Share

Bab 17

Sulit bagi Gerald untuk menjelaskan perasaannya terhadap Alice.

Alice adalah gadis berparas cantik dan elegan.

Namun perangai Alice sangat tidak disukai Gerald. Alice tidak hanya sombong dan arogan, tetapi juga kerap merendahkan mereka yang dianggap miskin. Sulit bagi Gerald untuk bisa menerima sikap Alice seperti itu.

Gerald tidak bisa memahami jalan pikiran Naomi. Bisa-bisanya Naomi berpikir untuk menjodohkannya dengan Alice?

Itu sebabnya Gerald menghindar dari acara makan siang itu, dia membayangkan pasti situasinya bakalan runyam.

Namun Gerald tidak sampai hati menolak ajakan sahabatnya. Gerald tidak ingin mengecewakan sahabat sejatinya yang tulus menemaninya selama ini.

Acara makan siang itu berlokasi di tempat makan favorit mereka, namanya Bludhaven.

Tentu tidak mungkin bagi seorang Harper mentraktir teman-temanya di restoran bintang lima seperti yang biasa dilakukan anak-anak orang kaya seperti Danny atau Yuri.

Alice datang berenam dengan teman sekamarnya.

Sementara itu Gerald juga datang berenam dengan teman sekamarnya, total menjadi tujuh orang ditambah Naomi.

Karena Gerald tidak sedang berada di asrama, jadi dia berangkat sendiri ke tempat acara.

“Naomi, menurutku sebaiknya 12 orang saja yang ikut acara makan siang, biar tidak ganjil. Jadi kami berenam, ditambah kamu dan lima orang saja dari asrama Gerald, bagaimana?” ucap Alice sambil duduk menikmati segelas jus buah dalam genggaman tanganya.

Sebenarnya Alice punya impresi cukup baik terhadap Harper dan dia mengakui bahwa Harper adalah sosok yang dewasa dan matang.

Sayang sekali orang tua Harper adalah orang biasa dengan kehidupan yang biasa saja seperti kebanyakan guru di sekolah menengah. Latar belakang keluarga Harper ini tentu saja di bawah standar yang diinginkan Alice.

“Ya, aku setuju dengan Alice. Buat apa kita mengajak Gerald untuk ikut kita makan siang? Ahh… aku jadi ingat semua hal menyebalkan yang dia lakukan semalam! Benar-benar menyebalkan!” Hayley menimpali.

“Okay, okay. Alice, Hayley, sudah cukup kalian mengejek Gerald. Menurutku Gerald adalah sosok yang sangat baik andai kalian sungguh-sungguh mau mengenalnya?” Naomi berkata dengan senyum tak lepas dari bibirnya.

“Ya, Gerald adalah seorang yang sangat baik…” Harper ikut nimbrung obrolan mereka.

“Kalau dia benar-benar orang baik, mestinya dia tidak membiarkan kita ber-duabelas duduk di sini menunggu dia seorang, betul tidak? Bagaimana menurutmu Hayley, betul tidak pendapatku?” Alice berkata sambil mendengus kesal.

“Oh, lihat! Akhirnya Gerald datang juga!”

Naomi berdiri dan melambai pada Gerald dengan riang dan memintanya untuk segera bergabung di meja makan.

“Maafkan aku sudah datang terlambat. Aku harus balik sebentar ke asrama untuk melakukan panggilan telpon yang sangat penting. Ada sesuatu hal yang harus aku bereskan segera.”

Gerald menjelaskan seraya tersenyum kepada Naomi.

Naomi duduk berhadapan dengan Alice.

Beberapa saat Naomi memandang ragu sebelum dia memutuskan untuk berdiri dan menarik Gerald untuk duduk di kursinya, “ Gerald, duduklah di sini!”

Gerald bisa menebak maksud Naomi melakukan itu semua.

Tanpa banyak berpikir lagi, Gerald mengikuti saja apa yang dikatakan Naomi.

“Jacelyn! Ayo, tukar tempat duduk!”

Sekonyong-konyong Alice berdiri dan meminta temanya untuk bertukar tempat dengannya, wajahnya tampak kaku dan dingin.

“Maaf Alice, aku tidak mau tukar tempat duduk denganmu. Aku tidak mau duduk berhadapan dengan si miskin, aku tidak mau orang yang melihat nanti salah paham dan mereka pikir dia pacarku!”

“Kenapa? Mestinya kamu bangga dong jadi pacar Gerald? Dia kan mampu beli tas seharga lima puluh lima ribu dolar! Hahaha!”

“Iya, benar Jacelyn! Mestinya kamu mengambil kesempatan emas ini!”

