Booommm!
Ledakan energi terjadi dan tak bisa dihindari. Pemuda itu memajukan kedua tangannya dan menyilangkannya di depannya, dia menahan pukulan dahsyat dari Drapuda, ketua Perguruan Singa Hitam itu dengan tanpa pelindung apapun kecuali kedua tangannya.
Pemuda itu terpental cukup jauh hingga hampir mengenai para murid namun mereka semua dapat menghindar. Pemuda itu terpental dan menghantam tembok punggungnya. Tembok itu bahkan retak karena membentur punggungnya tersebut. Pemuda itu terjaduh duduk sambil tetap menyilangkan kedua tangannya ke depan.
Pemuda itu terduduk berjongkok setelah membentu tembok. Masih belum bergerak dan masih diam. Para murid semakin yakin kemenangan akan mudah diraih oleh ketua perguruan, pemuda itu pasti hancur.
”Baiklah pemuda, aku akui kau punya trik. Tapi, pengalaman bertarungmu masihlah kurang. Sebelum kuhancurkan tulang-tulangmu, sebutkan namamu!”
Perlahan, pemuda itu mulai bisa bergerak sedikit. Dia bangkit dan berdiri perlahan kembali dan membuka wajahnya yang terlihat ada debu yang menempel di sekitar wajahnya. Tangannya perlahan menurun. Drapuda cukup terkejut juga karena pukulannya tadi sudah cukup kuat seharusnya untuk menghancurkan pemuda itu.
Pemuda itu berdiri tegak, ”Wahai Drapuda, ingatlah namaku. Aji Bagaskara! Jika kau sudah berhasil mengingatnya. Maka, aku akan tenang membubarkan perguruan Singa Hitammu!” Pemuda bernama Aji itu mengepalkan tinju kanannya dan memasang kuda-kuda lalu merangsek ke depan dengan energi yang besar.
Drapuda agak kaget, setelah terkena serangan cukup besar darinya. Pemuda itu malah menyerang dengan energi yang meluap-luap.
”Hiaattt!” Aji merangsek, pukulan tangan kanannya mengepal dan bertemu dengan pukulan Drapuda. Mereka benar-benar adu kekuatan pukulan dan juga benturan energi yang besar.
Splash!
Cahaya pecah! Mata yang melihat silau dibuatnya. Para murid menutupi mata mereka dengan apa saja yang bisa menutupi. Saat fragmen cahaya pudar dan mulai terlihat, Drapuda dan Aji sama-sama terpental dan mundur beberapa langkah.
Semua murid melihat dua orang itu terpental ke belakang, namun belum sempat memperhatikan selanjutnya, kedua orang itu bertarung dan benturan terjadi lagi. Kecepatan, kekuatan, presisi dan ketangkasan mereka saling menyerang dan ingin melumpukan. Serangan terus berganti dan mencari celah untuk mengalahkan. Mata biasa akan sulit mengikuti pola pertarungan mereka.
”Kupikir kamu hanya bisa membuat trik, tapi kemampuanmu lumayan Pemuda!”
Drapuda sempat terkesima pada Aji, namun kini dia merasa di atas angin, pengalaman dalam setiap pertarungan yang dialaminya menjadi bahan inti dari keyakinannya itu.
Drapuda melihat celah karena pemuda itu memang pintar menghindar, tapi saat Drapuda melakukan tendangan berputar. Aji menghindarinya dengan duduk, saat itulah celah tercipta. Drapuda belum menurunkan tendangan berputarnya itu namun kini kaki kirinya sudah menyusul serangan tiba-tiba dan menghentak menuju tubuh Aji.
Bug!
Benar saja, tendangan cukup keras dari kaki kiri Drapuda mengenai tubuh Aji yang tengah duduk menghindari serangan kaki kanan Drapuda. Aji terpelanting berputar dan terserat hingga lantai perguruan Singa Hitam pecah dan Aji terseret ke belakang sekitar 5 meter dan pecahan lantai terlihat dari terseretnya tubuh Aji itu.
