"Saudara Ho mari kubantu kamu untuk berdiri dan berjalan menuju Gazebo."
Dengan perlahan-lahan ia memapah dengan menyanggakan lengan kanan dari Ho Xiuhuan ke pundaknya sementara lengan kiri Guang Mei-Yin menggenggam lembut pinggang dari Ho Xiuhuan.
Ho Xiuhuan dengan perasaan malunya karena dekat dengan perempuan cantik nan manis lalu tersipu dan wajahnya langsung memerah. Ia juga malu karena merasa rendah diri ketika terpaksa harus di tolong oleh seorang perempuan untuk lolos dari siksaan Guang Xian Xie."Saudari Mei maafkan apabila aku saat ini sangat merepotkanmu, bukan maksudku untuk membebanimu dengan keadaan dan kondisiku sekarang ini."
Guang Mei-Yin tidak berusaha dan berjuang terlalu kuat karena memang berat badan dari Ho Xiuhuan yang sangat ringan sehingga ia bisa dengan mudah memapah Ho Xiuhuan menuju ke Gazebo dengan lancar tanpa tersendat-sendat karena kelelahan ataupun kepayahan dalam bernapas."Baiklah Saudara Ho kita sudah sampai di Gazebo. Tidak perlu sungkan atau merasa risi denganku, tidak perlu meminta maaf juga karena aku sangat senang membantu Saudara Ho. Tunggu sebentar disini aku akan mengambil teh herbal dan tanaman obat untuk menyembuhkan luka yang berada di tubuhmu."
"B~Baiklah, maaf kalau merepotkanmu," ucap lembut Ho Xiuhuan."Sudah kukatakan tidak perlu sungkan," sahut Guang Mei-Yin seraya pergi berjalan keluar dari Gazebo.Tidak lama kemudian Guang Mei-Yin datang sembari membawa teh herbal beserta tanaman obat berkualitas tinggi bintang 1. Ia menuangkan teh herbal terlebih dahulu ke dalam gelas lalu disuguhkan kepada Ho Xiuhuan untuk diminumnya."Saudara Ho diminum dulu teh herbal ini untuk mengurangi rasa sakit yang terasa dan juga aromanya bisa menenangkan pikiran agar proses pemulihannya bisa berangsur lebih cepat."
Ho Xiuhuan dengan perlahan menyesap teh herbal yang berwarna agak kehitaman dan masih hangat itu, rasanya yang agak pahit namun terasa lembut dan ada manis-manisnya itu membuat Ho Xiuhuan sedikit membatin dalam hatinya, 'Sebenarnya teh herbal ini rasanya sangat pahit sekali, namun apa mungkin yang membuat teh ini adalah seorang bidadari cantik atau seorang dewi dari kayangan sehingga rasanya menjadi manis dan lembut bagaikan pancaran wajah dari Guang Mei-Yin.'Setelah selesai dengan teh herbal nya Guang Mei-Yin lalu mengambil tanaman obat.Guang Mei-Yin lalu dengan perlahan dan hati-hati membersihkan luka di area kulit di sekitar wajah lalu mempelkan racikan tanaman obat pada area luka dan menekannya, setelah itu ia balutkan perban kecil."Ahhk! Perih sekali rasanya Saudari Mei!" keluh Ho Xiuhuan sembari mengerang kesakitan.Guang Mei-Yin hanya tersenyum saja melihat Ho Xiuhuan yang mengerih dengan sedikit merintih itu."Akan aku ganti perban setiap kali kotor dan basah akibat luka yang merembes." ucap Guang Mei-Yin lembut.
Ho Xiuhuan walaupun dalam keadaan kesakitan tetapi batinnya entah kenapa merasa bahagia dan merasa keberuntungan masih menaunginya karena saat ini ia bisa melihat wajah Guang Mei-Yin dari dekat. Wajahnya yang putih bersih sangat bening dan bercahaya."Terima kasih Saudari Mei, berkat kamu kondisiku sekarang sepertinya sudah mulai membaik mungkin karena pengobatan yang Saudara Mei berikan luka yang aku derita akan cepat pulih dan kembali sehat seperti sedia kala."
