Home / Romansa / Lika-liku Jodohku / Akibat Pengaruh Obat

Share

Akibat Pengaruh Obat

Author: Buah_Kaktus
last update Last Updated: 2021-04-04 14:46:46

Saat Bayu mulai masuk kamar hotel yang telah dipesannya, Devan pun mengikutinya. Bodohnya Bayu tak mengunci dahulu pintu kamarnya, karena kepayahan memapah Mytha ke tempat tidur.

"Bayu, kenapa kamu pengecut tidak berani bertemu ayahku?" oceh Mytha di luar sadarnya. "Kau tau?! Ayahku menjodohkanku dengan pemuda yang tak kukenal," lanjut oceh Mytha.

Bayu tak mendengarkan ocehan Mytha, yang ada dalam benaknya hanyalah ingin memiliki Mytha seutuhnya tapi dengan cara yang salah.

Dalam pikiran Bayu, jikalau dia merenggut kesucian Mytha dan Mytha hamil maka dia tak perlu lagi meminta Mytha kepada bapaknya yang galak itu. Dengan sendirinya Mytha dan ayahnya lah yang bertekuk lutut meminta dirinya menjadi suami Mytha.

"Aku tuh suka kamu sejak SMA, tau! Mengapa kau tak mengerti akan hal itu!" ucap Bayu memandang tubuh Mytha dan mulai menggerayanginya.

Saat Bayu akan memulai aksinya, Devan pun dengan sigap menarik Bayu dan menghadiahkan beberapa pukulan tepat di wajahnya. Karena memang watak Bayu pengecut, dia langsung melarikan diri tanpa membalas pukulan Devan. "Ternyata gue bisa berantem juga," puji Devan pada dirinya.

Melihat hem Mytha terbuka oleh ulah Bayu, Devan hendak mengancingnya kembali. Namun, Mytha menarik tubuh Devan lekat denganya. Mytha yang terpengaruh oleh obat yang diberikan Bayu mulai bersikap liar terhadap Devan.

"Sini Sayang, jangan malu-malu." Mytha mulai merangkul bahu Devan. Mengalungkan tangannya di leher Devan.

"Jangan gitu, aku cowo normal. Takut ada setan lewat bisa berabe," ucap Devan sambil menenangkan, mengguncangkan tubuh Mytha. "Sadar woy, kalo gini terus. Gue juga gak tahaaann," lanjut Devan.

Kini Devan mulai ketempelan setan dan tanpa babibu Devan langsung meny*sor bibir ranum Mytha. Merekapun bertindak lebih jauh dari itu dan mulailah adegan terlarang, saling berc*nta diantara mereka.

Merekapun tertidur karena letihnya berc*nta, terlelap di satu ranjang tanpa satu benang pun di tubuh mereka.

Saat pagi menyapa, Mytha terperanjat dan berteriak histeris. Menyadari badannya polos tanpa memakai busana bahkan pakaian dalam. Ditambah melihat seorang pemuda disampingnya dengan badan yang polos pula.

"Aahhh!" teriak Mytha melihat dirinya satu ranjang dengan Devan tanpa busana.

"Berisik!" ucap Devan masih setengah lelep dalam tidurnya.

"Lo apakan gue?" tanya Mytha sembari mengambil selimut tuk menutupi tubuhnya dan mulai menggoncang-goncangkan Devan agar terbangun.

"Hei, apa yang terjadi semalam!" kesal Mytha lalu menjitak Devan.

"Aawww... Sakit tau!" teriak Devan mulai membuka matanya dan tersadar.

"Tadi malam lo yang minta gitu-gituan sama gue. Kamu yang maksa dan menarikku," lanjut Devan bercerita.

"Gak mungkin!" bantah Mytha.

"He, liat. Ulah liar lo tadi malam." Devan menunjukkan beberapa cupang yang diperbuat Mytha pada tubuhnya.

"Neh, ini juga. Ne ada." menunjukan beberapa cap merah yang menempel pada leher dan dadanya.

Mytha memang menyadari bahwa dirinya telah diperangkap oleh Bayu, tapu tak mengerti mengapa semalam malahan bersama pemuda yang ia tak kenal. Mytha pun menyadari bahwa cap merah itu tak mungkin Devan yang membuatnya sendiri.

"Gak mungkin, sepertinya itu... Itu lipstik, lo jangan coba berbohong." Mytha mendekat dan mencoba menghapus cupang merah itu namun kaki Mytha kesangkut selimut yang membelit tubuhnya dan alhasil Mytha terjatuh di atas tubuh Devan.

"Masih mau lagi? Apa belum puas semalem?" ledek Devan sambil tersenyum genit.

"Ih, ogah!" ucap Mytha langsung beranjak, memunguti pakaiannya dan berlalu menuju kamar mandi.

