Ethan bukanlah menantu idaman Benigno Mensina, seorang ketua mafia The Black Rose di kota C, Sisilia. Ia hanya seorang pria yang dianggap sampah oleh mertuanya sendiri karena profesinya yang hanya seorang mekanik biasa. Pernikahannya dengan Crystal, istri dari mendiang Alessandro, kakaknya, terjadi hanya demi Clarissa yang hak asuhnya diwasiatkan oleh sang kakak untuk jatuh ke tangan Ethan sebelum Alessandro tewas di tangan musuh dari mertuanya, yaitu gangster yang menamai diri mereka Demond del Cielo. Namun seiring berjalannya waktu, dalam pernikahan itu banyak fakta terungkap, terutama tentang masa lalu Crystal dan Ethan. Lalu ada satu hal yang tak kalah mengejutkan, yaitu ketika identitas lain Ethan yang sebenarnya terkuak. Ethan yang diketahui hanya seorang mekanik itu ternyata adalah seseorang yang dijuluki Capo dei Capi atau Capo Di Tutti Capi yaitu bos dari segala bos.
Lihat lebih banyak"Ethan Trovatelli, bersediakah saudara mengasihi dan menghormati istri saudara sepanjang hidup? Selalu setia padanya dalam suka dan duka, dalam kecukupan dan kekurangan, serta dalam sehat atau pun sakit?"
"Ya, saya bersedia,"jawab Ethan. Sebaliknya sang mempelai wanita di balik veil transparan yang menutupi kepalanya, ia memutar bola matanya dengan malas. Ini bukan pernikahan yang diinginkan olehnya, tentu saja. Namun pada akhirnya dia pun terpaksa mengucapkan janji yang sama. "Mulai saat ini kalian resmi menjadi pasangan suami istri. Apa yang dipersatukan oleh Tuhan, tidak bisa dipisahkan oleh manusia". Sekarang tibalah giliran Ethan akan mencium Crystal, di depan para tamu undangan. Ethan menyingkap veil putih yang menutupi wajah istrinya itu, lalu ia pun mendekatkan wajahnya ke arah bibir Crystal. "Jangan berani-berani mencoba melakukannya," ancamnya dengan bisikan lirih pada pria yang baru saja resmi menikahinya itu. Ethan tersenyum. Dia tahu Crystal tidak menginginkannya, tetapi bukan berarti dia juga menginginkan wanita itu. Semua hanya karena keterpaksaan, karena kakaknya Alessandro mewasiatkan padanya untuk mengambil hak asuh putri kandung ia dan Crystal, yaitu Clarissa. Acara pernikahan itu berlanjut ke gedung resepsi hingga malam hari. Banyaknya undangan dari sang Ayah, Benigno Mensina, membuat Ethan dan Crystal tak habis-habisnya menyambut para tamu. Menjelang tengah malam, di pertengahan acara, Ethan tak menemukan istrinya itu ada di mana pun. Padahal beberapa menit yang lalu ia masih melihat Crystal masih ada dan berbincang dengan ayahnya di salah satu meja para undangan. Perlahan Ethan mendekati mertuanya itu, dan menanyakan apakah Benigno melihat Crystal. "Wow, lihat pengantin baru ini! Sepertinya dia sangat tergila-gila pada putrinya Papa Ben. Ngomong-ngomong Ethan, kau punya bisnis apa di kota Palermo?" tanya Juan, salah satu anak dari sahabatnya Benigno. "Saya seorang mekanik mobil." "Hah?" Semua yang di sana sontak melongo. Menantu seorang Benigno hanya seorang mekanik mobil? Mereka tentu saja tidak percaya. "Ah, hahaha! Jangan percaya padanya. Ethan hanya bercanda. Dia memang memiliki bengkel ternama di Palermo. Itu sebabnya dia mengatakan kalau dia adalah mekanik. Benar kan, Ethan?" tatap Benigno dengan pandangan mengancam pada Ethan. Tentu saja itu adalah kode agar Ethan mengiyakan kata-kata Benigno. The Godfather pastinya malu punya seorang menantu seorang mekanik mobil. Usai berbasa-basi beberapa menit dengan para tamu itu, Benigno pun membawa Ethan ke ruang lain yang berada di gedung itu. "Apa maksudmu mengatakan kalau kau hanya mekanik bengkel? Kau ingin membuatku malu?" cecar Benigno. "Maaf, Papa Ben. Saya memang hanya seorang mekanik." "Kau tak hanya seorang mekanik, tetapi kau juga sampah sama halnya dengan kakakmu yang tidak berguna itu!" maki