Share

Bab IX: Para Iblis Penjaga Malaikat

Bayangan api dari lilin di atas meja menari-nari di bola mata Ayame yang menyorot tajam. Hide baru sadar bahwa dia pernah memandang lama pandangan mata model begitu di hari-hari lalunya. Sakurako memang tak hanya mewarisi sifat keras kepala kedua orang tuanya, tetapi juga sorot mata tajamnya yang mengandung seribu arti.

"Apa kemampuanmu?" Rupanya Ayame masih menunggu jawaban Hina untuk kedelapan kalinya. Nada bicara, gestur badan, dan volume suaranya serupa seperti pada pertanyaan pertama. Tak ada satu penekanan pun.

Tak ingin menerima pertanyaan sama untuk kesembilan kalinya, Hina tergerak untuk membuka mulut, "Kemampuanku," dia menoleh Hide. Kakak seperguruannya itu memberikan anggukan sedikit, petunjuk agar tak perlu takut dengan apapun. "Kemampuanku mungkin seperti yang dikatakan oleh Hide,"

"Apa yang dikatakan Hide?" potong Yukiko, mengantisipasi pertanyaan sama dari Ayame.

"A," Hina menurunkan pandangnya sedikit. Ketakutan sungguh menguasai batin, "aku penyanyang saudara-saud
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status