Share

Legenda Penguasa: Pendekar Naga Putih
Legenda Penguasa: Pendekar Naga Putih
Penulis: Hudi

BAB 1. Serangan Pasukan Jubah Hitam

Di tengah malam yang sunyi, tampak sebuah Paviliun yang terlihat sederhana. Dari dalam, terdengar tangisan bayi yang sangat nyaring memecah keheningan malam. Walaupun begitu keras suara itu terdengar lembut bagai nyanyian burung kecil yang merdu dan menenangkan bagi kedua orang tuanya.

Sejak sore, seorang tabib berusaha membantu dalam proses kelahiran Shi-Lin, istri Zhang Ji Wei. Akhirnya pada malam harinya, dengan usaha yang tak kenal lelah, mereka berhasil melahirkan seorang anak laki-laki yang sehat. Kelegaan dan kebahagiaan menyelimuti hati mereka saat bayi yang baru lahir itu menangis dengan kuat.

Hujan tiba-tiba turun dengan lebatnya, membasahi tanah dengan derasnya. Kilatan petir yang menyilaukan memecah kegelapan langit, diikuti oleh suara menggelegar yang menggetarkan kalbu. Suasana tenang malam hari dengan cepat berubah menjadi mencekam, karena muncul beberapa sosok berjubah hitam yang bergerak sangat cepat dari atas atap mengepung Paviliun.

Tubuh dari Zhang Ji Wei yang sedang menggendong bayinya yang baru lahir itu seketika tersigap, ia telah merasakan kehadiran beberapa musuh yang sepertinya sudah berada dekat dengan keluarganya. Ia lalu mengenakan sebuah kalung kepada bayinya itu.

"Istriku. Sepertinya akan ada sesuatu yang buruk akan terjadi," ungkap Zhang Ji Wei.

"Aku pun merasakan hal yang sama Suamiku. Sepertinya ramalan penyihir itu akan segera menjadi kenyataan," ujar Shi-Lin.

"Aku tidak menyangka hal ini terjadi akan begitu cepat terjadi. Bayi ini, harus menjadi Pendekar yang kuat dan hebat."

Singg! Singg!

Dua batang kayu tiba-tiba muncul dari luar dengan anak panah baja yang sangat tajam berkilauan melesat cepat menuju kepada Zhang Ji Wei dan bayinya. Dan ketika kedua anak panah itu sampai dihadapan Zhang Ji Wei. Tangannya seketika nampak berbayang akibat pergerakannya yang sangat cepat dan hampir tak terlihat.

Zhang Ji Wei dengan mudah menangkap anak panah itu tepat di depan wajahnya. Kemudian dengan kecepatan dan kekuatan tangannya pula ia langsung melempar kembali batang beranak panah itu ke luar, kearah datangnya anak panah itu.

"Ahhk!!!"

Terdengar suara meraung kesakitan dari luar menandakan anak panah tersebut mengenai seseorang dari arah luar tersebut.

Sementara itu, Di halaman depan dan belakang paviliun sederhana itu, terjadi pertarungan yang sangat sengit. Murid Zhang Ji Wei dan sekelompok orang berjubah hitam terlihat saling bertarung untuk menyerang dan mempertahankan diri masing-masing. Suara benturan golok dan pedang terdengar bergetir dengan dentingan yang sangat kuat.

Pimpinan dari para penyerang berjubah hitam tampak bergerak sangat gesit. Ia dengan kecepatan dan kelihaiannya dalam mengayunkan golok, dapat merobohan semua murid Zhang Ji Wei yang datang untuk menghadangnya. Dan dalam sekejap mata saja, dirinya sudah berada didepan pintu masuk ke Paviliun induk.

"Zhang Ji Wei! kematianmu akan segera tiba!"

Pimpinan berjubah hitam itu terlihat berdiri dengan amarahnya yang menyala, dari kakinya lalu memancarkan aura api. Ia kemudian mengayunkan kakinya bermaksud untuk menghantam pintu dengan tendangan tenaga dalamnya. Namun, ketika kaki berkekuatan besar itu akan dihantamkan ke arah pintu tiba-tiba tertahan oleh sebuah kaki lainnya yang muncul dan seketika membuat tubuh Pemimpin itu terdorong mundur dua langkah.

"Sebelum kau masuk, langkahi dulu mayatku!"

Seorang Pendekar muda dengan berani menantang Pemimpin berjubah hitam itu.

"Siapa karmu?!"

"Kau tidak perlu tahu siapa namaku! Kau tak akan kubiarkan masuk ke dalam Paviliun Guruku ini!"

