Kini setelah Felicity sudah terkenal, pria-pria muda dan kaya mulai banyak mendekatinya. Pernah sekali waktu dia demam, sejumlah pria langsung datang menjenguk dan membawakannya obat. Bahkan tidak sedikit dari mereka selalu mengiriminya pesan setiap malam.Secara teknis, dengan perlakuan yang demikian, sebenarnya pria-pria itu sudah memenuhi 'standar pasangan' Felicity. Sementara Ordinary Man justru tidak banyak berkomunikasi dengan Felicity selama beberapa bulan terakhir. Dia bahkan tidak pernah bertemu pria itu secara langsung. Namun meski begitu, Felicity tetap tidak menaruh perasaan apapun pada pria lain. Itu menjadi bukti bahwa dia hanya mengagumi 'Ordinary Man'. Seringkali Felicity membayangkan dan menebak-nebak rupa Ordinary Man.Namun dari semua petunjuk yang dia dapat, kesemuanya merujuk pada orang yang selalu dia pandang rendah, yaitu Gerald. Tentu saja itu membuat perasaannya menjadi tidak karuan.'Apakah itu memang benar-benar Gerald? Jika iya, berarti Gerald lah yang selam
“Xavia ada di Yanken?"Gerald masih tercengang mendengar nama itu. Dia sudah tidak mendengar kabar soal Xavia selama berbulan-bulan. Tiba-tiba muncul perasaan sakit dalam hatinya.Bagaimanapun, dia pernah menjadi pacar Xavia selama dua tahun. Kenangannya di Universitas Mayberry dipenuhi dengan kebersamaan mereka berdua. Tetapi sayangnya, Xavia sudah menyakiti perasaannya. Hingga pada satu titik, Gerald hanya merasakan benci pada gadis itu.Setelah membuka identitasnya sebagai Tuan Crawford, dia bersikap lebih dingin pada Xavia. Xavia yang merasa sangat terpukul akhirnya memutuskan keluar dari kampus.Sejak kejadian itu, semua kebencian yang dirasakan Gerald perlahan lenyap dan digantikan perasaan bersalah.Di masa lalu, Gerald tidak punya apa-apa, tetapi Xavia tidak membencinya karena itu. Gadis itu tetap memilih bersama Gerald. Mereka sering makan dan berbelanja bersama. Meskipun memang benar Xavia berubah pada akhirnya, dia tetap jauh lebih baik dibandingkan dengan Alice dan yang lai
Dia menyetujui perjanjian itu tanpa sedikitpun merasa ragu. Itu jauh lebih baik daripada memberitahu Felicity bahwa dia sebenarnya memang Ordinary Man. Tetapi sekarang ini bukan saatnya membahas itu, sekarang adalah waktunya Felicity meminta bantuan fansnya untuk mencari Giya.Saat Gerald menuruni anak tangga, semuanya dapat melihat banyak hal membebani pikirannya.Gerald berjalan mondar mandir, sementara Felicia dan Quade mengikuti di belakangnya. Felicia terus terus-terusan menyenggol Quade dan mengarahkan kepalanya ke punggung Gerald. Terlihat sekali Quade ingin mengatakan sesuatu pada Gerald. Tetapi sayangnya Quade tidak berani mendekati Gerald."Quade, tidak apa-apa. Maju dan bilang pada Gerald!" ujar Tammy sambil menghela napas dan memandang mereka berdua. Dia tidak tahan melihat mereka berlaku diam-diam di belakang Gerald.Gerald mendengar namanya disebut dan langsung membalikkan badan. Di belakangnya, dia melihat Felicia menyenggol Quade sementara mereka berdua balik memandang
“Sharon, kamu! Beraninya kamu menamparku! Hayward, si jalang ini baru saja menamparku!" Saat berkata begitu, Lilian menatap pada Hayward sambil memegangi pipinya yang perih. Sayangnya, Hayward justru mengalihkan pandangannya, jelas dia berpihak pada siapa. "Ooh, aku mengerti. Jadi begitu rupanya. Ternyata selama ini aku buta karena nggak bisa melihat orang macam apa kamu sebenarnya." Suara Lilian bergetar, dia pun kemudian membalikkan badan dan berlari sambil menangis.Sharon membanting sendok dan garpunya ke atas meja. Dia sudah tidak berminat lagi menikmati makanannya setelah kekacauan itu. Tidak berselang lama, mereka berdua pun meninggalkan restoran.'Sayang sekali dua orang sahabat harus bertengkar seperti musuh,' gumam Gerald dalam hati.Dari semua yang terjadi di depannya, Gerald bisa menangkap hubungan di antara mereka bertiga. Tampaknya baik Lilian maupun Sharon sama-sama menjadi lebih agresif dan terbuka pada Hayward karena beberapa properti yang kini dimilikinya.Dulu keti