Aji tergeletak namun kepalanya segera terangkat, Aji pun bergerak perlahan dan duduk. Debu dan lantai yang pecah ada yang menempel di pundaknya. Aji mengipaskannya dengan jarinya dan debu dan kerikil bangunan berjatuhan.
”Menyerah saja anak muda! Akan kuberikan kau kematian tanpa rasa sakit. Ha.. ha... ha..”
Tawa Drapuda menggelegar, namun dalam tertawanya Drapuda pemuda bernama Aji itu bangkit lagi perlahan. Dia bangun dan berdiri tegak lagi menghadap Drapuda.
”Saatnya mati Bocah!” Drapuda menerjang, kedua kepalan tangannya dua-duanya mengarah ke belakang dan energi besar terkumpul jadi satu. Itu adalah jurus pamungkas Perguruan Singa Hitam, jurus yang menggunakan potensi energi yang sangat besar untuk melakukan serangan fatal.
Serangan Drapuda menyilang kesana kemari mencari celah Aji; kepala, perut, tubuh. Bagian manapun yang terlihat celah, Drapuda ingin mengakhir serangannya pada pemuda itu. Tendangan Drapuda menemui celah, kepala Aji terbuka setelah menghindari pukulan Drapuda.
Wuussshh! Braak!
Kini, Aji juga melakukan tendangan sehingga kedua tendangan itu beradu. Drapuda memfokuskan pada serangan pukulan tangan kanannya karena dia merasa Aji pasti baru saja menahan tendangan. Namun, Aji dapat mundur dan menghindari pukulan itu dan dia malah menyerang Drapuda dengan mendorong telapak tangan kanannya pada pipi Drapuda.
Drapuda mundur beberapa langkah karena pukul dari Aji cukup kuat. Sedikit nyeri pada pipinya, Drapuda semakin tidak sabar dan memasang kuda-kuda terbaik untuk menyelesaikan pertarungan itu.
”Berhentilah main Trik Bocah! Kau telah membuat lelaki tua ini marah!”
Kedua mata Drapuda seolah memancarkan sinar, dia sudah tak tahan dan meluruskan kedua kepalan tangannya ke bumi. Drapuda mengangkat kedua kepalan tangannya, kemudian tekanan luar biasa dapat di rasakan semua orang di sekitar mereka. Para murid memuji ketuanya karena itu adalah jurus pamungkas perguruan.
12 Langkah Penghancur!
Serangan Drapuda kini seperti booster, cepat dan kuat seolah kekuatannya meningkat 10 kali lipat dari biasanya. Semua murid beranggapan kalau pemuda itu akan berakhir sekarang.
Hiaatt!
Kecepatan tinggi, serangan yang sangat kuat. Mengarah dengan sangat dahsyat menuju kearah Aji. Sepersekian detik serangan dahsyat itu akan mengenai tubuh Aji.
Boommm! Trak!
Hembusan energi seperti hendak menerbangkan apapun di sekitarnya. Apa yang tejadi, semua orang memperhatikan kini setelah seperti ada awan energi dalam penglihatan mereka. Kini, semua bisa melihat kepalan tangan Drapuda ditahan dengan cengkeraman tangan kanan Aji. Serangan dahsyat itu benar-benar dihentikan begitu saja dengan menahannya. Apa-apaan orang itu?
Drapuda segera sadar, kemampuan pemuda itu tak main-main. Dia langsung mengarahkan pukulan tangan kirinya melesat kearah Aji. Kali ini pasti bisa dan kena, begitu pikir Drapuda.
Sayang, sangat cepat Aji menghindar seperti petir. Pukulan Drapuda mengenai tempat kosong karena Aji menyamping dengan cepat dan saat Drapuda ingin melanjutkan serangan mematikannya dadanya sepertinya terasa panas.
Benar! Itu adalah serangan Aji yang sudah memukulkan pukulannya kepada Drapuda. Pukulan itu seperti santai namun energinya cukup menerbangkan Drapuda dengan sangat kuat. Tubuh Drapuda membentur tembok dan tembok itu hancur berkeping-keping karena tertimpa tubuh Drapuda.
Pemuda itu, Aji Bagaskara berdiri tegak dan memandang tembok yang hancur setelah dihempaskan oleh tubuh Drapuda.
