Beranda / Fantasi / Legenda Pukulan Halilintar / 2. Bubarkan Perguruan

Share

2. Bubarkan Perguruan

Penulis: Ideabadar
last update Terakhir Diperbarui: 2023-06-23 12:05:23

Braakk!

Pelatih itu terjatuh menabrak sebuah jendela kayu, pelatih itu ambruk dan tubuhnya gemetaran hendak bangun. Lelaki tua itu berusaha bangkit dari jatuhnya, namun kondisi tubuhnya seperti tulangnya remuk di dadanya. Serangan apa barusan itu? Kenapa seolah serangan biasa namun dapat membekukan seluruh tubuhnya yang memang sudah setiap hari melakukan pelatihan bela diri?

Pelatih itu mencoba bangkit lagi, tapi badannya masih berat.

”Kamu akan sehat kembali dalam waktu tiga hari.”

Suara pemuda itu seolah vonis seorang tabib untuknya. Dan, benar saja. Sekuat apapun pelatih itu mencoba bangkit namun tubuhnya seolah remuk. Bahkan, dia menggunakan seluruh tenaga dalamnya namun tetap saja seperti aliran energinya terblokir. Pemuda itu benar, ini adalah luka dalam.

”Bantu aku!” Pelatih itu berteriak, dan empat murid seolah ragu dan perlahan mendekati pelatihnya dan mulai mengangkat dan membantunya berdiri. Mereka mulai memapah, dua orang dari kiri dan kanan mengapitnya. Dua yang lain mengikuti dari belakang.

Baru lima langkah pelatih itu dipapah, seorang dengan perawakan kekar dan memiliki tato singa hitam di lengan kanan dan kirinya melangkah dan lima orang dibelakangnya mengikutinya dengan tegap. Lelaki bertato singa itu melihat seorang yang dipapah, itu adalah salah satu murid terbaiknya yang ditugaskan untuk melatih para murid dalam.

Pelatih yang di papah itu melewati lelaki kekar bertato dan pandangannya menunduk karena malu. Sedangkan, lelaki bertato double kanan dan kiri di lengannya itu melihatnya saat melewatinya. Beberapa saat, dia kembali menatap ke depan dan kelima orang di belakangnya mengikutinya.

Pandangan lelaki bertato kini teralih sepenuhnya kepada pemuda dengan pandangan tajam dan santai. Pemuda itu terlihat santai saja dan menatap lelaki berumur 40 tahun yang tubuhnya benar-benar menandakan seorang pendekar yang sudah malang melintang di dunia persilatan dan juga sudah berpengalaman dalam bertarung.

Pandangan lelaki bertato dan pemuda itu bertemu. Dari pancaran pandangan saja seperti itu pertarungan tenaga spiritual. Sepertinya, keduanya mengeluarkan semacam tekanan dari kekuatan tenaga dalam atau energi mereka.

Buktinya, beberapa orang di sekitar mereka yang merupakan murid sekte Singa Hitam merasakan angin menerpa mereka. Mereka pun harus mempertahankan posisinya dengan menggunakan energi yang mereka miliki.

”Biar kami habisi dia Ketua!”

Seorang lelaki dengan gelang perak di tangan kanannya mendekati lelaki bertato dan matanya seperti kesumat melihat pemuda berbaju abu-abu seperti pendekar dari pegunungan. Matanya kembali menyipit dan seolah ingin meremukkan tulang-tulang pemuda yang berdiri kokoh di depan mereka itu.

Namun, yang dipanggil ketua yaitu lelaki bertato lengkap di lengan kanan dan kiri itu memberi isyarat dengan tangan kanannya agar dia mundur ke belakang. Lelaki yang bicara dengan ketua itu pun mundur namun pandangannya masih menyimpan kesumat.

”Apa tujuanmu kesini Pemuda?” Lelaki bertato dan memiliki gelang emas di keningnya itu berkata cukup tenang, namun dia menahannya karena semua murid dalam tengah melihat hal itu.

”Baiklah,” pemuda itu mengangkat tangan kanannya dan menunjuk pada lelaki yang dikatakan sebagai ketua itu, ”Bubarkan Sekte Singa Hitam!”

Wosshhhh!