Benigno. Ethan terdiam. "Kalau bukan karena lelaki sialan itu telah mewasiatkan cucuku untuk kau asuh dan surat itu dibuat dan ditandatangani oleh banyak saksi. Aku tak sudi menikahkan kau dengan putriku yang berharga! Dan sekarang kau ingin membuatku lebih malu lagi. Kau sama dengan kakakmu, tidak bisa di bawa ke pertemuaan orang-orang kelas atas. Oleh karena itu kuberi tahu kau! Mulai besok tinggallah di rumah! Jangan lakukan pekerjaan apa pun. Lakukan sesuai tugasmu, jadi pengasuh untuk Clarissa, cucuku! Kau mengerti?!" Ethan mengangguk. "Baik, Papa," jawabnya tanpa membantah. "Papa? Cuihh!" decih Benigno. Usai berbicara dengan menantu tak diharapkan itu, Benigno pun meninggalkan tempat itu dan bergegas kembali ke aula tempat dimana pesta masih berlangsung. Sebelum Ethan kembali ke aula pesta, pria itu pun menyempatkan diri ke toilet pria untuk buang air kecil. Mumpung dia ada di luar aula, begitu pikirnya. Saat dia keluar dan melewati toilet wanita, suara desahan terdengar dari dalam toilet. "Larry, kendalikan dirimu! Kalau ada yang mencariku bagaimana?" rengek suara wanita dari dalam kamar mandi. Ethan mengenali suara itu. Hatinya terasa berdenyut mengetahui pemilik suara itu adalah Crystal. Meski bukan menikah karena cinta bukankah sekarang Crystal adalah istrinya? "Biarkan saja jika ada yang mencarimu. Bagaimana ini, Crys? Aku sudah lama menunggu kau berpisah dari Alessandro, menunggu kalian kapan bercerai. Tetapi kukira Tuhan Maha Adil sehingga ia bahkan mencabut nyawa pria miskin itu, agar aku bisa menikahimu. Tetapi kenapa malah kau menikah dengan adiknya? Ketidakadilan macam apa ini, Crys?" sahut lelaki yang sepertinya bernama Larry itu. Setelah itu terdengar suara kecupan bagai mencumbu. "Larry .... ah, tolong mengerti, ini bukan mauku. Siapa juga yang mau menikah dengan orang yang bahkan lebih sampah dari Alessandro. Aku benar-benar terpaksa, sungguh!" kata Crystal di antara cumbuan-cumbuan Larry padanya. "Kalau kau terpaksa bagaimana kau akan melewati malam pengantinmu dengannya nanti?" kekeh Larry. "Malam pengantin apa? Tidak akan ada malam pertama untuk sampah itu!" umpat Crystal. "Kalau denganku saja bagaimana?" goda Larry. "Kau sungguh nakal, Larry!" Sedang mereka berdua masih asyik dengan kegiatannya, dan Ethan masih berada di luar toilet itu ada beberapa tamu hotel yang ingin masuk ke dalam toilet. Ethan berniat menghalangi. "Silahkan pakai toilet yang lain, Nyonya!" Ethan menunjuk toilet lain di sebelah toilet itu, mencegah pengunjung lain masuk ke toilet yang di dalamnya ada Crystal. Setelah itu ia pun mengetuk pintu toilet itu. "Sayang, apakah urusanmu di dalam sudah selesai? Mari kita kembali ke aula. Banyak yang menunggumu di sana!" seru Ethan dari luar sambil mengetuk pintu. Di dalam Crystal dan Larry menghentikan kegiatan panas mereka dan membelalakkan mata. Mereka tak menyangka ada Ethan di luar. "Ya Tuhan, bagaimana ini?" Tak urung wanita itu gelisah juga. Apakah Ethan mendengar apa yang dibicarakannya dengan Larry? Atau apakah Ethan tahu saat ini dia sedang berduaan dengan pria lain di kamar toilet? "Sayang!!" panggil Ethan lagi. Larry memberi kode dengan menggerakkan dagunya, menyuruh Crystal keluar. Ya, kalau dipikir-pikir buat apa Crystal takut? Dia bukanlah suami sungguhan, tak ada beda dengan kakaknya yang tak berguna itu. Maka berpikir seperti itu, Crystal pun keluar dari toilet. Dengan wajah tak suka, Crystal bertanya pada Ethan. "Apa yang kau lakukan di sini?" Di luar toilet itu masih ada pengunjung lain. "Aku ke sini untuk menjemputmu, istriku," jawab Ethan "Tidak perlu bersikap imut seperti itu! Aku tetap tidak akan tertarik padamu!" balas Crystal. "Kau tidak harus tertarik padaku, jika aku bukan type-mu. Tapi tetap saja aku