempunyai kekuatan manusia normal saja."

ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ

Buku 'Kitab Pertapa Suci Dewa Naga' adalah salah satu kitab legendaris yang sangat di cari oleh para Pendekar-Pendekar Kultivator yang menginginkan kekuatan tenaga dalamnya agar menjadi lebih kuat bahkan akan menyamai kehebatan dari para Dewa. Buku ini merupakan salah satu warisan dari Pendekar Pedang Naga yang diturunkan sudah lebih dari 1.000 tahun yang lalu yang berasal dari Gunung Wu Tang, dimana disana juga ada Sekte Wu Tang yang sangat Agamais dan Spiritualistis.

Buku 'Kitab Pertapa Suci Dewa Naga' ini juga yang menyebabkan orang tua angkat dari Ho Xiuhuan tewas, karena menutupi keberadaan 'Kitab' ini. Mereka tidak ingin anak angkatnya di buru oleh Pendekar-Pendekar yang haus akan kekuatan tanpa mempunyai jiwa yang Baik.

Buku 'Kitab Pertapa Suci Dewa Naga' mengajarkan bagaimana kita untuk melakukan Meditasi yaitu latihan untuk membentuk pikiran dan jiwa agar tenang dan damai dalam keheningan alam yang walaupun di luar terlihat tenang tetapi di hati dan jiwa para Kultivator yang baru belajar biasanya akan terasa bising dan rusuh terkadang di kepala para Kultivator pemula itu pula akan terasa hingar-bingar dan hiruk-pikuk untuk mengganggu meditasinya. Banyak juga para Kultivator yang bermeditasi ini terlibat dalam pertempuran hidup atau mati, atau menjelajahi dunia untuk mengalami hal-hal baru dalam ujian bermeditasinya. Nantinya Kultivator biasanya mendapatkan  insight karena meditasi ini. Insight ini sangat diperlukan untuk menguasai teknik atau maju ke tahap kultivasi yang lebih tinggi.

Para pendekar Kultivator biasanya harus menghabiskan banyak waktu dalam bermeditasi, karena kultivasi penting untuk meningkatkan Qi dalam dantiannya dan juga perlu perenungan untuk menambah wawasan dalam bertindak. Yang terakhir buku 'Kitab Pertapa Suci Dewa Naga' itu mengajarkan Meditasi Pintu Tertutup yaitu pelatihan yang dilakukan dalam pengasingan, biasanya untuk fokus pada pemecahan hambatan dalam latihan kultivasi atau untuk menghindari terganggu dari serangan lawan pada saat maju ke tahap kultivasi yang lebih tinggi, dan dapat berakibat luka dalam.

ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Roy
Mantav dan menarik
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Legenda Pendekar Pedang Naga Terakhir   BAB 96. Misi Menyelamatkan Guang Xu

    Ho Xiuhuan melangkah dengan hati-hati, rasa tegang memenuhi setiap serat tubuhnya. Matanya memelototi setiap sudut hutan yang mengelilinginya, mencari tanda-tanda kehadiran yang misterius. "Ada sesuatu yang besar di sini, Guang Mei-Yin," bisiknya dengan penuh kehati-hatian.Guang Mei-Yin memegang erat pedangnya, matanya berbinar-binar ketika ia mendengar kata-kata Ho Xiuhuan. "Ayahku dan saudara-saudaraku, mereka ada di sekitar hutan ini," katanya dengan suara bergetar, penuh keingintahuan dan kegembiraan.Perlahan, mereka melangkah lebih dalam ke dalam hutan yang mempesona ini. Daun-daun pepohonan mengelus lembut wajah mereka saat angin berhembus perlahan, menciptakan aura misterius di sekitar mereka. Cahaya matahari yang menembus celah-celah daun menciptakan bayangan-bayangan yang menakutkan, membuat perjalanan mereka semakin menegangkan."Apakah kau merasa energi yang kuat di sekitar kita, Ho Xiuhuan?" Mei-Yin bertanya sambil menarik napas dalam-dalam. "Aku yakin kita semakin dekat

  • Legenda Pendekar Pedang Naga Terakhir   BAB 95. Pintu Gerbang Hutan Angan

    Guang Mei-Yin dan Ho Xiuhuan berada di depan sebuah danau yang tenang. Di tengah danau terdapat pulau kecil dengan pohon-pohon yang tinggi dan rimbun. Mereka menyadari bahwa ujian kedua mereka adalah untuk mencapai pulau itu tanpa menggunakan perahu atau jembatan yang terlihat. Mereka melihat batu-batu yang tersusun rapi di sepanjang tepi danau. Mereka harus menjaga keseimbangan dan ketepatan gerakan untuk mencapai pulau tersebut. Ujian ini mengajarkan mereka tentang kepercayaan pada diri sendiri dan kemampuan untuk menghadapi tantangan fisik yang tak terduga.Ho Xiuhuan dan Guang Mei-Yin melompat dengan penuh keahlian dari batu ke batu di sepanjang tepi danau. Namun, tiba-tiba sebuah angin kencang menerpa mereka, mengganggu keseimbangan mereka. Batu-batu yang biasanya stabil menjadi licin dan bergerak-gerak. Angin kencang menerpa tubuh mereka dengan keras, menggoyangkan langkah dan mengancam untuk mendorong mereka ke dalam danau yang dalam. Ho Xiuhuan dan Guang Mei-Yin saling berp

  • Legenda Pendekar Pedang Naga Terakhir   BAB 94. Kuil Hutan Angan.

