Setelah memegang tangan Gerald, Ava menatapnya dengan tatapan genit.Meski sorot mata Ava sangat menggoda dan menarik, Gerald masih merasa terkejut."Ava, kamu nggak apa-apa?" "Nggak... aku nggak apa-apa. Maukah kamu menemaniku?" tanya Ava sambil menarik Gerald pelan masuk ke dalam rumah. Hingga akhirnya Gerald didorong ke atas tempat tidur.Berikutnya Ava mulai melepas pakaiannya dengan gerakan menggoda. Gerald hanya bisa menelan ludah.Harus diakui bahwa Ava memang sangat cantik. Ia memiliki kulit putih mulus dan postur tubuh yang indah. Saat Ava mendorongkan tubuhnya ke tubuh Gerald, Gerald seketika merasakan panas menjalar di sekujur badan. Tenggorokan Gerald terasa kering saat Ava terus melucuti pakaian satu persatu hingga kini bagian tubuh atas Ava sudah sebagian besar terlihat tanpa busana.Secara mengejutkan, tiba-tiba pintu kamar ditendang dari luar dan dua orang menyerbu masuk!Ava seketika berguling di atas tempat tidur dan menutupi tubuhnya dengan beberapa helai pakaian sa
Gerald tersenyum. Tiga orang di depannya pasti tidak mengira bahwa dialah pemilik sebenarnya perusahaan itu.Ia menatap Ava dan berkata, "Teman SMAku, hah? Kenapa kamu tega melakukan ini semua padaku? Sejak kapan kamu menjadi seperti ini, Ava?""Jangan coba-coba menggunakan dalih pertemanan kita, Berengsek! Setelah menyentuhkan tangan kotormu padaku, jangan kira aku akan membiarkanmu bebas begitu saja! Karena kamu membawa-bawa pertemanan kita, kenapa kamu nggak sisihkan satu tiket untukku tadi siang? Yang lebih lucunya lagi adalah kamu kehilangan akal sehat dan nggak sadar diri! Apa kamu pikir aku benar-benar ingin berkencan denganmu? Jangan mimpi!"Karena mereka sudah berhenti merekam, Ava kini tidak lagi menyaring perkataannya. Ia sangat tahu siapa Gerald, pria itu hanyalah orang miskin yang tidak punya kuasa apa-apa. Menyadari perbedaan status sosial di antara mereka memungkinkan Ava untuk melancarkan rencananya tanpa ragu sedikitpun. Terus terang ia sama sekali tidak takut."Oh, ak
“Oh, nanti kamu juga akan mengerti apa yang kumaksud,” jawab Gerald sambil tersenyum.Beberapa saat kemudian, sejumlah mobil memasuki halaman kantor. Saat pintu mobil dibuka, terlihat Spencer—ayah Waylon, Jarvan Wilson—Wakil Menteri saat ini, dan Norman Lay—Asisten Manajer perusahaan investasi, melangkah keluar dari mobil. Mereka semua tampak memasang wajah serius.Zack Lyle dan Michael Zeke juga tidak ketinggalan hadir, keduanya terlihat kesal.Jika Gerald tidak mengirim pesan pada Zack mengatakan bahwa ada masalah dengan perusahaan itu, mungkin Zack dan Michael tidak akan pernah tahu bahwa semua ini terjadi di belakang kepala mereka. Ternyata semua keuntungan perusahaan dan departemen di dalamnya hanya melibatkan beberapa orang saja. Setelah mendengar yang ditemukan Gerald malam lalu, Zack langsung memanggil semua pihak yang terkait untuk kembali ke kantor dan mengintrogasi mereka secara menyeluruh sepanjang malam itu. Di bawah perintah Gerald, ia akhirnya membawa mereka semua ke
Sebuah ketukan terdengar dan Gerald seketika menatap ke arah pintu. Dengan kaki yang masih disilangkan ia berseru, "Masuk!"Zack, Michael, diikuti Spencer dan yang lain masuk ke dalam ruangan."Hah! Aa-apa??" kata Stuart tercengang. Semua orang yang berada di dalam ruangan adalah pihak-pihak terkait, termasuk di dalamnya adalah Tuan Zeke, Tuan Lyle, dan Tuan Wilson!"Ini..." hanya itulah yang keluar dari mulut Stuart, Nathaniel dan Ava. Mereka bertiga terkesiap. Saat sudah sadar, mereka pun berteriak, "Tuan Zeke! Tuan Lyle!""Tuan Crawford, semuanya sudah ada di sini!" ujar Zack tidak menghiraukan mereka bertiga."Hah? Tuan Crawford?""... ini semua pasti bercanda, kan? Apa-apaan? Dia Tuan Crawford?"Mereka semua terkejut, terutama Stuart dan Ava."T-T-T...Tuan Crawford??" Ava terbata-bata sampai kesulitan bernapas."Oke, karena semuanya sudah datang, mari kita mulai. Tuan Ferguson, jelaskan lagi soal dokumen itu. Di mana aku harus tanda tangan?" tanya Gerald sambil tersenyum."... aku