ini adalah suamimu, kan?" jawab Ethan dengan sabar. "Suami? Dalam mimpimu! Kau tahu aku menikah denganmu terpaksa karena kau berniat ingin mengambil putriku dariku padahal kau tidak berhak sama sekali! Kita bahkan tidak saling mengenal sebelumnya!" "Kita bisa berkenalan pelan-pelan, Crys," balas Ethan dengan suara yang lembut. "Aku tidak tertarik berkenalan dengan sampah. Bahkan kau dan kakakmu hanya pembawa kesialan dalam hidupku!" maki Crystal. Di dalam toilet Larry tersenyum senang akan jawaban Crystal pada Ethan. Sudah seharusnya Crystal bersikap seperti itu. Lelaki itu memang tidak pantas untuk Crystal, begitu pikir Larry.n Usai mengatakan hal itu, Crystal pun akan segera beranjak kembali ke aula, namun Ethan menahannya. "Apa lagi?" bentak Crystal dengan kasar Ethan mengambil sapu tangan dari kantong jasnya, dan menyeka lipstik di bibir wanita itu yang sedikit belepotan karena percintaannya dengan Larry. Ia juga sedikit merapikan gaun Crystal yang sempat kusut dan talinya sudah melorot melewati bahu. Sungguh sangat ironis sekali atau harusnya malah menjijikkan? Di saat ia baru saja menikahi wanita ini, wanita ini malah sibuk dengan pacarnya. Ah, ataukah pria itu selingkuhannya saat Alessandro bahkan masih hidup? Sungguh kakaknya yang sangat bernasib malang. "Harusnya kau bisa menjaga sikapmu. Aku tahu kau tidak menginginkan pernikahan ini, tapi bukan berarti kau harus bersikap seperti ini, Crys," kata pria itu dengan lembut. "Tutup mulutmu itu! Kalau kau sudah tahu aku tidak menginginkan pernikahan ini, kenapa kau tidak melepaskan hak asuh Clarissa saja? Dia putriku! Dia bahkan tidak mengenalmu. Sama seperti aku yang tidak mengenalmu! Kenapa harus berepot-repot melakukan pernikahan ini! Cih!" Crystal berdecih seolah ia sangat jijik pada Ethan. "Ini wasiat dari kakakku. Kalau kau memang keberatan menikah denganku, kenapa bukan kau saja yang melepaskan hak asuh atas Clarissa?" tantang Ethan. "Dia putriku, Bodoh! Mana mungkin aku melepaskan hak asuh atas putriku sendiri. Pikiranmu di mana, hum?" balas Crystal dengan nada marah. "Sepertinya kita sudah pernah membahas ini, Crys," kata Ethan. Crystal sampai mengatupkan mulutnya rapat-rapat. Ia ingin membalas Ethan tapi ia kehilangan kata-kata. Apa yang dikatakan oleh Ethan adalah benar adanya. Mereka telah pernah membahas ini sebelumnya. Keluarganya adalah keluarga beresiko, berbahaya. Itu yang menjadi alasan Alessandro menyerahkan wasiat untuk Ethan agar mengambil hak asuh atas Clarissa. Tetapi dia dan ayahnya tentu tidak sebodoh itu sehingga tidak bisa melindungi putri dan cucu mereka sendiri. Namun jika mereka berebut hak asuh atas Clarissa hingga ke pengadilan, kemungkinan besar Ethan akan menang. Mereka mungkin bisa saja menyogok hakim tapi keluarga mereka akan disorot kembali oleh media, dan polisi akan punya alasan dan motif untuk menangkap ayahnya apalagi disaat ayahnya diserang isu sensitif yang membuat reputasinya jelek. Kesal tak dapat membalas kata-kata Ethan, Crystal mengepalkan tangannya dan berbalik meninggalkan pria itu lebih dulu untuk kembali ke aula. Ethan mengikutinya. Mereka tak mempedulikan lagi Larry yang masih ada di kamar mandi. Baru saja Crystal kembali ke dalam aula, tiba-tiba terdengar suara keributan di luar. Sepertinya terjadi perkelahian. Perhatian semua orang langsung tertuju ke arah pintu masuk aula. Tidak lama masuklah beberapa orang yang sepertinya datang ingin mengacau di pesta ini. Tak lama terdengar suara sepatu pantofel yang berpadu dengan lantai semakin mendekat. Seorang pria paruh baya dengan memakai jas masuk ke dalam aula. Di belakangnya mengikuti dua orang lainnya membawa senjata api. "Wah, wah, wah!! Ada pesta pernikahan tapi aku tidak diundang di sini. Ini tidak