Jacelyn Leigh adalah seorang gadis yang sangat anggun, dia tergila-gila pada fashion dan make up.

Jacelyn berasal dari kalangan keluarga berada, maka tidak heran kalau dia juga menjauhi Gerald.

Jacelyn balas mengejek teman-temanya, “Kalau menurutmu Gerald itu keren, kenapa tidak kamu saja yang minta dia untuk jadi pacarmu!”

“Ahh! Aku menyerah. Aku kalah.”

Seketika gadis-gadis cantik itu menghentikan candaan mereka.

Masing-masing menyebutkan alasan mereka menolak dianggap sebagai pacar Gerald, kebanyakan beralasan bahwa jika itu terjadi maka martabat mereka akan jatuh.

Harper dan Benjamin sebenarnya kesal dengan pembicaraan mereka, tapi mereka menahan diri untuk berkomentar.

Gerald beranjak dari tempat duduknya.

“Naomi, ayo ikut aku duduk di sana. Lebih baik aku duduk agak jauh saja!”

Gerald tidak bisa menahan geli dan tertawa dengan perlakuan gadis-gadis cantik itu kepadanya yang memperlakukan dirinya layaknya menghadapi wabah penyakit.

Andai mereka tahu bahwa Gerald adalah seorang kaya raya, dijamin perlakukan mereka kepadanya akan berbeda 180 derajat sebagaimana mereka memperlakukan mahasiswa kaya.

Saat ini tak seorang pun di antara gadis itu untuk jadi pacar Gerald. Situasi pasti akan berbeda andai mereka tahu bahwa tak terhitung aset berharga yang dimiliki Gerald.

Gerald bisa saja menggunakan hartanya untuk memenangkan hati gadis-gadis itu, tapi dia tidak mau melakukan hal semacam itu.

Ahh!

Gerald memutuskan untuk menyingkir.

Naomi masih ingin memperbaiki situasi karena dia merasa bahwa Gerald dan Alice sebenarnya bisa menjadi pasangan yang serasi.

Alice dan Gerald, keduanya sama-sama sahabatnya!

“Alice?”

Tiba-tiba terdengar suara seorang pria memanggil Alice.

Seorang pria tampan, berbadan tinggi dan tegap dengan balutan pakaian bermerek dari ujung kepala sampai ujung kaki, mendekati meja mereka dan memandang Alice dengan tatapan terkejut.

“Benarkah kamu Quinton Ziegler?”

Alice juga sangat kaget. Dia memperbaiki rambutnya sebelum berdiri dan menyunggingkan sebentuk senyum manis di wajahnya yang cantik.

“Ya, Alice. Lama sekali kita tidak bertemu, kurasa sudah lebih dari dua tahun, lihat dirimu sekarang, makin cantik aja. Aku hampir tidak mengenalimu,” Quinton berkata seraya tersenyum.

“Ngomong-ngomong, Quinton, bukankah ayahmu mengirim kamu ke luar negeri untuk kuliah? Kapan kamu pulang?”

“Aku pulang dua hari yang lalu dan aku menghubungi beberapa orang teman untuk menanyakan kontakmu! Ngomong-ngomong, aku harap masalahmu dengan Emperor Karaoke Bar sudah selesai, ya? Seorang teman kita di SMA, Desmod, menelepon aku dan mengatakan kalau kamu ada sedikit masalah dengan mereka!” Quinton berkata sambil menunjukkan ekspresi prihatin di wajahnya.

Alice menutup mulut dengan kedua tangan saking terkejutnya.

Teman-teman Alice juga terkejut dan menyadari sesuatu hal.

“Ahh! Quinton, jadi kamu orangnya yang membantu kami menyelesaikan masalah yang terjadi semalam?”

Alice masih terkejut.

Ternyata Quinton yang membantu Alice menyelesaikan masalah mereka, pasti dia meminta ayahnya untuk menelpon manajer bar karaoke, Flynn.

Sayangnya, Flynn tidak mau mengangkat telponya.

Meski bingung dengan pertanyaan Alice tentang benarkah dia yang membantu Alice menyelesaikan masalahya tadi malam, Quinton memilih untuk tidak bertanya lebih lanjut.

Sebaliknya, Quinton mengangguk mengiyakan, “Iya benar, aku minta ayahku untuk menyelesaikannya.”

Alice merasa senang dan bangga.

Alice merasa tersanjung dan dia percaya bahwa wanita sejati memang sudah selayaknya diperjuangkan.