”Dengarlah semua murid dan guru perguruan Singa Hitam! Mulai hari ini, tidak ada lagi perguruan Singa Hitam! Kalian semua tidak lagi menjadi bagian dari perguruan ini. Dan, jika ada yang tidak setuju, silakan maju dan akan aku habisi!”
Tak ada yang berani bersuara, Ketua mereka juga terlihat benar-benar roboh dan pingsan. Pukulan itu pasti sangat kuat!
Tak ada yang menyahut, tak ada yang berkata. Semua kaget kalau ketua mereka bisa dihancurkan dengan mudah. Aji pun tersenyum pada mereka semua dan pergi menaiki undakan menuju luar perguruan. Dia terus berjalan dan semua orang memperhatikannya, lalu, hilang dalam pandangan.
Sejak saat itu, Perguruan Singa Hitam benar-benar terhapus dari sejarah dunia persilatan.
”Aku sedang menunggu seseorang,” Aji menjelaskan hal itu pada empat orang yang masih duduk di sekitarnya.”Siapa yang kamu tunggu, Aji?” tanya Gayatri.Aji pun tersenyum, ”Dia yang memberikan aku kesempatan kedua. Saatnya bagiku untuk memilih, dan aku sudah menjalankan tugasku untuk menghentikan Shura, Lord Demon.”Mereka semua masih belum bisa memahami apa sebenarnya yang dimaksud oleh Aji. Mungkin, mereka akan segera mengetahuinya di kemudian waktu.Sesosok lelaki berbaju putih muncul di sana, dia tersenyum pada Aji. Aji berdiri dan menghadap lelaki itu. Sayangnya, empat orang yang bersamanya tidak bisa melihat sosok yang datang tersebut.”Jadi ..., apa yang akan kamu pilih, manusia?”Lelaki itu adalah lelaki yang bertemu dengan Aji saat berada di Ujung dunia. Saat itu, dia memberikan air kehidupan yang dijaganya seumur hidup. Aji yang meminum air itu kembali muda, dan tidak bisa terluka melainkan luka itu akan segera sembuh dengan cepat.”Sebenarnya kamu sudah mati, wahai Manusia,”
Sesuatu di dalam Portal teleportasi yang sudah dibentuk oleh Gayatri dan Alicia nampak bergetar sangat kuat. Apa yang sebenarnya terjadi? Bukankah biasanya, ketika portal terbentuk dan mereka masuk di dalamnya mereka akan langsung terhubung dengan portal di tempat lain sehingga akan lansung keluar.Berbeda dengan saat ini, Alicia dan Gayatri nampak seolah terjebak di dalam dimensi yang hanya ada garis dan kegelapan. Semuanya serba tidak jelas dan penuh dimensi di sekitar mereka. Mereka merakan goncangan hebat di dalam Dimensi yang baru saja mereka masuki.”Sepertinya, Dimensinya sedang kacau, Alicia!” ucap Gaytri.”Benar! Seluruh Dimensi ini nampaknya sedang kacau balau.”Ada setitik cahaya seperti bersinar di ujung perjalanan mereka. Dimensi tersebut semakin bergoncang, mereka berdua tak memiliki pilihan lain selain segera menuju cahaya tersebut. Mereka terbang dengan kecepatan tinggi menuju cahaya itu, semakin dekat dan cahaya itu semakin terlihat. Itu adalah sebuah dimensi.Ada kek
Tubuhnya ditusuk oleh tangan-tangan tajam milik Shura, yang muncul di belakang punggung Shura. Seperti biasa, para pendekar dengan energi kegelapan selalu bisa memunculkan apa saja dari tubuhnya.Tubuh mereka yang sudah bersatu dengan energi kegelapan memiliki tubuh yang sudah menjadi bagian dari Iblis, yang membuat mereka mampu menjadi lebih kuat dan melakukan perubahan iblis pada tubuh mereka.Kekuatan serangan Aji terlihat melemah dan Shura mengetahui hal itu. Dia menarik tanga-tangan tajamnya dari tubuh Aji yang menancap. Shura lalu menekan lagi dengan kekuatan penuh dari kegelapan dan Artefak Blood Supreme. Karena kekuatan Aji melemah, dia terpental dengan kuat dari serangan Shura tersebut.Tubuh Aji terpental ke belakang dan jauh melesat menabrak pepohonan dan membuat ledakan karena saking jauhnya terpental dan pohon-pohon sejauh satu kilo hancur memebentuk lubang panjang besar karena terkena tubuh Aji yang terpental tersebut.Booomm! Blaamm!Shura seolah tak mau memberi kesempa
