Share

Teman Sejati

Author: Buah_Kaktus
last update Last Updated: 2021-04-05 14:14:22

Dalam perjalan pulang mengendarai motor maticnya, Mytha pusing memikirkan alasan apa yang akan dikemukakan nanti kepada orang tuanya jika tiba di rumah. Untungnya sebelum menemui Bayu, Mytha sempat bertukar pesan dengan Uci. Memohon seandainya orang tuanya menelepon atau sekedar menanyakan dirinya, Mytha meminta Uci berdusta bahwa dirinya sedang dengannya. Walau Uci tadinya menolak dan menasehati Mytha agar tidak menemui Bayu, tapi Mytha tak menghiraukannya. Kini sesal yang ia dapat.

Sesal Mytha begitu dalam, tidak patuh terhadap ayahnya, berdusta pada ibunya, serta tak menghiraukan nasihat Uci pada dirinya. Namun, semua itu sudah terjadi, nasi sudah menjadi bubur. Tinggal bagaimana Mytha menjadikan bubur itu menjadi bubur ayam special.

Jarum jam pendek di pergelangan tangan kiri menunjukkan angka 10, Mytha belum juga menemukan alasan apa nanti yang akan dia kemukakan saat ibunya bertanya. Hari ini pun tak mungkin dia berangkat kerja. "Ya ampun, gini banget seh nasib gue," sesal Mytha sembari menangis sendu.

Ketika tiba di rumah, Mytha hendak saja langsung menuju kamarnya tanpa bersalam seperti biasanya. Namun, karena berpapasan dengan Tari, maka mau tidak mau Mytha pun mengucapkan salam. "Maaf, Bu. Tadi malam acaranya sampai larut sehingga Mytha disuruh menginap, terus pulangnya motor Mytha mogok," dusta Mytha setelah mengucapkan salam sembari menundukkan wajahnya.

"Mata kamu kenapa, Sayang?" tanya Tari melihat manik mata Mytha sedikit memerah.

"A-anu... tadi kelilipan, Bu," dustanya lagi.

"Dari mana jam segini baru pulang!" seru Yuda.

"Mytha ta---," belum sempat menjawab pertanyaan Pak Yuda, sang ibu memberi penjelasan kepada suaminya itu. Tari menenangkan suaminya karena tak ingin hypertensinya kambuh lagi. Mytha bingung dan dilema, kemudian lebih memilih pamit ke kamarnya.

Masih terdengar perdebatan antara kedua orang tuanya. Yuda menganggap ibunya terlalu memanjakan dirinya, Mytha bersender di balik pintu sembari menangis menyesali perbuatannya.

Suara ponsel berdering membuyarkan lamunan Mytha, ia pun ngeyeka air matanya dan mulai mengangkat ponsel. "Ya, halo," ucap Mytha setelah mengangkatnya.

"Gila lo yah! td malem lo kaga pulang apa? nyokap lo teleponin gue mulu. Gue merasa bersalah berbohong sama ibu lo tau!" ucap Uci tiada henti. Cerocos Uci di seberang telepon berhenti ketika mendengar isak tangis lirih Mytha.

"Myth, Mytha lo kenapa?"

Uci terdiam, menunggu jawaban yang keluar dari mulut sahabatnya. Namun, dirinya masih saja mendengar isakan Mytha, "Menangislah jika itu membuatmu lega, Myth."

"Gue bingung Ci, aturan tadi malam gue nurutin nasihat lo," sesal Mytha masih dalam isakannya.

"Ada apa Myth? Cerita ma gue," ucap Uci khawatir. "Ok, gini aja. Nanti malam gue maen ke rumah lo, ngak enak ngobrol lewat telepon. Dah yah, gue lanjutin kerja dulu takut kena SP Bu Diyah," tutur Uci mengakhiri percakapannya.

*****

Uci menepati janji untuk mengunjungi Mytha selepas pulang dari kantor. Salam Uci disambut dingin Yuda.

"Wa'alaikumsalam." Pak Yuda menjawab salam Uci. "Kemari, duduk sebentar. Mengapa Mytha pulang sampai pagi? Ada acara apa selarut itu?!" cecar pertanyaan dari Pak Yuda.

"Buju busyet, makanya pada kabur cowo yang deket ma Mytha. Belum apa-apa dah dibrondong pertanyaan gini," ucap Uci dalam hati. "Gue kudu bohong gimana yah? Bikin masalah aja ne Mytha," lajutnya masih dalam hati.

