Maia berkata, "Sebenarnya aku juga nggak yakin apakah kami masih berteman. Bahkan meskipun aku minta bantuannya, akan sangat mungkin dia akan menolak. Tapi akan aku coba!" Maia lalu mengeluarkan ponselnya dan menelepon Gerald. Dia merasa serba salah karena dipaksa untuk meminta bantuan dari seseorang yang selalu diremehkannya. Belum lagi fakta bahwa Maia pernah menyakiti Gerald dengan kata-kata menyakitkan di masa lalu. Maia merasa tidak nyaman jika dipaksa harus meminta bantuan pada orang yang selama ini selalu direndahkannya. Belum lagi dia pernah menyakiti Gerald dengan kalimatnya yang pedas.Tetapi dia memang membutuhkan bantuan Gerald untuk menyelesaikan masalah itu.Tidak terpikir oleh Gerald bahwa Maia yang sangat congkak itu akan meneleponnya. Gerald tertawa kecil mengetahui hal itu."Ada apa?” tanya Gerald.“Gerald, kamuu... kenal Tuan Zartyr?” tanya Maia dengan gugup.“Ya, aku mengenalnya. Katakan saja kamu mau apa,” jawab Gerald santai.“Kamu pasti tahu kalau kami seda
"Panjang ceritanya. Aku tidak bisa menjelaskan padamu sekarang," jawab Gerald sambil tersenyum.Beberapa saat kemudian, beberapa pelayan memasuki ruangan untuk menyajikan teh untuk Isabelle dan Maia."Gerald, aku tidak tahu ada relasi apa antara kamu dengan Tuan Zartyr. Tapi kamu tahu betul kami sedang menghadapi masalah yang besar saat ini. Kalau kamu bisa membantu, aku sangat berharap kamu segera ambil langkah," ujar Maia.Isabelle mengangguk setuju. "Gerald, aku minta maaf. Setelah ini, aku tidak peduli bagaimana kamu akan memperlakukan aku. Aku cuma ingin kamu membantu kami.""Baiklah, aku akan menyampaikannya kepada Tuan Zartyr. Tapi setelah masalah ini selesai, aku harap ada sesuatu yang aku dapatkan," ujar Gerald sambil tersenyum.Andai mereka meminta bantuan Gerald sejak awal, pasti dia akan membantu mereka tanpa syarat, terlepas dari seberapa buruk Maia memperlakukannya selama ini. Namun sayang situasinya kini telah berbeda. Gerald sudah terlanjur sakit hati dan kecewa, terut
Wanita itu memanggil gadis tadi dengan sebutan "Nona Muda".Mereka tampak sedang terburu-buru dan ingin tinggal di sana. Namun ada satu hal yang membuat orang tua itu bingung. Wanita itu menyatakan bahwa mereka tidak punya uang pada saat itu dan mereka harus menunggu hingga sore hari sampai seseorang akan mengirimkan uang kepada mereka. Karenanya, mereka meminta orang tua itu untuk tidak khawatir tentang pembayaran hotel.Akan tetapi, lelaki tua itu sudah lama menjalankan bisnis hotel. Dia juga adalah seorang veteran yang telah berpengalaman dalam segala aspek kehidupan. Mana mungkin dia mau berkompromi?Menyadari mereka gagal meyakinkan pria itu, si gadis cantik yang menggendong bayi mengeluarkan sebuah liontin giok dan menyerahkannya kepada pria tua itu. Untungnya pria tua itu adalah penggemar barang antik. Saat dia melihat liontin giok itu, dia langsung tahu bahwa itu adalah barang mahal.Dia melihat sebuah nama ‘Xara’ yang terukir dengan jelas di liontin giok itu. Dia perlahan
“Pria tua itu mengatakan bahwa ada sekelompok orang lain yang menemuinya sebelum kami datang. Mereka juga menanyakan kejadian itu dan menanyakan keberadaan si wanita pembantu,” kata Barry.Gerald menjadi bingung. “Siapa mereka?”Dia kira ini adalah tugas sederhana yang diberikan ayahnya untuk mencari seseorang. Ternyata ini semua jauh lebih rumit dari perkiraannya. Tetapi Gerald tidak terlalu memikirkan itu karena tidak ada gunanya. Yang harus dia lakukan sekarang adalah menemukan di mana pembantu itu berada, secepatnya.Saat itu juga, Gerald mengatur beberapa rencana dan bersiap untuk pergi ke Howard County. Pada saat yang sama, dia menelepon Drake & Tyson dan memerintahkan mereka untuk membawa beberapa anak buah ke sana sesegera mungkin.Detik kemudian Gerald menerima pesan di grup kelasnya. Itu adalah pesan yang dikirim oleh dosen pembimbing.Gerald membaca pesan itu..***Di saat yang sama di tempat lain..Di dalam sebuah mobil mewah.“Nona, kami masih belum bisa menemukan keberad