adil, Ben!" serunya pada Benigno. Benigno tampak tidak senang. "Andrew Bosseli, pergilah! Jangan mencari gara-gara di sini!" "Ben, aku pikir kalian masih berkabung atas meninggalnya menantu kesayanganmu itu. Sekarang Crystal sudah akan menikah lagi? Big WOW!! Cepat sekali!" "Itu bukan urusanmu!" "Ah, ya! Itu pasti karena sebenarnya kalian menganggap pria itu adalah sampah yang tidak berguna, benar bukan?" kekeh pria itu. Benigno tersenyum tipis sambil mengangkat sebelah sudut bibirnya. Melihat senyum Benigno, pria itu tertawa keras. "Sepertinya waktu itu kami salah sasaran. Harusnya kami langsung membunuh putrimu saja!" Andrew menggerakkan dagu ke arah Crystal untuk memberi kode pada anak buah di belakangnya yang sedang membawa senapan panjang. Ethan yang baru datang menyusul Crystal dari toilet terkejut saat melihat keributan yang sedang terjadi di aula. Sementara itu orang yang memegang senjata itu langsung mengokang senapannya dan mengarahkannya langsung ke arah Crystal. Ia siap membidik .... Sebelum pelatuknya benar-benar tertarik, Ethan dengan sigap meraih piring dari meja tamu dan melemparnya ke arah sniper itu. PRAANK!! Piring itu jatuh ke lantai tepat setelah menghantam kepala sang sniper. "Oh ..." pekik tertahan keluar dari mulut orang-orang yang berada di sana. Begitu pun dengan Benigno dan Crystal. Mereka sampai terperangah melihat aksi heroik Ethan itu. "Andrew Bosseli!! Berani sekali kau ingin menyerang istriku!" *****"Emm ... Nyonya Crystal, a-aku ... aku ..." Jack menjadi tergagap salah tingkah karena dia yang tidak sengaja mengatakan pada Crystal kalau Ethan berangkat ke Palermo."Katakan padaku dengan jelas, apakah Ethan saat ini sedang ada di Palermo?" tanya Crystal mengulangi pertanyaan yang tadi.Jack tidak segera menjawab. Dia masih terus bingung dengan apakah di harus menjawab jujur atau dia melanjutkan dusta yang dimulai oleh Ethan."Jack!!" Intonasi suara Crystal meninggi seakan dia dan Jack adalah orang yang telah kenal lama."Nyonya Crystal, aku hanya salah bicara. Ya Tuhan, sebenarnya apa yang kukatakan?" keluh Jack sambil menampar mulutnya beberapa kali.Crystal melihat pada Jack dengan tatapan penuh ancaman."Aku tidak percaya pada keteranganmu yang ini. Sekarang katakan padaku, sejak kapan Ethan ke Palermo. Apa yang sedang dilakukan di sana?"Jack menatap Massimo seperti seseorang yang memohon agar pria itu mau menyelamatkannya yang sedang terpojok oleh pertanyaan-pertanyaan yang
"Kita pergi sekarang saja, Bertha." Tiba-tiba saja Crystal berdiri dari tempat duduknya. Bertha yang juga sedang duduk di lantai mendongak menatap Crystal, seakan ingin memperjelas apa maksud dari perkataan bosnya itu. Pergi kemana maksudnya? Ke Palermo?"Nyonya? Kemana?" "Kita harus mencari Ethan sekarang, Bertha. Aku benar-benar tidak bisa tenang kalau terus seperti ini," keluh Crystal."Tapi kita tidak bisa ke Palermo dalam kondisi seperti ini, Nyonya. Saya mohon berpikirlah dengan jernih," pinta Bertha.Crystal berkacak pinggang sambil dia berpikir-pikir sejenak."Aku mengerti. Kita tidak akan pergi ke Palermo. Tetapi kita akan bengkel Ethan saja saat ini," kata Crystal dengan lemah."Tetapi ... Tuan Besar bilang, Tuan Ethan tidak ada di sana," gumam Bertha dengan sangat hati-hati seolah-olah takut kalau Crystal akan over thinking lagi.Crystal kembali tertegun mendengar kata-kata asisten rumah tangganya itu. "Setidaknya aku harus mencoba melakukan sesuatu dan memastikan kalau
