“Tunangan?" Tentu saja Gerald tahu yang coba dimainkan oleh wanita bernama Nori Zahn. Ia mulai merasa kesal. Mungkin Nori tidak menyadari masalah yang akan ditimbulkan oleh kata-katanya karena sekarang, Zarek dan gengnya sudah memandang Gerald dengan tatapan berbeda. "Tunangan? Sangat menarik. Hei, kau berasal dari keluarga mana di Ibukota Bumi?” Zarek tertawa dingin. Nori menggigit bibirnya dan segera berlari bersembunyi di belakang Gerald.Bisa dilihat bahwa dia adalah gadis yang berkemauan keras. Dia melakukan ini karena tidak punya pilihan lain. Tetapi tetap saja ia juga tidak yakin apakah pemuda ini bisa menang melawan Tujuh Raja Mematikan dan Keluarga Mackowski. "Hidupku bergantung padamu sekarang!" Nori memandang Gerald dan bergumam pelan. Tetapi di luar dugaan, Gerald hanya tersenyum pasrah. “Aku tidak berasal dari keluarga mana pun. Aku juga bukan tunangan wanita ini. Kami tidak saling mengenal. Aku hanya seorang pejalan kaki. Tuan Mackowski, kalau kau punya dendam pada w
“Aku bertanya. Jawab pertanyaanku!" kata Gerald. "Ya, benar. Peta yang menunjukkan jebakan di Lembah Dunia Bawah adalah kunci untuk menemukan Primocorose. Aku merebutnya dari Keluarga Zahn. Jadi sekarang itu menjadi milik Keluarga Mackowski. Jangan bilang kau belum pernah mendengar tentang keluargaku?” Zaker tahu bahwa Gerald bukan tandingannya dan dia tidak tahu di mana Tujuh Raja Mematikan berada, jadi dia hanya bisa pasrah. “Pantas saja ada kabut tebal setiap kali aku pergi ke Lembah Dunia Bawah mengikuti peta. Tampaknya tebakanku benar. Ada jebakan khusus di lembah.” Gerald akhirnya menemukan jawaban atas pertanyaannya, matanya langsung berbinar. "Kau bilang peta itu ada padamu, kan?" kata Gerald dengan penuh semangat. "Benar. Aku akui kau memang cukup kuat. Tapi kau akan tahu seberapa kuat Keluarga Mackowski dengan menanyakannya pada siapapun. Aku bisa memaafkanmu atas ketidaksopananmu padaku hari ini, tapi kuperingatkan kau, jangan pernah coba-coba bermimpi untuk menyentuh
“Zaker!” Beberapa saat kemudian, Yusef Mackowski tiba bersama anak buahnya. Begitu melihat putranya yang sedang sekarat, hatinya hancur. Keluarga Zahn dan Mackowski telah memerintah Ibukota Bumi selama bertahun-tahun. Akhirnya, Mackowski menjadi keluarga yang berkuasa di Ibukota Bumi. Sungguh di luar dugaan, putra tunggal mereka, Zaker Mackoski, yang akan dijadikan calon pewaris keluarga Mackowski, mengalami penyiksaan yang begitu serius. "Apakah kau yang melukai Tuan Muda?" tanya Yusuf penuh amarah. Dia memelototi mereka dan melepaskan aura kuat dari tubuhnya. Aura itu cukup untuk membuat Tujuh Raja Mematikan menggigil dan ambruk ke tanah. Chakra King Peringkat Sembilan sungguh mengerikan. Mana mungkin mereka bisa menahan aura kuatnya! “Tidak, Master! Tuan Muda dilukai oleh putri Keluarga Zahn dan seorang pemuda yang bersekongkol dengannya. Selain itu, pemuda itu mengambil peta Lembah Dunia Bawah. Kami mencoba menyerangnya, tetapi dia menggunakan Tuan Muda sebagai perisai untuk
Yusef Makowski adalah pemimpin Keluarga Mackowski di Ibukota Bumi. Dia juga seorang Chakra King Tingkat Sembilan. Karena itu, dia memiliki kekuatan yang sangat besar. “Gerald, apa yang harus kita lakukan sekarang? Dia datang terlalu cepat. Selain itu, kesaktiannya sangat tinggi!” Nori meraih lengan Gerald dengan putus asa. Gerald meremehkan kemampuan Chakra King tingkat Sembilan. Sebenarnya, mata sucinya sudah merasakan itu sebelumnya. Harusnya dia segera pergi saat itu juga. Kesaktian Yusef di luar dugaan. Gerald sedang mencari rencana terbaik di benaknya. Setelah mengalami serangan pertama, Gerald bisa tahu celah antara kekuatannya dan Yusef. Jika dia bertarung secara langsung, sama saja dia cari mati. Lawannya berada di peringkat kesembilan, peringkat yang bahkan dia, yang memiliki Roh Primordial Hercules, sangat sulit untuk dicapai. “Hei, Bocah. Kau cukup mengesankan. Kau sudah menjadi Chakra King Tingkat Delapan dalam usia semuda ini. Tampaknya aku harus melenyapkanmu secepat
