SERULING SAKTI SANG NAGA

SERULING SAKTI SANG NAGA

By:  Evita Maria  Updated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
9 ratings
75Chapters
1.9Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Seorang anak dengan tanda lahir berupa sisik emas di punggungnya terlahir sebagai putra mahkota pasangan raja Qi You dan ratu Xian Lian dari kerajaan Qi. Yu Ping, sang putra mahkota dengan tanda lahir keramat itu ditimpa berbagai cobaan dengan kehilangan ayah dan ibu kandungnya di usia masih tiga hari karena sebuah aksi makar yang didalangi oleh sang paman. Kelahiran sang putra mahkota ternyata berhubungan dengan seruling sakti sang naga. Sebuah seruling sakti, benda pusaka hadiah dari naga Ying Long untuk raja Qi ribuan tahun yang lalu. Konon seruling tersebut dapat memberikan kekuatan yang sangat luar biasa tiada tanding bagi penggunanya sehingga dapat mengalahkan segala musuhnya dalam pertempuran. Namun entah bagaimana seiring berjalannya waktu seruling sakti sang naga menghilang. Konon katanya benda pusaka itu akan muncul kembali bila terlahir seorang anak laki-laki dengan sisik emas di tubuhnya. Tanda sisik emas di punggung Yu Ping adalah sebuah takdir. Karenanya, ia dihadapkan dengan berbagai cobaan, diburu sang paman untuk dibunuh, dan dimanfaatkan beberapa tokoh dunia persilatan untuk menemukan seruling sakti sang naga. Semua cobaan hidup yang dihadapi Yu Ping membawanya dalam sebuah petualangan yang mengantarkan dirinya menjadi pendekar tanpa tanding. Mampukah sang putra mahkota membalaskan dendam orang tuanya? Benarkah seruling sakti sang naga akan muncul kembali dan menemukan tuannya yang sejati, sang putra mahkota, Yu Ping?

View More
SERULING SAKTI SANG NAGA Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Evita Maria
Author mohon maaf banget ada kesalahan teknis pada saat up bab ke 56, hingga menyebabkan bab tersebut ke-up 2x. Untuk menghapus masih menunggu EIH GN, dan saat ini masih libur.... Author juga ucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1445H, mohon maaf lahir dan bathin...
2024-04-10 06:28:36
2
user avatar
Azzurra
wow cerita bagus, lanjut terus Thor up datenya semangat.
2024-03-27 16:42:30
2
user avatar
Night Live
semangat up terus kak!
2024-03-22 23:10:46
2
user avatar
Pinnacullata
aku selalu amaze sama imaginasi fantasi seperti ini. keren abis deh!!!
2024-02-23 14:32:06
3
user avatar
agneslovely2014
Wow novel fantasi yang seru ceritanya, mantap!
2024-02-23 13:50:45
3
user avatar
Merisa storia
seru ceritanya... next thor
2024-02-23 11:44:19
2
user avatar
monster inc
ga rugi baca cerita ini, bikin penasaran terus ama kelanjutannya
2024-02-22 06:02:34
1
user avatar
Iftiati Maisyaroh
Semangat Cici ...