Gerald berkata sambil tersenyum. Di masa SMA, Xyla juga anggota tim kompetisi sekolah. Gerald ingat bahwa Xyla satu kelas dengan Vincy, jadi nilai akademisnya sangat bagus.Tetapi bagaimana dengan kepribadiannya? Xyla adalah tipe gadis yang ceria dan memancarkan aura muda dimanapun dia berada. Dalam hal penampilan, Xyla mirip dengan Maia.Bedanya, Xyla punya banyak teman, baik itu dengan para siswa yang buruk dalam akademik tetapi memiliki hubungan sosial yang baik, maupun anak-anak kaya dari keluarga yang berpengaruh.Singkatnya, dia adalah seorang gadis yang memiliki banyak koneksi dan sangat percaya diri. Nilai akademiknya pun juga sangat luar biasa. Xyla juga seorang gadis yang agak emosional. Gerald sempat memiliki pengalaman dengan Xyla di masa lalu yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.Hmph! Dan rupanya saat ini Xyla berkuliah di Universitas Salford bersama Vincy. Vincy sempat menyebut hal itu kepada Gerald saat mereka bertemu beberapa hari yang lalu."Hehehe!"Xyla m
“Leon! Oh, ini aku baru saja bertemu dengan teman sekelasku!” Xyla melambaikan tangannya pada Leon dengan mesra. Tampaknya pria itu adalah pacar Xyla.Berikutnya Vincy berkata, “Xyla, kamu tadi bilang kamu punya tiket masuk tambahan, kan? Hei, mungkin kita bisa memberikannya untuk Gerald. Kita nggak bertemu satu sama lain selama bertahun-tahun, mungkin kita bisa duduk bersama dan berbincang-bincang mengingat masa lalu.”"Mmm ..." Xyla mengalihkan pandangannya. "Baiklah, kalau begitu kita akan ajak Gerald juga. Supaya dia bisa merasakan kehidupan yang menyenangkan!”“Gerald, ada tiket untuk kamu. Ayo, ikut!” imbuh Xyla.“Ya, ayo ikut. Kamu nggak sedang sibuk, kan?” kata Vincy sambil menarik lengan Gerald."Oke!” Gerald mengangguk setuju.Jika hanya Xyla yang mengajaknya, pasti Gerald akan langsung menolak. Karena dia memiliki hubungan yang cukup baik dengan Vincy dan dia juga sedang menunggu kabar terbaru dari anak buahnya, jadi Gerald pikir mungkin dia bisa bersenang-senang dul
Vincy terjebak di posisi yang sulit. Bagaimanapun juga, dialah yang mengajak Gerald. Sekarang kedua sahabatnya itu bertengkar satu sama lain, jadi wajar jika dia mulai merasa cemas.“Masalah sepele? Vincy, jadi menurutmu apa yang terjadi di masa SMA kita hanyalah hal sepele?" Sepertinya Xyla masih menyimpan rasa benci terhadap Gerald atas kejadian bertahun-tahun yang lalu.“Kamu ingat kompetisi yang kita ikuti waktu itu dan kita menang. Setelah kita pulang, pihak sekolah mentraktir kita berdua puluh untuk makan di kota. Setelah makan, beberapa dari kita tidak langsung pulang. Lalu kita bermain ‘Truth or Dare’. Karena aku kalah, jadi aku harus memilih seseorang di sana untuk kunyatakan cinta. Apa kamu lupa tentang itu?" ujar Xyla.“Tentu saja aku ingat. Aku tahu kamu nggak suka sama Gerald waktu itu. Tetapi untuk bermain aman, kamu mengaku cinta sama Gerald. Aku ingat dia baru saja selesai membantu guru waktu kamu melakukan itu. Kamu bilang sama dia bahwa kamu menyukainya,” Vincy men
“Aku? Ke sana? Tidak akan!” ujar Gerald menggelengkan kepala."Hmph, ya, sudah kalau kamu tidak mau ikut,” ujar seorang sekretaris wanita dengan jengkel.Setelah itu, mereka pergi ke meja tempat Leon duduk untuk ikut bersulang.Melihat semua orang datang untuk bersulang dengan pacarnya, Xyla melirik ke arah Gerald yang duduk di sana sendirian. Dia sangat menikmati situasi itu.'Beraninya kamu menolakku dulu! Lihatlah perbedaan antara kamu dan aku! Tidak, lihat perbedaan antara kamu dan pacarku! Kamu pikir aku benar-benar mengajakmu karena niat baik? Kamu salah!'Xyla sengaja ingin membuat Gerald malu. Dia berpikir bahwa balas dendamnya akan lebih memuaskan jika ada di acara yang besar dengan lebih banyak orang. Dia benar-benar puas.Di sisi lain, Vincy melihat Gerald duduk sendirian di sana. Dia sadar Xyla mengajak Gerald ke sini hanya untuk mempermalukannya. Dia lalu berdiri dan bermaksud menemani Gerald."Kamu mau ke mana?" kata Lennard yang langsung menarik lengan Vincy denga