"Ha ha ha, tidak mungkin luka parah dan sangat serius seperti ini bisa sembuh dalam beberapa menit," sahut Guang Mei-Yin sembari melepas tangannya dari wajah Ho Xiuhuan karena sudah menyelesaikan perban yang ia tempel di wajah Ho Xiuhuan.Guang Mei-Yin lalu kembali duduk manis dan perlahan menatap ke arah mata dari Ho Xiuhuan dengan tatapan yang sejuk dan menenangkan, lalu ia bertanya. "Saudara Ho, apa yang terjadi? Kemarin kamu sangat luar biasa hebat dengan mempertunjukan jurus-jurus silat dengan kekuatan tenaga dalam yang sangat tinggi. Sekarang keadaanmu kenapa terlihat sangat lemah sekali."Ho Xiuhuan yang juga sedang menatap mata dari Guang Mei-Yin lalu melepas tatapannya dan langsung menatap ke arah bawah, ia langsung terlihat lesu seperti bunga yang layu."Aku juga tidak tahu Saudari Mei, hari ini aku seperti kehilangan semua kekuatan tenaga dalamku, padahal kemarin masih biasa-biasa saja, aku masih bisa mengeluarkan kekuatan tenaga dalamku, bahkan ketika aku masuk ke dalam Pohon Oak itu, kekuatan tenaga dalamku mempunyai level 9. Menurut Tetua Funsan merupakan level tertinggi di Sekte Funsan ini."
"Iya, bukan hanya murid-murid Sekte Funsan saja yang kagum akupun ikut terkesima melihat bagaimana kamu bisa melakukan hal yang hanya Tetua Funsan dengan ilmu tingkat tinggi saja yang bisa mengeluarkan kekuatan tenaga dalam sebesar itu." sahut Guang Mei-Yin.Guang Mei-Yin lalu tiba-tiba memegang lembut dengan tangannya yang halus ke tangan dari Ho Xiuhuan yang terasa dingin dan kaku itu, dan berucap dengan lirih, "Saudara Ho kamu tenang saja yah, mungkin kekuatan tenaga dalammu hanya hilang untuk sementara waktu saja, aku yakin hari kedepannya kekuatan dari tenaga dalammu akan dapat kembali dan balik lagi masuk ke tubuhmu. Karena aku sangat yakin sekali kamu akan menjadi Pendekar hebat seperti sebelumnya."Ho Xiuhuan sangat terkejut dan menahan untuk menelan ludahnya di tenggorokannya agar tidak terlalu terihat sedang tertegun karena tangan dari Guang Mei-Yin yang tiba-tiba saja memegang tangannya. Ia lalu berkata, "te~terima kasih Saudari Mei telah mendukungku dan memberikanku rasa tenang," Ho Xiuhuan kembali berani menatap mata dari Guang Mei-Yin setelah tadi merasakan lesu yang amat terasa dalam."Baiklaah, Saudara Ho kamu harus tetap semangat dan kembali lagi menjadi seorang yang hebat dan jenius di dunia persilatan Kultivasi ini." ucap Guang Mei-Yin sembari melepaskan tangannya dari tangan Ho Xiuhuan lalu ia mengepalkan tangannya tanda memberi semangat kepada Ho Xiuhuan."Siap!" balas Ho Xiuhuan sembari menganggukkan kepalanya.Guan Mei-Yin lalu berdiri hendak keluar Gazebo diikuti oleh Ho Xiuhuan yang juga berdiri perlahan."Senang bisa berbicara langsung dengan Saudara Ho, mungkin besok kita bisa berbicara seperti ini lagi disini," ucap Guang Mei-Yin yang sepertinya merasa senang sudah bisa membantu Ho Xiuhuan yang sedang terluka."B~baiklah, aku besok sore akan ada disini lagi," ucap Ho Xiuhuan yang terlihat masih canggung bila berhadapan langsung dengan Guang Mei-Yin."Aku pamit yah Saudara Ho," ucap Guang Mei-Yin sembari berjalan pelan meninggalkan Ho Xiuhuan menuju Paviliunnya."Baik Saudari Mei, terimakasih telah membantuku," balas Ho Xiuhuan yang hanya terdiam di Gazebo menunggu Guang Mei-Yin yang berjalan sampai