Suara Gerald terdengar sangat cemas saat melempar pertanyaan itu.Pria tua itu terkekeh dan menatap Gerald. “Ya, aku bertemu dengannya. Aku melihatnya sendirian di luar Stasiun Mayberry pada siang hari itu. Aku masih ingat dengan jelas karena dia sangat menarik, tinggi dan cantik. Beberapa orang menunggunya di stasiun. Setelah mengobrol singkat, dia masuk ke dalam mobil dengan tergesa-gesa dan itulah terakhir kali aku melihatnya...”“Kamu sepertinya tertarik. Apa kamu mengenalnya?” tanya pria tua sambil tersenyum.“Ya, kami berteman,” ujar Gerald mengangguk dan menanyakan beberapa detail lebih lanjut pada pria itu. Berdasarkan deskripsi dari pria tua itu saat kejadian, orang yang dia lihat hari itu memang sangat mungkin adalah Giya. Waktunya juga sangat persis. Selama Gerald bisa tahu lokasi terakhir kalinya Giya menghilang, entah dia diculik atau tidak, kasusnya akan bisa diungkap dengan lebih mudah. Saat Gerald akan pergi, pria tua itu menggenggam lengannya dengan gugup.“A
"Hei, itu Gerald, kan?" tanya seorang pemuda yang mengenali sosok yang sedang bersepeda di tengah hujan itu."Ya, kamu benar. Ya, Tuhan, dia bersepeda di tengah hujan yang sangat lebat! Dia juga tampak sangat tergesa-gesa.""Aku dengar dia menang undian mobil, tetapi ternyata dia tetap saja dia gembel seperti biasanya.""Yeah, aku menyesal sempat kagum padanya ketika dia memenangkan lotre."Mereka pun mulai kasak-kusuk membicarakan Gerald.Sepuluh orang yang berdiri di ambang pintu itu adalah teman-teman sekelas Gerald. Sang Konselor, yang pasti sudah bisa ditebak, tidak lain adalah Cassandra.Kebetulan Cassandra sedang pindahan ke rumah barunya lagi hari ini. Dia tidak perlu tinggal di apartemen dosen lagi.Karena St. Cloud adalah kawasan elit, harga rumah yang ada di sana mencapai sekitar 400.000 dolar.Cassandra sudah bekerja menjadi dosen di universitas selama sekian waktu sampai hari ini. Dia juga mendirikan toko onlinenya sendiri. Dengan bantuan Felicity yang mempromosikan toko d
Meskipun Gerald sudah merasa lega, tetapi dia merasa tetap perlu melihat kondisi Giya dengan mata kepalanya sendiri.Saat Gerald berjalan di bawah payung yang dipegangi oleh dua pengawal tadi, para pengawal lain yang berjaga di depan pintu langsung membentuk dua baris di samping dan membungkuk hormat saat Gerald melewati mereka.Di dalam rumah, beberapa pengawal yang sedang mengurus prosedur akhir bergegas menghampiri Gerald ketika melihatnya masuk. Sama seperti para pengawal yang berada di depan pintu, mereka pun juga langsung membentuk dua baris dan membungkuk hormat pada Gerald."Tuan Crawford!" seru mereka bersamaan.Tammy, kedua orang tua Giya dan yang lainnya berada di dalam ruangan ketika hal itu terjadi, mereka memandang Gerald dengan perasaan terkejut."Tuan Crawford?""Gerald... dia adalah Tuan Crawford?"Tammy dan beberapa gadis lain gemetar ketakutan. Kini mereka semua tahu identitas Gerald yang sebenarnya.Gerald tidak mempedulikan hal itu karena dia tidak mencemaskan Tam
“Kamu benar. Lihat mobil-mobil mewah itu!" seru seorang gadis yang lain.Lilian sempat linglung dan terpana mendengar mereka mengatakan yang sebenarnya.Semuanya adalah mobil Maybach dan setiap satu unitnya seharga satu buah rumah di kawasan itu.Bayangkan bisa menikah dengan orang yang sangat kaya dari latar belakang keluarga yang berada, betapa semua orang akan merasa iri.Lilian menghela napas pelan. 'Si berengsek Sharon itu! Aku jauh lebih cantik dari dia, tapi ternyata Hayward tetap memilihnya! Dasar jalang! Satu-satunya yang bagus dari Sharon adalah berpura-pura.'Lilian bisa berada di sini karena dia telah menyewa rumah bersama dua orang temannya. Melihat semua mobil Maybach itu menambah rasa cemburunya pada Sharon.Tak berapa lama, semua mobil pun pergi dan keadaan kembali normal. Sementara Yacob, dia sudah dibawa oleh polisi.***Keesokan harinya, setelah bangun tidur dan bersiap, Gerald segera menuju ke rumah sakit untuk melihat kondisi Giya."Terima kasih telah menyelamatka