“Gerald?”Baik Xella Jaquin, maupun Waylon Letts sama-sama terkejut.Semua orang di Departemen Pemasaran merasa bingung."Oke, aku akan segera ke sana," jawab Gerald."Gerald, kamu... kamu... adalah Tuan Crawford?" tanya Xella tergagap. Ia benar-benar sangat kaget.Meskipun mama Cindy pernah bercanda dengan mengatakan bahwa Gerald mungkin adalah Tuan Crawford saat mereka makan malam tempo hari, Xella sempat terperangah mendengar lelucon itu. Tetapi kemudian ia mencoba berpikir ulang, dia cukup dekat dengan Gerald jadi bagaimana mungkin Gerald adalah Tuan Crawford yang super kaya itu?Namun beberapa detik lalu ketika Tuan Lyle memanggil Gerald, otak Xella langsung membeku seketika!Oh, Tuhan, jadi benar Gerald adalah Tuan Crawford?Gerald menoleh pada Xella dan mengangguk, "Ya!"Berikutnya ia pun beranjak dan meninggalkan kerumunan orang itu yang masih menatapnya penuh heran.Waylon yang awalnya berniat mengajak Xella untuk menemui ayahnya kini terkesiap. Ia mencari kursi untuk duduk da
“Anak Muda, apakah rumahmu ada di kota ini?" tanya sopir paruh baya dengan senyum tipis.Gerald mengangguk."Kalau begitu, selamat, Nak. Kotamu akan segera mengalami kemajuan yang pesat dan tidak ada sepetak tanah pun di sini yang akan luput dari perhatian. Mereka tidak hanya akan memberikan biaya perumahan, tetapi juga biaya pembongkaran dan banyak peluang kerja juga! Sepertinya kamu adalah seorang mahasiswa, jadi ketika kamu kembali nanti, kamu harus memanfaatkan kesempatan ini dengan baik.""Ya, itu ide yang bagus."Setelah mengobrol banyak hal selama perjalanan, akhirnya mereka pun tiba di kampung Gerald. Rumah Gerald terletak di desa kecil di tengah kota. Ada banyak keluarga di sana yang memiliki usaha penggilingan, seperti penggilingan tepung dan semacamnya.Di masa lalu, hal terbaik dari desa ini adalah aroma wangi tepung yang baru digiling memenuhi udara. Namun tampaknya saat ini aroma gilingan tepung itu sudah banyak berkurang."Wow... Anak mahasiswa sudah kembali!""Mana paca
“Apa maksudmu, Bapak Tua? Apa maksudnya rumah ini milik mereka? Aku peringatkan kalian, aku sudah menghubungi pengacara dan kalau sampai masalah ini kita bawa ke pengadilan, kontrak yang kalian tandatangani tidak akan berlaku lagi. Lagipula sertifikat resminya adalah milik kami!” ujar Sandrilla kukuh.‘Sepertinya mereka sudah memperdebatkan masalah ini sejak lama’, pikir Gerald.Sebelumnya, ketika ia menghubungi Tuan Winters, ia merasa bahwa Tuan Winters sedang dalam suasana hati yang buruk. Ternyata mereka sedang mendebatkan masalah ini. Bahkan jika perumahan itu milik keluarga Crawford, untuk apa juga Gerald bertikai dengan mereka karena hal itu?“Lagipula bukankah Gerald sudah memenangkan lotre? Kenapa dia masih peduli pada rumah ini? Dan aku juga tidak tahu di mana menghilangkan kuncinya!” imbuh Sandrilla menggerutu.“Hmmmpph!” Tuan Winters mendengus lalu memungut sebuah batu besar.“Eh? Apa yang akan Ayah lakukan?” tanya Sandrilla sambil melangkah mundur dengan perasaan cemas.
Mereka memandang Gerald dengan tatapan mematikan. Pasalnya, Gerald tidak sengaja membuat mereka malu ketika di rumah sakit waktu itu. Karena kejadian itu, kalimat apapun yang keluar dari mulut Gerald saat ini akan terdengar sangat menyebalkan."Oke, sudah cukup. Gerald baru saja kembali jadi lebih baik kita makan dulu," Kakak tertua memberi kode agar semuanya menuju meja makan setelah mendengar yang dikatakan Gerald.Karena bujukan anak tertua itu, barulah akhirnya mereka mau duduk di meja makan. Melihat ekspresi ayahnya karena perkara kepemilikan rumah, dia takut ayahnya akan sakit lagi karena terlalu stres dan tertekan. Akhirnya dalam beberapa saat tidak ada yang membahas masalah itu lagi."Gerald, apakah kamu sudah menyelesaikan magangmu? Apa kamu sudah mendapatkan pekerjaan?" tanya anak ketiga. "Hah, sepertinya dia belum dapat kerja. Sangat sulit mendapatkan pekerjaan akhir-akhir ini. Kalau bukan karena kakak ketiga memberikan bantuan, Francis pun pasti sekarang juga belum bekerj