"Tenang saja, gue akan bertanggung jawab," seru Devan tatkala Mytha berada dalam kamar mandi.

"Bertanggung jawab?" lirih Mytha mendengar perkataan Devan dan mulai menitikkan air mata, menangisi keb*dohannya mengapa menerima ajakan Bayu hingga berakhir seperti ini, serta berbohong pada orang tuanya pula.

"Bu, ayah maafkan Mytha tak patuh terhadap kalian berdua," lanjut Mytha sembari menangis.

"Hey jutek. Jangan lama-lama di kamar mandi, banyak setannya," seru Devan seakan menyuruh Mytha keluar dari balik pintu kamar mandi.

Setelah pintu kamar mandi dibukanya, tanpa pamit Mytha langsung berlalu dari hadapan Devan. Devan hanya memandang Mytha yang tengah berlalu ke luar dari kamar.

Di salah satu sudut koridor hotel Mytha berhenti sejenak, menghapus air mata yang membasahi pipinya dan mulai pura-pura berwajah datar untuk menyembunyikan wajah sendunya.

"Bagaimana bisa gue tidur dengan cowo yang gue aja kaga kenal! B*gonya gue!" Mytha merutuki dirinya.

"Sekarang apa yang harus gue perbuat? Aahhh...." Mytha mengumpat pada dirinya seraya menghentakkan kakinya ke lantai melepaskan emosinya. Kini kakinya mulai melangkah ke luar hotel dengan wajah yang tertunduk, seakan ingin menyembunyikan wajahnya yang kini sedang dirundung masalah besar.

To be continue,

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Lika-liku Jodohku   Salah Mengartikan

    Sepasang paruh baya tengah bercengkrama di ruang keluarga, sesekali Pak Yuda membolak-balik korannya, entah berita apa lagi yang ingin dibacanya. Terdapat beberapa potongan kue lapis, berwarna hijau berseling putih yang bersanding dengan beberapa buah onde-onde kacang hijau beralaskan piring di atas meja sebagai peneman kopi tubruk kegemaran Pak Yuda. Ia seakan sudah candu dengan kopi tubruk buatan istrinya. "Wa'alailumsalam," jawab Bu Tari dan Pak Yuda hampir bebarengan menjawab salam dari anak gadisnya. "Pulang malam lagi, Myth?" tanya Pak Yuda pada putrinya. "Iya, Yah. Tadi mampir ke rumah Uci," jawab Mytha sambil mencium tangan Pak Yuda, bersalaman. "Uci sudah membaik keadaannya, Myth?" tanya Bu Tari baru sempat menengok Uci kemarin. Seakan tak enak, tak ikut serta dalam persidangan Uci karena kondisi Pak Yuda yang belum pulih. Namun, turut prihatin atas kejadian yang menimpa teman anaknya. "Alhamduliah, sudah baikan, Bu," jawab Mytha singkat, kini ganti punggung tangan Bu T

  • Lika-liku Jodohku   Di Kantin Kantor

    "Jadwal sekarang gue apa?" tanya Devan sinis pada Rio, sekertaris pribadinya. Rio yang profesional menjawab dengan tenang pertanyaan bosnya, sebelum masuk ke ruang presdir dan jam kantor belum dimulai, ia memang terlebih dahulu menanyakan Rosi tentang kegiatan kemarin, saat dirinya izin pulang lebih awal dari jam kerja kantor seharusnya. Devan pun kagum akan dedikasi Rio, atas jawaban yang disampaikannya. Namun, dirinya masih kesal akan kejadian kemarin, dan ditambah kejadian pagi ini di tempat parkir. Mobil Avanza biru Rio melintas tepat di sebelah mobil pajero Devan saat lampu merah telah berganti warna di perempatan, ketika mereka hendak pergi ke kantor. Devan yang mengetahui betul mobil Rio terkejut saat melihat Mytha satu mobil bersama Rio, apa lagi dilihatanya mereka sedang bercengkrama sambil tertawa, membuat dirinya semakin naik pitam karena cemburu. Cukup lama Devan memandangi mobil Avanza biru itu hingga mobil Rio melaju jauh, suara klakson kendaraan di belakang membuyar

