Share

BAB 2. Pertarungan Mematikan

Tiba-tiba, sebuah sambaran angin halus menyentuh tangan Zhang Ji Wei. Seiring dengan itu, tiga cakar harimau besi terbang dengan kecepatan tinggi dan tertancap di lantai, hanya beberapa ruas jari dari tubuhnya. Dengan pergerakan tubuhnya yang cepat, Zhang Ji Wei berhasil mengelak serangan tersebut. Zhang Ji Wei dengan wajah penuh telisik lalu memicingkan matanya, ia memandang ke arah datangnya tiga cakar harimau besi terbang itu, tampak seseorang berjubah hitam dengan cakar harimau besi di telapak tangannya keluar dari kepulan asap hitam.

"Tak kusangka Pendekar Cakar Harimau Besi bisa dibeli juga,” ungkap Zhang Ji Wei sambil tersenyum sinis.

"Tutup mulut busukmu itu Ji Wei! Hari ini aku akan menghabisi dirimu!"

"Ha ha ha ha! Tingkat kultivasi kalian di ranah dunia ini masih jauh jika dibandingkan denganku!"

Sambil memeluk istrinya dengan erat, Zhang Ji Wei menghunuskan Pedang Putihnya. ia mulai mengayunkan pedangnya berkali-kali dengan cepat hingga membentuk sembilan bayangan. Ia lalu maju untuk melakukan serangan dan dalam sekejap saja Pedang Putih dengan jurus Sembilan Bayangan itu mampu menyerang dengan kecepatan tinggi, mengarahkan langsung kepada Pendekar Golok Hitam dan Pendekar Cakar Harimau Besi. Posisi tubuhnya dengan cepat bergerak melintang dan menekuk halus mengikuti irama desis yang serasi dengan serangan pedangnya.

Bayangan pedang, golok, dan cakar besi saling berbenturan di tengah pertarungan yang sengit. Kilatan cahaya logam dengan suara berdenting dan percikan bunga api memenuhi udara saat senjata-senjata itu tertumbuk.

Mereka bergerak cepat baik dalam menyerang maupun dalam bertahan. Namun, walaupun Zhang Ji Wei hanya bertarung sendiri terlihat ia sangat menguasai pertarungan melawan dua orang musuhnya. Hal ini wajar karena Zhang Ji Wei merupakan Pendekar kultivasi tingkat 9 yang merupakan tingkat tertinggi di ranah dunia fana ini. Berbeda dengan dua musuhnya yang baru saja naik peringkat ke tingkat 6 di ranah alam iblis. Hal ini membuat para Pendekar iblis itu pada akhirnya melompat mundur. Mereka seperti tidak kuasa menahan serangan-serangan dari Pedang Putih Zhang Ji Wei, dengan Jurus Sembilan Bayangan tersebut.

"Sebaiknya kalian pergi dari Paviliun ku! Sebelum aku habisi kalian semua menjadi secercah arang bubuk!"

Wajah Zhang Ji Wei memancarkan amarah yang membara dengan matanya membelalak nampak merah menyala.

Ha ha ha ha!!!

Tiba-tiba terdengar suara tertawaan yang sangat menyeramkan menggema di sekitar mereka. Getaran suaranya sangat mencekam, seperti rintihan jiwa iblis yang haus akan kematian.

"Suara tertawaan ini … Apakah iblis itu juga datang ke tempat kita?"

Wajah Shi-Lin seketika berubah menjadi pucat. Bukan karena kehabisan darah setelah melahirkan, melainkan karena ia tahu bahwa suara tertawaan yang datang mencekam itu adalah suara dari Iblis yang memiliki tingkat kultivasi di atas ranah dunia iblis. Kekuatannya bahkan dengan sekali jentik saja Pendekar tingkat 9 di dunia fana pun akan menjadi debu dan lenyap dari muka bumi.

"Sepertinya berita ini sudah menyebar luas. Hidup kita akan berakhir Istriku. Mungkin inilah saatnya … ."

Terlihat Zhang Ji Wei mencoba untuk berusaha tenang ketika mendengar suara tertawaan itu. Wajahnya dipaksa untuk mengeluarkan aura yang tenang agar Shi-Lin hatinya terbawa tenang pula.

Dari atas turun perlahan sosok iblis dari ranah Iblis tertinggi, dua tingkat lebih tinggi dari ranah dunia iblis atau satu tingkat setelah ranah Iblis Neraka. Wajah manusia Iblis itu sudah menyerupai seperti binatang begitu pun dengan kulit tubuhnya yang sudah sangat berbulu. Aura api tingkat tertinggi pun langsung menggelora di sekitar tubuhnya.

"Serahkan warisan pusaka itu kepadaku, maka nyawa kalian akan aku ampuni."

Sosok Iblis itu mengancam dengan suara berat dan serak yang mencekam.