    Mei-Yin dan Ho Xiuhuan berdiri di persimpangan tiga jalan yang misterius, pandangan mereka terhenti pada kabut tebal yang menyelimuti setiap arah yang mereka hadapi. Hatinya berdebar kencang di dadanya, mereka merasakan kekuatan magis yang mengisi udara di sekitar mereka.Mei-Yin merapatkan langkahnya ke samping Ho Xiuhuan, matanya memancarkan tekad yang tak tergoyahkan. "Kabut ini menghalangi kita, tapi aku merasa ada petunjuk yang tersembunyi di dalamnya," bisiknya dengan penuh keyakinan.Ho Xiuhuan mengangguk setuju, tatapannya terfokus ke arah pertama jalan. Dalam keheningan, mereka melangkah maju dengan perlahan, mencoba merasakan aura yang tersembunyi di balik kabut yang pekat.Kabut menyelinap di sekitar mereka, menyembunyikan setiap detail dan mendorong mereka untuk bergantung pada naluri mereka. Langkah Mei-Yin dan Ho Xiuhuan bergerak seiring, indera mereka menjadi lebih tajam saat mereka memperhatikan setiap getaran energi yang muncul.Namun, setelah beberapa langkah, mereka

  • Legenda Pendekar Pedang Naga Terakhir   BAB 93. Hutan Angan.

    Setelah melalui perjalanan yang panjang, Ho Xiuhuan dan Guang Mei-Yin akhirnya tiba kembali di tempat yang dulu mereka anggap sebagai Istana Kaisar Xu, tetapi mereka terkejut mengetahui bahwa keadaan telah berubah drastis. Istana Kaisar Xu telah ditinggalkan dan Kaisar Feng, yang dulu dikenal sebagai Jenderal Feng Zhui, telah mengambil alih kekuasaan dan menjadi penguasa baru. Guang Mei-Yin berdiri di tepi danau yang jernih, wajahnya yang pucat tercermin dalam air tenang. Angin sepoi-sepoi menerpa rambutnya yang panjang dan melambai-lambai di sekelilingnya. Dia menggenggam kalung perak yang diberikan oleh ibunya, satu-satunya kenang-kenangan yang ia miliki dari Ayahnya."Dalam kegelapan yang menyelimuti hatiku, Ayah, di mana kau berada?" gumam Mei-Yin dengan suara perlahan, tetapi penuh dengan kepedihan. "Aku tidak tahu apa yang terjadi padamu, dan aku juga tidak tahu keberadaan saudara-saudaraku, Chen Xuan dan Chen Yuan. Feng Zhui telah menggulingkan Ayah dari takhta, dan dunia yan

  • Legenda Pendekar Pedang Naga Terakhir   92. Melawan Alam

    Pada suatu malam yang gelap, Pulau Persik Kecil diguncang oleh badai yang hebat. Angin kencang dengan kekuatan yang mengerikan menerbangkan daun-daun pohon ke udara, menciptakan tarian liar di antara cabang-cabang yang bergoyang dengan ketakutan. Langit dipenuhi dengan petir yang menyambar, mengejutkan langit malam dengan cahaya yang membelah kegelapan.Di tengah kekacauan alam ini, Pulau Persik Kecil menjadi medan pertempuran bagi elemen-elemen alam yang marah. Ombak besar dengan amarahnya memecah di tebing, memuntahkan semburan air yang menggulung dan menerjang dengan kekuatan yang menghancurkan.Guru Zhao Zeming melangkah dengan mantap di depan, melindungi wajahnya dari hembusan angin yang deras. Dia menoleh ke belakang, memandang Ho Xiuhuan dan Guang Mei-Yin yang berdiri dengan tegar di tengah hantaman angin yang liar."Kalian berdua harus tetap fokus dan mengendalikan tubuh dan pikiran kalian," kata Guru Zhao Zeming dengan suara yang terdengar lemah karena terbawa angin.Ho Xiuhu