2024-02-21 17:56:17
1
user avatar
Brille23
Waah cerita baru keren thor ... ditunggu kelanjutannya. Tak sabar melihat bagaimana cerita dari Yu Ping ini akan berakhir
2024-02-21 17:32:01
1
75 Chapters
1. RENCANA MAKAR
Langit sangat cerah, bola kuning raksasa di atasnya memancarkan sinar lembut tanpa malu-malu. Awan-awan putih pun bergerak beriringan seperti tarian putri raja, cantik dan indah dipandang.Hari itu penduduk Kota Raja Xianfeng tidak disibukkan dengan aktivitas harian mereka seperti biasanya. Hampir semua laki-laki dibantu anak-anak mereka memasang hiasan lampion dan kertas merah bertuliskan “SELAMAT” di setiap pintu rumah. Sementara para wanita memasak masakan lezat untuk makan malam, meskipun hari itu bukanlah perayaan tahun baru.Rakyat negeri sedang bersukacita atas kelahiran putra mahkota yang sudah lama dinanti-nantikan, bayi berusia tiga hari itu kelak diharapkan akan menjadi pemimpin bijaksana seperti ayahnya, raja Qi You dan lembut hati seperti ibunya, ratu Xian Lian.Bukan hanya di Kota Raja, di dalam lingkungan istana juga disibukkan dengan persiapan pesta perayaan kelahiran sang putra mahkota. Tidak main-main, pesta akan diselenggarakan tiga hari tiga malam. Raja mengundang
Read more
2. TRAGEDI MALAM BERDARAH
Malam itu, pesta perayaan di istana berlangsung dengan meriah. Para pembesar kerajaan dan menteri duduk di sepanjang sisi kiri-kanan dalam aula istana, di tengah adalah singgasana raja Qi You dan ratu Xian Lian.Entah mengapa, sejak sore bayi putra mahkota sangat rewel, menangis tanpa henti. Ratu Xian Lian terpaksa meminta izin kepada suaminya untuk meninggalkan aula.Akhirnya Xian Lian tinggal di kamar tidur pribadi bersama putra mahkota, didampingi bibi Shu, orang kepercayaannya.“Sungguh aneh, mengapa di sini putra mahkota tidak menangis, tetapi di aula dengan orang banyak ia menangis keras sekali?” gumam Xian Lian keheranan.“Mungkin Tuan Muda tidak nyaman dengan keramaian, Yang Mulia. Akan kusuruh Pembantu Kecil membawakan sup hangat untuk Anda!” kata bibi Shu. Xian Lian mengangguk, sebenarnya ia merasa sedih tak dapat mendampingi suaminya namun kesehatan putra mereka jauh lebih penting.Bibi Shu keluar dari kamar, memanggil seorang gadis muda berpakaian pelayan yang berdiri di d
Read more
3. BAYI YANG DITUKAR
Upacara pelantikan Qi Xiang dilangsungkan keesokan harinya, disaksikan seluruh pejabat negara dan bala tentara. Raja Qi You tak memiliki pilihan selain menuruti keinginan kakaknya demi keselamatan ratu dan putra mahkota. Dengan berat hati ia menyerahkan mahkota dan jubah emas kerajaan kepada Qi Xiang. Raja baru itu bangkit berdiri, dibantu ajudan Ma Yin, ia mengenakan pakaian kebesaran raja dan memasang mahkota dengan hiasan naga emas di kepalanya. Qi Xiang menyeringai puas, ia duduk di singgasana dengan pongah. “Sekarang izinkan aku berkumpul lagi dengan istri dan anakku!” ujar Qi You. Qi Xiang menoleh padanya dan tersenyum sinis. “Berlutut dan memohonlah padaku selayaknya seorang hamba!” Qi Xiang menyeringai kejam. Sudah lama ia memimpikan hal itu terjadi, adik yang dibencinya bertekuk lutut dan mengemis meminta pengampunan. Mengubur harga dirinya, Qi You berlutut dan mengiba, “Kumohon lepaskan istri dan anakku!” Qi Xiang tertawa terbahak-bahak, lalu membungkukkan badan aga
Read more
4. SILUMAN AIR
“Aku ingin menukar bayiku dengan bayimu!” permintaan Xian Lian bagaikan petir di siang bolong di telinga Yan Li.“TIDAK!” teriak Yan Li histeris sambil mendekap bayinya erat-erat.Wang Ji menghela napas sebelum akhirnya berkata, “Baiklah, Hamba akan menukar putra kami dengan Yang Mulia Pangeran!”“Apa kau gila, Suamiku? Menyerahkan anak kita ke tangan buronan kerajaan sama dengan membunuhnya!” mata Yan Li melotot ke arah Wang Ji.“Serahkan anak kita, Yan Li!”perintah Wang Ji tegas dan tak bisa dibantah.Dengan berat hati dan tak henti-hentinya menangis, Yan Li menyerahkan bayinya ke tangan suami. Xian Lian sendiri menciumi putra kandungnya berulang-ulang untuk terakhir kali.“Ibu akan datang menjemputmu nanti, Putraku! Sementara Ibu pergi, bertahanlah, Nak!” bisik Xian Lian pada putranya.Setelah menukar bayi mereka, Xian Lian membawa putra Wang Ji bersama bibi Shu menaiki kereta kuda. Wang Ji sudah meletakkan bekal yang cukup untuk mereka bertiga.“Hati-hati di jalan, Nyonya Xian!”
Read more
5. PENGORBANAN SEORANG AYAH
"Aku tidak mau tahu, temukan dan bunuh anak itu!" titah Qi Xiang dengan mata melotot. Ketujuh pendekar kejam membungkuk hormat seraya mengepalkan kedua tangan di atas kepala, "Siap laksanakan, Yang Mulia!" Rencana penangkapan bocah bersisik di desa Kuning tersebar dari mulut seorang pengawal yang kebetulan mendengarkan, berlanjut ke mulut yang lain hingga tersebar dengan cepat di seluruh penduduk kota. Wang Ji, ayah angkat Yu Ping yang kebetulan mampir ke Kota Raja membeli manisan untuk anak-anaknya di pasar, tak sengaja ikut mendengarkan berita menakutkan itu. Tergopoh-gopoh, pria yang selalu mengenakan topi caping itu meninggalkan Kota Raja hingga lupa meminta uang kembalian manisan yang dibelinya. Wang Ji mendayung tongkangnya sekuat tenaga supaya ia segera tiba di tujuan. Setibanya di depan pintu gerbang rumahnya, Wang Ji mendapati Yu Ping sedang mencuci baju dibantu kakak perempuannya, Xin Ru. Melihat ayah mereka pulang, Yu Ping dan Xin Ru menyambut Wang Ji dengan senang.
Read more
6. DIANGKAT MURID
“Kau ingin menyusul ayahmu ke neraka rupanya, Bocah Bodoh!” desis Dewa Golok Hitam, bersiap mengayunkan goloknya. Xin Ru yakin hidupnya akan segera berakhir, ia pun memejamkan mata dan membayangkan wajah ayahnya. Aku akan berkumpul lagi denganmu, Ayah! Satu, dua, tiga detik berlalu. Xin Ru tak juga merasakan apa-apa, ia mulai berpikir apakah mungkin tebasan golok itu luar biasa cepat hingga ia tak sempat merasakan sakit. Ia memeriksa leher dan dadanya dengan kedua tangan untuk memastikan apakah ia masih hidup, ternyata tubuhnya utuh. Gadis yang masih belia itu akhirnya memberanikan diri membuka mata perlahan. Di depannya seorang wanita bertubuh langsing dengan tinggi tak kurang dari 170 cm berdiri tegak menghadang si Pembunuh Keji. Xin Ru ingat wanita itu sebagai salah satu dari komplotan yang datang mengobrak-abrik desa Kuning, sungguh aneh bila berdiri membentenginya dari serangan golok rekannya sendiri. “Minggir, Mei Mei!” bentak Dewa Golok Hitam kesal. “Hitam, aku menyukai
Read more
7. PERPISAHAN MENYAKITKAN
"Jagalah diri sendiri mulai sekarang, Yu Ping. Aku menyayangimu!" kata Xin Ru lewat tatapan matanya. Yu Ping yang mampu menangkap arti tatapan sang kakak, makin deraslah air mata membasahi pipinya. Bibirnya bergetar saat ia menyaksikan untuk terakhir kali, Xin Ru bergandengan tangan dengan salah seorang dari gerombolan pendekar berhati keji, melangkah meninggalkan desa Kuning dan tak pernah menoleh lagi ke belakang. Tak pernah terpikir oleh anak laki-laki yang masih berusia 12 tahun itu bahwa ayah akan terbunuh dan keluarga tercerai-berai dalam satu hari, yang lebih menyakitkan semua itu disebabkan oleh karena dirinya. Mungkin benar kata ibunya, ia benar-benar anak pembawa sial. Seandainya saja ia tak pernah berada dalam keluarga Wang Ji, tentu pria penuh kasih itu tak akan gugur dan kakak perempuan angkatnya juga tak akan dibawa pergi oleh manusia-manusia berhati iblis. Pendekar Pedang Pendek memutuskan untuk membawa Yu
Read more
8. PERGURUAN HOA SAN