"Maaf, Oom. Tadi malem acaranya mulur karena ---," belum sempat Uci menjelaskan Tari datang dan memotong percakapannya. Uci lega, tak usah merangkai kata untuk berdusta.

"Eh, ada nak Uci. Dah lama Ci?" sapa Tari.

"Baru aja, Tante," jawab Uci dengan lega. "Mytha ada, Tante?" lanjut Uci.

"Ada di kamar, masuk aja gih," jawab Tari mempersilahkam Uci menemui Mytha.

"Makasih Tante, Misi Oom," kata Uci sembari berlalu menuju kamar Mytha.

Mytha sedang memandang keluar dengan tatapan kosong, walau sudah menjelang malam, Mytha belum juga menutup jendela kamarnya. Uci yang mengetuk pintu dan mulai masuk kamarpun tak disadari Mytha yang sedang terlarut dalam lamunannya.

"Woy, jangan ngelamun. Ntar berabe jika kesurupan," canda Uci sembari menepuk pundak Mytha, namun Mytha hanya datar tak bereaksi. "Myth, ada apa seh?" Lanjut Uci mulai penasaran dengan tingkah aneh Mytha.

"Hei, ada apa?" tanyanya lagi sembari mengguncangkan bahu Mytha dengan kedua tangannya. Mytha menangis tersedu dan memeluk Uci.

Setelah sedikit reda sesak dalam dadanya, Mytha mulai melepaskan pelukannya. Kini mereka berdua duduk di atas ranjang, saling berhadapan. Uci menenangkan Mytha dan menganggukkan kepalanya seakan memberi kode agar Mytha segera menceritakan kejadian semalam.

Mytha pun menceritakan peristiwa semalam ketika menemui Bayu hingga kejadian naas yang merenggut mahkotanya.

"Gila lo yah, jadi lo gak kenal siapa pemuda itu?" Uci kaget karena Mytha belum mengenal sosok yang mengambil mahkotanya, yang tak lain Devan.

"Kanal siapa?" ucap Tari tiba-tiba. Beliau sedikit mendengarkan bagian akhir pembicaraan mereka saat mengantarkan minuman beserta dua toples camilan untuk Uci.

"It---u, Tante. Ada orang baru di kantor ganteng Tante, ya kan Myth?"

"Eh, i---aa," Jawab Mytha gugup karena takut jikalau Tari mendengarkan semua pembicaraannya dengan Uci.

"Ya udah, ayo diminum Ci. Tante tinggal dulu yah."

"Makasih Tante."

Speninggal Tari, pembahasan tentang Devan berlanjut kembali.

"Eh, tadi sampai mana?" tanya Uci. "Oia, nyampe pemuda yang ngambil makhota lo itu gimana?" lanjutnya, menjawab sendiri pertanyaan yang ia lontarkan.

"Gue kaga kenal dia, namun sepertinya gue pernah bertemu dengannya. Entah di mana, gue lupa," ucap Mytha sembari mengingat Devan.

"Ok, besok klo lo liat cowo brengsek itu. Bilang ma gue. Biar gue yang adepin kalo dia gak mau tanggung jawab!"

"Jangan gitu ah, mudah-mudahan aja gue kaga hamil." Mytha mulai berpikir jikalau peristiwa itu menyimpan benih dalam rahimnya.

"By the way, bokap nyokap lo dah tau masalah ini?"

"Belum, gue takut Ci," ungkap Mytha.

"Secara bokap loe guaalak banget ya Myth? hahaha"

"Sebenernya seh nggak galak, cuman beliau tegas. Yaa, tau ndiri kalo bokap gue mantan ABRI. Tapi beliau juga bijaksana ko, beliau gak gitu maksain gue dijodohin ma anak temennya, walau berharap banget," bela Mytha akan ayahnya, secara Yuda sudah bersedia bertemu dengan kekasih Mytha. Namun, sayangnya sang kekasih yang tak bernyali.

"Maka dari itu penyesalan gue dalem banget," lanjut Mytha sembari menunduk.

Uci sebagai temen deket Mytha menghibur Mytha dan menguatkan, karena empatik Uci sebagai sahabat, dapat merasakan apa yang dirasakan Mytha.

Perasaan Mytha pun sedikit lega bercerita pada Uci, membagi sedikit keluh kesahnya. Kini Mytha seakan tak sendirian menghadapi masalahnya ini, ada teman sejati yang siap membantu memberikan solusi.

Uci berpesan cek kehamilan, walau Mytha juga akan melakukannya tanpa diminta Uci, hanya belum sempat.