Desingan air keras tiba-tiba menerpa semua wajah disana. Semua merasakan seperti ada ledakan energi yang melimpah dan menabrak siapapun yang mencoba menghalangi desau angin itu.

”Haa.. ha... ha...” suara tawa menggelegar, memecah kesunyian. Lelaki bertato, ketua sekte Singa Hitam, Drapuda namanya. Dia tertawa sangat keras dan seolah lelucon itu tak lucu sama sekali, apalagi seorang bocah tengah mendiktenya untuk menutup perguruannya? Yang benar saja!

”Ketua! Biar kami lumat saja dia!”

”Benar Ketua!”

”Serahkan pada kami!”

Kelima orang penting di belakang Drapuda tak terima dengan penghinaan itu. Mereka meminta pada ketua untuk mereka saja yang menghabisi pemuda itu. Namun sekali lagi, Drapuda ingin memperlihatkan pada murid-muridnya bahwa ketua mereka, Drapuda, harus menyelesaikan duel untuk menaikkan martabat perguruan dan jangan sampai terhina.

”Baik Pemuda sombong! Kita akan duel, kalahkan aku! Maka perguruan Singa Hitam akan dibubarkan. Namun, jika kau kalah apa yang ingin kau pertaruhkan denganmu?” Drapuda menyeringai, seolah dia berada di atas angin. Pertarungan demi pertarungan telah dilakoninya, pengalaman tentu saja akan memenangkan mereka yang sudah terbiasa. Dia sangat yakin dengan kemampuannya yang terkenal sebagai salah satu ketua yang disegani di benua Orpris.

Pemuda itu tersenyum, ”Ingatlah wahai Ketua Sekte, itu adalah janji anda. Dan, jika saya kalah mau ambillah nyawaku dan buat tubuhku peringatan agar tak ada yang berani lagi membuat keributan di sektemu!”

Sungguh tantangan yang membuat adrenalin meningkat. Drapuda menganggukkan kepalanya tanda setuju. Dia akan menyelesaikan duel itu dengan cepat dan akan membuat para murid akan takjub dan akan percaya dengan perguruan ini semakin kuat. Ini merupakan salah satu cara yang cepat untuk membuat para murid menjadi yakin.

Angin mendesau marah, tabrakan energi terjadi. Terutama dari tubuh Drapuda, lima orang yang menjadi orang penting di perguruan mundur segera. Mereka paham bahwa itu pertarungan sejati, artinya duel dua orang saja dan tidak boleh diganggu.

Drapuda menggerakkan kedua kepalannya ke samping, kedua sikunya melebar menyamping. Pukulan dari Drapuda itu seolah diselimuti energi. Drapuda benar-benar serius, dia marah karena murid-muridnya sudah dipermalukan. Juga, saatnya untuk balas dendam. Kaki kananya bergerak perlahan mundur sedikit mempersiapkan kuda-kuda yang tegap.

Dan.

Wusshhhh....

Sungguh kecepatan yang sangat tinggi, para murid kagum dengan pergerakan ketua perguruan. Kecepatannya hampir tak bisa diikuti mata biasa. Merangsek dengan kecepatan penuh dan menyerang pemuda tersebut.

Serangan pukulan tangan kanan dan kiri seolah mesin gril yang bergantian, pemuda itu menghindari dengan mata tajamnya dia mundur langkah demi langkah dan sekuat tenaga menghindari pukulan pamungkas yang terkenal dari Perguruan Singa Hitam.

Pukulan Singa Hitam sendiri adalah konsentrasi energi yang berpusat pada ujung kepalan tangan mereka dan latihan fisik mereka sudah sangat terkenal dengan baik di dunia bela diri.

Serangan Drapuda semakin cepat dan terus bergantian tanpa henti. Pemuda itu masih menghindari dan matanya jernih melihat pergerakan serangan musuhnya. Dia meliuk ke kanan, Drapuda pun sigap dan melompat ke kanan sambil melayangkan serangan. Pemuda itu kembali ke belakang, maju dengan gesit, menyamping dan berusaha menghindari semua serangan yang ditujukan padanya itu.

”Cukup gesit juga kau Bocah! Tapi! Sepertinya Trikmu hanya bisa kabur ya!”