Dua hari setelah kedatangan Benigno ke rumahnya, Crystal masih saja menunggu Ethan. Dan seolah keadaan sedang berpihak pada ayahnya, Crystal tidak habis pikir kenapa Ethan belum juga kembali. Dia benar-benar gelisah dan tidak tahu harus berbuat apa. "Nyonya, sebaiknya anda pakai kembali kursi roda anda. Sangat riskan kalau terjadi sesuatu pada anda nanti," tegur Bertha.Bukan tanpa alasan Bertha berani menegur majikannya itu. Pasalnya saat ini Crystal tidak mau lagi memakai kursi rodanya. Dia bahkan seperti tidak peduli lagi dengan kondisi kehamilannya saat ini. Yang dipikirkannya hanyalah keselamatan Ethan, Ethan, dan Ethan.Crystal yang sedang berjalan mondar-mandir, tiba-tiba menghentikan langkah kakinya dan berhenti tepat di depan Bertha yang sedang bermain dengan Clarissa."Bertha, tolong berikan aku pendapatmu, saat ini hanya kau saja yang bisa aku ajak berbicara. Tidak ada orang lain yang bisa aku minta pendapat. Kau tahu sendiri bagaimana sikap papa kemarin kan? Dia sangat an
"Danilo?" Crystal menggumam saat Benigno menyebutkan nama itu."Iya, benar. Papa tidak tahu apa kau masih ingat tentang polisi itu atau kau sudah lupa, tetapi yang jelas menurut informasi yang papa dapatkan, ketika ada penyelidikan tentang kasus pembunuhan Anna di Mare Nostrum Hotel, Danilo, polisi itu dinyatakan menghilang. Dan orang-orang yang Papa tempatkan di sana sempat melihat kalau sebelum hilang Danilo bertemu dengan beberapa orang yang diduga adalah anak buah Ethan di jalan yang tidak begitu jauh dari tempat itu, dan mereka memaksanya masuk ke dalam sebuah mobil dan membawanya pergi. Setelah itu hingga saat ini Danilo dinyatakan menghilang. Dan baru pagi ini Papa melihat berita di televisi bahwa dia adalah salah satu korban dari peledakan bom yang ada di Palermo," kata Benigno menjelaskan pada putrinya itu."Tunggu, tunggu, tunggu. Apa Papa bilang tadi? Papa bilang kalau Papa menyelidiki Ethan sampai ke Mare Nostrum Hotel? Dan menyuruh orang-orangnya Papa mengawasi gerak-geri
"Papa ..." gumam Crystal."Eheemm," dehem Benigno. Terlihat kalau Benigno seperti sedang berusaha untuk pura-pura acuh. Ya, dia tidak ingin membuat putrinya ini semakin besar hati karena kedatangannya. "Papa, ada keperluan apa datang kemari?" tanya Crystal pada sang ayah."Kenapa? Apakah aku tidak boleh datang ke rumah putriku sendiri?" balas Benigno sedikit sinis."Bukannya begitu, ehm ... aku hanya sedikit heran karena kedatangan papa yang tiba-tiba. Bukankah Papa yang bilang kalau Papa sudah tidak ingin tahu apapun tentang aku? Bukankah Papa juga yang bilang kalau aku sudah bukan lagi bagian dari keluarga Mensina? Jadi sudah jelas kenapa aku terkejut papa ada di sini saat ini," balas Crystal tak kalah ketus dari sang ayah padanya.Jika Benigno tidak ada, dia akan merindukan orang tua itu. Orang yang sering dia anggap menyebalkan, namun juga sebenarnya adalah orang yang paling peduli dan paling mengerti tentang dirinya. Dan orang itu adalah ayahnya. Namun jika mereka bertemu seper
Beberapa hari berlalu, Crystal tetap menunggu Ethan kembali pulang padanya. Tetapi hari ini, detik ini, jangankan pulang, pria itu bahkan tidak bisa dihubungi. Ponselnya benar-benar mati. Tidak aktif, sedang berada di luar jangkauan, dan silahkan tinggalkan pesan anda, hanya pesan dari operator provider seluler seperti itu yang didapat oleh Crystal setiap kali dia mencoba menghubungi suaminya itu. Sungguh sangat menyedihkan berharap sang kekasih hati pulang, namun jangankan pulang kabar berita pun tak ada. Pagi ini pun Crystal seperti biasa hanya bisa memandangi ponselnya setelah lelah menghubungi pria itu dan selalu berakhir dengan nada "BIP". Crystal meletakkan ponselnya di atas pangkuannya sebelum pada akhirnya dia menjalankan kursi roda ke arah depan. Crystal sungguh tak bisa lagi bersabar. Persis seperti yang dijanjikan oleh Massimo, begitu tiga atau empat hari masih tak ada kabar tentang Ethan, maka pria itu akan mengantarnya ke markas mereka, begitulah perjanjian mereka yang
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen