Share

Bab XXXVII: Khianat

Aku tak sempat bermesraan dengan kesedihan.

Dunia terasa berputar jauh lebih cepat selepas kau pergi.

Berjalan pun terasa berlari. Aku terengah-engah.

Sedangkan berlari? Aku merasa kehilangan dua kaki.

Bukan berarti aku tak berduka. Akan tetapi, air mata ini tak punya waktu untuk menetes.

Angin sudah mengeringkannya sebelum tanganku menyekanya.

Waktu sudah menggerus silam sebelum benak berkompromi pada hati untuk mengenang.

Mungkin ini cara semesta untuk membuatku lupa akan semua kekosongan ini.

Aku yang dulu sungguh berbeda dengan aku yang sekarang.

Aku yang dulu begitu dekat denganmu, sekarang sendirian.

Apakah lebih baik jika aku yang dulu dan aku yang sekarang itu sama?

Yaitu, sama-sama tak merasakan keberadaanmu.

Kalau sudah begitu, air mata pun tak perlu repot-repot menyalahi angin yang mengeringkannya.

Namun, jika memang seperti itu, berarti seumur hidup, aku tak tahu bagaimana rasanya dicintai dan mencintai.

Lebih baik sempat daripada tidak sama sekali.

Aku tak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status