Drapuda mengumpulkan energinya, dia melebarkan energi dari kedua tangannya ke kiri dan ke kanan tubuhnya. Energi itu memblokir gerakan Pemuda itu dari samping atas dan belakang. Energi besar itu seolah menahan kecepatan pemuda itu. Dan saat itulah, Drapuda mengumpulkan energi di kepalan tangan kanannya dan langsung menyerang pemuda itu yang melambat.

Serangan pukulan Singa Emasnya deras dan penuh energi menuju pemuda itu.

Booommmm!

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Legenda Pukulan Halilintar   236. Waktuku Habis

    ”Aku sedang menunggu seseorang,” Aji menjelaskan hal itu pada empat orang yang masih duduk di sekitarnya.”Siapa yang kamu tunggu, Aji?” tanya Gayatri.Aji pun tersenyum, ”Dia yang memberikan aku kesempatan kedua. Saatnya bagiku untuk memilih, dan aku sudah menjalankan tugasku untuk menghentikan Shura, Lord Demon.”Mereka semua masih belum bisa memahami apa sebenarnya yang dimaksud oleh Aji. Mungkin, mereka akan segera mengetahuinya di kemudian waktu.Sesosok lelaki berbaju putih muncul di sana, dia tersenyum pada Aji. Aji berdiri dan menghadap lelaki itu. Sayangnya, empat orang yang bersamanya tidak bisa melihat sosok yang datang tersebut.”Jadi ..., apa yang akan kamu pilih, manusia?”Lelaki itu adalah lelaki yang bertemu dengan Aji saat berada di Ujung dunia. Saat itu, dia memberikan air kehidupan yang dijaganya seumur hidup. Aji yang meminum air itu kembali muda, dan tidak bisa terluka melainkan luka itu akan segera sembuh dengan cepat.”Sebenarnya kamu sudah mati, wahai Manusia,”

  • Legenda Pukulan Halilintar   235. Menolong Aji

    Sesuatu di dalam Portal teleportasi yang sudah dibentuk oleh Gayatri dan Alicia nampak bergetar sangat kuat. Apa yang sebenarnya terjadi? Bukankah biasanya, ketika portal terbentuk dan mereka masuk di dalamnya mereka akan langsung terhubung dengan portal di tempat lain sehingga akan lansung keluar.Berbeda dengan saat ini, Alicia dan Gayatri nampak seolah terjebak di dalam dimensi yang hanya ada garis dan kegelapan. Semuanya serba tidak jelas dan penuh dimensi di sekitar mereka. Mereka merakan goncangan hebat di dalam Dimensi yang baru saja mereka masuki.”Sepertinya, Dimensinya sedang kacau, Alicia!” ucap Gaytri.”Benar! Seluruh Dimensi ini nampaknya sedang kacau balau.”Ada setitik cahaya seperti bersinar di ujung perjalanan mereka. Dimensi tersebut semakin bergoncang, mereka berdua tak memiliki pilihan lain selain segera menuju cahaya tersebut. Mereka terbang dengan kecepatan tinggi menuju cahaya itu, semakin dekat dan cahaya itu semakin terlihat. Itu adalah sebuah dimensi.Ada kek

  • Legenda Pukulan Halilintar   234. Pertarungan Akhir!

    Tubuhnya ditusuk oleh tangan-tangan tajam milik Shura, yang muncul di belakang punggung Shura. Seperti biasa, para pendekar dengan energi kegelapan selalu bisa memunculkan apa saja dari tubuhnya.Tubuh mereka yang sudah bersatu dengan energi kegelapan memiliki tubuh yang sudah menjadi bagian dari Iblis, yang membuat mereka mampu menjadi lebih kuat dan melakukan perubahan iblis pada tubuh mereka.Kekuatan serangan Aji terlihat melemah dan Shura mengetahui hal itu. Dia menarik tanga-tangan tajamnya dari tubuh Aji yang menancap. Shura lalu menekan lagi dengan kekuatan penuh dari kegelapan dan Artefak Blood Supreme. Karena kekuatan Aji melemah, dia terpental dengan kuat dari serangan Shura tersebut.Tubuh Aji terpental ke belakang dan jauh melesat menabrak pepohonan dan membuat ledakan karena saking jauhnya terpental dan pohon-pohon sejauh satu kilo hancur memebentuk lubang panjang besar karena terkena tubuh Aji yang terpental tersebut.Booomm! Blaamm!Shura seolah tak mau memberi kesempa