"Aku tidak akan memberikanmu apa-apa! Kelelawar Iblis biadab!"

Jlebbb!!!

"Daripada aku dan Istriku mati di tanganmu. Lebih baik kita mati di tangan ku sendiri … ."

Pedang Putih panjang yang ada dalam cengkraman Zhang Ji Wei menembus dada dan menusuk jantungnya sendiri, begitu juga dengan Shi-Lin yang memeluknya dari belakang, jantungnya tertusuk Pedang Putih itu juga. Mereka meregang nyawa dengan tubuh seputih kapas dan darah segar yang langsung membasahi jubah mereka.

Pendekar Golok Hitam dengan cepat langsung menghampiri jasad dari kedua pasangan suami istri itu dengan langkah kaki yang terburu-buru. Ia tanpa basa-basi langsung mencabut Pedang Putih dari tubuh kedua pasangan itu dengan sepenuh tenaga.

"Pedang Putih yang melegenda ini, akan menjadi milikku. Ha ha ha ha!"

Wajah Pendekar Golok Hitam itu terlihat sangat sumringah dengan tawa iblisnya yang membahana. Tangannya di acungkan ke atas sambil mencengkram kuat-kuat Pedang Putih itu, menunjukkan kepuasan setelah memiliki barang legenda tersebut yang di rebutnya dari Zhang Ji Wei.

"Coba aku ingin melihat Pedang Putih itu?"

Kelelawar Iblis menjulurkan telapak tangannya yang besar dan berbulu dengan cahaya temarang kemerahan ke arah Pendekar Golok Hitam. Ia meminta untuk memeriksa Pedang Putih itu. Dan setelah Pedang Putih itu ada dalam genggamannya, ia lalu menengadahkan Pedang itu sembari memperhatikannya dengan seksama. Cahaya sinar rembulan memantul di permukaan bilahnya, sinar ini akan mengungkapkan keindahan dan kekuatannya yang legendarisnya Pedang Putih itu. Matanya yang tajam memperhatikan setiap detail pedang tersebut, menelaah hal-hal terkecil yang tersembunyi di dalam pedang itu. Suara angin berdesir lembut melewati bilah Pedang Putih itu.

"Ini bukan Pedang Putih yang kau cari. Kekuatan Pedang Putih legendaris tidak mungkin terasa selemah ini. Pedang ini masih berada di tingkat 5, sementara Pedang Putih yang asli dan melegenda berada di tingkat 1."

Wajah dari Pendekar Golok Hitam seketika berubah menjadi kesal dengan penuh kekecewaan, matanya memerah tajam memancarkan kilatan kemarahan. Ia sangat marah ketika tahu Pedang yang sudah ia rebut itu ternyata bukan Pedang Putih yang melegenda.

"Cepat kalian semua cari ke seluruh tempat si*lan ini! Aku ingin Pedang Putih dan semua pusaka warisan dari Sekte Pedang Putih ini menjadi milikku!"

Dengan suara lantang dan tegas, Pendekar Golok Hitam memerintahkan para anak buahnya untuk melakukan pencarian menyeluruh di seluruh area Paviliun Sekte Pedang Putih ini.

Semua anak buah dari Pendekar Golok Hitam bergerak dengan cepat memeriksa setiap sudut dan ruangan, mencari tanda-tanda keberadaan Pedang Putih yang melegenda dan pusaka warisan dari Sekte Pedang Putih. Mereka menjelajahi setiap lorong, memeriksa setiap laci dan lemari, dan tidak ada ruang yang luput dari pemeriksaan mereka. Namun, hasilnya nihil, tidak ditemukan Pedang Putih maupun pusaka-pusaka warisan lainnya di seluruh area Paviliun.

***

Di ujung sebuah terowongan panjang yang gelap, terlihat sebuah cahaya kecil berkilauan memancar dari celah sempit di depan. Sinar bulan yang lembut itu menerangi dinding batu yang rapuh. Terlihat seorang tabib yang berlari terengah-engah sambil membawa seorang bayi berselimutkan kain putih dalam dekapannya. Wajahnya tampak sangat khawatir, mengingat orang tua dari bayi yang diberi nama Zhang Ji Long ini sepertinya tadi di serang oleh sekelompok iblis yang sangat kejam.

Sesampainya tabib keluar dari terowongan. Ia berhenti sejenak dengan matanya yang menyapu ke seluruh area tersebut. Dilihatnya pepohonan tinggi berjajar rapi, rupanya ia sedang berada di dalam hutan yang lebat. Tabib itu lalu melanjutkan langkah kakinya dengan cepat kembali.

"Berhenti! Serahkan bayi itu kepadaku … ."

Terdengar suara serak seperti pria tua yang meminta tabib itu untuk berhenti dan menyerahkan bayi dalam dekapannya kepada dirinya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status