"Makasih ya Ci, dah ngedengerin keluh kesah gue," tutur Mytha sembari memeluk Uci."

"Ia sama-sama, kita kan sahabat. Dah ah, gue pulang dulu," pamit Uci.

Mytha pun mengantar Uci sampai ambang pintu depan rumahnya. Saat berpapasn dengan Pak Yuda, Mytha menundukkan wajahnya. Sepertinya Pak Yuda memperhatilan sesuatu dari Mytha. Untungnya Pak Yuda tidak berkata apapun, mungkin beliau sudah penat menasehati Mytha yang selalu dibela istrinya.

*****

Keesokan harinya Mytha pun bersip berangkat ke kantor, dengan setelan hem dan celana dongker panjang serta flat shoes-nya. Mytha menuju lantai tiga. Setibanya di ruangan, Mytha diajak rekan divisinya untuk menuju ruang rapat, Uci bercerita singkat perwakilan divisi disuruh kumpul oleh Pak Dedy selaku owner perusahaan.

Saat berlangsung rapat anggota direksi, Mytha tersentak....

To be continue ,

Mytha kaget, kaget kenapa kah ? Yuk ikuti kelanjutannya ☺☺

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Lika-liku Jodohku   Salah Mengartikan

    Sepasang paruh baya tengah bercengkrama di ruang keluarga, sesekali Pak Yuda membolak-balik korannya, entah berita apa lagi yang ingin dibacanya. Terdapat beberapa potongan kue lapis, berwarna hijau berseling putih yang bersanding dengan beberapa buah onde-onde kacang hijau beralaskan piring di atas meja sebagai peneman kopi tubruk kegemaran Pak Yuda. Ia seakan sudah candu dengan kopi tubruk buatan istrinya. "Wa'alailumsalam," jawab Bu Tari dan Pak Yuda hampir bebarengan menjawab salam dari anak gadisnya. "Pulang malam lagi, Myth?" tanya Pak Yuda pada putrinya. "Iya, Yah. Tadi mampir ke rumah Uci," jawab Mytha sambil mencium tangan Pak Yuda, bersalaman. "Uci sudah membaik keadaannya, Myth?" tanya Bu Tari baru sempat menengok Uci kemarin. Seakan tak enak, tak ikut serta dalam persidangan Uci karena kondisi Pak Yuda yang belum pulih. Namun, turut prihatin atas kejadian yang menimpa teman anaknya. "Alhamduliah, sudah baikan, Bu," jawab Mytha singkat, kini ganti punggung tangan Bu T

  • Lika-liku Jodohku   Di Kantin Kantor

    "Jadwal sekarang gue apa?" tanya Devan sinis pada Rio, sekertaris pribadinya. Rio yang profesional menjawab dengan tenang pertanyaan bosnya, sebelum masuk ke ruang presdir dan jam kantor belum dimulai, ia memang terlebih dahulu menanyakan Rosi tentang kegiatan kemarin, saat dirinya izin pulang lebih awal dari jam kerja kantor seharusnya. Devan pun kagum akan dedikasi Rio, atas jawaban yang disampaikannya. Namun, dirinya masih kesal akan kejadian kemarin, dan ditambah kejadian pagi ini di tempat parkir. Mobil Avanza biru Rio melintas tepat di sebelah mobil pajero Devan saat lampu merah telah berganti warna di perempatan, ketika mereka hendak pergi ke kantor. Devan yang mengetahui betul mobil Rio terkejut saat melihat Mytha satu mobil bersama Rio, apa lagi dilihatanya mereka sedang bercengkrama sambil tertawa, membuat dirinya semakin naik pitam karena cemburu. Cukup lama Devan memandangi mobil Avanza biru itu hingga mobil Rio melaju jauh, suara klakson kendaraan di belakang membuyar

  • Lika-liku Jodohku   Salah Paham

    Sesampainya di depan rumah Mytha, Pak Yuda tengah berada di teras. Menunggu anak gadisnya, karena sudah larut malam belum pulan tanpa kabar. Dan dengan amarah Pak Yuda bangkit dari duduknya. Namun, saat melihat yang mengantar putrinya adalah Rio, anak dari sahabatnya, emosinya pun berbalik 180 derajat. Gembira dan langsung menyambut Rio. "Loh, Nak Rio. Terima kasih sudah mengantar Mytha," Ucap Pak Yuda setelah Rio berada persis di hadapannya. Rio pun tersenyum dan mengulurkan tangannya, akan bersalaman. Seusai bersalaman, Rio langsung pamit pada Pak Yuda. Namun, Pak Yuda ingin menahan dengan berkata, "Loh ko buru-buru. Ayo masuk dulu." "Sudah larut malam, Pak. Besok saya ke sini lagi menjemput Mytha." Rio mengayunkan tangan, bersalaman pamit. Pak Yuda tersenyum dan menepuk bahu Rio saat bersalam dengannya. "Iya, Pak. Motor Mytha mogok jadi Rio mengantar Mytha." Mytha sedikit menerangkan alasan Rio besok akan menjemputnya. "O, begitu." Pak Yuda mengangguk-anggukkan kepalanya, tand

