Meet the Heroine Akshara Blanca Tanarya tidak pernah menyangka jika hubungannya dengan Dionisius Patradika yang sudah dijalin lebih dari satu dasawarsa harus berakhir begitu saja karena alasan perbedaan keyakinan. Di tengah rasa sedih dan kekecewaannya, hanya sang sahabat Adam Raharja yang selalu ada menemani Akshara dan selalu siap meminjamkan bahunya untuk tempat bersandar. Meet the Hero Adam Raharja tidak pernah menyangka jika ia harus menjalani blind date dengan beberapa anak teman Mamanya hanya karena sang Mama takut dirinya akan membujang seumur hidupnya. Untuk membuat sang Mama jera menjodohkannya dengan beberapa wanita, Adam selalu meminta Akshara membantunya. Hingga akhirnya tercetuslah sebuah ide gila yang bisa menguntungkan mereka berdua. *** Bagaimana Adam dan Akshara akan menjalani kehidupan mereka, apakah mereka akan menyadari perasaan satu sama lain ketika momment mereka sering bersama banyak tercipta. Karena bagi Adam, Akshara bukanlah tipe wanita idamannya untuk di jadikan pendamping hidup, sedangkan bagi Akshara, Adam adalah seorang wanita yang terjebak dalam tubuh seorang pria. ***
ดูเพิ่มเติมTok....
Tok....
Tok.....
Sebuah ketukan pintu membuat Akshara menoleh ke sisi pintu kamarnya.
"Bi, buka pintunya. Sudah tiga hari lo ngedekem di kamar aja. Emang Lo nggak lapar?"
"Pulang aja ke Jogja, Nyet. Gue bisa hadapin ini sendiri," kata Aksara di sela-sela tangisannya.
"Ya nggak bisa gitu, terus kalo emak bapak Lo tanya kondisi Lo, gue jawab apa?"
"Jawab aja suruh siapin liang lahat," jawab Shara dengan sedikit berteriak.
Mendengar jawaban Shara, Adam memilih kembali turun ke lantai satu rumah Shara. Sudah tiga hari ini dirinya terpaksa ijin dari kantor dan mengerjakan pekerjaannya dari jauh. Sebagai seorang sahabat, Adam bisa memahami reaksi Shara ini. Bagaimana tidak, sudah berpacaran lebih dari satu dasawarsa dengan Dion namun semua berakhir sia-sia setelah Dion mengatakan jika keluarganya tidak bisa menerima pernikahan beda keyakinan. Shara yang selama ini berharap banyak atas hubungan ini menjadi shock dan tentunya hancur bagai butiran debu. Shara memang tidak berani menceritakan kepadanya langsung, namun ia bercerita kepada Angi, yang membuat Angi meminta Adam untuk menemani Shara karena ia tidak bisa datang untuk memeluk Shara dan memberikan semangat hidup untuknya.
Tiga hari lalu saat Adam tiba di rumah Shara, rumah ini laksana kapal pecah, semua guci-guci antik koleksi Shara sudah pecah seluruhnya di lantai, tisu-tisu bertebaran dimana mana, yang lebih parah adalah kondisi Shara yang terlihat seperti zombie. Melihat Shara seperti itu, entah kenapa hati kecil Adam merasa sakit. Shara yang ia kenal periang, teman berdebat bahkan sahabat yang telah bersamanya sejak mereka masih SD bisa berubah seratus delapan puluh derajat. Akshara Blanca Tanarya, sebuah nama yang biasanya tidak terlalu berarti untuknya, namun ketika melihat Shara sehancur ini, hati Adam teriris iris.
Diwaktu yang sama dan tempat yang berbeda, Akshara sedang menatap kamarnya dengan pandangan tidak percaya. Bagaimana bisa kamarnya yang lebih sering terlihat rapi, bahkan kini terlihat lebih kotor dan berantakan dari tempat pembuangan akhir sampah. Shara memegangi kepalanya lalu ia segera berjongkok di dekat ranjang. Beberapa menit Shara hanya bisa menangisi kebodohannya selama ini.
Betapa bodohnya dirinya bisa percaya begitu saja kepada Dion yang akan mengalah dan mengikuti keyakinan yang ia anut. Betapa bodohnya ia yang rela begitu saja pindah ke Jakarta dan memulai kariernya di sini dengan meninggalkan keluarganya di Jogja. Lebih bodohnya lagi, Shara menolak ketika orangtuanya menawarkan untuk mengambil jurusan kedokteran dan memilih mengambil jurusan akuntansi. Lebih dari semua itu, hal yang paling ia sesali adalah keputusannya untuk memberikan mahkotanya kepada Dion beberapa tahun lalu. Kini, ia yakin bahwa tidak akan ada lagi laki-laki yang mau menerimanya apa adanya, apalagi ketika mengetahui masa lalunya. Saat pikirannya kalut dengan realita hidup yang sedang ia hadapi, tiba-tiba Shara mendapatkan sebuah motivasi dalam dirinya.