jauh, setelah itu baru ia akan pergi meninggalkan Gazebo itu juga.Ho Xiuhuan pergi meninggalkan Gazebo untuk berjalan menuju Paviliunnya, namun sepertinya masih ada satu hal yang mengganjal di hatinya. Ia tadi mendengar dari pembicaraan Guang Mei-Yin dan Guang Xian Xie bahwa Bibi Guang Lien-Hua telah mengangkatnya menjadi anak, tetapi ia tidak tahu, ia baru sekali saja bertemu dengan Guang Lien-Hua. Karena memang Guang Lien-Hua lah yang menemukannya di Hutan dan membawanya ke Sekte Funsan."Mungkin aku besok akan bertanya kepada Guang Mei-Yin perihal Bibi Lien-Hua ini."Ho Xiuhuan melangkah dengan hati-hati, rasa tegang memenuhi setiap serat tubuhnya. Matanya memelototi setiap sudut hutan yang mengelilinginya, mencari tanda-tanda kehadiran yang misterius. "Ada sesuatu yang besar di sini, Guang Mei-Yin," bisiknya dengan penuh kehati-hatian.Guang Mei-Yin memegang erat pedangnya, matanya berbinar-binar ketika ia mendengar kata-kata Ho Xiuhuan. "Ayahku dan saudara-saudaraku, mereka ada di sekitar hutan ini," katanya dengan suara bergetar, penuh keingintahuan dan kegembiraan.Perlahan, mereka melangkah lebih dalam ke dalam hutan yang mempesona ini. Daun-daun pepohonan mengelus lembut wajah mereka saat angin berhembus perlahan, menciptakan aura misterius di sekitar mereka. Cahaya matahari yang menembus celah-celah daun menciptakan bayangan-bayangan yang menakutkan, membuat perjalanan mereka semakin menegangkan."Apakah kau merasa energi yang kuat di sekitar kita, Ho Xiuhuan?" Mei-Yin bertanya sambil menarik napas dalam-dalam. "Aku yakin kita semakin dekat
Guang Mei-Yin dan Ho Xiuhuan berada di depan sebuah danau yang tenang. Di tengah danau terdapat pulau kecil dengan pohon-pohon yang tinggi dan rimbun. Mereka menyadari bahwa ujian kedua mereka adalah untuk mencapai pulau itu tanpa menggunakan perahu atau jembatan yang terlihat. Mereka melihat batu-batu yang tersusun rapi di sepanjang tepi danau. Mereka harus menjaga keseimbangan dan ketepatan gerakan untuk mencapai pulau tersebut. Ujian ini mengajarkan mereka tentang kepercayaan pada diri sendiri dan kemampuan untuk menghadapi tantangan fisik yang tak terduga.Ho Xiuhuan dan Guang Mei-Yin melompat dengan penuh keahlian dari batu ke batu di sepanjang tepi danau. Namun, tiba-tiba sebuah angin kencang menerpa mereka, mengganggu keseimbangan mereka. Batu-batu yang biasanya stabil menjadi licin dan bergerak-gerak. Angin kencang menerpa tubuh mereka dengan keras, menggoyangkan langkah dan mengancam untuk mendorong mereka ke dalam danau yang dalam. Ho Xiuhuan dan Guang Mei-Yin saling berp
Mei-Yin dan Ho Xiuhuan berdiri di persimpangan tiga jalan yang misterius, pandangan mereka terhenti pada kabut tebal yang menyelimuti setiap arah yang mereka hadapi. Hatinya berdebar kencang di dadanya, mereka merasakan kekuatan magis yang mengisi udara di sekitar mereka.Mei-Yin merapatkan langkahnya ke samping Ho Xiuhuan, matanya memancarkan tekad yang tak tergoyahkan. "Kabut ini menghalangi kita, tapi aku merasa ada petunjuk yang tersembunyi di dalamnya," bisiknya dengan penuh keyakinan.Ho Xiuhuan mengangguk setuju, tatapannya terfokus ke arah pertama jalan. Dalam keheningan, mereka melangkah maju dengan perlahan, mencoba merasakan aura yang tersembunyi di balik kabut yang pekat.Kabut menyelinap di sekitar mereka, menyembunyikan setiap detail dan mendorong mereka untuk bergantung pada naluri mereka. Langkah Mei-Yin dan Ho Xiuhuan bergerak seiring, indera mereka menjadi lebih tajam saat mereka memperhatikan setiap getaran energi yang muncul.Namun, setelah beberapa langkah, mereka