"Ha ha ha murid dari Zhang Ji Wei! Gurumu saja tidak akan berani banyak tingkah di hadapan Golok Hitam ini!"

Pendekar Golok Hitam dengan wajah iblisnya yang cengengesan itu langsung mengacungkan Goloknya ke arah depan. Terlihat kilauan kilat di ujung mata golok itu. Tubuhnya lalu melompat tinggi sembari mengayunkan goloknya ke atas. Aura iblis aliran hitam nampak dengan jelas menyelimuti seluruh badannya. Lalu ia menebas ke arah Pendekar muda itu.

Pendekar muda itu dengan cepat menangkis tebasan Golok Hitam itu dengan pedangnya.

Tranggg!!!

Terlihat pedang dari Pendekar muda itu hancur berkeping-keping di udara di tengah-tengah wajah dari Pendekar Golok Hitam dan Pendekar muda itu. Serpihan besi murni berkilauan bertebaran di sekeliling mereka. Kekuatan pedang Pendekar muda itu tidak sebanding dengan kekuatan yang sangat besar dari Golok Hitam ber aura iblis.

Tebasan golok dari ayunan Pendekar Golok Hitam itu menerobos pertahanan dari pedang Pendekar muda itu, meluncur sampai ke tubuh bagian bawah dibarengi suara teriris menembus daging dari tubuh Pendekar muda itu. Dalam sekejap tubuh dari Pendekar muda itu terbagi dua dan memancarkan darah segar dengan aroma amis darah yang langsung menyeruak di sekitar pintu masuk Paviliun itu.

"Ternyata murid Zhang Ji Wei ini sangat lemah! Ia tidak mampu menandingi tenaga kekuatan Golok Hitamku! Ha ha ha ha!"

Di dalam Paviliun, Zhang Ji Wei dengan wajah serius penuh kehatian-hatian menatap cemas ke arah istrinya Shi-Lin.

“Istriku bawa bayi kita pergi, aku akan menahan para iblis itu disini.”

“Aku tidak akan meninggalkanmu Suamiku. Zhang Ji Long akan kuserahkan pada Tabib untuk dia bawa pergi.”

“Zhang Ji Long? Itu nama anak kita?”

“Iya suamiku. Akan aku namakan anak kita Zhang Ji Long yang memiliki arti seorang Zhang yang meneruskan kekuatan naga.”

Shi-Lin menatap sedih ke arah Zhang Ji Long, bayinya yang baru lahir itu. Wajah cantiknya memancarkan aura penuh kelembutan bercampur kekhawatiran. Cinta dan ikatan yang mendalam terpancar dari tatapan lembutnya, melihat senyuman polos dari bayi yang masih merah itu, mengisi hatinya dengan haru dan kebahagiaan.

“Tabib aku titipkan anakku. Aku yakin Zhang Ji Long kelak pasti akan menjadi Pendekar yang kuat dan hebat.”

Dengan tergesa-gesa, tabib itu membawa Zhang Ji Long dan membuka lantai yang mengungkapkan jalan bawah tanah. Ia masuk ke ruang bawah tanah yang tersembunyi itu, dan menutup lantainya kembali.

Pintu depan Paviliun terbuka dari dalam, terlihat Zhang Ji Wei dan Shi-Lin berjalan keluar dengan lantang. Zhang Ji Wei dengan jubah putih ciri khasnya terlihat tangguh dan berani. Sementara Shi-Lin dengan gaun merah mudanya terlihat cantik dan menawan walaupun baru saja melahirkan seorang bayi.

Wajah iblis dari Pendekar Golok Hitam tampak cengengesan ketika melihat kedua pasangan suami istri ini datang untuk menghadang dirinya. Dengan gerakan yang cepat, Ia langsung menghunuskan golok hitamnya ke arah mereka, memancarkan kilatan dingin yang mencekam. Pendekar Golok Hitam itu lalu berlari hendak menyerang pasangan tersebut, namun dari dalam gaun merah muda Shi-Lin muncul selendang yang bergerak dan meluncur deras seperti panah yang dilepaskan dari busur dengan kecepatan kilat sampai berhasil menotok pundak kiri Pendekar Golok Hitam tersebut membatasi gerakannya. Karena masih dalam keadaan lemah tampak darah segar mengucur dari mulut Shi-Lin.

"Istriku janganlah kamu memaksakan diri,” ucap Zhang ji Wei sambil merangkul istrinya yang terhuyung.

"Aku tidak bisa menahan diri melihat iblis ini membantai murid kita Suamiku."

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status