  • Lika-liku Jodohku   Mengantar Pulang

    Malam pun hampir larut, Mytha dan Rio pun pamit pulang."Maaf, Bu. Sudah malam, kami pulang dulu, besok ke sini lagi," ucap Mytha sesudah membantu Bu Darmi membereskan dan mencuci piring."Terima kasih, Nak Mytha. Terima kasih sudah membantu urus masalah ini." Tangan Bu Darmi mengelus bahu Mytha."Gak usah bilang begitu, Bu. Uci sudah saya anggap saudara, Ibu pun aku anggap Ibuku sendiri."Aku pamit menemui Uci dulu." Mytha memberi berkata pada Rio yang hendak bersalaman dengan Bu Darmi. Rio pun mengangguk dan Mytha mulai melaju menuju kamar Uci.Uci memang sudah membaik keadaannya, akan tetapi ia sedang ingin sendiri. Mereka pun memakluminya dan tidak memaksa Uci untuk bergabung makan malam bersama.Tok... tok... tok...."Gue masuk ya, Ci." Mytha mulai membuka pintu setelah mengetuk pintu 3kali, walau tak mendapat jawaban Uci dari dalam kamar.Mytha mulai mendekat ke ranjang Uci dan berkata, "Loh, ko belum dimakan?" "Apa mau gue suapin? Hahaha...," ledek Mytha memecah kesunyian. Nam

  • Lika-liku Jodohku   Penjemputan

    Di tempat lain, yakni di kantor tempat Uci bekerja, Doni dijemput oleh dua petugas kepolisian karena laporan Rio, berkaitan kasus permerk*saan terhadap Uci kemarin. Doni bersikap kooperatif, dan sore itu juga langsung digelandang petugas kepolisian untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya. Seperti hal nya Uci, Doni pun mendapat pemeriksaan medis. Dipenghujung senja itu, darah dan urine Doni diambil untuk sampel DNA guna mensinkronkan bukti atas kasus tersebut. Tak lupa juga tubuh Doni difoto oleh petugas, dan memang terdapat beberapa cakaran di punggung Doni. Doni menyadari akan hal itu, wajahnya sontak terkejut dan murung seakan tidak bisa mengelak, ia tengah merasa semua bukti menjurus padanya, dirinya harus bertanggung jawab akan apa yang telah diperbuatnya. Setelah pemeriksaan selesai, Doni meminta izin menghubungi pengacaranya, guna membantu dalam kasusnya. Petugas kepolisian pun mengijinkan, dengan didampingi petugas, Doni mulai menelepon salah satu pengacaranya dengan mengg

  • Lika-liku Jodohku   Melakukan Visum

    Terlihat jendela kamar Uci dari semalam belum dibuka, Mytha mulai membuka tirai berwarna merah muda yang menyelimuti jendela kamar Uci. Sirkulasi udara pun mulai berganti, hawa sejuk mulai memasuki ruangan kamar. Sinar mentari dengan lancangnya langsung menerangi sebagian ruangan. Mytha mulai berbalik badan dan menghampiri Uci, mulai merapikan tatanan rambut sahabatnya yang terlihat acak-acakan, bisa dipastikan dari semalam. Sementara di luar ruangan, Rio dan Bu Darmi sedang berbincang langkah apa yang akan ditempuh untuk menyelesaikan permasalahan yang tengah ditimpa Uci. "Maaf, Bu. Uci dari semalam belum diapa-apain kan? Maksudnya belum mandi atau bersih-bersih badan?" tanya Rio sedikit menyelidik akan keadaan Uci. "Belum, Nak Rio. Ibu tidak berani dan kasihan melihat sikap labil yang sedang Uci," jawab Bu Darmi. "Ibu hanya menemaninya dan menenangkannya hingga Uci tertidur. Jendela kamar pun sengaja tidak Ibu buka, takut Uci histeris." Cerita Bu Darmi sambil menyeka air mata ya

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status