"Okay, nggak masalah gue pernah bertindak bodoh dan ceroboh. Cukup sekali aja itu terjadi. Sekarang gue yakin, bahwa gue akan tetap bisa hidup tanpa Dion. Semua itu dimulai dengan gue harus menghapus Dion beserta kenangannya dari hidup gue, selamanya" kata Sahara dengan keyakinan pasti lalu ia bangkit berdiri untuk menuju ke kamar mandi yang ada di dalam kamarnya.
Saat berada di dalam kamar mandi, Shara menatap wajahnya yang sungguh tidak layak untuk di lihat khalayak ramai. Rambut panjang acak-acakan, wajah pucat, tubuh tidak terawat. Cukup sampai di sini. Kini ia menundukkan kepalanya dan segera membuka laci di bawah wastafel. Ia keluarkan sebuah gunting baru dari dalam kemasannya. Segera ia memegang rambutnya yang panjang, hitam dan lurus ini.
"Selamat tinggal masa lalu, Selamat tinggal Dion dan selamat tinggal rambut panjang," kata Shara sambil memotong rambutnya tepat di atas pundak.
Kresss......
Kresss......
Kresss.....
Rambut panjang hitam Shara mulai berjatuhan di lantai. Saat ini rambut Shara telah menjadi pendek di atas pundak. Ia tersenyum melihat dirinya. Mungkin hidup baru yang akan ia lalui harus dimulai dengan cara seekstrim ini. Ia akan menghapus kenangan dimulai dengan memangkas rambut panjangnya yang sering Dion belai, cium bahkan membantunya menyisir rambut tersebut.
***
Sudah tiga hari Adam dan Shara berada di Penang, Malaysia. Di hari pertama mereka tiba di Penang ini, Adam langsung mengajak Shara untuk mengunjungi Pantai Batu Ferringhi. Mereka menghabiskan waktu siang sampai sore hari di sana. Selesai itu, mereka kembali ke hotel tempat mereka menginap untuk beristirahat karena pagi harinya mereka harus melakukan medical check up di sebuah rumah sakit yang ada di sini. Jika doorprize pernikahan Angi dan Joe dulu bertabur hadiah mulai dari emas hingga sepeda motor, maka di pernikahan Robert dan Senja ini, hadiahnya adalah medical check up di rumah sakit yang ada di Penang. Bagi Adam hadiah ini cukup membuatnya senang karena toh ia yang paling malas untuk medical check up akhirnya mau tidak mau memeriksakan kondisi kesehatannya. Lagipula mulai saat ini dirinya harus berusaha menjaga kesehatannya karena dirinya memiliki anak yang harus ia dampingi hingga dewasa kelak. Untuk bisa melakukan semua itu, ia harus hidup sehat sejak saat ini. Apalagi umurnya
Acara kumpul keluarga serta teman-teman dekat setelah pemberkatan pernikahan Robert berjalan menyenangkan. Acara yang dikemas dengan santai dan banyak hiburan dari live music ini juga menjadi ajang kumpul-kumpul Robert dengan teman-teman sejawatnya. Meskipun Mama dan Papanya hadir kali ini, namun tak semeja dengan mereka pun Shara tetap menikmati acara. Entah kenapa ia merasa bersyukur karena jika ia satu meja dengan orangtuanya, ia seakan menjadi seorang yang tersesat di dalam hutan dan tak tahu arah pulang. Obrolan mereka begitu tidak nyambung karena ia bukan orang medis."Nyet, lo bilang dulu mau nyumbang lagu kalo Robert nikah. Buruan dong. Sudah dipersilahkan sama MC-nya," kata Nada yang satu meja bersama Adam dan Shara."Mau kasih lagu apa? Gue belum latihan piano apalagi suara.""Halah, Mas. Sefals-fals-nya suara lo, itu masih lebih enak didengar daripada suara Mbak Nada. Buruan sana maju," kata Caramel mempersilahkan Adam.Adam berpikir beberapa saat hingga akhirnya ia mencoba
