SPG itu hendak mengusir Gerald karena matanya tertuju pada pasangan sejoli yang sedang asyik melihat-lihat koleksi mobil.Dia menaksir harga pakaian bermerek yang dikenakan sejoli itu senilai ribuan dolar dan bisa dipastikan mereka berasal dari kalangan keluarga kaya.Mereka datang untuk membeli Gallardo. Jelas bahwa mereka memang punya kemampuan untuk membeli Lamborghini.SPG itu merasa bahwa Gerald adalah seorang pria muda miskin yang sedang coba-coba rasanya naik Reventon. Dia tidak mungkin sanggup membelinya dan hanya seorang bermuka tebal alias tidak punya malu.“Ganteng, Cantik, selera Anda berdua memang bagus. Namaku Vanessa, ada yang bisa saya bantu?” Vanessa bertanya dengan hormat.“Oh, kami sebenarnya datang untuk test-drive Lamborghini Gallardo. Lalu pacarku melihat Reventon dan dia jadi ingin mencoba test-drive Reventon. Kalau kamu tidak keberatan, kami ingin membayar deposit untuk test-drive…” Pria muda itu menjawab sambil tersenyum.“Tentu, silahkan Anda bawa mobiln
Vanessa bertekad agar pasangan muda itu melakukan transaksi hari itu juga.Tanpa sadar dia terlalu kuat mengerahkan tenaganya.Gerald tidak menyangka bahwa Vanessa akan berlaku sangat tidak sopan padanya. Akibatnya kepala Gerald membentur mobil dan menimbulkan rasa nyeri.“Jika kamu tidak mau keluar dari dalam mobil, aku akan memanggil satpam sekarang juga!” Vanessa berteriak kesal.Gerald keluar dari mobil dan tangannya memegangi kepalanya yang sakit.Sial. Gerald tidak menyangka bahwa SPG itu akan menariknya keluar dengan kasar ketika dia tengah asyik melihat-lihat interior mobil.“Aku ke sini untuk beli mobil, kenapa aku tidak boleh melihat-lihat?” Sejujurnya Gerald mulai merasa marah.“Beli mobil? Jenis mobil yang mana yang mampu kamu beli? Aku sudah berbaik hati mengizinkan kamu melihat-lihat mobil, tapi sepertinya kamu semakin tidak tahu diri!”Vanessa memperlakukan Gerald sangat tidak sopan dengan tujuan untuk menyenangkan pasangan sejoli yang kini berdiri di belakangnya
Brak!Sebelum pria paruh baya itu menyelesaikan kalimatnya, Gerald sudah meletakkan kartu black gold di atas meja.Manajer itu mencondongkan tubuhnya untuk melihat lebih dekat dan lalu mengambilnya, ekspresi wajahnya berubah seketika.Dia paham betul mengenai kartu Black Gold.Hanya sedikit orang di dunia ini yang memiliki kartu jenis tersebut.“Ada kurang lebih 3 miliar dolar di kartu black gold ini. Bukankah itu lebih dari cukup untuk aku membeli Reventon itu?” Gerald bertanya santai.“Ya, bahkan lebih dari cukup!”Manajer paruh baya itu masih sedikit skeptis meski dia menjawab pertanyaan Gerald dengan baik.Bagaimanapun, pria yang sedang berdiri di hadapannya sama sekali tidak terlihat seperti layaknya seorang pemegang kartu Black Gold.“Bolehkah saya mengecek kartunya?”Pria paruh baya itu menyunggingkan sebentuk senyum yang menyiratkan permohonan maaf pada Gerald.Lalu dia menyalakan sebuah mesin dan menggesek kartu Gold Card itu.Dalam sekejap, serangkaian pesan muncu
”Manajer Wilson, apa yang sedang terjadi?” Vanessa terdiam selama beberapa saat.Tetapi instingnya menyatakan bahwa dia telah melakukan satu kesalahan yang akan disesali seumur hidupnya.Lalu Vanesaa melangkah ke arah manajer untuk bertanya.“Pergi dari hadapanku! Aku akan menyelesaikan masalah ini denganmu nanti!”Wilson memperingatkan Vanesa dengan keras sambil melotot marah.Sementara itu, manajer keuangan diikuti beberapa orang staf lainya memandang sopan pada Gerald dengan ekspresi penuh penghormatan.Vanessa tercengang. Dia tadinya benar-benar mengira bahwa Gerald adalah orang miskin yang menyedihkan.Dia berasumsi bahwa Gerald hanya datang untuk melihat-lihat dan tidak punya kemampuan untuk membeli.Oleh karena itu, dengan tujuan untuk menyenangkan pasangan muda yang terlihat mampu membeli Lamborghini, Vanessa tega menyerang seorang pria muda yang dianggap miskin.Tetapi kenapa si pria miskin itu mampu membuat manajernya berlaku seperti itu? Masa iya si pria miskin it
Pada saat bersamaan, Wilson juga sudah menyelesaikan semua dokumen untuk transaksi keuangan dan administrasi lainya. “Tuan Crawford, ini kunci mobil Anda dan juga kartu namaku. Mulai sekarang, jangan ragu untuk menghubungi saya kalau Anda perlu sesuatu. Bahkan jika itu tidak ada hubungan dengan mobil, Anda bisa kapan saja menghubungi saya jika ada butuh bantuan!” Wilson berkata dengan respek.Hal itu dia lakukan karena Gerald bukan seorang pelanggan biasa. Wilson tahu bahwa Gerald pasti berasal dari keluarga kaya raya dan berpengaruh.Wilson merasa bahwa dia tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan dapat berkenalan dengan Tuan Crawford.“Okay, terima kasih, Manajer Wilson. Sejujurnya, aku butuh bantuanmu kalau Anda tidak keberatan, Manajer Wilson.” Gerald berkata sambil tersenyum. “Tentu, dengan senang hati. Beritahu saja apa yang Anda ingin saya lakukan!”“Bisakah Anda mencari seseorang untuk membantuku mengendarai mobil ini pulang? Hahaha. Sebenarnya, aku belum punya SIM…”“Oh!