”Alicia, kita bisa menembus dunia Cermin dengan kekuatan gabungan kita!”Ide itu muncul begitu saja dari pikiran Gayatri. Benar, jika dia menggabungkan kekuatan dari penguasaan ruang Alicia dan kemampuan Gayatri melacak energi Aji yang tersisa. Maka, mereka bisa menemukan dunia cermin yang dalam pemahaman Gayatri adalah ada di ujung dunia dan hanya berseberaganan dengan dunia nyata.Kita ibaratkan sebuah cermin. Jika kita ingin mencapi sebuah cermin kita harus menempelkan tangan kita di cermin itu. Barulah kita akan sangat dekat antara satu objek dengan objek lainnya. Contohnya seperti tadi, tangan kita menyentuh tangan kita di cermin itu.Teoti dunia cermin adalah dimana dunia itu hanya bisa dilewati di ujung dunia dan dekat dengannya. Masuknya seseorag ke dunia cermin adalah karena pemahaman mereka tentang dunia cermin itu sendiri.”Tapi ..., aku tidak bisa menembusnya sama sekali?” Alicia masih keheranan dengan arah pembicaraan dari Gayatri.”Kita akan menggabungkan energi kita, ka
Aji memutar tongkatnya, miring ke atas. Tongkat itu berputar cepat dan serangan dari Shura ditahannya dengan energi yang terus diputar dan membentuk perisai yang kuat. Serangan dari Shura sangat dahsyat, api hitam itu bahkan ketika terpental dari penghalang yang dibuat Aji. Sernagan itu terpental dan menghancurkan bumi sebagaimana sebuah boom besar yang mampu menghancurkan sebuah gunung sekalipun.Serangan bola api kegelapan terus-menerus muncul menyerang Aji. Aji menghentikan memutar tongkatnya. Dia menghalau semua serangan itu dengan tongkatnya dan ledakan terjadi di semua tempat karena serangan bola api hitam itu dipentalkan oleh Aji.Aji terus menghalang serangan bola api hitam dan ledakan terjadi terus-menerus. Aji harus menyudahinya. Dia membentuk sebuah perisai di depannya untuk menghadang serangan dari Shura. Dia lalu mempersiapkan tombaknya dan mengalirkan energi yang kuat pada tombaknya tersebut.Energi ditanamkan dalam tongkat cahayanya. Dia mengambil ancang-ancang dan bers
Brush!Pukulan kuat bersarang di perut Aji, Aji terpental sangat jauh dan membentur pepohonan serta menimbulkan kehancuran dan ledakan besar.Booom!Shura terlihat bersemangat dan juga kelelahan. Dia segera mengisi kembali kekutan energinya dengan kekuatan kegelapan. Dia melihat asap mengepul dari tempat Aji terjatuh. Tetap saja, Aji bangun dan melesat kembali dengan kekuatan penuh. Luka-lukanya juga sudah hilang.”Pukulan Halilintar!”Aliran energi listrik dan petir yang menyambar dari langit mengikuti pergerakan cepat Aji menuju Shura. Shura pun membuat barier dengan kedua tangannya yang dimajukan ke depan. Tameng kegelapan tercipta dan mencoba menahan serangan dari Aji.Booomm!Krak!Penghalang pecah dan pukulan yang dipenuhi aliran halilintar itu, mengenai tubuh Shura yang dilapisi dengan energi kegelapan. Pukulan itu menyebabkan Shura terpental sangat jauh dan terdorong sangat kuat. Kekuatan pukulan halilintar milik Aji memang sangat kuat, bahkan ledakan di sekitarnya menciptakan