“PAMAN!” Yu Ping menjerit sekuatnya. Namun yang dicari tak pernah muncul kembali, meski bocah malang itu berteriak memanggil namanya berulang kali. “Yu Ping tak ingin berpisah dengan Paman, biar kita mencari perguruan dimana mereka juga bersedia menerima kita berdua,” Yu Ping menangis terisak. “Huhu … jangan tinggalkan aku, Paman Wu!” Setelah hampir satu jam berlalu sia-sia, bocah itu sadar paman Wu Qing benar-benar telah meninggalkannya dan tak akan kembali lagi. Ia mengusap air mata dengan lengan baju, berjanji pada diri sendiri bahwa ini merupakan air mata terakhirnya. Akhirnya Yu Ping memutuskan untuk meneruskan langkahnya menuju perguruan Hoa San yang terletak di puncak bukit. Begitu mencapai pintu gerbang perguruan, Yu Ping bertemu dengan dua orang pemuda bertubuh tegap sedang keluar dari sana. “Hei Bocah, dari mana datangmu dan untuk apa kau kemari?” bentak seorang yang berwajah bulat begitu melihatnya. Belum lagi ia menjawab, pemuda satunya yang berkulit sawo matang mena
Read more
9. MELUPAKAN MASA LALU
Sebelum semua menjadi gelap, matanya menangkap samar-samar wajah pria di atasnya. “A … Ayah?” bibir Yu Ping mengepak terbuka namun terlalu lemah untuk berkata-kata. Perlahan matanya menutup, ia ingin tertidur dan tak bangun lagi. *** Entah berapa lama tak sadarkan diri, Yu Ping kecil terbangun saat hari sudah gelap. Ia melihat sekeliling, menyadari bahwa dirinya sedang berada di dalam sebuah pondok bambu yang sederhana. Ia juga mengamati bajunya sudah berganti dengan baju berwarna putih bersih, siapa yang sudah begitu baik menolongnya?Ayah angkat sudah meninggal, kakak perempuan meninggalkannya, dan paman Wu Qing juga sudah pergi, Mungkinkah paman Wu Qing mengkhawatirkan dirinya lalu kembali menyelamatkannya? Saat mendengar suara orang memasak di luar pondok, Yu Ping seketika bersemangat. Tak salah lagi, orang yang telah menyelamatkannya pasti Wu Qing alias Pendekar Pedang Pendek. Saking senangnya, tanpa memedulikan bahwa tubuhnya masihlah sangat lemah, bocah itu meninggalkan t
Read more
10. CINTA PERTAMA
“Apakah kau melihat saputangan hanyut di sekitar sungai ini?” tanya gadis itu padanya. Yu Ping tak mampu menjawab, ia takut begitu bibirnya terbuka, jantungnya ikut meloncat keluar karena berdetak terlalu kencang. Si makhluk cantik melambaikan tangan di depan mata Yu Ping, “Kau tidak apa-apa?” Yu Ping ingin menjawab namun lidahnya terasa kelu, hanya bibirnya saja yang mengepak terbuka seperti ikan mencari oksigen di permukaan air. “Oh kau gagu ya?” tatapan gadis itu berubah menjadi iba padanya. Mata Yu Ping membeliak, ia menggoyang-goyangkan kedua tangan. “Kau tidak melihat saputanganku, ya sudah tak apa-apa!” bibir si cantik tersenyum sangat manis. Saat gadis bergaun merah muda itu melambaikan tangan dan berbalik pergi, ia tak pernah menyadari telah membawa sekeping hati Yu Ping bersamanya. Yu Ping masih tak mempercayai bahwa ia bertemu dengan manusia bukannya hantu. Bahkan sesampainya di pondok, ia sibuk menjemur saputangan yang ditemukannya dan memandangi secarik kain terse
Read more
DMCA.com Protection Status