Melihat ke arah yang sama dengan Gerald, Quest melihat serombongan mobil yang tampak serupa baru saja parkir di kaki Gunung Yorknorth. Setelah memicingkan matanya, dia menyadari Gerald sedang memandangi dua wanita yang baru saja keluar dari salah satu mobil.Melihat betapa terkejutnya Gerald, Quest meletakkan satu jari di bawah dagunya dan berkata dengan nada menggoda, "Huh! Kau sudah dewasa, Tuan Crawford? Apa kau mau bilang belum pernah melihat keindahan dunia sebelumnya? Ya, meskipun harus aku akui bahwa kedua wanita itu memang sangat mempesona.""Diam!" jawab Gerald, tatapannya tajam saat dia terus melihat ke arah kedua wanita itu.Gerald benar-benar tidak menyangka akan melihat dua gadis itu di sini. Mereka berdua tidak lain adalah teman lamanya, Jasmine dan Mandy. Gerald tidak pernah bertemu dengan kedua gadis itu lagi sejak dia mengucapkan selamat tinggal pada mereka sekitar setengah tahun yang lalu di Provinsi Salford. Apalagi setelah insiden di rumah Keluarga Fenderson, ayahny
Segera setelah mengatakannya, Gerald mengangkat kedua tangannya dan menjejalkan sesuatu ke dalam mulut mereka!“A-apa yang kamu masukkan ke mulut kami?” sembur mereka, tercengang karena sekarang situasinya berbalik.Tidak butuh waktu lama untuk dua orang pria itu merasakan apapun itu, yang pasti sangat menyakitkan. Efeknya nyaris seketika mereka rasakan dan mereka memegangi perutnya sambil berguling-guling di tanah menahan sakit. Raut wajah mereka menunjukkan ekspresi sakit tak tertahankan.Quest sendiri—yang sejak tadi diam-diam memperhatikan dari kejauhan—tidak tahan melihat mereka menggeliat kesakitan.“Hanya cacing beracun. Ketahuilah sementara kita bicara, cacing-cacing itu mungkin sudah memakan organ tubuhmu. Tidak akan lama lagi kesakitan itu berakhir dan kalian berdua akan mati,” kata Gerald dengan senyum dingin di wajahnya.“T-tolong beri kami kesempatan untuk hidup! T-tolong…” Pria itu memohon. “Hanya kalau kamu mau menjawab pertanyaanku. Pertama, kenapa kamu menguntit dua F
Seperti yang dikatakan pria tua itu, Joshua memang sudah bertemu dengan Fenderson beberapa tahun yang lalu. Yang benar adalah ketika itu Fenderson yang menginginkan untuk merekrut Joshua sebagai dokter pribadi Keluarga Fenderson. Meski Fenderson menawarkan gaji yang sangat tinggi, namun pada akhirnya Joshua tetap menolak tawaran mereka.“Benar sekali, sangat menyenangkan,” Joshua menjawab dengan senyum masa di wajahnya. Ketika itu Bryson menyadari ada wajah baru. Atau setidaknya wajah setengah baru. Seorang pria muda berdiri dengan patuh di samping Joshua sambil membawa peralatan medis di tangannya. Hal yang janggal dari penampilan pria muda itu adalah, dia memakai topeng. Topeng itu menutupi bagian atas wajahnya dan terlihat tidak seperti topeng kebanyakan.“Bolehkah aku tahu siapa dia?” Bryson bertanya sambil tersenyum. “A-ah…! Ah!” Pria muda bertopeng menunjuk mulutnya sendiri kemudian melambaikan tangannya sedikit. Kemudian dia menunjuk Joshua lalu meletakkan tangan di dekat ja
Kelembutan dan kehangatan tangan mungil Mandy, tidak berapa lama kemudian membuat Gerald merasa salah tingkah.Sebelum Gerald sempat mengatakan sesuatu, Mandy sudah menarik Gerald ke tempat duduk terbuat dari batu yang ada di taman tempat keduanya duduk bersama. “Tahukah? Sanderson, aku merasa kamu terasa sangat familiar bagiku. Setelah berpikir berulang kali, sepertinya semua itu itu karena kesamaan masa lalu kita. Meski benar bahwa aku adalah seorang nona muda kaya yang selalu hidup dalam kemewahan sepanjang hidupku, sementara kamu mengalami kehidupan yang sangat sulit di masa lalu—bahkan harus mengalami kecelakaan yang sangat menyedihkan—namun kita berdua memiliki kesamaan. Tak satupun dari kita punya teman-teman yang tepat sepanjang hidup kita,” Mandy menjelaskan.Mendengarnya, Gerald hanya mengangguk perlahan.“Aku sangat membenci kenyataan ini ketika aku masih muda. Kamu mungkin tidak percaya, tetapi karena keluarga tertentu, baik Jasmine dan aku terkurung di dalam rumah untuk