Yusef sudah terlambat untuk merespons. Cahaya itu terlalu sulit untuk dihalau karena datangnya sangat tiba-tiba. Cahaya itu mengenai matanya secara langsung dan ia terjungkal beberapa langkah ke belakang. Kepalanya berputar-putar dan dia ambruk ke tanah. Gerald memanfaatkan kesempatan ini lalu berlari menarik Nori. “Berengsek! Beraninya kau mempermainkanku! Hari ini, aku, Yusef Mackowski, akan menghancurkanmu berkeping-keping!” Kekuatan spiritual Yusef rusak parah. Dia menoleh ke belakang melihat Gerald yang melarikan diri. Ia menggertakkan giginya dengan penuh kebencian. Gerald tidak mau menunda lebih lama lagi. Dia tahu bahwa kekuatannya terlalu lemah. Bahkan dengan bantuan mata dewanya, dia hanya bisa menahan Yusef untuk sementara. Sekarang, bersembunyi tidak mungkin lagi. Satu-satunya hal yang bisa dia lakukan adalah mengandalkan peta dan masuk ke Lembah Dunia Bawah. Dengan sedikit tipu muslihat, mereka bisa memanfaatkan itu untuk melarikan diri dari Yusef.Dalam perjalanan ke s
Ledakan keras terdengar. Pedang Gerald menghantam batu besar di belakangnya dan menghancurkannya menjadi abu. Blaaarr! Detik berikutnya, kepulan asap putih keluar dari peti mati. Tutup peti mati itu seketika terbang ke arah Gerald. Brakk! Gerald menghalaunya dengan telapak tangan. Begitu pertempuran dimulai, Gerald terkejut. Sebuah kekuatan muncul dan itu menyeret Gerald beberapa puluh meter ke belakang. "Gerald, kamu baik-baik saja?" Nori bertanya dengan penuh prihatin. Meskipun Nori menggunakan Gerald sebagai tameng untuk bertahan hidup, dia dengan tulus mengkhawatirkannya ketika melihat Gerald terluka. Apalagi itu bukan pertama kalinya Gerald menyelamatkannya. Jika bukan karena Gerald, pasti Nori sudah mati. “Benda ini sangat kuat seperti Yusef Mackowski!” Pembuluh darah biru menonjol di lengan Gerald. Ia bisa merasakan sensasi kesemutan di lengannya. Sementara itu, asap putih masih keluar dari peti mati. Kemudian, mereka melihat sepasang sepatu bot kuno perlahan muncul dar
“Cepat berdiri, Gerald!” teriak Nori sambil berlari untuk membantu menariknya ke atas. Melihat Nori telah meraih pakaian lampin itu—yang sejujurnya lebih terlihat seperti kain sekarang—Gerald kemudian memegangnya di tangan dan mengancam, “Maju satu langkah lagi dan aku akan menghancurkan benda ini! Ayo, aku menantangmu!" Setelah mendengar itu, zombie itu langsung meraung! Namun yang mengejutkan mereka berdua, zombie itu benar-benar mengangkat kedua tangannya lalu mundur beberapa langkah! Itu tanda bahwa ia tidak akan membuat gerakan gegabah. Nori kemudian menghela napas lega dan berkata, "Aku benar-benar tidak menyangka makhluk ini masih punya rasa kemanusiaan!" Tepat ketika Gerald hendak menarik napas lega, tawa yang menderu tiba-tiba terdengar menggelegar di langit. Setelah itu, kilatan menyilaukan muncul dan beberapa detik kemudian, sesosok tubuh turun dari langit dengan diringi cahaya. Ia mendarat di depan Gerald lalu sedikit meraba-raba, mungkin karena efek samping dari serangan
Meskipun begitu, tidak peduli seberapa jauh Yusef kabur, Fezrumoz terus mengejarnya! Menyadari bahwa berlari tidak ada gunanya, Yusef kemudian berteriak, “Dasar berengsek! Beraninya kau! Kejar saja atau aku akan membakar kain lampin milikmu itu! Setelah itu anakmu yang menyedihkan tidak akan tersisa satu tulang pun. Kau tidak mau itu terjadi, kan?” Menurut rumor yang Yusef dengar, tidak perlu panik atau lari ketika menghadapi Fezrumoz. Yang perlu dilakukan untuk menakut-nakuti makhluk itu adalah dengan mengancam akan merebut kain lampin zombie jika ia mendekat. Tetapi ternyata zombie itu malah menyerang lebih ganas setelah mendengar Yusef mengatakan itu! Kata-kata Yusef tampaknya hanya semakin membuatnya marah! "Apa? Kenapa kau tidak berhenti?” pekik Yusef cemas. Dalam keadaan panik, dia berbalik untuk melihat Gerald dan Nori. Sial! Mereka berdua telah melarikan diri! Tidak mungkin dia bisa mengejar mereka lebih jauh! Kemudian dia melihat benda yang dia pegang dan saat itulah dia a