”Jadi apa rencana kalian?” tanya Gerald penasaran. Ketika Quinton menghampiri Aiden tadi, Gerald bisa melihat meskipun Quinton bersikap sangat sopan pada Aiden, terlihat jelas bahwa Quinton dan Aiden sebenarnya tidak begitu akrab. Quinton hanya bersikap sopan saja karena sungkan dan menghomati keluarga Baker. “Hahaha! Saya akan menunjukkan sebuah video.”Setelah berkata demikian, Aiden lalu mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan sebuah rekaman video. Video itu menunjukkan sebuah kamar tidur besar. Lalu terlihat Quinton masuk ke dalam kamar dengan seorang wanita yang sepertinya tidak sadarkan diri. Wanita cantik itu kisaran usia tiga puluhan. Yang terjadi selanjutnya tidak perlu dijelaskan.Video itu hanya berdurasi tiga menit, tetapi sudah membuat Gerald merasa ikut malu melihatnya. “Kenapa kalian ingin menghancurkan dia? Wajar kalau pria muda seperti Quinton berhubungan dengan gadis?” Gerald bertanya dengan senyum pahit.Aiden diam sejenak lalu menjawab, “Tuan Crawford, itu
”Oh, jadi begitu ceritanya. Quinton keren banget, ya! Cara terjitu mengambil hati wanita memang dengan membuatnya tersentuh.”Semua orang di aula itu merasa iri melihat kemesraan Alice dan Quinton. Gerald merasa sedikit tidak nyaman. “Pasangan muda di depan kita ini benar-benar gambaran kebahagiaan! Baiklah, sekarang saatnya momen pengguntingan pita sebagai tanda dibukanya Restoran Grand Marshall. Tapi sebelum itu, kita akan saksikan video ucapan dari para pimpinan dan CEO dari seluruh dunia. Kami persilakan hadirin sekalian untuk menyaksikan ke layar besar,” kata pembawa acara mengalihkan perhatian audiens untuk menghindari kemoloran waktu. Lampu ruangan dimatikan. Alice sempat melirik pada Gerald dengan senyum sinis. Gerald berbalik memberikan senyum padanya. Alice merasa senyum Gerald sedikit aneh. Gerald pasti diselimuti rasa iri, pikirnya.Ketika video mulai diputar, semua orang di dalam ruangan terbelalak kaget! Yang ditayangkan di layar bukan video ucapan dari para CEO.
“Oh, Alice ada masalah? Bagus, dong! Tak terhitung berapa kali Alice berlaku buruk pada Gerald. Jadi sudah sepantasnya dia menerima karma atas perbuatannya!”Teman-teman sekamar Gerald tidak peduli. Harper menggaruk kepalanya dan berkata, “Kecuali Naomi, semua gadis termasuk Hayley selalu mendukung Alice!”“Gerald, apa yang harus kita lakukan sekarang?” Benjamin memandang Gerald dan bertanya.Karena Naomi yang menelepon, Gerald jadi luluh. Lagipula lokasi kejadianya di Emperor Karaoke Bar yang adalah miliknya. “Ayo kita ke sana, kita lihat sama-sama apa yang sebenarnya terjadi!”Gerald sebenarnya tidak peduli dengan Alice, tapi dia tidak ada pilihan lain.Mereka menelepon dua taksi dan bergegas menuju ke Emperor Karaoke Bar.Di sebuah ruangan khusus di bar itu, nampak Alice dengan beberapa botol anggur pecah di hadapannya. Alice juga nampak agresif meneguk anggur merah langsung dari botolnya.“Mengapa? Mengapa Quinton begitu? Kupikir dia seorang pria baik yang baru selesai s
Alice menutup sambungan teleponnya.Ternyata selama ini Alice salah besar. Dia meyakini bahwa Quinton lah yang telah menolongnya waktu itu.Alice menahan diri untuk tidak bertanya detil seputar insiden itu karena dia tidak ingin Quinton merasa bahwa dia menerima Quinton sebagai pacarnya semata-mata karena ingin berterima kasih atas pertolongannya malam itu.Sekarang, semuanya menjadi jelas.Bukan Quinton yang telah menolongnya malam itu. Lalu, siapakah dia orangnya?Saat ini…Satpam menerima panggilan telepon melalui headset-nya. Wajahnya menunjukkan ekspresi terkejut dan mengatakan tiga kali kata ‘ya’ dengan nada penuh hormat.Raut muka satpam berubah pucat pasi.Satpam itu membungkukkan badannya dan berkata, “Maaf, Nona-Nona, tolong maafkan kelancangan saya. Saya sudah berbuat salah. Semuanya gratis dan Anda… Anda bisa pergi sekarang!” Setelah mengatakan itu, satpam kembali membungkuk dan tidak berani menegakkan badannya lagi.“Ini…”Alice dan teman-temanya terpaku.Keja