Setelah melihat Gerald mengangguk, Mandy berkata, “Lanjutkan dan periksa Jasmine dulu. Karena dia terlalu banyak berlatih akhir-akhir ini, kemungkinan muncul lagi masalah yang sama. Aku akan menunggumu di sini besok malam supaya kita bisa mengobrol lagi!” kata Mandy.Kemudian Gerald mengangguk setuju sambil mulai mengikuti pelayan wanita itu menuju ke kamar Jasmine dengan membawa peralatan medis di tangan. Begitu sampai di sana, Gerald disambut oleh pemandangan seorang Jasmine yang mengenakan baju tidur model kimono.Rambut Jasmine terurai jatuh di bahunya dan penampilan Jasmine yang tampak seperti bidadari membuat Gerald tertegun sesaat.“Karena kamu terus menerus bersama Tuan Jenkinson sepanjang pagi tadi, aku merasa tidak sopan untuk mengganggumu tadi. Aku berpikir bahwa aku hanya bisa meminta bantuanmu nanti malam, “Jasmine berkata dengan senyum masam di wajahnya.“Ah! Ah!” Gerald menjawab sambil menggerakkan tubuhnya, menandakan dia tidak terlalu memikirkannya. Melihat itu, Jasmi
Tidaklah mengejutkan Gerald membuat kesalahan secara tidak sengaja ketika itu. Namun, Gerald tertegun mengetahui Jasmine memendam perasaan kepada dirinya. Sejauh yang bisa Gerald ingat, dia hanya sempat mengobrol sebentar dengan Jasmine. Gerald mengakui sudah sedikit memanipulasi Jasmine dalam beberapa peristiwa yang terjadi. Gerald tidak menyangka semua itu justru membuat Jasmine jatuh hati pada dirinya.“Ketika Fenderson mengunjungi Keluarga Crawford beberapa waktu yang lalu, kami mengetahui Gerald menghilang. Meski aku sudah meminta banyak orang untuk mencarinya, sudah lebih dari setengah tahun sekarang namun belum ada kabar apapun tentang Gerald. Aku sesekali masih bertanya-tanya apakah dia pergi atas kemauan sendiri?”Jasmine berkata dengan nada agak sedih. “Terlepas dari semua itu, apakah kamu sudah selesai?” Jasmine bertanya sambil menoleh melihat Sanderson.Gerald mengangguk dan memberi isyarat kepada Jasmine untuk beristirahat dengan baik. Tepat ketika Gerald hendak pergi de
“Bersulang!” Seperti yang dikatakan Jasmine tadi malam, pekan ibadah di gereja digelar di pusat kota pagi-pagi sekali. Segala sesuatunya tampak megah dan semarak, tidak mengherankan banyak orang yang membanjiri acara.“Ramai sekali!” Mandy berkata dengan bersemangat sambil berdiri ditengah kerumunan. “Bisakah kamu sedikit tenang, Mandy?” Jasmine berkata dengan putus asa.“Kenapa aku harus tenang? Hari ini sangat menyenangkan! Apa kamu tidak merasakannya? Melihat orang sebanyak ini membuatku pusing!” Mandy menjawab sambil menggelengkan kepalanya.“Sekali-kali tidak apa-apa, kan, Jasmine? Ayo, kita berkeliling melihat-lihat baru kemudian kita ke gereja untuk berdoa,” Bibi kedua berkata sambil menoleh pada pemuda yang sejak tadi diam-diam mengikuti mereka dari belakang.“Aku mohon maaf kamu harus melihat sisi kekanak-kanakan keluarga kami,” Bibi kedua berkata sambil tersenyum.Sebagai tanggapan, Gerald menggelengkan kepala.Sejujurnya, jika Gerald tidak diizinkan untuk ikut, dia akan t
Maia melakukannya karena setengah tahun belum cukup untuk mengubah sikapnya. Seperti bisa ditebak, Maia tetap memilih untuk hanya bersama mereka yang berstatus tinggi di masyarakat seperti Warren, Jasmine dan Mandy.Tak seorang pun bisa menyalahkan Maia dalam hal ini.Terlepas dari semua itu, Gerald juga terlalu sibuk memperhatikan sekeliling sehingga tidak sempat memperhatikan tatapan tidak mengenakkan baik dari Maia maupun Isabelle. “Hei, Jasmine, coba lihat itu! Lihatlah permen yang sedang dipegang anak itu? Aku sangat menyukainya! Aku penasaran di mana mereka membelinya!” Mandy berkata tidak lama setelah dia menunjuk keluar jendela kepada anak-anak yang sedang melintas. Saat ini mereka sedang duduk-duduk menikmati kopi di sebuah kedai kecil. “Oh, benarkah? Aku tahu tempat orang yang menjualnya! Tempatnya agak jauh di utara, tetapi aku bisa mengantarmu kalau kamu mau!” Maia menjawab.“Wah, itu bagus sekali!” Mandy berkata dengan penuh semangat sambil menoleh kepada Gerald. Kemudi