Sekarang, mendadak semuanya menjadi jelas bagi Alice. Ternyata orang yang membantunya menyelesaikan masalahnya semalam bukanlah Nigel atau seorang lainya yang mereka hubungi tadi malam. Ternyata orang itu adalah teman masa kecilnya, Quinton. Dia tidak hanya meredakan amarah Flynn tapi juga menanggung semua kerusakan akibat ulat perbuatan Alice dan teman-temanya.

Alice dan Quinton berhubungan cukup akrab di masa lalu karena orang tua mereka saling kenal dan bersahabat akrab.

Usaha keluarga Quinton terus berkembang dan membesar, lalu orang tua Quinton memutuskan untuk mengirimnya untuk kuliah di luar negeri.

Sejak Quinton pindah ke luar negeri, praktis keduanya sudah tidak lagi berkomunikasi satu dengan yang lain.

Namun begitu balik dari luar negeri, Quinton hadir sebagai pahlawan penyelamat Alice dengan aksinya membereskan masalah tadi malam.

Alice semakin kagum dengan keluarga Ziegler atas kemampuan mereka bernegosiasi dengan seseorang seperti Flynn.

“Quinton, terima kasih untuk semua yang sudah kamu lakukan untukku?”

Alice merasa bersyukur dan bahagia.

Gerald merasa risih menyaksikan Alice berterima kasih pada Quinton secara berlebihan.

Gerald telah bersusah payah menyingkirkan Nigel, namun buah dari kerja kerasnya itu diambil begitu saja oleh Quinton.

Gerald ingin mengatakan kepada mereka semua bahwa dirinyalah yang membantu mereka menyelesaikan masalah tadi malam. Dialah yang menyelamatkan mereka dari kemelut tadi malam.

Namun dia sadar itu tidak akan ada gunanya, justru Alice akan semakin membenci dan mencemoohnya jika dia mengatakannya sekarang.

Gerald memilih untuk tetap diam karena dia tidak mau lagi adu mulut dengan Alice.

Gerald berpikir mungkin sebaiknya dia biarkan saja semuanya.

“Aku di sini untuk menghadiri pesta ulang tahun salah satu temanku semasa SMA. Alice, aku akan turun dulu. Nanti aku kontak kamu lagi selesai acara! Nanti juga kamu bisa mengenalkan teman-temanmu ini padaku!”

Quinton tersenyum dan membungkukkan tubuhnya berpamitan seperti layaknya seorang gentleman.

“Wow! Dia benar-benar tampan!”

“Alice, koq bisa kamu kenal dengan dia?

“Alice, apakah dia punya pacar?”

Jacelyn dan teman-temanya mencecar Alice dengan pertanyaan didorong oleh rasa penasaran mereka terhadap sosok Quinton.

Alice menjawab dengan bangga, “Quinton adalah pria idaman! Tahukah kalian perusahaan Southern Food Industries? Nah perusahaan itu milik keluarga Quinton, mereka adalah taipan untuk industri olahan makanan!”

“Wow! Perusahaan Southern Food Industries sudah “go pubic” dan perusahaan nomer satu di kota Mayberry! Bukan main!”

Obrolan mereka kian seru sampai sebelum Gerald mendadak menyela pembicaraan.

“Aku mendengar kabar bahwa Perusahaan Southern Food Industries sedang ada masalah keuangan dan sedang kesulitan modal?”

Awalnya Gerald ingin diam saja, tapi semakin lama obrolan mereka memancing Gerald untuk buka suara.

Begitu Gerald membuka suara, seketika riuh rendah obrolan berhenti dan suasana menjadi dingin selama beberapa waktu.

Pandangan Alice menyiratkan kemarahan kepada Gerald.

“Apa maksudmu? Bukannya biasa saja kalau perusahaan besar menghadapai masalah modal dan keuangan? Kamu iri, ya?”

“Kebanyakan orang ketika mereka merasa iri dengan seseorang, maka mereka akan melakukan apapun untuk mencari-cari celah kelemahan seseorang itu dan digunakan untuk menjatuhkanya. Perilaku yang benar-benar menjijikkan!” Jacelyn berseru dengan tatapan menghina.

Ucapan Gerald benar-benar memicu kemarahan…

“Alice!”

Kebetulan Quinton and temannya menuruni tangga menuju tempat mereka.
Komen (8)
goodnovel comment avatar
Safriadi Bancin
terlalu tolol atau penulis nya terlalu begok
goodnovel comment avatar
Taufiqur Rahman
masih seru di awal2 begini ceritanya, ke tengah malah jadi orang sakti dan ada cerita yg ngelantur
goodnovel comment avatar
Taufiqur Rahman
dan mengulang membaca lagi setelah sampai bab terakhir selesai
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status