Setibanya di kampus, Gerald menghabiskan waktunya sepanjang malam untuk mencermati soal-soal tes Tahap 1.Keesokan paginya, Gerald berencana untuk mendatangi tempat untuk melakukan tes Tahap 2.Ponselnya berbunyi, ternyata masuk sebuah pesan singkat dari saudara perempuannya.“Gerald, bulan ini tinggal tiga hari lagi. Aku barusan mengecek ternyata sampai sekarang kamu cuma menghabiskan lima puluh lima ribu dolar dari 3 miliar dolar di kartu Black Gold itu. Kalau kamu tidak menghabiskannya sampai akhir bulan ini, maka 3 miliar dolar itu akan hangus…”Gerald menyadarkan tubuhnya dan menyadari bahwa bulan ini tersisa tinggal 3 hari lagi. Ada 3 miliar dolar di kartu Black Gold, kecuali membeli tas Hermes edisi khusus, Gerald belum pernah sekalipun menggunakan kartu Black Gold itu.Menurut Jessica, saudara perempuanya, kalau dia tidak menggunakannya maka sisa uang di kartu Black Gold akan hangus, terbuang sia-sia.Tidak, dia harus bisa menghabiskan 3 miliar dolar itu!Gerald stres me
SPG itu hendak mengusir Gerald karena matanya tertuju pada pasangan sejoli yang sedang asyik melihat-lihat koleksi mobil.Dia menaksir harga pakaian bermerek yang dikenakan sejoli itu senilai ribuan dolar dan bisa dipastikan mereka berasal dari kalangan keluarga kaya.Mereka datang untuk membeli Gallardo. Jelas bahwa mereka memang punya kemampuan untuk membeli Lamborghini.SPG itu merasa bahwa Gerald adalah seorang pria muda miskin yang sedang coba-coba rasanya naik Reventon. Dia tidak mungkin sanggup membelinya dan hanya seorang bermuka tebal alias tidak punya malu.“Ganteng, Cantik, selera Anda berdua memang bagus. Namaku Vanessa, ada yang bisa saya bantu?” Vanessa bertanya dengan hormat.“Oh, kami sebenarnya datang untuk test-drive Lamborghini Gallardo. Lalu pacarku melihat Reventon dan dia jadi ingin mencoba test-drive Reventon. Kalau kamu tidak keberatan, kami ingin membayar deposit untuk test-drive…” Pria muda itu menjawab sambil tersenyum.“Tentu, silahkan Anda bawa mobiln
Vanessa bertekad agar pasangan muda itu melakukan transaksi hari itu juga.Tanpa sadar dia terlalu kuat mengerahkan tenaganya.Gerald tidak menyangka bahwa Vanessa akan berlaku sangat tidak sopan padanya. Akibatnya kepala Gerald membentur mobil dan menimbulkan rasa nyeri.“Jika kamu tidak mau keluar dari dalam mobil, aku akan memanggil satpam sekarang juga!” Vanessa berteriak kesal.Gerald keluar dari mobil dan tangannya memegangi kepalanya yang sakit.Sial. Gerald tidak menyangka bahwa SPG itu akan menariknya keluar dengan kasar ketika dia tengah asyik melihat-lihat interior mobil.“Aku ke sini untuk beli mobil, kenapa aku tidak boleh melihat-lihat?” Sejujurnya Gerald mulai merasa marah.“Beli mobil? Jenis mobil yang mana yang mampu kamu beli? Aku sudah berbaik hati mengizinkan kamu melihat-lihat mobil, tapi sepertinya kamu semakin tidak tahu diri!”Vanessa memperlakukan Gerald sangat tidak sopan dengan tujuan untuk menyenangkan pasangan sejoli yang kini berdiri di belakangnya
Brak!Sebelum pria paruh baya itu menyelesaikan kalimatnya, Gerald sudah meletakkan kartu black gold di atas meja.Manajer itu mencondongkan tubuhnya untuk melihat lebih dekat dan lalu mengambilnya, ekspresi wajahnya berubah seketika.Dia paham betul mengenai kartu Black Gold.Hanya sedikit orang di dunia ini yang memiliki kartu jenis tersebut.“Ada kurang lebih 3 miliar dolar di kartu black gold ini. Bukankah itu lebih dari cukup untuk aku membeli Reventon itu?” Gerald bertanya santai.“Ya, bahkan lebih dari cukup!”Manajer paruh baya itu masih sedikit skeptis meski dia menjawab pertanyaan Gerald dengan baik.Bagaimanapun, pria yang sedang berdiri di hadapannya sama sekali tidak terlihat seperti layaknya seorang pemegang kartu Black Gold.“Bolehkah saya mengecek kartunya?”Pria paruh baya itu menyunggingkan sebentuk senyum yang menyiratkan permohonan maaf pada Gerald.Lalu dia menyalakan sebuah mesin dan menggesek kartu Gold Card itu.Dalam sekejap, serangkaian pesan muncu