  • Legenda Pendekar Pedang Naga Terakhir   91. Goa Meditasi

    Pagi itu, matahari terbit dengan lembut di langit cerah Pulau Persik Kecil, menyinari hutan lebat yang dipenuhi pepohonan hijau dan bunga-bunga berwarna cerah. Guru Zhao Zeming melangkah dengan langkah mantap di depan, sedangkan Ho Xiuhuan dan Guang Mei-Yin mengikuti di belakangnya dengan penuh kekaguman.Guru Zhao Zeming memandang ke sekitar dengan senyum lembut di bibirnya. "Ho Xiuhuan, Guang Mei-Yin, perhatikanlah keindahan yang mengelilingi kita," ujarnya dengan penuh kagum.Ho Xiuhuan, seorang pria muda dengan mata yang cerdas, melirik sekeliling dengan penuh kekaguman. "Guru, ini luar biasa. Hutan ini penuh dengan kehidupan dan keindahan yang tiada tara. Saya benar-benar terpesona."Guang Mei-Yin, seorang wanita bersemangat dengan rambut panjang yang terurai, menghela napas dalam. "Aroma segar dari laut yang dihembuskan angin membuat suasana ini semakin mempesona, Guru. Saya tidak sabar untuk mengetahui apa yang menanti kita di depan sana."Guru Zhao Zeming tersenyum bijaksana.

  • Legenda Pendekar Pedang Naga Terakhir   BAB 90. Kura-kura Roh

    Ho Xiuhuan dan Guang Mei-Yin melanjutkan perjalanan mereka dengan semangat yang membara dan tekad yang kuat. Mereka saling melengkapi dan mendukung satu sama lain dalam setiap langkah yang mereka ambil, sambil terus belajar dan mengasah keterampilan bela diri mereka. Dengan kepercayaan dan persahabatan yang kokoh, mereka siap menghadapi setiap rintangan yang ada di depan mereka dan mencapai puncak kemampuan bela diri mereka.Saat Ho Xiuhuan dan Guang Mei-Yin berlatih di tepi danau di malam hari, mereka memperlihatkan keahlian bela diri mereka yang gesit dan lincah. Mereka berlatih dengan tekun, saling menginspirasi satu sama lain, dan mencoba berbagai gerakan baru. Cahaya bulan purnama memberikan atmosfer yang magis dan memperkuat semangat mereka.Ho Xiuhuan meloncat tinggi ke udara, melakukan serangkaian gerakan yang anggun. Ia mendarat dengan lembut, menyempurnakan tekniknya. "Konsentrasi pada pusat gravitasi, Ho Xiuhuan," ujar Guang Mei-Yin dengan lembut.Ho Xiuhuan mengangguk sera

  • Legenda Pendekar Pedang Naga Terakhir   BAB 89. Pulau Persik Kecil

    Ho Xiuhuan, Guang Mei-Yin, dan Guru Zhao Zeming berada di Pulau Persik Kecil yang tenang dan damai. Mereka menemukan diri mereka di tengah-tengah pulau yang dipenuhi dengan keindahan alam. Di sekitar mereka, terdapat pohon-pohon persik yang sedang mekar dengan bunga-bunga yang indah.Guru Zhao Zeming memanfaatkan keadaan ini untuk mengajarkan mereka teknik-teknik bela diri yang lebih dalam sambil menjaga mereka agar pulih dari luka-luka mereka. Guru Zhao Zeming memanfaatkan keadaan di Pulau Persik Kecil dengan bijaksana. Ia mengatur latihan bela diri yang lebih dalam untuk Ho Xiuhuan dan Guang Mei-Yin, sambil tetap memperhatikan dan menjaga mereka agar pulih dari luka-luka mereka.Pagi-pagi buta, saat sinar matahari mulai menyinari pulau, Guru Zhao Zeming mengajak Ho Xiuhuan dan Guang Mei-Yin ke pusat latihan yang terletak di tengah hutan persik. Di antara pohon-pohon yang rindang, ada sebuah tempat latihan yang disusun dengan rapi dan dikelilingi oleh suasana alami yang menenangkan.

  • Legenda Pendekar Pedang Naga Terakhir   BAB 88. Terselamatkan.

    Setiap gerakan mereka dihadang dengan serangan yang ganas dan terorganisir. Jenderal Feng Zhui, dengan keahlian tempur yang menakutkan, terus mengejar Ho Xiuhuan, mengeluarkan serangan-serangan yang mematikan. Ho Xiuhuan dengan cermat menghindari setiap serangan itu, mempertahankan ketangkasannya dan menjaga hidupnya dengan susah payah.Namun, saat Ho Xiuhuan semakin terdesak, terjadi kejadian yang tak terduga. Guang Mei-Yin, yang selama ini menjadi sosok yang lembut dan anggun, berubah menjadi seorang pejuang yang luar biasa. Dengan keterampilan bela diri yang memukau, dia melawan musuh-musuh yang mendekatinya dengan kecepatan dan ketepatan yang tak tertandingi.Dalam sekejap, Guang Mei-Yin berhasil membuka jalan bagi saudara-saudaranya. Dia melawan pasukan pengkhianat dengan kemarahan yang membara, menghancurkan formasi musuh dengan gerakan yang elegan namun mematikan. Keberanian dan kekuatan yang dipancarkannya memberikan semangat baru bagi Ho Xiuhuan dan yang lainnya.Dengan tekad

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status