  • Lika-liku Jodohku   Salah Paham

    Sesampainya di depan rumah Mytha, Pak Yuda tengah berada di teras. Menunggu anak gadisnya, karena sudah larut malam belum pulan tanpa kabar. Dan dengan amarah Pak Yuda bangkit dari duduknya. Namun, saat melihat yang mengantar putrinya adalah Rio, anak dari sahabatnya, emosinya pun berbalik 180 derajat. Gembira dan langsung menyambut Rio. "Loh, Nak Rio. Terima kasih sudah mengantar Mytha," Ucap Pak Yuda setelah Rio berada persis di hadapannya. Rio pun tersenyum dan mengulurkan tangannya, akan bersalaman. Seusai bersalaman, Rio langsung pamit pada Pak Yuda. Namun, Pak Yuda ingin menahan dengan berkata, "Loh ko buru-buru. Ayo masuk dulu." "Sudah larut malam, Pak. Besok saya ke sini lagi menjemput Mytha." Rio mengayunkan tangan, bersalaman pamit. Pak Yuda tersenyum dan menepuk bahu Rio saat bersalam dengannya. "Iya, Pak. Motor Mytha mogok jadi Rio mengantar Mytha." Mytha sedikit menerangkan alasan Rio besok akan menjemputnya. "O, begitu." Pak Yuda mengangguk-anggukkan kepalanya, tand

  • Lika-liku Jodohku   Mengantar Pulang

    Malam pun hampir larut, Mytha dan Rio pun pamit pulang."Maaf, Bu. Sudah malam, kami pulang dulu, besok ke sini lagi," ucap Mytha sesudah membantu Bu Darmi membereskan dan mencuci piring."Terima kasih, Nak Mytha. Terima kasih sudah membantu urus masalah ini." Tangan Bu Darmi mengelus bahu Mytha."Gak usah bilang begitu, Bu. Uci sudah saya anggap saudara, Ibu pun aku anggap Ibuku sendiri."Aku pamit menemui Uci dulu." Mytha memberi berkata pada Rio yang hendak bersalaman dengan Bu Darmi. Rio pun mengangguk dan Mytha mulai melaju menuju kamar Uci.Uci memang sudah membaik keadaannya, akan tetapi ia sedang ingin sendiri. Mereka pun memakluminya dan tidak memaksa Uci untuk bergabung makan malam bersama.Tok... tok... tok...."Gue masuk ya, Ci." Mytha mulai membuka pintu setelah mengetuk pintu 3kali, walau tak mendapat jawaban Uci dari dalam kamar.Mytha mulai mendekat ke ranjang Uci dan berkata, "Loh, ko belum dimakan?" "Apa mau gue suapin? Hahaha...," ledek Mytha memecah kesunyian. Nam

  • Lika-liku Jodohku   Penjemputan

    Di tempat lain, yakni di kantor tempat Uci bekerja, Doni dijemput oleh dua petugas kepolisian karena laporan Rio, berkaitan kasus permerk*saan terhadap Uci kemarin. Doni bersikap kooperatif, dan sore itu juga langsung digelandang petugas kepolisian untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya. Seperti hal nya Uci, Doni pun mendapat pemeriksaan medis. Dipenghujung senja itu, darah dan urine Doni diambil untuk sampel DNA guna mensinkronkan bukti atas kasus tersebut. Tak lupa juga tubuh Doni difoto oleh petugas, dan memang terdapat beberapa cakaran di punggung Doni. Doni menyadari akan hal itu, wajahnya sontak terkejut dan murung seakan tidak bisa mengelak, ia tengah merasa semua bukti menjurus padanya, dirinya harus bertanggung jawab akan apa yang telah diperbuatnya. Setelah pemeriksaan selesai, Doni meminta izin menghubungi pengacaranya, guna membantu dalam kasusnya. Petugas kepolisian pun mengijinkan, dengan didampingi petugas, Doni mulai menelepon salah satu pengacaranya dengan mengg

  • Lika-liku Jodohku   Melakukan Visum

    Terlihat jendela kamar Uci dari semalam belum dibuka, Mytha mulai membuka tirai berwarna merah muda yang menyelimuti jendela kamar Uci. Sirkulasi udara pun mulai berganti, hawa sejuk mulai memasuki ruangan kamar. Sinar mentari dengan lancangnya langsung menerangi sebagian ruangan. Mytha mulai berbalik badan dan menghampiri Uci, mulai merapikan tatanan rambut sahabatnya yang terlihat acak-acakan, bisa dipastikan dari semalam. Sementara di luar ruangan, Rio dan Bu Darmi sedang berbincang langkah apa yang akan ditempuh untuk menyelesaikan permasalahan yang tengah ditimpa Uci. "Maaf, Bu. Uci dari semalam belum diapa-apain kan? Maksudnya belum mandi atau bersih-bersih badan?" tanya Rio sedikit menyelidik akan keadaan Uci. "Belum, Nak Rio. Ibu tidak berani dan kasihan melihat sikap labil yang sedang Uci," jawab Bu Darmi. "Ibu hanya menemaninya dan menenangkannya hingga Uci tertidur. Jendela kamar pun sengaja tidak Ibu buka, takut Uci histeris." Cerita Bu Darmi sambil menyeka air mata ya

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status