Setelah melalui perjalanan yang panjang, Ho Xiuhuan dan Guang Mei-Yin akhirnya tiba kembali di tempat yang dulu mereka anggap sebagai Istana Kaisar Xu, tetapi mereka terkejut mengetahui bahwa keadaan telah berubah drastis. Istana Kaisar Xu telah ditinggalkan dan Kaisar Feng, yang dulu dikenal sebagai Jenderal Feng Zhui, telah mengambil alih kekuasaan dan menjadi penguasa baru. Guang Mei-Yin berdiri di tepi danau yang jernih, wajahnya yang pucat tercermin dalam air tenang. Angin sepoi-sepoi menerpa rambutnya yang panjang dan melambai-lambai di sekelilingnya. Dia menggenggam kalung perak yang diberikan oleh ibunya, satu-satunya kenang-kenangan yang ia miliki dari Ayahnya."Dalam kegelapan yang menyelimuti hatiku, Ayah, di mana kau berada?" gumam Mei-Yin dengan suara perlahan, tetapi penuh dengan kepedihan. "Aku tidak tahu apa yang terjadi padamu, dan aku juga tidak tahu keberadaan saudara-saudaraku, Chen Xuan dan Chen Yuan. Feng Zhui telah menggulingkan Ayah dari takhta, dan dunia yan
Pada suatu malam yang gelap, Pulau Persik Kecil diguncang oleh badai yang hebat. Angin kencang dengan kekuatan yang mengerikan menerbangkan daun-daun pohon ke udara, menciptakan tarian liar di antara cabang-cabang yang bergoyang dengan ketakutan. Langit dipenuhi dengan petir yang menyambar, mengejutkan langit malam dengan cahaya yang membelah kegelapan.Di tengah kekacauan alam ini, Pulau Persik Kecil menjadi medan pertempuran bagi elemen-elemen alam yang marah. Ombak besar dengan amarahnya memecah di tebing, memuntahkan semburan air yang menggulung dan menerjang dengan kekuatan yang menghancurkan.Guru Zhao Zeming melangkah dengan mantap di depan, melindungi wajahnya dari hembusan angin yang deras. Dia menoleh ke belakang, memandang Ho Xiuhuan dan Guang Mei-Yin yang berdiri dengan tegar di tengah hantaman angin yang liar."Kalian berdua harus tetap fokus dan mengendalikan tubuh dan pikiran kalian," kata Guru Zhao Zeming dengan suara yang terdengar lemah karena terbawa angin.Ho Xiuhu
Pagi itu, matahari terbit dengan lembut di langit cerah Pulau Persik Kecil, menyinari hutan lebat yang dipenuhi pepohonan hijau dan bunga-bunga berwarna cerah. Guru Zhao Zeming melangkah dengan langkah mantap di depan, sedangkan Ho Xiuhuan dan Guang Mei-Yin mengikuti di belakangnya dengan penuh kekaguman.Guru Zhao Zeming memandang ke sekitar dengan senyum lembut di bibirnya. "Ho Xiuhuan, Guang Mei-Yin, perhatikanlah keindahan yang mengelilingi kita," ujarnya dengan penuh kagum.Ho Xiuhuan, seorang pria muda dengan mata yang cerdas, melirik sekeliling dengan penuh kekaguman. "Guru, ini luar biasa. Hutan ini penuh dengan kehidupan dan keindahan yang tiada tara. Saya benar-benar terpesona."Guang Mei-Yin, seorang wanita bersemangat dengan rambut panjang yang terurai, menghela napas dalam. "Aroma segar dari laut yang dihembuskan angin membuat suasana ini semakin mempesona, Guru. Saya tidak sabar untuk mengetahui apa yang menanti kita di depan sana."Guru Zhao Zeming tersenyum bijaksana.