  • Legenda Pukulan Halilintar   233. Menembus Dimensi Cermin

    ”Alicia, kita bisa menembus dunia Cermin dengan kekuatan gabungan kita!”Ide itu muncul begitu saja dari pikiran Gayatri. Benar, jika dia menggabungkan kekuatan dari penguasaan ruang Alicia dan kemampuan Gayatri melacak energi Aji yang tersisa. Maka, mereka bisa menemukan dunia cermin yang dalam pemahaman Gayatri adalah ada di ujung dunia dan hanya berseberaganan dengan dunia nyata.Kita ibaratkan sebuah cermin. Jika kita ingin mencapi sebuah cermin kita harus menempelkan tangan kita di cermin itu. Barulah kita akan sangat dekat antara satu objek dengan objek lainnya. Contohnya seperti tadi, tangan kita menyentuh tangan kita di cermin itu.Teoti dunia cermin adalah dimana dunia itu hanya bisa dilewati di ujung dunia dan dekat dengannya. Masuknya seseorag ke dunia cermin adalah karena pemahaman mereka tentang dunia cermin itu sendiri.”Tapi ..., aku tidak bisa menembusnya sama sekali?” Alicia masih keheranan dengan arah pembicaraan dari Gayatri.”Kita akan menggabungkan energi kita, ka

  • Legenda Pukulan Halilintar   232. Misteri Aji dan Ujung Dunia

    Aji memutar tongkatnya, miring ke atas. Tongkat itu berputar cepat dan serangan dari Shura ditahannya dengan energi yang terus diputar dan membentuk perisai yang kuat. Serangan dari Shura sangat dahsyat, api hitam itu bahkan ketika terpental dari penghalang yang dibuat Aji. Sernagan itu terpental dan menghancurkan bumi sebagaimana sebuah boom besar yang mampu menghancurkan sebuah gunung sekalipun.Serangan bola api kegelapan terus-menerus muncul menyerang Aji. Aji menghentikan memutar tongkatnya. Dia menghalau semua serangan itu dengan tongkatnya dan ledakan terjadi di semua tempat karena serangan bola api hitam itu dipentalkan oleh Aji.Aji terus menghalang serangan bola api hitam dan ledakan terjadi terus-menerus. Aji harus menyudahinya. Dia membentuk sebuah perisai di depannya untuk menghadang serangan dari Shura. Dia lalu mempersiapkan tombaknya dan mengalirkan energi yang kuat pada tombaknya tersebut.Energi ditanamkan dalam tongkat cahayanya. Dia mengambil ancang-ancang dan bers

  • Legenda Pukulan Halilintar   231. Menyatukan Blood Supreme

    Brush!Pukulan kuat bersarang di perut Aji, Aji terpental sangat jauh dan membentur pepohonan serta menimbulkan kehancuran dan ledakan besar.Booom!Shura terlihat bersemangat dan juga kelelahan. Dia segera mengisi kembali kekutan energinya dengan kekuatan kegelapan. Dia melihat asap mengepul dari tempat Aji terjatuh. Tetap saja, Aji bangun dan melesat kembali dengan kekuatan penuh. Luka-lukanya juga sudah hilang.”Pukulan Halilintar!”Aliran energi listrik dan petir yang menyambar dari langit mengikuti pergerakan cepat Aji menuju Shura. Shura pun membuat barier dengan kedua tangannya yang dimajukan ke depan. Tameng kegelapan tercipta dan mencoba menahan serangan dari Aji.Booomm!Krak!Penghalang pecah dan pukulan yang dipenuhi aliran halilintar itu, mengenai tubuh Shura yang dilapisi dengan energi kegelapan. Pukulan itu menyebabkan Shura terpental sangat jauh dan terdorong sangat kuat. Kekuatan pukulan halilintar milik Aji memang sangat kuat, bahkan ledakan di sekitarnya menciptakan

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status