”Terima kasih bantuannya. Aku nggak habis pikir kenapa bisa sampai lupa nggak bawa dompet!” Mila berkata sambil tersenyum Mila tidak menolak bantuan Gerald untuk membayarkan minuman untuknya dan dia seorang gadis yang sangat sopan.Dia adalah seorang gadis yang baik hati dan pemurah.Mila agak kaget bertemu Gerald .Mila belum lupa betapa Gerald meninggalkan kesan yang mendalam untuknya ketika kali pertama bertemu di auditorium ketika itu.Dia ingat bahwa Gerald sangat tenang dan tidak terganggu meski semua orang merendahkan dan mengejeknya ketika itu.“Terima kasih kembali,” Gerald membalas dan tersenyum.“Jangan khawatir, aku akan mengembalikan uangmu setelah aku mengambil dompet. Ngomong-ngomong apakah kamu punya dompet elektronik? Kalau kamu punya, aku bisa langsung transfer uangnya lewat pembayaran elektronik…”“Ya!” Gerald tidak ingin memperpanjang soal itu. Gerald berbahagia bisa bertemu kembali dengan Mila.Lagipula, Gerald bukan tipe orang yang pandai berbasa basi.
”Sepertinya sekarang ada mahasiswa super kaya di kampus kita! Dan dia baru saja membeli mobil sport Lamborghini Reventon!”“Gila! Harga mobilnya kira-kira satu setengah atau dua milyar dolar lebih! Ayo, kita lihat!”Rombongan mahasiswi itu mendorong Gerald dengan kasar, makin lama makin banyak orang yang ingin melihat mobil Gerald.Gerald sudah benar-benar kesal. Kalau dia ingin mempermalukan mereka, dia bisa saja mengeluarkan kunci mobilnya dan lalu mengendarainya sekarang.Tetapi Gerald bukan tipe orang yang biasa melakukan hal semacam itu, apalagi di hadapan begitu banyak orang.Ternyata memarkir mobil di parkiran efeknya sama dengan saja dengan berhenti di depan pintu masuk.Gerald melihat sekitar dan memutuskan untuk menunggu beberapa waktu sampai parkiran benar-benar kosong sebelum dia memindahkan mobilnya ke tempat lain.Sepertinya itu satu-satunya yang bisa dia lakukan!Gerald mengeluh.Lalu Gerald kembali mengantongi kunci mobilnya, memutar tubungnya dan beranjak meni
Sontak para mahasiswa itu berkerumun, bahkan Nathaniel melihat ke arah yang ditunjukkan.Gerald juga melihat ke arah yang ditunjukkan dengan raut muka penasaran.Gadis yang baru saja melangkahkan kakinya keluar dari mobil itu cantik luar biasa dan ternyata Gerald mengenalnya, mereka baru saja bertemu belum lama berselang.Siapa lagi kalau bukan Mila?“Ahh. Dia sangat cantik! Andai dia bisa jadi pacarku.” Mahasiswa yang berdiri di antara Gerald dan Nathaniel berseru, matanya memancarkan hawa nafsu.Mahasiswa itu terlihat bodoh oleh celetukannya sendiri.“Gila kamu! Siapa bilang kamu bisa memimpikannya jadi pacarmu? Dengar, ya. Victor naksir gadis itu! Kamu hanya boleh memandangnya, tapi kamu harus sadar diri bahwa dia tidak mungkin bisa jadi pacarmu!” Nathaniel berkata dengan nada jijik. “Ahh! Brother Victor. Nggak heran, sih. Dia ganteng jadi wajar saja kalau dia suka sama gadis yang luar biasa cantik!”Ketika si mahasiswa itu mendengar nama Victor disebut, dia langsung merasa