Adam menghela napas panjang kala melihat Galen yang sudah duduk di kursi penumpang depan mobil dengan penampilan rapinya. Shara yang melihat kelakuan Adam ini justru tersenyum. Sejak mereka menikah, dirinya tak pernah duduk di kursi penumpang belakang lagi tetapi kondisi kali ini begitu lain. Tidak mungkin ia memangku Marrel di depan dan membiarkan Galen serta Edel duduk di belakang tanpa penjagaan sama sekali. Karena itu pula ia mengutus Galen untuk menemani Adam duduk di depan sedangkan dirinya, Marrel dan Edel ada di kursi penumpang belakang mobil."Pakdhe, ayo kita berangkat," ajak Galen dengan suara penuh semangat."Kenapa kamu enggak di belakang aja sih, Gal? Biar Budhe Shara yang duduk di dekat Pakdhe.""Budhe Shara yang minta aku duduk di sini. Katanya biar aku enggak nangis kalo dinakalin Edel."Adam menutup kedua matanya sekejap lalu membukanya lagi. Memang dua keponakannya ini selain bisa akur juga tidak kalah sering menjadi musuh dan Galen adalah pihak yang selalu menangis
Matahari pagi ini cukup hangat menyapa rumah keluarga Raharja. Tidak hanya hangatnya sinar matahari di luar rumah namun juga hangatnya perasaan mereka semua karena salah satu orang terdekat mereka akan melepas masa lajangnya hari ini. Ya, hari ini adalah hari pemberkatan Robert dan Senja di gereja. Mengingat Adam dan Shara memiliki bayi, maka mereka hanya akan menghadiri acara makan-makan setelah pemberkatan ini di salah satu ballroom hotel yang ada di pusat kota.Mengingat Robert adalah salah satu orang yang penting di hidup Nada sejak SMA, maka Nada sudah sibuk sejak kemarin karena ia dan Deva menjadi orang yang bertanggungjawab mengurus tempat acara makan-makan ini sedangkan Salma sibuk membantu di gereja. Memang pernikahan Robert dengan Senja sekarang belum memasuki resepsi karena keluarga Senja yang berada di luar negri belum bisa kembali ke Indonesia sehingga acara itu ditunda terlebih dahulu. Lagipula menurut Robert dirinya baru mulai bekerja kembali di rumah sakit dan sedikit
Setelah mundur selama beberapa hari karena kondisi Marrel yang baru diperbolehkan pulang dari rumah saat berusia 7 hari, maka kini di usia Marrel yang ke 14 hari, acara akikah untuknya diselenggarakan. Kali ini Adam dan Shara memilih rumah mereka sebagai tempat berlangsungnya acara akikah. Sejujurnya Shara tidak ikhlas jika rambut Marrel yang hitam lebat dan sedikit gondrong ini harus dicukur habis sampai botak. Selama beberapa hari ia berjuang untuk meyakinkan Adam jika Marrel tidak harus sampai digundul namun hasilnya sia-sia saja. Adam tetap berpikir jika rambut Marrel sebaiknya digundul agar keluarga mereka tidak banyak berkomentar apa-apa. Mau merubah kebiasaan keluarga rasanya Adam sudah malas karena ia pasti akan menerima nasehat dari beberapa tetua keluarganya sampai telinganya pekak. Lagipula nantinya rambut Marrel akan tumbuh kembali. Adam meyakinkan Shara jika hanya sekali ini saja mereka menggundul Marrel. Nantinya terserah Shara jika ingin menggunakan gaya gondrong atau g
Isakan tangis Shara tengah malam ini seakan menjadi pisau yang mengiris hati Adam sebagai seorang suami dan ayah baru. Baru tadi pagi mereka berdua merasakan kebahagiaan yang tidak bisa digambarkan dengan apapun juga karena akhirnya setelah dua tahun lebih menjalani biduk rumahtangga, mereka akhrirnya dikaruniai seorang momongan. Tapi hasil tes bilirubin milik Marrel yang keluar beberapa jam lalu dan mengkonfirmasi jika dugaan Nada benar telah membuat rasa bahagia yang tengah mereka jalani berubah menjadi sebuah rasa khawatir. Kenyataan jika orangtua Shara yang menjadi dokter anak untuk menangani cucunya sendiri juga tidak membuat Shara jauh lebih tenang. Shara terus menyalahkan dirinya sendiri saat ini karena keadaan Marrel ini kemungkinan karena kurang minum asi dan golongan darahnya dengan Shara yang berbeda. Marrel bergolongan darah A sama dengan dirinya sedangkan Shara O. Bantuan Ayu, Sonny serta Nada untuk meyakinkan Shara jika tidak ada yang perlu dikhawatirkan nyatanya sampai
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
ความคิดเห็น